Memang semua sudahlah takdir sang ilahi.
Azmia atau biasa di panggil Mia tanpa ada aba-aba tiba-tiba dia harus menggantikan pernikahan Kakaknya dengan terpaksa dia harus menjadi peran pengganti Kakaknya.
Akankah Azmia bahagia dengan pernikahannya dan bisa menjalankan perannya sebagai peran pengganti Kakaknya.
Jangan lupa untuk membaca kisah Azmia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon surya mafaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 13 Kesempatan dalam kesempitan
Sebelum ke rumah utama Alby mengajak Azmia ke salon terlebih dahulu supaya terlihat lebih fresh. Azmia sudah terlihat cantik dengan dress berwarna hitam sedangkan Alby memakai kemeja hitam celana coklat mereka terlihat begitu serasi yang cantik dan tampan.
"Ayo!" Alby membukakan pintu untuk Azmia kini mereka sudah sampai di rumah utama.
Azmia keluar dari mobil. Alby menggandeng tangan Azmia masuk ke dalam rumah. Ini adalah pertama kalinya Azmia menginjakkan kaki di rumah utama.
"Assalamualaikum," ucap Azmia dan Alby
"Wa'alaikumussalam," balas Bunda dan Ayah yang berada di ruang tamu.
"Anak Bunda sudah datang, sini sayang!" Bunda Sofi membawa Azmia duduk di sampingnya.
"Lupa sama anak sendiri," sindir Alby kemudian duduk di sofa dekat Azmia.
"Ha-ha-ha, kalau sama kamu Bunda sudah bosan," ucap Bunda Sofi dengan tertawa.
"Gimana sayang apa Alby memperlakukan kamu dengan baik, kalau dia berbuat nakal biar Bunda jewer kupingnya," ucap Bunda Sofi.
"Alby sudah besar Bunda," balas Alby tak terima jika di perlakukan seperti anak kecil karena kini dia sudah tumbuh dewasa malah sudah jadi kepala keluarga dimana harga dirinya kalau dia di jewer seperti anak kecil di depan Azmia, itu kan sangat memalukan.
"Kalau kamu sudah dewasa berarti kamu bisa jadi imam yang baik untuk istrimu awas jika kamu macam-macam di luar sana, apalagi masih berhubungan dengan perempuan itu," tegas Bunda. Sofi tahu jika anaknya pasti masih berhubungan dengan Elvina karena waktu itu Bunda Sofi tidak sengaja melihat Alby bersama Elvina satu mobil saat berhenti lampu merah. Mobil Bunda Sofi bersebelahan dengan mobil Alby.
'Apa Bunda mengetahuinya,' batin Alby.
"Makanya jangan coba-coba bohongi perempuan karena suatu saat Allah pasti akan mengungkap sebuah kebenaran." Kini Ayah ikut angkat bicara setelah diam beberapa saat.
Bunda dan Ayah Alby sengaja mengundang anak dan menantunya ke rumah sebenarnya bukan hanya sekedar makan malam, tapi karena Bunda ingin membicarakan masalah Alby bersama Elvina. Pastinya sebagai orang tua apalagi bunda juga seorang perempuan dia tahu betul bagaimana rasanya jika di khianati pasangan kita itu pasti sangat sakit. Sebagai orang tua Bunda dan Ayah juga tidak ingin anaknya berbuat dosa dan menyesal di kemudian hari.
Alby diam mencerna setiap ucapan ke dua orang tuanya. Kini dia tak bisa mengelak ketika sudah berhadapan dengan orangtuanya karena pasti Bunda dan Ayah mengetahui semuanya.
"Sayang, kamu nginep kan?" tanya Bunda pada Azmia.
"Mia terserah Mas Alby saja, Bun," jawab Azmia. Dia bingung harus jawab apa. Kalau bilang tidak takut mertuanya tersinggung.
"Alby," panggil Bunda.
"Iya, kita nginep Bunda," balas Alby dengan tersenyum penuh arti. Pikir Alby ini adalah kesempatan emas baginya untuk bisa satu kamar dengan Azmia. Entah kenapa setelah kejadian itu tak bertemu Azmia seminggu membuat Alby tak ingin jauh lagi dari Azmia.
Apa mungkin Alby sudah mulai nyaman dengan keberadaan Azmia yang selalu menemani dan memasak untuknya.
Mendengar jawaban Alby Azmia langsung melotot tak percaya dia pikir Alby akan mengajaknya pulang karena tidak bawa pakaian ganti, tapi ternyata dugaannya salah.
Azmia menatap kearah Alby, tapi Alby pura-pura tidak tahu. Azmia semakin kesal sendiri. Sepertinya Alby benar-benar memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.
"Ayo, kita makan malam sayang." Bunda Sofi menggandeng Azmia ke meja makan.
"Lupa sama suami," sindir Alby.
Namun, dua wanita itu tak menghiraukan ucapan Alby mereka pura-pura tidak mendengar.
"Sudahlah, ayo!" ajak Ayahnya.
Setelah duduk semua di kursi mereka menikmati acara makan malam dengan tenang tanpa ada suara di meja makan hanya terdengar suara sendok dan garpu.
*
*
*
"Kenapa?" tanya Alby yang melihat Azmia hanya berdiri di depan pintu kamar Alby. Ini pertama kali dia masuk ke kamar Alby.
"Masuklah, aku tidak akan menganiaya mu." Alby menarik pelan tangan Azmia agar masuk ke dalam kamarnya.
Azmia hanya bisa pasrah kali ini.
"Kenapa kita tidak pulang, Mia tidak bawa baju ganti." Kini mereka sudah berada di dalam kamar.
"Kasihan Bunda pasti kecewa kalau kita langsung pulang," balas Alby kemudian ia berjalan mengambil pakaian santai untuk dirinya.
Azmia memandangi setiap inci kamar Alby. Kamar yang lumayan luas dua kali kamar dirinya di rumah Pranata.
"Apa kamu tidak ganti pakaian?" tanya Alby saat melihat Azmia masih setia berdiri kini di dekat jendela.
"Kan tadi sudah Mia bilang nggak bawa baju ganti," jawab Azmia.
"Tunggu!" Alby keluar kamar.
'Apa ini saatnya aku harus membuka hatiku untuk Mas Alby,' batin Azmia.
Tak lama Alby kembali. "Nih." Alby memberikan piyama berwarna merah.
"Terima kasih." Azmia mengambil piyama dari tangan Alby kemudian dia berjalan ke ruang ganti.
"Sini." Alby menyuruh Azmia agar duduk di sampingnya.
Azmia dengan ragu-ragu menghampiri Alby duduk di atas kasur sambil menonton acara televisi.
"Kenapa hijabnya tidak di buka." Alby dengan perlahan mengangkat tangannya menyentuh hijab Azmia.
Dan apa yang terjadi? temukan jawabannya di part selanjutnya hehe.
*
*
*
Hallo reader terima kasih yang sudah baca cerita ecek-ecek author ini. Tolong bantu like ya biar author tambah semangat up-nya.
love you all.
Lha kq udah tamat