NovelToon NovelToon
Harga Sebuah Daster

Harga Sebuah Daster

Status: tamat
Genre:Romantis / Spiritual / Patahhati / Duda / Tamat
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: thatya0316

Demi keluarganya dia rela menanggalkan gelar yang diraihnya hingga dia larut dalam statusnya sebagai ibu rumah tangga dengan segala kesibukan mengurus rumah dan dua anak balitanya.

Sampai pada akhirnya pengkhianatan suami dan hinaan yang tiada henti dari mertuanya menyadarkan dia untuk bangkit dan merubah dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon thatya0316, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 Konveksi rumahan

Keesokan harinya, Amanda pergi ke pasar terdekat untuk membeli bahan untuk membuat daster seperti yang diinginkannya. Terpaksa dia membawa kedua anaknya karena Bude Marni sedang tidak ada di rumah. Meski kerepotan dengan menuntun Kia dan menggendong Azka, tapi senyum ceria selalu tersungging di kedua sudut bibirnya.

Setelah mendapatkan kain sesuai keinginannya, Amanda pun sekalian membeli sayur dan lauk untuk stok makanan di rumahnya. Namun, ketika akan pulang ke rumahnya dan menyebrang jalan, Kia tiba-tiba melepaskan pegangannya dan berlari.

"Ayah!!!" teriak Kia.

"Kia, tunggu!" teriak Amanda ikut berlari mengejar anaknya meskipun dia kesusahan dengan barang yang dibawanya ditambah lagi menggendong Azka.

Cekit!

Seseorang yang hampir menabrak Kia langsung mengerem mobilnya dengan mendadak. Dia kaget saat tiba-tiba ada seorang anak kecil melintas di depannya. Dia langsung turun dan melihat keadaan anak kecil itu yang tadi terjatuh di depan mobil.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya laki-laki yang hampir menabrak Kia.

"Kia kenapa kamu lari? Bunda susah ngejar kamu." Amanda panik saat tadi melihat Kia hampir saja tertabrak mobil.

"Kia lihat Ayah, Bun! Tapi ayah gak lihat Kia," ucap Kia sedih karena dia tidak bisa mengejar ayahnya.

Melihat Amanda yang seperti kerepotan di tambah Kia yang hampir tertabrak olehnya, laki-laki yang hampir menabrak Kia pun mengajak mereka untuk ikut ke mobilnya dan akan mengantarkan pulang ke rumah.

"Ayo, Mbak! Ikut ke mobil saya, tidak enak di belakang jadi macet." Tanpa meminta persetujuan, Rama langsung menggendong Kia dan membawanya masuk ke dalam mobil.

"Mas, nanti saya merepotkan." Amanda merasa tidak enak hati karena harus menumpang. Apalagi mobil yang akan ditumpanginya terlihat sangat bagus dan pastinya mahal.

"Tidak apa, Mbak! Mbak duduk di kursi belakang saja, biar gadis cantik ini di depan menemani Om ganteng." Laki-laki yang bernama Rama itu sengaja sedikit bercanda karena melihat wajah tegang Amanda.

Kenapa aku merasa tidak asing dengan wajahnya, apa sebelumnya aku pernah bertemu dengan dia, batin Amanda.

Mau tidak mau, Amanda mengikuti apa yang dikatakan laki-laki itu. Dia ikut masuk ke dalam mobil. Namun, saat Amanda membuka pintu belakang, dia langsung terkejut karena di sana sudah ada seorang lelaki tampan yang dulu pernah jadi idolanya di saat masih kuliah di kota kembang.

Melihat Amanda yang seperti ragu untuk masuk ke dalam, Rama pun langsung buka suara. "Masuk saja, Mbak! Beruang kutub itu sudah jinak, dia tidak akan gigit."

"Rama!" Laki-laki yang di sebut beruang kutub itu bersuara dengan menggeser tempat duduknya.

"Terima kasih!" ucap Amanda kemudian duduk di samping Gilang. Ya, memang dulu semasa Amanda masih kuliah dia begitu mengidolakan sosok Gilang Ramadhan yang selalu terlihat cool dengan segudang prestasi akademik. Apalagi dia pemain basket di kampusnya.

Tak ada percakapan selama perjalanan menuju rumah Amanda, hanya sesekali Rama bertanya tentang arah ke rumah Amanda.

Setelah sampai di rumahnya Amanda langsung turun dan tak lupa mengucapkan terima kasih karena telah mengantarnya.

"Terima kasih Mas Rama, Mas Gilang!" ucap Amanda.

"Sama-sama," sahut Rama. Namun, Gilang diam saja. Dia hanya melihat heran ke arah Amanda.

Kenapa perempuan itu bisa tahu namaku, perasaan aku tidak mengajaknya kenalan, batin Gilang.

...***...

Setelah berkutat dengan pola dan mesin jahit yang lumayan menguras energi dan pikirannya, akhirnya daster idaman Amanda pun sudah jadi. Dia terus membolak-balikkan badannya di depan kaca besar melihat penampilannya yang memakai daster hasil rancangannya sendiri.

Tidak sia-sia dulu ibu mengajariku untuk belajar menjahit. Di saat kepepet seperti ini, ternyata ilmu yang ibu berikan sangat berguna. Terima kasih ibu!

Setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya. Setiap kali dia teringat kedua orang tuanya, Amanda pasti menangis. Dulu dia selalu di sayang oleh kedua orangtuanya. Apalagi Amanda hanya anak tunggal, jadi kasih sayang ibu bapaknya tercurah semua padanya. Namun kini, dia harus berjuang sendiri melawan kerasnya dunia.

