Dion terpaksa menikahi wanita yang tidak cintainya karena perjodohan yang diatur orang tuanya. Namun kehidupan pernikahannya hancur berantakan dan membuatnya menjadi duda.
Selepas bercerai Dion menemukan wanita yang dicintai dan hendak diajaknya menikah. Namun lagi-lagi dia harus melepaskan wanita yang dicintainya dan menuruti keinginan orang tua menikahi wanita pilihan mereka. Demi menyelamatkan perusahaannya dari kebangkrutan, akhirnya Dion bersedia.
Pernikahan keduanya pun tidak bisa berlangsung lama. Sang istri pergi untuk selamanya setelah memberikan putri cantik untuknya.
Enam tahun menduda, Dion bertemu kembali dengan Raras, wanita yang gagal dinikahinya dulu. Ketika hendak merajut kembali jalinan kasih yang terputus, muncul Kirana di antara mereka. Kirana adalah gadis yang diinginkan Mama Dion menjadi istri ketiga anaknya.
Kepada siapa Dion melabuhkan hatinya? Apakah dia akan mengikuti kata hati menikahi Raras atau kembali mengikuti keinginan orang tua dan menikahi Kirana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tercyduk
Mata Dion membelalak ketika melihat istrinya tengah ditunggangi pria lain. Tubuh keduanya pun polos tanpa sehelai benang pun. Amelia dan kekasihnya yang tengah berada di puncak kenikmatan terkejut dengan kemunculan Dion. Refleks wanita itu mendorong tubuh sang kekasih. Diraihnya asal selimut di atas kasur lalu menutupi tubuh polosnya.
Amarah Dion langsung meledak. Dia memang tidak mencintai Amelia, tapi apa yang sudah dilakukan wanita itu sukses membuat harga dirinya terluka. Amelia berani membawa kekasih gelapnya ke rumah pribadinya dan bercinta di kamar mereka. Dengan langkah panjang, Dion mendekati lelaki itu lalu melayangkan pukulan bertubi ke wajahnya.
"Brengsek! Beraninya kamu meniduri istriku di sini!"
BUGH
BUGH
BUGH
Tiga pukulan beruntun mengenai wajah pria itu. Amelia memekik kencang. Dia segera menghambur pada kekasih gelapnya itu. Melindungi tubuh lelaki yang dicintainya dari amukan Dion.
"Dasar pelac*r!! Bisa-bisanya kamu melakukan ini semua di sini! Brengsek!" maki Dion.
"Dion.. maafkan aku. Aku memang salah, tapi jangan siksa dia."
"Bersiaplah, aku akan melaporkan kalian ke polisi!"
"Tolong jangan lakukan itu, Dion. Aku mohon, orang tuaku pasti akan malu."
"Lepas!!"
Dengan kasar Dion mendorong tubuh Amelia hingga jatuh tersungkur. Kekasih gelapnya langsung menangkap tubuh Amelia. Pria itu juga tidak bisa berbuat banyak. Dia masih merasakan kesakitan di tubuhnya akibat pukulan Dion. Bergegas Dion meninggalkan rumah, pria itu langsung mendatangi ketua RT setempat. Dia meminta beberapa warga membantunya membawa Amelia dan kekasih gelapnya ke kantor polisi.
"Maaf Mas Dion, apa Ibu Amelia membawa pria lagi ke rumah?" tanya Pak RT hati-hati.
"Bapak tahu soal itu?"
"Sebelumnya saya minta maaf karena tidak melaporkannya pada Mas Dion. Waktu itu baru praduga saja dan saya tidak punya bukti apa-apa. Bu Amelia bilang kalau lelaki itu adalah teknisi yang membenarkan perangkat elektronik di rumah."
"Tolong bantu saya saja, membawa mereka ke kantor polisi."
