NovelToon NovelToon
Mimpi Aqila

Mimpi Aqila

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda
Popularitas:303
Nilai: 5
Nama Author: Ai_va

" Aku akan membiayai sekolahmu sampai kamu lulus dan jadi sarjana. Tapi kamu harus mau menikah denganku. Dan mengasuh anak-anak ku. Bagaimana?

Aqila menggigit bibir bawahnya. Memikirkan tawaran yang akan diajukan kepadanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ai_va, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lunch

Aqila berlari keluar meninggalkan barang-barangnya. Abizam yang melihat itupun mengambil barang-barang Aqila.

" Kakak kenal sama kakaknya yang tadi?"

" Iya. Dia calon istri saya."

" Calon. Tapi....."

Abizam melepaskan pelukan Risa yang tangannya masih bergelayut di tangan Abizam.

" Maafkan aku Risa. Mau sekeras apapun kamu mencoba mendekatkan diri dengan ku, nyatanya hati ini sudah milik orang lain. Melihat dia menangis hatiku pun juga ikut menangis. Kamu cantik kamu pintar. Kamu juga memiliki karier yang bagus. Pasti banyak lelaki di luar sana yang menyukai mu. Tetapi bukan aku. Hatiku sudah milik gadis kecil itu."

Abizam meninggalkan Risa. Wanita yang selama beberapa hari ini mendekatinya. Abizam dan Risa sudah lama saling kenal. Abizam tahu kalau Risa memiliki perasaan lebih kepadanya. Saat Abizam mendengar ungkapan hati Reza kepada Aqila, Abizam ingin mencoba melepaskan Aqila dan membuka hatinya untuk Risa. Tetapi melihat kesedihan dimata Aqila, membuat Abizam tidak mau memperpanjang lagi hubungannya dengan Risa.

Abizam keluar dari cafe. Mengedarkan pandangannya ke berbagai arah. Hingga dilihatnya sosok mungil yang berjalan gontai menuju ke taman. Aqila duduk disebuah bangku. Air mata masih mengalir di kedua pelupuk matanya. Bahkan Aqila tidak menyadari saat Abizam duduk disebelahnya.

" Ini."

Aqila tersadar dan menghapus air matanya. Abizam mengeluarkan sebuah permen lollipop berwarna hijau dengan rasa melon. Aqila mengambil permen lollipop itu dan kemudian memakannya.

" Masih ingat sama rasanya?"

Aqila menggelengkan kepalanya.

" Dulu, ada gadis kecil yang menyodorkan permen ini kepada ku saat aku belajar merokok. Karena ucapan gadis kecil itu juga aku tersadar dan merasa jalan yang aku tempuh itu salah. Aku terus memikirkannya. Sampai akhirnya aku sadar, aku mencintai gadis kecil yang jadi cinta pertama ku."

Abizam pun membuka bungkusan permen lollipop hijau yang diambil dari sakunya dan memakannya.

" Bertahun-tahun berlalu. Saat aku sedih, saat aku banyak pikiran, aku selalu makan permen lollipop melon ini. Rasanya mengingatkan ku dengan senyuman gadis kecil itu yang menentramkan."

Abizam menatap Aqila yang mendengarkan ceritanya dengan penuh perhatian.

" Aku bertemu dengan gadis kecilku itu lagi. Takdir yang lucu mempertemukan kami. Saat aku hampir saja kehilangan Leon, gadis kecil itu mengantarkan Leon. Saat aku melihatnya dari mobil, aku seakan nggak percaya dengan apa yang aku lihat. Gadis kecil ku itu nggak berubah. Senyumannya masih seperti candu buat ku. Hanya saja badannya nggak sekecil dulu."

Abizam terkekeh dengan leluconnya.

" Hari itu aku mendengar gadis kecilku menolak ungkapan perasaan dari teman sekolahnya. Aku seakan tersadar, aku sudah merenggut masa mudanya. Gadis kecilku yang harusnya mengalami cinta pertamanya. Dia harus aku paksa untuk menikahi ku dengan imbalan aku membiayai sekolahnya sampai lulus. Jahat ya aku? Maka dari itu, aku berusaha untuk tidak menghubunginya selama beberapa waktu. Galau? Pasti. Resah? Pasti. Bahkan melihat status WhatsApp nya yang ada tulisan " online " saja aku sudah merasa bahagia."

Abizam mengambil nafas dalam-dalam. Menjeda ceritanya.

