NovelToon NovelToon
Dia Bukan Gadis Biasa

Dia Bukan Gadis Biasa

Status: tamat
Genre:Romantis / Petualangan / Cintamanis / Contest / Balas Dendam / Chicklit / Tamat
Popularitas:605.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lintang Lia Taufik

Tania Wijaya adalah seorang putri kaya raya yang terbuang karena persaingan bisnis sang ayah, harus bangkit belajar beladiri dan melakukan penyamaran menjadi seorang model.


Pertemuan tak sengaja dengan seorang pria keras kepala. Segala cara Tania lakukan demi menghindari pria itu. Namun, takdir berkata lain saat Tania terjebak dalam jeratan cinta yang di rencanakan Milan, kakak dari pria yang dicintainya.


Bagaimana perjalanan hubungan Tania setelah tahu Milan memiliki tunangan? Ikuti terus keseruan kisahnya.



***

Noted: Novel ini mengandung unsur beladiri/ Action yang tidak cocok untuk di bawah umur. Harap bijak memilih bacaan. Novel ini juga hanya tulisan fiksi pengarang. So harap berkomentar sopan ya reader yang budiman.


Novel ini sedang tahap revisi. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lintang Lia Taufik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Makin Cinta

🌟 VOTE, LOVE, RATE, DAN LIKE 🌟

Tania hampir tak bernapas melihat kehadiran Milan yang secara tiba-tiba. Keduanya saling menatap, sementara Milan terus saja melangkahkan kakinya berjalan mendekati meja makan.

"Hay ... Kak Milan, kenapa lama? Aku lapar menunggu." Wajah Edo nampak berbinar ketika menyapa, sementara Milan justru tersenyum kecut menanggapi.

"Aku sudah datang 'kan? Ayo kita mulai makan malam kita," jawab Milan. Ia terlihat sinis menanggapi ucapan Edo.

Tania hanya diam memaku, ia tidak terkejut dengan sikap Milan. Sebab sebelumnya Milan pernah kasar pada Tania. Hanya saja gadis itu heran karena pria tampan di depannya itu sangat terlihat kurang menghargai adiknya sendiri.

Edo hanya tersenyum tipis, matanya berkaca-kaca. Edo menengadah, berusaha keras menahan bulir bening dari bendungan kelopak matanya tidak mengalir di depan Tania. Sejenak Edo menghela napasnya yang kini perlahan membuat sesak.

Tiba-tiba sentuhan buku jemari tangan Tania, membuatnya tersadar akan kehadiran sosok cantik disampingnya lalu menoleh. Edo tersenyum menatap Tania, yang terlihat menguatkan dari genggaman tangannya.

"Oh ya ... Kak, Milan. Perkenalkan, dia kekasihku. Namanya Tania!" Edo menampakkan senyum lebar dengan bangga. Namun, Milan tersentak mendengar pengakuan Edo.

"Tania," ucapnya, diiringi uluran tangan. Tania menatap tajam, tanpa kedip.

Jantung Milan berdebar kencang, ia mengeratkan genggamannya. Sedikit pun, ia tidak melepaskan tatapan matanya.

"M-milan Mahardika," ucap Milan menyambut uluran tangan Tania hingga tergagap.

Edo yang tersadar, segera memisahkan tangan keduanya sambil berkata, "Ayo, aku lapar menunggu."

Edo mengesah, ia terlihat gelisah mengetahui kakaknya kembali jatuh hati pada wanita pilihannya. Edo takut jika nantinya Tania justru memilih Milan, terlihat jelas guratan kesedihan yang tergambar dalam di wajahnya.

Sementara Raya dan Gerry terlihat kesal dengan sikap Milan. Bagaimana mungkin, ia selalu menyukai apa yang disukai adiknya.

Tak ingin tragedi masa lalu terulang, Raya membuyarkan lamunan Milan yang terus saja menatap. Ia seolah tak bisa berpaling dari paras ayu yang kini berdiri di seberang meja tepat di depannya.

