NovelToon NovelToon
Meant To Be

Meant To Be

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Beda Usia / Keluarga / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

El Gracia Jovanka memang terkenal gila. Di usianya yang masih terbilang muda, ia sudah melanglang buana di dunia malam. Banyak kelab telah dia datangi, untuk sekadar unjuk gigi—meliukkan badan di dance floor demi mendapat applause dari para pengunjung lain.

Moto hidupnya adalah 'I want it, I get it' yang mana hal tersebut membuatnya kerap kali nekat melakukan banyak hal demi mendapatkan apa yang dia inginkan. Dan sejauh ini, dia belum pernah gagal.

Lalu, apa jadinya jika dia tiba-tiba menginginkan Azerya Karelino Gautama, yang hatinya masih tertinggal di masa lalu untuk menjadi pacarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ikut Campur

...Bagian 12:...

...Ikut Campur...

...💫💫💫💫💫...

Berhadapan dengan David setelah sekian lama ternyata tetap menguras energi Jovanka. Jamet kabupaten yang telah menghancurkan kehidupan harmonisnya dengan Mama itu selalu berhasil memporak-porandakan suasana hatinya. Hanya dengan melihat wajahnya saja sudah membuat Jovanka muak. Rasanya ingin dia kerahkan seluruh tenaga, membanting tubuh David ke tanah, menginjak-injaknya tanpa ampun, lalu membuangnya ke tempat pembuangan sampah.

Semua bencana ini bermula saat dia masuk SMA dan Mama memutuskan mendatangkan guru les Bahasa Mandarin ke rumah. Mama bilang lebih efektif belajar privat daripada di akademi bersama belasan anak lain. Dan Jovanka tidak menolak, toh demi kebaikannya, dan alasan yang mamanya berikan juga masuk akal.

Keputusan itu—tadinya—dirasa paling tepat. Sebab sejak kehadiran David, rumah yang mulanya terlalu sunyi karena hanya diisi dua perempuan, terasa lebih hidup. Jovanka si anak tunggal yang sudah delapan tahun menjadi yatim, merasa senang akhirnya kembali memiliki sosok laki-laki di rumah. Dia bisa mengandalkan David untuk banyak hal, bukan sekadar mengajarinya Bahasa Mandarin.

David sering menemaninya nonton, mendengarkan curhatannya tentang sekolah dan teman-teman yang menyebalkan, membantunya membuat keputusan, bahkan beberapa kali membantu mengeluarkan Jovanka dari kebuntuan atas sesuatu. Semua yang David lakukan berarti banyak bagii Jovanka—setidaknya sampai bajingan itu tiba-tiba mengumumkan hubungannya dengan Mama dan memutuskan menikah.

Sejak saat itu, hubungannya dengan Mama memburuk. Jovanka menentang keras, tapi opininya tidak pernah didengar. Mama tetap nekat menikahi pemuda berusia 20-an saat usianya hampir kepala empat. Cibiran dan gunjingan orang-orang tidak digubris. Mama seperti remaja puber baru jatuh cinta, logikanya mati dan menolak saran dari mana pun. Seolah di dunia ini, hanya ada David. Hanya David yang penting, yang lain tak ubahnya angin lalu.

Tapi, bagian terburuknya terjadi justru setelah pernikahan digelar. Sikap manis dan lembut David selama ini ternyata hanya kedok belaka. Topeng yang dikenakannya dengan sempurna, seketika tanggal begitu pernikahan mereka tercatat di data negara. Kemampuannya memanipulasi membuat Jovanka sering bertengkar dengan Mama. Mereka seperti diadu domba, sengaja dibuat tidak akur agar David semakin mudah mengendalikan keadaan.

Cekcok dan adu mulut menjadi hal biasa sejak hari itu. Tidak ada lagi kata sayang saling terucap baik darinya ataupun Mama. Wanita yang dihormati mendadak menjadi orang asing yang tidak lagi Jovanka kenal. Ketegasannya berubah menjadi sikap otoriter yang menyebalkan, sedangkan kasih sayangnya sepenuhnya pudar.