Singkat cerita, mereka akhirnya berada di kantor polisi. Dion langsung melaporkan sang istri yang sudah melakukan perzinahan. Beberapa tetangga juga menjadi saksi kalau pernah melihat kekasih gelap Amelia beberapa kali mendatangi rumah Dion. Kesaksian penting datang dari Bi Sumi. Wanita itu yang melihat langsung perzinahan antara Amelia dengan kekasih gelapnya. Dengan adanya laporan tersebut, Amelia dan kekasih gelapnya langsung dimasukkan ke dalam sel.
***
Mendengar anaknya berada di kantor polisi, kedua orang tua Amelia langsung menuju ke sana. sesampainya di kantor polisi, mereka bertemu dengan Dion yang masih berada di sana. Bukan hanya Dion, tapi kedua orang tua pria itu juga sudah berada di sana. Marina cukup syok mengetahui menantunya memasukkan pria lain ke rumah sang anak. Bukan itu saja, Amelia juga terpergok melakukan hubungan tidak senonoh.
“Keterlaluan kamu, Amel! Aku menyayangi mu seperti anak sendiri. Tapi kamu malah mengkhianati Dion seperti ini!” berang Marina.
“Mbak Rina, aku minta maaf. Anak ku memang bersalah. Tapi bisakah Mbak meminta Dion untuk membebaskannya?”
Ibu dari Amelia memberanikan diri memohon pada Marina. Wanita itu sungguh berharap Dion mau melepaskan putrinya dan menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Namun Marina yang sudah kadung kesal, tidak menggubris permintaan besannya. Menurutnya Amelia sudah melemparkan kotoran ke wajahnya. Dulu dia sempat membanggakan wanita itu, memaksa Dion untuk meninggalkan Nilan. Namun ternyata hanya pengkhianatan yang didapat oleh anaknya.
Tak mau menyerah, Ibu dari Amelia terus meminta pada Marina untuk membujuk Dion membebaskan anaknya. Kalau sampai berita itu terdengar ke media, maka kondisi perusahaannya yang sudah berada di ujung tanduk akan semakin terpuruk.
“Kamu pikir hanya reputasi keluarga mu saja yang tercoreng? Bagaimana dengan anak ku? Keluarga ku dan perusahaan ku?”
“Aku mohon.”
“Baiklah, aku akan mencabut laporan ku. Tapi Amel tidak boleh menginjakkan kakinya di rumah ku lagi. Aku juga sudah menalaknya. Sebaiknya dia segera bekerja sama mengurus perceraian kami agar prosesnya berjalan cepat.”
Dion yang tanpa sengaja mendengar pembicaraan Ibunya dengan Ibu Amelia langsung menimbrung. Setelah menimbang dengan matang, dia memilih mencabut laporan. Masalah akan diselesaikan secara kekeluargaan. Dion melakukan ini bukan untuk memenuhi keinginan mertuanya, tapi jangan sampai kabar ini tersiar keluar. Pria itu takut kalau akan berdampak buruk pada perusahaan.
“Terima kasih, Dion.”
Selesai mencabut laporannya, Amelia segera dibebaskan, begitu juga dengan pria yang tadi bersamanya. Wanita itu segera menemui Dion. Dengan sejuta perasaan malu, Amelia mendekati Dion.
“Aku menalak mu. Besok pengacara ku akan mengurus dokumen perceraian secara resmi. Lebih baik kita tidak bertemu lagi. Kamu bebas ingin bersama siapa.”
Tanpa menunggu jawaban dari Amelia, Dion segera meninggalkan kantor polisi tersebut. Bergegas Marina dan Pahlevi menyusul anaknya. Malam ini Dion memutuskan tidur di rumah orang tuanya. Dia tidak sudi tidur di kamar yang sudah menjadi tempat percintaan Amelia dengan lelaki lain. Pria itu juga berencana merenovasi kamar tidurnya. Kamar akan diperbesar dengan menambahkan walk in closet di dalamnya. Ranjang dan meja rias akan diganti, sementara lemari diberikan pada asisten rumah tangganya. Dion ingin nuansa kamar baru, yang berbeda saat masih bersama Amelia.
