NovelToon NovelToon
Jangan Salahkan Aku Merebut Suamimu

Jangan Salahkan Aku Merebut Suamimu

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Poligami / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Windii Riya FinoLa

Nasyama Khadijah Putri harus menelan pil pahit saat 7 hari sebelum hari Pernikahan nya harus berakhir kandas karena ia mendapati calon suaminya sedang bercinta dengan Noni, sahabatnya di kamar utama yang akan menjadi kamar pengantinnya.

Dan semakin membuat Nasya semakin hancur setelah mengetahui mereka adalah pasangan kekasih sebelum Noni memutuskan menikah dengan Gadhing, lelaki yang masih dicintai Nasya dalam diam.

Hingga akhirnya Nasya memutuskan untuk membalas dendam dan melakukan berbagai cara untuk menjadi istri kedua dari seorang Ahmad Gadhing Athafariz.

Setelah berhasil menjadi istri kedua Gadhing dan hubungan mereka mulai dekat, Cinta mereka di uji karena Noni mengidap kanker serviks.

Noni meminta sesuatu yang sulit untuk dikabulkan Gadhing.

Lalu bagaimana kisah rumah tangga mereka? Sedangkan Gadhing sangat membenci Nasya sebelum menjadi suaminya.

Apakah permintaan Noni?

Lalu bagaimana Jimmy, duda beranak satu yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Nasya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windii Riya FinoLa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. JSAMS

Gadhing melirik ke arah arloji yang melekat pada pergelangan tangan kemudian matanya beralih menatap ke arah pintu masuk ruang kerjanya.

Gadhing melengos. "Setiba sudah giliran waktu ku untuk dia justru tak datang. Kamu memang gadis menyebalkan, keras kepala, dan tukang gombal, Nasyama." gerutu Gadhing karena waktu makan siang sudah tersita satu jam hanya untuk menanti Nasya datang membawa bekal makan siang untuknya.

Gadhing bangkit kemudian berjalan menuju pintu hendak memanggil suster Retno buat membeli makan siang untuknya.

Dahi Gadhing terlihat berkerut ketika suster Retno sudah mendatanginya dalam keadaan tergesa-gesa.

"Ada apa, sus?"

Tangan suster Retno mengudara setara pada dada memberi isyarat pada Gadhing agar menunggu sejenak buat menormalkan pernafasan yang terasa sesak akibat berlari.

"Dok. Ibu Nasya berada di ruang Unit Gawat Darurat," ucap suster Retno setelah merasa sudah tenang.

Mata Gadhing melotot mendengar ucapan suster Retno. Tanpa aba-aba, ia melangkah cepat bahkan berlari menuju ruang Unit Gawat Darurat dimana Nasya berada di dalam sana.

...----------------...

Di dalam ruang Unit Gawat Darurat.

Nasya menelan saliva ketika seorang Dokter hendak membersihkan luka lecet di kedua lututnya.

"Tunggu, Dok. Biar aku saja," pekik Nasya. Bukan tanpa alasan Nasya menolak di sentuh Dokter.

Ia tahu tidak apa-apa disentuh orang yang bukan muhrim ketika dalam keadaan darurat. Tetapi, Nasya takut bila luka nya menjadi perih.

"Tapi, Bu."

Nasya meminta cairan seline pada suster. Saat hendak memberi cairan saline, Gadhing masuk langsung menghampiri Nasya.

"Dokter Gadhing," ucap sang Dokter yang hendak menangani Nasya, Dokter Dika.

"Biar saya yang tangani istri saya," ucapan Gadhing mampu membuat Dokter Dika dan dua orang Suster lain nya tercengang begitu juga dengan Nasya.

Dengan sigap Gadhing mengambil cairan seline dari tangan Nasya lalu membersihkan luka lecet di lutut dan kedua siku tangan sang istri.

Diambil antibiotik lalu dioles kesetiap luka agar membuat luka tetap lembab, sehingga mempercepat penyembuhan serta mencegah infeksi.

Selesai itu, Gadhing menutup setiap luka dengan kasa steril yang lembut. Kemudian diambilnya obat pereda nyeri karena salah satu luka lecet di lutut Nasya sedikit lebih lebar dari pada luka lain nya.

Sesaat hendak menyodorkan obat, Gadhing menatap Nasya yang diam saja sedari tadi. "Jangan melamun," sentil Gadhing pada kening Nasya.

