NovelToon NovelToon
AMBISI SANG ANTAGONIS

AMBISI SANG ANTAGONIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / One Night Stand / Pelakor / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Angst
Popularitas:117.9k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

Di malam pertunangannya, Sahira memergoki pria yang baru saja menyematkan cincin pada jari manisnya, sedang bercumbu dengan saudara angkatnya.

Melihat fakta menyakitkan itu, tak lantas membuat Sahira meneteskan airmata apalagi menyerang dua insan yang sedang bermesraan di area basement gedung perhotelan.

Sebaliknya, senyum culas tersungging dibibir nya. Ini adalah permulaan menuju pembalasan sesungguhnya yang telah ia rancang belasan tahun lamanya.

Sebenarnya apa yang terjadi? Benarkah sosok Sahira hanyalah wanita lugu, penakut, mudah ditipu, ditindas oleh keluarga angkatnya? Atau, sifatnya itu cuma kedok semata ...?

"Aku Bersumpah! Akan menuntut balas sampai mereka bersujud memohon ampun! Lebih memilih mati daripada hidup seperti di neraka!" ~ Sahira ~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ASA : 23

"Pulanglah, tak baik berhenti ditempat sepi seperti itu! Atau mau dihampiri, Sayang ...?”

Sahira mendengus, memilih tak menanggapi. Melempar ponselnya pada jok penumpang, lalu membuka separuh kaca jendela, mengulurkan tangan kanan dan mengacungkan jari tengahnya. Melalui kaca spion mobilnya, Sahira menatap jengah pada pengendara berhelm full face, yang duduk di atas motor Kawasaki Ninja H2 Carbon, dibandrol dengan harga di atas 500 juta-an.

Si pria terkekeh melihat acungan jari si wanita. “Rasanya ingin sekali ku tarik ginjalmu menggunakan tang, dasar Rubah licik.”

Saat melihat mobil Sahira telah menghilang dari pandangan, si pria misterius itu kembali menghidupkan mesin dan melaju dengan memutar arah.

.

.

Suara gemericik air terdengar di kamar mandi berukuran lumayan luas. Di bawah shower, terduduk tubuh polos yang kulitnya memerah diakibatkan suhu air terlalu panas bagi kulit halusnya.

“Thariq tak boleh menceraikan Arimbi. Belum waktunya bagi wanita laknat itu dicampakkan oleh pria yang sangat digilainya.” Sahira bangkit, mematikan air keran, keluar dari shower box. Tetesan air dari tubuhnya membasahi lantai.

Tanpa mengenakan handuk, Sahira berdiri di cermin buram dikarenakan uap air panas. Ia enggan menghidupkan exhaust fan, sehingga tidak ada kipas yang mengeluarkan udara panas serta lembab.

Lengan kurus itu mengelap embun di cermin, seketika wajahnya terlihat jelas. Cantik, tetapi beraura bengis. Sahira memejamkan mata, sekilas kalimat mujarab langsung bergaung di di otak dan sanubarinya.

“Kau harus hidup layaknya pohon kokoh berakar kuat. Jadilah wanita hebat tak berperasaan! Jangan pernah meragu dalam bertindak. Matikan hati nuranimu! Manfaatkan siapa saja yang sekiranya bisa memuluskan jalanmu! Dunia ini terlalu kejam bagi kaum lemah, terlihat mudah ditindas dan diperdaya.”

Sahira membuka netranya, ada pancaran luka dalam manik hitam legam itu. “Tiga belas tahun, tapi rasanya masih sama menyakitkan nya.”

Saat perasaannya mulai berkecamuk, bergegas dia menyambar jubah mandi dan keluar, mengambil ponsel lalu mengetik pesan.

***

“Keluarlah, Arimbi!”

Brak!

Thariq membanting pintu mobil bagian kemudi, intonasi suaranya berat dengan tatapan mata tajam.

Wanita yang tadi dikuasai emosi, kini terlihat menyesali perbuatan anarkis nya. Arimbi membuka pintu mobil, mengikuti langkah suaminya.