Puncaknya terjadi pada malam perayaan tahun baru. Di saat dia dan Mama biasanya pergi merayakannya di luar, menyantap berbagai makanan enak, saling berbagi cerita perihal satu tahun lagi yang berhasil dilewati, dan diakhiri dengan menonton kembang api, hari itu pertengkaran dengan Mama kembali terjadi. Adu mulut sudah tidak mempan, maka tangan melayang. Untuk pertama kalinya sejak seumur hidup, Mama menamparnya keras, hingga menimbulkan jejak memar.

Memar fisiknya akan hilang dalam beberapa hari, namun memar di hatinya harus Jovanka rasakan sampai mati. Karena itu, di malam pergantian tahun yang seharusnya penuh harap, dia memutuskan untuk pergi dari rumah. Harapan baru untuk hidupnya, ia pikir hanya bisa ditemukan di luar. Sebab kini rumah beserta isinya, sudah berubah menjadi kubangan api neraka.

Kepergiannya juga tidak serta-merta membuat marah Mama reda, justru semakin membara. Disumpahinya Jovanka, dibekali anak gadis satu-satunya dengan doa buruk, semoga ia tak pernah menemukan bahagia. Semoga Jovanka tidak akan pernah merasakan cinta sebesar yang ia pernah berikan. Semoga Jovanka akhirnya menyadari, sejauh mana pun pergi, rumah itu adalah tempatnya kembali.

Barangkali karena doa buruk dan sumpah serapah itu, hidup Jovanka di perantauan tak luput dari kegalauan.

"Ayah, kenapa ajak Penyihir ke sini?!"

Jovanka tersadar dari lamunan, menoleh cepat dengan mata memicing. Suara cempreng Eliana berhasil menariknya kembali ke dunia nyata, menjauhkannya dari kenangan buruk yang sekali lagi nyaris membuatnya tenggelam. Eliana berdiri jauh di seberang, memeluk erat Sarang yang meronta minta dilepaskan. Tatapannya masih antagonis, seperti iblis kecil licik yang sibuk menyusun siasat untuk menyingkirkannya.

"Gimana kalau dia sihir kita semua? Ayah nggak takut?"

Tatapan Jovanka menajam, alisnya terangkat tinggi. "Kalau kamu manggil aku Penyihir terus, aku bakal beneran sihir kamu jadi keset kamar mandi, biar diinjak-injak setiap hari. Mau?!" ancamnya, dengan nada datar namun penuh intimidasi.

"Tuh kan, Ayah! Dia jahat!" Eliana berlari ke sisi Karel, memeluk erat lengannya. Tubuh mungilnya bersembunyi di balik tubuh Karel, menggunakan sang ayah sebagai tameng.

Karel menarik napas dalam sebelum menoleh ke arah Jovanka. Ditatapnya lama wajah sang gadis, hanya untuk merasakan berat di kepala belakangnya. Sungguh, mengapa sejak bertemu Jovanka, hidupnya dipenuhi masalah yang datang silih berganti? Yang satu belum selesai, sudah muncul yang lain lagi. Begitu terus, mungkin sampai nanti Barack Obama dilantik jadi wali kota Solo.

"Siapa cowok tadi?" tanyanya akhirnya. Pertanyaan itu sudah mengendap di tenggorokkannya sejak mereka meninggalkan lobi.

Tadinya Karel tidak ingin ikut campur saat melihat Jovanka berbincang dengan lelaki itu di lobi, tapi begitu terjadi adegan tarik-menarik dan Jovanka terlihat tidak nyaman, dia tidak bisa menahan diri. Naluri protektifnya—yang menyebalkan—menyala otomatis. Mendorong dirinya bertindak impulsif.

Jovanka mendongak cepat, terdiam sejenak, lalu menghela napas pendek. "Suami baru nyokap gue."

"Seburuk apa hubungan kalian?"

Jovanka berdecak keras, mendelik sebal. "Kenapa juga lo harus tahu?"

"Buat cari solusi, dodol!" Sekonyong-konyong Karel memukul dahi Jovanka sampai tubuhnya terhuyung. Pukulannya tidak terlalu keras, hanya Jovanka saja yang memang sedang mudah oleng.

"Jangan pukul-pukul!" protes Jovanka. Tangannya merambat naik, memegang dahinya. Kekesalannya bertambah saat melihat Eliana terkikik geli, tertawa senang melihatnya dianiaya.

Ugh! Dasar iblis kecil licik!