Nasya mengusap bekas sentilan tersebut tanpa berkomentar apapun. Baginya, perlakuan lembut dan pengakuan Gadhing membuat hatinya berbunga-bunga.

"Kenapa bisa diserempet mobil?" tanya Gadhing membuat tubuh Nasya mematung.

Sekelebat kejadian dimana Nasya diserempet mobil dengan sengaja dan ia tahu siapa pelakunya.

Dimas dan Noni.

Beberapa saat lalu, Nasya turun dari taksi tak jauh dari rumah sakit. Sebelum ke Rumah Sakit, ia mampir ke Minimarket sebentar membeli air mineral.

Setiba keluar dari Minimarket, Nasya dengan sengaja di serempet mobil yang ngat diketahuinya.

Bahkan Noni dengan sengaja membuka kaca jendela mobil dan melempar senyum miring pada Nasya yang sudah tersungkur sebelum pada akhirnya orang-orang mengerumuni nya dan mobil Dimas pergi sebelum di tahan warga.

"Hei," cicit Gadhing lagi saat menyadari Nasya melamun kembali.

"Aku yang kurang hati-hati tadi," ucap Nasya berbohong.

"Mas khawatir ya sama aku?" tanya Nasya menggoda Gadhing agar teralih dari pembicaraan tadi.

Gadhing mencebik bibir. "Sembarangan. Aku begini karena gak mau Bunda khawatir sama kamu," sanggah Gadhing.

Nasya cemberut tetapi dalam hati merasa bahagia walau Gadhing mengaku tidak khawatir tetapi ia tak mempermasalahkan hal tersebut.

"Minum dulu obatmu, Nasyama."

"Aku belum makan. Bekal yang ku bawa hancur," Nasya cemberut.

"Mas akan beli makanan dulu. Sementara kamu akan dipindahkan ke kamar rawat inap," tutur Gadhing langsung meninggalkan Nasya yang tengah tersenyum senang.

Hati Nasya tak luput dari gumaman hamdalah. Suster datang memberikan tas miliknya.

Perawat membawanya yang masih terduduk diatas brankar ke kamar rawat inap. Setiba di kamar rawat, Nasya langsung mengambil ponsel lalu menghubungi Joko, orang yang dipercaya mengurus Rumah Makan Cintarasa dan Kafe miliknya.

"Assalamualaikum, Mas Joko."

"Waalaikumsalam, ada apa Sya?"

"Mas. Aku butuh bantuanmu, segera. Tolong periksa rekaman CCTV sekitar depan Rumah Sakit mas Gadhing tepatnya sekitar satu jam lalu saat aku kecelakaan."

"Kamu kecelakaan? kok bisa?"

Nasya mencebik bibir. "Hanya terserempet. Aku tunggu kabar baiknya. Dan tolong jangan kasih tahu Bunda dan Buya."

"Baiklah."

Setelah mengucap salam dan balas salam, Nasya memutuskan sambungan telepon. Ia memanjatkan doa, semoga rekaman CCTV tersebut menampakkan bagaimana kejadian dan menampakkan plat mobil dan wajah Noni saat membuka kaca jendela mobil itu agar memiliki bukti kuat.

Gadhing masuk ke dalam kamar rawat inap Nasya setelah mengucap salam dan dibalas oleh Nasya.

Sama seperti biasa, Gadhing akan memasang wajah datar bila berhadapan dengan Nasya. Dilihatnya hanya ada satu box makanan yang dibawa sang suami. "Mas sudah makan?" tanya Nasya.

"Belum," sahut Gadhing seraya membuka box makanan berisi nasi ayam geprek.

Gadhing menyodorkan sesendok berisi sesuap nasi dan ayam geprek.

Nasya terharu atas perlakuan Gadhing. Sumpah demi apapun, hingga kini ia merasa bagai mimpi dan tak ingin terbangun.

Nasya menerima suapan itu dengan mata yang berkaca-kaca. Ia begitu terharu. "Makasih, mas."

Gadhing menatap Nasya tanpa ekspresi sekejap lalu melanjutkan menyuapi Nasya.

Sebenarnya, ia sangat tahu betapa besar cinta Nasya padanya sedari dulu. Cinta dalam diam. Ya, hanya sekali Nasya memberanikan diri mengungkapkan perasaan itu ketika istri keduanya itu berusia tujuh belas tahun.

"Makasih atas nafkah pertama kali mas beri ke aku. Mas tahu, satu suapan ke istri itu adalah sedekah yang paling besar daripada sedekah pada anak yatim ataupun fakir miskin. Dan semoga menjadi amal jariyah buat, mas."