Thariq Alamsyah menekan lift bangunan apartemen, menuju unit di lantai 15. Hunian yang dia beli untuk Arimbi, hadiah ulang tahun wanita itu tepat di usianya 23 tahun.

Saat pintu kotak persegi terbuka, bergegas Thariq masuk yang diikuti Arimbi. Tak ada kata, hanya terdengar helaan napas panjang.

Begitu lift terbuka, Thariq mendorong pelan punggung Arimbi. Meminta sang istri berjalan duluan.

“Buka pintunya!” titahnya datar.

Arimbi menekan nomor pin pintu apartemennya. Thariq lah yang membuka daun pintu sedikit kasar, sampai terhempas lebar.

“Coba kau jelaskan tindakan membabi buta mu tadi? Saya ingin mendengar pembelaan darimu, seperti yang sudah-sudah bila kau berulah, membuat keributan kala mabuk berat di bar diskotik.” Thariq bersedekap tangan, menatap lekat.

Tubuh Arimbi menegang, hatinya dilanda cemas. Tanpa berani menatap suaminya yang berdiri menjulang, ia mencoba bertanya dengan nada lirih. “Mengapa harus dia? Apa memang sengaja?”

“Maksud mu?” Thariq memicingkan mata. Ia berdiri dua langkah dari tempat Arimbi duduk di sofa.

“Aku tahu kau tak mencintai ku, maka dari itu mencoba memukul mundur diri ini agar pergi dari kehidupanmu!” sedikit demi sedikit keberanian itu datang lagi.

“Dari mana asalnya analisa tak masuk akal itu, Arimbi?”

“Kalau tidak seperti itu, lantas apa Thariq? Tak mungkin kan bila semua ini terjadi dikarenakan ketidaksengajaan semata?!” Arimbi mulai emosi dia berdiri, menatap berani. “Selama ini kau tak pernah mengenal pelacur itu, lantas_”

"Namanya Sahira! Dia bukan wanita kupu-kupu malam, tak pula murahan. Aku lah yang pertama baginya!”

“Bila tak gampangan apa namanya, hah?! Wanita mahal mana yang sudi membuka paha, kalau tidak memiliki niat terselubung. Sudah dapat dipastikan karena hartamu, Thariq! Kau yang bodoh mudah ditipu. Tak mungkin juga kali pertama baginya, bisa saja dia menjadi penghuni di aplikasi hijau, atau lebih gilanya lagi menjajakan tubuhnya dipinggir jalan! Buka lebar-lebar matamu, Thariq Alamsyah!” Dadanya kembang kempis, emosinya membumbung tinggi.

“Lantas kau sendiri apa Arimbi? Waktu pertama kali aku melakukan hubungan intim denganmu, kau tak lagi suci. Apa bisa ku sebut juga dirimu wanita murahan? Menjajakan diri di pinggir jalan?” Gigi Thariq bergemeletuk. Sebenarnya dia enggan mengulik hal ini, tapi Arimbi yang memulai duluan.

“Aku_aku.” Sejenak Arimbi kehilangan kata, sampai tangannya meremas sandaran sofa. “Saat itu aku mabuk Thariq, keadaan tak berdaya ku dimanfaatkan pria asing. Dia merenggut mahkota ku, lalu begitu saja pergi tanpa meninggalkan jejak.”

“Kalau memang itu alibi mu, tak jauh berbeda dengan Sahira bukan? Saya lah si Brengsek itu! Saya yang merenggut hal berharga miliknya. Bedanya, saya bukan seorang pengecut, setelah menikmati lalu lari dari tanggung jawab.”

Arimbi menatap nanar, hatinya tercubit kala sang suami menyebut saya, bukan lagi aku. Mereka semakin berjarak. “Apa karena dia kau kini begitu dingin, Thariq?”

“Jangan terus-terusan menyalahkan orang lain demi menutupi ketidaksempurnaan serta sikap semena-mena mu, Arimbi! Berapa banyak kesempatan itu sudah saya berikan? Tak sekalipun kau gunakan dengan baik. Selalu menuntut cinta, tapi kau sendiri yang memupuskan nya kala saya berusaha menjadi sosok suami normal seperti pria lainnya.” Thariq menghela napas panjang, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana selutut nya.