***
Selama menjalani sidang perceraian, Dion tidak pernah hadir di pengadilan. Pria itu hanya diwakili pengacaranya saja. Dia berkonsentrasi melakukan pertemuan intensif dengan investor yang diajak bekerja sama mendirikan Blue Living, pusat perbelanjaan yang khusus menawarkan furniture untuk keperluan rumah dan kantor.
Hari ini menjadi hari yang membahagiakan bagi Dion. Bukan hanya sang Hakim sudah mengabulkan gugatan cerainya, tapi di hari yang sama, pria itu juga mendapatkan kepastian dari calon investor. Proyek pembangunan Blue Living akan dimulai. Pria menggaet perusahaan kontruksi ternama dan juga arsitektur terkenal untuk mendesain bangunan mal.
Penandatanganan perjanjian kerjasama selesai dilakukan. Seminggu lagi proyek akan dimulai. Tanah yang akan dibangun mal sudah diselesaikan pembayarannya. Dion membeli gedung bekas pusat perbelanjaan yang sudah terbengkalai. Bangunan akan dihancurkan dan dibangun ulang.
“Selamat ya, Yon,” ujar Raras, teman sekaligus merangkap sebagai asisten Dion.
“Makasih Ras. Untuk merayakannya, gimana kalau kita makan siang di luar?”
“Boleh juga.”
Kedua orang itu bergegas meninggalkan gedung kantor. Mereka akan menuju restoran untuk makan siang bersama. Setelah Raras mengenakan sabuk pengamannya, Dion segera menjalankan kendaraan. Sepanjang perjalanan Raras tak henti menyunggingkan senyuman. Selain senang karena proyek besar mereka akan dimulai, wanita itu juga bahagia karena putusan sidang cerai Dion sudah keluar.
Sejak awal berjumpa dengan Dion, Raras memang sudah menaruh hati pada pria itu. Namun saat itu Dion masih berstatus suami orang. Karenanya dia menahan diri. Namun setelah Dion bercerai, timbul keinginannya untuk lebih dekat lagi dengan pria yang duduk di sebelahnya. Entah mengapa dia merasa kalau Dion pun merasakan hal sama dengannya.
“Ras, minggu depan ada undangan dari Pak Rahmat. Dia mau menikahkan anaknya. Kamu kira-kira bisa temani aku, ngga?”
Pertanyaan Dion sukses membuyarkan lamunan Raras. Rahmat adalah salah satu kolega Dion. Mendengar Dion mengajaknya menghadiri pernikahan anak Rahmat, tentu saja membuat Raras senang.
“Memangnya ngga ada yang bisa kamu ajak selain aku?”
“Aku mau ajak siapa? Kamu tahu sendiri kalau aku sudah bercerai dari Amel.”
“Ngga ada yang lagi dekat sama kamu gitu?”
“Ada, kamu orangnya.”
Jangan ditanya bagaimana perasaan Raras saat ini. Harapannya semakin tinggi bisa bersama dengan Dion. Tanpa wanita itu tahu, sebenarnya Dion sudah mulai tertarik pada Raras. Namun dia masih menahan diri karena statusnya yang masih menikah. Tapi setelah bercerai, dia bisa mengekspresikan perasaannya lebih bebas. Semoga saja jalannya bersama dengan Raras tidak menemui halangan berarti.
***
Jodohnya Dion kah Raras ini?🤔
Marahlah Raras kepada Susi yang merasa dia yang memperkerjakan Susi.
Ketika Raras bilang mau memecat Susi, Letisha sudah berdiri di belakang Susi dan berkata - kamu tidak berhak memecat pegawai di rumah ini.
Malu dong harusnya Raras dengan Letisha berkata begitu.