Sekali lagi Gadhing tertegun atas ucapan Nasya. Ada yang terlupakan hingga kini. Ia lupa memberi nafkah lahir selama dua Minggu ini.

Mengapa Gadhing melupakan kewajiban itu?

Bukankah ia sebelumnya menjadi pria yang bertanggung jawab?

Bahkan hingga kini ia memikirkan bagaimana bersikap adil pada keduanya.

"Makanlah sendiri. Dasar manja," Gadhing menyodorkan box makanan itu pada Nasya.

Nasya cemberut. "Baru juga dipuji," sindir Nasya.

"Mas makan juga," rengek Nasya seraya menyodorkan satu suapan pada Gadhing lalu diterimanya.

Gadhing berdehem. "Aku harus kembali bekerja. Setelah pulang kerja, aku pulang lebih dahulu baru akan kembali kesini."

Nasya mengangguk tapi masih cemberut dan Gadhing menyadari itu. "Ada apa lagi, Nasyama?" tanya Gadhing jengah.

"Kita gak jadi malam pertama, mas. Huwaaaa..."

1
Bunda
jaga mata
Nenie Chusniyah
luar biasa
Bunda
nyimak kak🙏
YuWie
demi menyatukan nasya sama gading..ehhh si bucin pak jimmy di hapuskan... end yg menggelikan.
YuWie
heran kenapa malah nasya dan jimmy yg kena bala terus sih thor... itu gading, dimas, malah santui2 aja yg jahat
YuWie
Luar biasa
sukaenah sukaenah
Ada kalimat
Sebenarnya, bayangan malam tadi masih terngiang dan membuat Nasya memalingkan wajah ....

menurut saya
bayangan itu terbayang, kalau terngiang itu bunyi atau suara
kalau terbayang citraan penglihatan .. mata
kalau terngiang citraan penglihatan .. telinga
Whaty Talle Whaty Talle
mengemis cinta kasihan
Whaty Talle Whaty Talle
nasya..nga punya harga diri..
Nie
God nasya jgn lemah dan kamu jg gading dlu karna noni kamu menceraikan nasya skr gr2 dena ngancam langsung aja nyerah,bicarakan ma nasya gmn baiknya,jd laki jgn plin plan dong
Nie
Kayanya mereka kecelakaan dan jimmy meninggal mungkin ya,terus nasya ma gading balik lg ya
Nie
Apa maksd dr mimpi Sya ya 🤔🤔
Nie
Kalo blm baca cerita Rara ma Qenan pasti aku mikirnya Nasya bakal nikahnya ma Jimmy deh
Dwi Setyaningrum
ya gpp km pensiun dini gadhing tp paling tdk bersihkan nama km dl agar pemecatan yg tdk terhormat itu menjd pengunduran diri hingga dpt pesangon yg bisa utk nambah modal usaha..ya ga Thor🤔
Dwi Setyaningrum
Tiara gmn Thor anaknya Jimmy dg istrinya dulu🤔
Dwi Setyaningrum
ya gt lah gadhing sakit kan hatimu km ga inget wkt km sm Noni yg mestinya wktmu utk Nasya km msh sempat bgtuan sm Noni jd anggap aja apa yg km dgr saat ini ya balasanlah ya walau ga sengaja sih😜😜
Dwi Setyaningrum
rispan kalau km cinta sm Nasya knp ga km lakukan wkt Jimmy ngasi mandat utk menggantikan posisinya utk disamping Nasya itu kan kesempatanmu🤔🙂
Dwi Setyaningrum
bentar Thor itu naik kreta SBY malang atau jakarta malang ya kok smpe 6 jam perjalanan kalau SBY malang naik kreta ya 2 jam lah nyampenya🤔
Siti Romlah
maaf thoor, pernah ku baca di bab awal memang begete tulisannya. bahwa Gading pemilik dan kepala rumah sakit.
sempat terpikir. dia pemilik, dia kepala, dia dokter obgin juga.
maaf kalo ada pembaca yg komen begete thoor.
semangat berkarya thoor
semua komen untuk perbaikan kedepannya. saling memaklumi ja
Siti Romlah
mertua gendeng
anaknya meninggal lah malah menantu fi penjarakan. trus putumu siapa yg ngopeni. dia gak pernah open sama anaknya karena gak setuju dengan menantunya. gak tau kalo anaknya yg akting, sehingga Nasya mundur alon alon pas mulai berjuang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!