"Ayo kita mulai, Tania suka makan apa?" Raya menyodorkan sebuah piring ke tangan Tania. Milan menyadari hal itu.

"Hmmm ... saya makan salad saja Tante, Tania sedang diet," jawab untuk Tania berusaha ramah.

Milan tersenyum sinis, disertai tatapan tajam lalu menjatuhkan diri ke kursi. Ia meraih segelas air, dengan sekejap ia teguk demi mengurangi kegugupan.

Milan memang sudah jatuh hati pada Tania, sejak pertama kali melihat Tania di koridor hotel tempatnya selama ini tinggal sementara. Ia bahkan tidak menggubris tatapan mata galak Tania, seolah ingin selalu saja menempel tanpa peduli aral melintang.

***

Makan malam berlangsung singkat, dengan suasana yang sepertinya cukup tegang. Tentu saja Tania tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan baik. Ia meraih segelas jus, lalu dengan sengaja juga ia tumpahkan di slim fit jas formal double button milik Edo.

"Aduh ... maaf ya, aku gak sengaja!" Tania terlihat bingung, berusaha mengeringkan pakaian Edo yang terkena tumpahan jus.

"Enggak apa-apa Tania, aku permisi ganti baju dulu. Sebentar lagi aku antar pulang," bisik Edo mendekat ke telinga Tania. Membuat darah Milan mendidih karena cemburu.

Edo meninggalkan tempat melintasi Milan, matanya mengekor melirik Tania yang mengangguk cepat.

"Tania, Tante ... mau lihat Edo sebentar ya," ucap Raya meninggalkan meja makan.

"Ya Tante," jawab Tania cepat, lalu berdiri berjalan ke sisi lain mansion.

Gerry hanya duduk mengabaikan keduanya. Ia mengetahui jika Milan mengikuti langkah Tania. Tetapi, ia begitu mengenal putra sulungnya. Tentu saja Gerry malas berdebat dengan Milan. Ia hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Milan.

Tania mempercepat langkahnya menuju ke lorong sepi, sengaja memancing Milan.

"Tuh, 'kan!" Aku mati aja deh.

Seketika Tania berusaha mengusir kegugupan yang dialaminya. Ia memainkan ponsel pintar yang untungnya tidak ia tinggalkan di clutch bag miliknya.

Obrolan dari grup WhatsApp-nya berlangsung seru, pada akhirnya hidupnya dirasa penuh tekanan dan melelahkan. Obrolan dengan teman-teman lama ini membuatnya tersenyum. Bahkan ia menampakkan senyuman yang melengkung indah sempurna di depan Milan tanpa disadari olehnya.

"Apa kita pernah ketemu sebelumnya?" tanya Tania memastikan.

"Ya," balas Milan singkat, tapi faktanya cukup menghancurkan kepercayaan diri Tania.

"Di mana?" tanya Tania, lagi.

"Di sebuah restoran bebek goreng langganan saya, tetapi saya lihat kamu di ruangan dekat koridor hotel yang berdampingan dengan restoran itu. Namanya, hotel Permata. Mungkin kamu ingat, kamu menjatuhkan berkas-berkas milikku di koridor," jelas Milan panjang lebar.

"Oh ... iya, aku ingat. Jadi, nama kamu Milan?" Tania mengalihkan pandangan, ia berusaha menghindari tatapan mata Milan yang membuatnya kesal.

"Tania, kamu cantik sekali malam ini. Bagaimana jika aku yang antar kamu pulang," ajak Milan, berusaha menawarkan diri.

"Tidak, aku sudah janji sama Edo. Dia kekasihku, bukan? Jadi tidak mungkin aku berpaling begitu saja meninggalkan dirinya hanya karena aku bertemu dengan pria baru," desis Tania, ia segera berjalan meninggalkan Milan.