"Nggak perlu ceritain masalahnya secara detail," Karel memberi isyarat pada Eliana untuk menjauh. Anak itu tidak perlu mendengar terlalu banyak masalah orang dewasa. "Cukup kasih tahu gue seberapa buruk hubungan kalian, supaya gue bisa mikirin solusi terbaiknya."

Jovanka menarik napas pelan. "Buruk banget." Kilas balik hubungan buruknya dengan David membuat kepalanya menggeleng cepat. "Tapi nggak perlu khawatir. Dia cuma jamet kabupaten alay yang kena culture shock karena jadi OKB. Dia nggak akan bisa lakuin apa-apa ke gue, aman."

"Tapi, Jov--"

"Ssst..." Jovanka menempelkan jari telunjuk di bibir Karel. "Udah, nggak usah bahas dia lagi, gue muak. Sekarang, mending kita pikirin apa yang mau kita lakuin di hari pertama kita." Kalimat itu diakhiri senyum mencurigakan dan tatapan genit.

Gerak-gerik aneh itu membuat Karel menarik langkah mundur, memasang kuda-kuda untuk mengusir Jovanka. "Hari pertama your ass! Balik ke unit lo sana!" Sia-sia dia khawatir pada gadis gila ini. Seharusnya dia biarkan saja Jovanka memelintir lengan lelaki tadi, atau memiting lehernya, atau menendang selangkangannya.

Seharusnya dia tidak ikut campur!

"Loh, kok gue diusir? Kita harus rayain hari pertama kita jadian, loh."

"Kita nggak jadian!"

"Kok nggak jadian? Lo sendiri tadi yang bilang sama si jamet kalau gue pacar lo? Gimana tuh?"

"Lo nggak ngerti yang namanya sandiwara?"

Jovanka menggeleng polos. "Gue anggap kita beneran jadian." Lantas menyengir kuda.

Bocah edan!

"Stop talking about that shit, pulang sana!"

"Nooo way!"

Adegan dorong-mendorong pun terjadi antara dua anak manusia beda generasi itu. Sementara Eliana terdiam menyaksikan pergulatan mereka dengan tatapan bingung.

"Mereka lagi ngapain sih, Sarang? Adu mantra?"

Bersambung....

1
Zenun
Emak ama baba nya mah nyantuy🤭
Zenun
Udah mulai buka apartemen, nanti buka hati😁
Zenun
Kamu banyak takutnya Karel, mungkin Jovanka mah udah berserah diri😁
Zenun
asam lambungnya kumat
Zenun
Mingkin Jovanka pingsan di dalam
Zenun
Ayah harus minta maaf sama penyihir🤭
Zenun
Ntar kalo Elliana gede, kamu nikahin lagi
nowitsrain: Takut bgtttt
total 3 replies
Zenun
laaa.. kan ada babe Gavin😁
nowitsrain: Ya gapapa
total 1 replies
Zenun
iya betul Rel, harusnya dia anu ya
Zenun
dirimu minta maaf, malah tambah ngambek😁
Zenun
kayanya lebih ke arah ini😁
nowitsrain: Ssssttt tidak boleh suudzon
total 1 replies
Zenun
Coba jangan dipadamin, biar nanti berkobar api asmara
nowitsrain: Gosong, gosong deh tuh semua
total 1 replies
Zenun
Kan ada kamu, Karel🤭
nowitsrain: Harusnya ditinggal aja ya tuh si nakal
total 1 replies
Zenun
iya tu, tanggung jawab laaa
nowitsrain: Karel be like: coy, ini namanya pura-pura coy
total 1 replies
Zenun
Taklukin anaknya dulu coba😁
nowitsrain: Anaknya Masya Allah begitu 😌😌
total 1 replies
Zenun
Minimal move dulu, Karel🤭
nowitsrain: Udah move on tauu
total 1 replies
Zenun
kau harus menyiapkan seribu satu cara, kalau emang mau lanjut ama perasaan itu
nowitsrain: Awww ide bagussss
total 3 replies
Zenun
Dia santuy begitu karena Gavin sama kaya Karel, belum kelar sama masa lalu🏃‍♀️🏃‍♀️
nowitsrain: Stttt 🤫🤫
total 1 replies
Zenun
Kalo diramahin nanti kebawa perasaan😁
nowitsrain: 😌😌😌😌😌
total 1 replies
Zenun
Minta pijit Kalea enak kali ya
Zenun: hehehe
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!