Merasa penampilannya sudah rapi, Amanda pun bergegas ke luar rumah untuk membeli bubur kacang ijo yang lewat di depan rumahnya. Terlihat Bude Marni dan Bu Asih sedang mengerumuni Mang Udin penjual bubur kacang. Amanda pun langsung menghampirinya dengan senyum merekah di bibirnya.

"Mang, buburnya tiga dibungkus," ucap Amanda.

"Siap, Neng Manda! Wah si Eneng tampil beda hari ini," puji Udin.

Mendengar apa yang Udin katakan, Bude Marni dan Bu Asih langsung menengok melihat ke arah Amanda. Kedua ibu paruh baya itu terkesima melihat daster yang Amanda pakai. Mereka langsung saja ingin memesan daster yang sama seperti Amanda pakai.

"Manda, Ibu mau daster yang seperti ini. Tapi Ibu minta yang warna coklat ya!" Bu Asih langsung memesan daster pada Amanda.

"Bude juga mau, Manda. Warna hijau lumut sama merah maroon kayaknya bagus," ucap Bude Marni.

Mendengar Bude Marni dan Bu Asih memesan daster pada Amanda, tetangga yang lainnya pun ikut-ikutan memesan daster dengan corak motif dan warna yang mereka tentukan.

"Baik ibu-ibu, insya Allah nanti aku buatkan. Kita di list saja dulu siapa saja yang mau pesan dan ingin motif seperti apa. Aku takut lupa kalau tidak ditulis," ucap Amanda.

Amanda pun langsung pulang dan kembali dengan membawa pulpen dan buku untuk mencatat pesanan dari para tetangga. Satu persatu tetangganya pun ikut menyetor daster pesanannya. Setelah selesai membuat list pesanan, kini janda muda itu mulai menghitung berapa meter kain yang dia butuhkan beserta bahan-bahan lainnya.

"Alhamdulillah banyak yang suka, mungkin besok aku harus belanja ke pasar Cikarang agar banyak pilihan motifnya. Tapi bagaimana dengan Kia dan Azka? Kalau aku membawa keduanya pasti akan sangat repot. Titip Bude Marni saja kali ya," gumam Amanda dengan terus mengotak atik kalkulator untuk menghitung berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk modal awal membuka konveksi rumahan.

Keesokan harinya, Amanda langsung belanja kain yang dibutuhkannya. Dia mengendarai motor sendiri ke pasar yang lebih besar dari pasar yang ada di dekat rumahnya. Untung saja Azka dan Kia mau dititipkan pada Bude Marni sehingga dia bisa lebih leluasa berbelanja.

Setelah mendapatkan apa yang diinginkannya, Amanda pun buru-buru pulang karena khawatir putra bungsunya rewel. Namun, seperti yang mengerti keadaannya ibunya, Azka dan Kia menjadi anak yang anteng saat Amanda tinggal ke pasar.

Berdasarkan pengalaman Amanda yang pernah bekerja di perusahaan konveksi, membuat Amanda tahu teknik membuat baju yang cepat sehingga dia tidak terlalu kesusahan untuk memenuhi pesanan tetangganya. Hanya butuh waktu tiga hari dia menyelesaikan daster pesanan tetangganya.

Selain membuat daster pesanan tetangganya, Amanda pun mencoba untuk menjualnya secara online dan ternyata banyak yang menyukai model daster yang Amanda buat. Apalagi harga yang ditawarkan ramah di kantong ibu rumah tangga.

Alhamdulillah banyak yang pesan, semoga usahaku berkah. Memang benar rejeki Allah yang ngatur, buktinya setelah aku pisah dengan Mas Pandi, alhamdulillah tiap hari masih bisa jajan enak.

...~Bersambung~...

...Dukung terus Author ya kawan! Dengan klik like, comment, vote, rate, gift dan favorite....

...Terima kasih!...

1
Ester Hadasa Ruru
Luar biasa
Diny Julianti (Dy)
kata ny wktu itu pas citra kecelakaan, Raina mau nikah, ko ini malah Raina masih single
Diny Julianti (Dy)
emang enak
Anifa Anifa
kia tuh umur berapa sih tolol banget
Anifa Anifa
nggak nyalahin Amanda sih tapi nyalahin author nya, bodoh banget
IG : @thatya0316: Terima kasih 🫰
total 1 replies
菲菲 Dwi L Arema
Pw nya terkesan oon bin tolol katanya sarjana
Rina Arie
good
Siti Masitah
kan dah cere kok mw di kawini..ktanya sholat...sesat..males baca..
Siti Masitah
preetlah kalian
Siti Masitah
tendang burungnya..di kawini juga mw..dasar botol
Siti Masitah
amanda bacoot
Siti Masitah
bener2 botol..sampe ank sakit..ntar mati baru nyesel
Siti Masitah
ternyata emang amanda botol banget..
Siti Masitah
amanda botol
Cheng Nyo
Luar biasa
Nurul Fatimah
kena karma lhoe nanti
Isranjono Jono
plin plan
Anonymous
lah tolol ni si amanda
Ig_@na4vR27
manda kalo k pasar cikarang mampir ya krumah /Grin/
༺𝑨𝒕𝒉𝒆𝒏𝒂_𝟐𝟓༻: udh ku follow kk
total 5 replies
adelina rossa
salam kenal kak..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!