Gavin Wiliam Pranaja seorang dokter tampan yang terpaksa menerima perjodohan dari kedua orangtuanya karena ancaman yang di dapatkannya.
Ancaman untuk mencoreng nama nya sebagai salah satu pewaris keluarga Pranaja, bukan masalah gila harta, tetapi Rumah sakit menjadi salah satu aset yang tertera dalam hak waris. Sebagai seorang yang berjuang, tentu ia tidak akan mau merelakan rumah sakit impiannya begitu saja, terlebih lagi pada sang kakak yang begitu membencinya dan selalu merasa tersaingi.
Perjodohan tak bisa di hindarkan, meskipun gadis yang akan bersanding dengan nya memiliki sifat berbalik dengan sifatnya. Kekanakan dan sangat manja, Gavin membencinya.
Kirana Zahrani, seorang gadis belia yang pasrah di jodohkan dengan seorang dokter tak dikenalnya karena alasan membalas budi baik keluarga Pranaja yang telah membantu operasi sang Papa.
Ejekan dan hinaan di dapatkan Kirana, tetapi ia menanggapinya dengan penuh kesabaran, kesabaran yang berujung perasaan tak di undang untuk satu sama lain. Kelembutan dan ketulusan Kirana membuat hati Gavin menghangat hingga tanpa sadar perasaan itu hadir padanya.
updated pukul 12.00 WIB
Follow Instagram @Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
H-1 pernikahan
Semua persiapan pernikahan telah dilakukan, tidak terasa besok adalah hari pernikahan antara dua orang yang dipaksa menikah dengan tujuan kebahagiaan. Hari ini kedua mempelai sudah melakukan ritual leluhur untuk tidak saling bertemu, atau biasanya disebut dengan pingitan.
Baik Gavin dan Kirana, keduanya tak perlu dipingit pun rasanya sudah enggan bertemu, terlebih lagi Gavin yang masih menolak keras perjodohan ini.
Acara digelar secara tertutup, hanya kerabat dan beberapa teman dekat yang hadir dan itu semua atas permintaan kedua mempelai pastinya. Acara akan di gelar di kediaman keluarga Andrian, meski digelar secara tertutup, tetapi persiapan harus tetap dilakukan dengan matang.
Jika dibawah sedang ada persiapan, dikamar justru ada sosok gadis cantik yang tengah duduk di dekat jendela, menatap rumah-rumah tetangga dengan pikiran yang terbang ke alam lain.
"Lo kenapa mau nikah muda, Ra?" tanya Nia, teman satu-satunya Kirana.
Kirana tertunduk, sesaat ia menarik nafas lalu membuangnya. "Karena gue harus nikah." Jawab Kirana tanpa menatap pada sahabatnya.
"Terus gimana sama cita-cita lo? suami lo pasti gendut, jelek dan botak, 'kan? lo gak takut?" cecar Nia seketika membuat Kirana melongo.
Kirana hampir saja tersedak air liurnya ketika mendengar penuturan sang sahabat tentang calon suaminya, bisa-bisa Nia mengira ia akan menikahi pria tambun padahal kenyataannya sulit untuk dijelaskan.
"Lo liat sendiri aja deh besok gimana suami gue, hati-hati suka!" balas Kirana diakhiri senyum miring.
"Dih, gak akan!" pungkas Nia dengan sudut bibir terangkat menunjukkan senyum jijik nya.
Sementara di tempat lain, rumah keluarga Pranaja. Mama Ayu berusaha mencegah Gavin yang ingin pergi mengingat besok hari pernikahannya dan anak itu justru mau tetap bekerja.
"Ma, pasien aku banyak!" tukas Gavin yang sudah sedikit kesal.
"Gavin! besok kamu nikah, masa mau kerja aja." Balas Mama Ayu tak kalah kesal.
"Biarkan dia, Ma. Dokter sibuk sepertinya pasti sudah ditunggu oleh banyak pasien," sahut Fahri yang sedang santai di ruang tamu.
"Gak bisa gitu, Ri. Besok adikmu ini akan menikah, kamu juga nanti akan seperti ini." Ujar Mama Ayu menjelaskan.
"Ma, aku harus berangkat. Aku janji akan pulang lebih awal!" ucap Gavin memohon.
Mama Ayu menghela nafas, andai saja ada sang suami dirumah ia pasti tak perlu sulit menahan Gavin, tetapi sayang Papa Raden masih bekerja di kantor.
"Ya sudah baiklah, jangan pulang diatas jam 5 sore!" ujar Mama Ayu mengacungkan jari telunjuknya di depan wajah Gavin.
Gavin mengangguk, ia kemudian mencium tangan Mama Ayu kemudian pergi meninggalkan rumah keluarga Pranaja.
Setelah kepergian Gavin, Fahri beranjak dari tempat duduknya, ia menghampiri sang Mama lalu merangkul Mama Ayu.
"Mama, seperti apa gadis yang dijodohkan oleh Gavin?" tanya Fahri penasaran.
Mama Ayu terkekeh. "Kepo ih!" jawab Mama Ayu lalu pergi tanpa memberi jawaban atas pertanyaan putranya.
***
Gavin baru sampai di rumah sakit, sebenarnya memang tidak ada pasien hari ini, tetapi ia ingin pergi untuk sekedar mencari celah tak memusingkan perjodohannya dan pernikahannya besok.
Gavin masih tak menyangka bahwa besok ia akan menikah, bahkan dengan gadis yang tidak dikenal sebelumnya. Sifatnya kekanakan dan selalu membuatnya jengkel.
"Kenapa harus aku!" geram Gavin berdecak sebal.
Tiba-tiba pintu diketuk, Gavin mempersilakan masuk yang ternyata adalah dokter ahli kulit yang selalu mencari dirinya.
"Dokter Manda, ada yang bisa saya bantu?" tanya Gavin dingin.
Manda tersenyum manis. "Tidak Dok, saya hanya ingin bertanya, selama dua hari kemana Anda?" tanya Manda dengan tutur kata dibuat selembut mungkin.
"Maaf, tapi saya tidak bisa menjawab pertanyaan anda." Jawab Gavin membuat oksigen seakan terbatas untuk dihirup Manda.
Wajah Manda pias, ia tersenyum canggung. "A-ahh iya saya lupa jika saya ada pasien, permisi Dok, maaf mengganggu waktunya." Pamit Manda merasa sudah kalah dengan hanya jawaban dari Gavin.
Gavin mengangguk kecil, ia bukan benci pada Manda, tetapi ia hanya tidak suka jika ada yang mencampuri urusan pribadinya apalagi selalu mengikutinya.
Besok dokter paling tampan di rumah sakit akan menikah dan tak ada satupun warga rumah sakit yang mengetahui hal itu karena Gavin yang enggan mempublikasikan soal pernikahannya yang tiba-tiba.
LIKE DAN KOMENNYA 🤗
BERSAMBUNG........................
Terima kasih utk karyanya Kak Author 🙏🏻💐
Sehat2 slalu & semangat utk karya barunya 💪🏻👏🏻