“Mungkin ini saatnya saya berlaku sebagaimana mestinya. Tak mungkin terus-terusan menorehkan luka dihatimu, pun tak ada namanya adil bila hati saya mulai condong ke Sahira.”

“Apa? Coba ulangi, Thariq! Jangan bilang kau jatuh hati sama anak pungut itu!” Arimbi menjerit, sungguh dia tak bisa menerima. Kalah dari sosok yang sedari dulu dibencinya.

“Namanya Sahira, apa perlu saya tambahkan Alamsyah di belakang nya. Agar kau mudah menyebutkan namanya?!” percayalah berurusan dengan wanita seperti Arimbi sangat menguras tenaga. Thariq belum sesabar Sahira.

Arimbi bertambah meradang, dia merasa dibuang dan tak diinginkan. “Kau jahat Thariq! Dia hanyalah anak pungut! Asal usulnya pun tak jelas, bisa jadi keturunan pemakai narkoba, penjahat, pembunuh! Sadar Thariq, sadar!”

Sejenak Thariq terdiam, lalu dirinya menatap serius pada wajah berlinang air mata. “Arimbi Wiguna binti Wiguna, saya jatuhkan ta_”

Tiba-tiba ponselnya berbunyi, bukan cuma sekali tapi berkali-kali. Terpaksa Thariq menjeda kalimatnya, mengambil benda tersebut didalam saku celana. Netranya memicing membaca setiap kata, ternyata …?

.

.

Bersambung.

1
narti bintang
Luar biassaaa...karya thor slalu ter the best👍
aryuu
sudah kudugong Sahira ini assuu juga 🤭🤭 dia pukul rata orang baik ,, tulus sama jahat dia perlakuan sama....
lyani
ini org kepercayaan Hira. pemilik Nusantara rupanya meski racikan ttp tangan Hira
Zeliii... S
Apa maksud kata²Thariq ya??? Apa dia tau kalo sahira rubah kecil yg licik... 🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔
SasSya
adistyyyyyy
Kamu bermain di mana ty???
kaya bunglon 🤓
Zeliii... S
para iblis betina sedang menyusun rencana jahat untuk sahira semoga berbalik kepada mereka senjata makan tuan...!!!!!!
Zeliii... S
Makin kesini ceritanya makin seruuu... bikin gak sabar nunggu part selanjutnya... 🤗🤗🤗🤗🤗
SasSya
hooooooo
kaya ada clue
Thoriq sebenarnya sudah tau niat awal Sahira 😃🤔
aryani
curiga ma adysti. Sahira hati² para perusuh akan datang
Nur Hamidah
kryamu selalu di tunggu kak
Secret Admire
apakah Adisty orang yang menjebak Thariq dulu dengan obat perangsang? sepertinya Adisty juga mencintai Thariq 😁
Ayanii Ahyana
adisty kyknya di pihak sahiraaaaa
🌷💚SITI.R💚🌷
Aditya ini mau menjerumuskan kedua dan tr dia yg menari di atas luka
🌷💚SITI.R💚🌷
jangan smp kecewa ya thoriq..klu sahira memanfaatkan kamu
🌷💚SITI.R💚🌷
pinteey sahira ..rencana apa lg yg mau dia llakukan
Aprisya
siap2 aja kamu arimbi kena jebakan badman,,,
imau
si Adisty ini masih abu-abu, sebenarnya dia berada dikubu siapa?
Mommy'ySnowy 💕
adisty antek2 hira ini mh,, ngsih ide smbil lempar bumerang buat àrimbi...
🌷💚SITI.R💚🌷
jd bingung mau dukung sahira tp punya niat ga baik..dukung arimbi tp dia sdh ga baik dr awal..
🌷💚SITI.R💚🌷
ini yg antagonis benar sahira yg punya encana lirik dan kejam..gmn klu thoriq benar² tulus ya sm sahira klu tau sahira memperbaiki dia gmn nasib ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!