"Hey, beraninya kau meremehkan aku! Tidak ada penolakan untuk Milan Mahardika!" teriak Milan, ia segera menghadang Tania yang baru saja melangkah. Tania diam sejenak, ia terperanjat dengan sikap Milan yang berubah seratus delapan puluh derajat dari sebelumnya.

Tania merasa terpojok, ia menginjak kaki Milan dengan sepatu runcingnya.

"Arrgh ...!" Milan mengerang kesakitan. Dengan cekatan, Milan menarik lengan Tania yang hampir saja pergi meninggalkan dirinya.

"Lepas, kamu tidak tahu malu menggoda pacar adik kamu sendiri!" Tania menatap tajam.

"Akan ada saatnya, kamu menjadi milik saya! Dan ... ketika itu terjadi kamu pasti menyesal sudah menolak seperti ini," ucap Milan, seketika ia menghempaskan tubuh ramping Tania.

Namun, Tania bergegas memperbaiki pijakannya agar tidak terjatuh. Ia mengedarkan pandangannya mencari-cari sosok Edo yang tak kunjung datang.

Tania mengatur napas perlahan, sebelum akhirnya ia menoleh yang justru dikejutkan oleh kecupan pipi singkat oleh Milan, ia tersenyum menyeringai penuh kemenangan. Mata Tania terbelalak karena syok.

"Ini masih awal, aku pasti segera memiliki kamu," ujar Milan melenggang pergi meninggalkan Tania yang masih mematung meraba pipinya yang kini bersemu merah.

Akhirnya air mata wanita yang dipaksa keadaan itu luruh juga. Sementara dari arah berlawanan, terlihat Edo datang mendekat. Menyadari hal itu, Tania seketika menyeka air matanya.

Dari jarak yang begitu dekat, Tania berusaha menampakkan senyum di depan Edo. Meski nyatanya, matanya terlihat sembab disertai pipi dan hidung yang merah merona. Edo mengamati sesaat, ia berusaha menerka-nerka sebab ia sadar baru saja berpapasan dengan Kakaknya.

Bersambung ...

🌟 Terimakasih banyak sudah berkenan mampir membaca karyaku. Semoga kalian juga sudi memberi jempol dan meramaikan kolom komentar ya, biasanya sebelum menulis saya suka baca komentar-komentar lucu dari kalian. Semoga banyak inspirasi. Salam hangat Lintang untuk kalian.

Salam cintaku.

Lintang (Lia Taufik).

1
Nina_Melo
Semangat Kak, jangan berhenti menulis. Tulisanmu bagus
ros
X nk lanjutkan k thor
mahdalena pulungan
ya habis akhirnya/Silent//Silent//Silent/
mahdalena pulungan
terbawa emosi lanjuuuut/Facepalm//Facepalm/
mahdalena pulungan
keren😁😁😁😁🥰🥰🥰🥰
Mhercye DG
thor mana lanjutanx
Mhercye DG
Raffa jangan mati dulu dong thor😢
Rina Yulianti
sayang banget....cerita sebagus ini minim like
Wida Yanti
ceritanya menarik,penuh teka-teki
Lintang Lia Taufik: Terimakasih Kak, silahkan mampir juga di "Bunga Desa Terdampar di Kota & Cinta Tabu" jika berkenan.
total 1 replies
Samantha
Selalu suka karyanya
Teddy
Genre yang beda, tapi tetep seru
Magic Lightning
crazy up
Black Blink
amazing
Eli Supriatna
mau di bawa kemana ini,,,
Yu Fi
rafa ini kyknya kakak kandung edo deh lah tania alat buat ngehancurin milan
Rusie Abdullah Ibu Kidorin
mampir ah ada beladirinya..
Erlinda
Tania kamu kok ceroboh sekali seharus nya dlm kondisi mu yg seperti ini kamu harus bersikap tenang ga perlu sesumbar kamu kan ga tau siapa kawan dan siapa lawan jgn gegabah dong
Ami
up pokoknya up, ga bisa tidur nanti
Ami
up thor
Ami
cemunguth
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!