" Kakak nggak mau menahan kamu lebih lama. Kamu bisa bebas mencintai orang yang kamu cintai di masa remaja mu."

Abizam berdiri dari duduknya. Dia hendak meninggalkan Aqila. Tetapi secara tiba-tiba Aqila menarik ujung jas nya.

" Kakak nggak boleh jadi orang yang nggak bertanggung jawab."

" Kakak akan tetap membiayai sekolah kamu sampai selesai. Itu janji kakak."

" Bagaimana dengan hatinya Qila?"

" Maksud kamu?"

" Bagaimana dengan hatinya Qila yang sudah terbiasa dengan kehadiran kakak? Bagaimana dengan hatinya Qila yang merasa sakit saat melihat kakak bergandengan dengan wanita seusia kakak? Qila minder. Qila merasa nggak pantas. Qila menolak Reza bukan karena janji Qila menikah dengan kakak. Tapi karena di hati Qila sudah ada kakak."

Abizam tidak percaya dengan ucapan Aqila. Abizam langsung memeluk Aqila. Aqila pun membalas pelukan Abizam. Abizam menatap wajah Aqila dan ketika akan mencium Aqila, seseorang menegurnya.

" Mas... Mba...."

" Oh.... Eh iya."

" Kalau mau mesra-mesraan jangan disini. Banyak anak kecil. Dilihatin tuh sama bocil-bocil."

Abizam dan Aqila melihat ke beberapa anak kecil yang mengelilingi mereka layaknya menonton acara live.

" Oh maaf bu. Ini kue kamu?"

Abizam menunjukkan bungkusan berisi kue kepada Aqila.

" Buat kakak."

Wajah Aqila masih memerah karena ditegur oleh ibu-ibu tadi.

" Kakak kasihkan ke bocil ini nggak apa-apa ya?"

" Iya kak."

" Nih aku kasih. Cepat pulang sana ya."

Abizam menyerahkan bungkusan berisi kue kepada anak-anak kecil itu.

" Horeeeee.... Nggak sia-sia nonton orang pacaran."

" Apa kubilang. Yok cari orang pacaran lagi."

" Bocah sialan. Jangan sampai Leon seperti itu."

Aqila terkekeh mendengar umpatan Abizam.

" Leon mana kak?"

" Biasa. Kalau weekend kan sama Ryan."

" Oh iya."

" Kita cari makan ya? Kakak lapar."

" Tadi diajak makan sama cewek cantik nggak jadi makan?"

" Kamu cemburu sih."

Abizam mencubit pipi Aqila.

" Habis kakak sih."

" Udah ayo cari makan. Kakak lapar."

" Ayo."

Abizam menggandeng Aqila menuju ke mobil sport. Karena Risa tadi meminta keluar dengan Abizam menggunakan mobil sportnya.

" Qila tuh nggak suka sebenarnya pakai mobil ini."

" Kenapa? Keren ini. Mahal loh. Cewek-cewek biasanya senang kalau naik mobil ini."

" Mobil egois. Bisanya cuma dua orang saja."

" Hahahaa. Iya juga sih. Akan kakak catat kalau Qila nggak suka naik mobil ini. tapi kalau kakak perlu waktu berduaan sama kamu boleh dong naik mobil ini?"

" Kakak ..."

Aqila menutup wajahnya yang memerah karena ucapan Abizam. Abizam terkekeh mendengarnya. Abizam pun melajukan mobilnya ke sebuah restoran dengan harga yang selangit.

" Ini ......"

" Ayo masuk. Leon sama Ryan ada disini juga kok."

" Iya."

Abizam menggandeng tangan Aqila.

" Kak Qilaaaa......"

Abizam dan Aqila menghentikan langkah kakinya dan melihat ke arah suara yang memanggilnya. Dilihatnya Leon yang berlari ke arahnya. Di belakang Leon ada Ryan dan Amanda.

" Loh kok ada Manda?"

" Udah lama nggak lihat Qila sama Om Abi."

" Kok om Ryan sama kamu Man?"

" Kalian punya dendam apa sih sama aku? Kenapa pada manggil aku om, sedangkan sama abi kalian manggilnya kak?"

Abizam menghampiri Ryan dan menepuk pundaknya pelan.

" Ketahuilah kalau wajah kamu sudah kelihatan tua. Ayo Qila kita makan. Leon belum makan juga kan?"

" Belum papi. Tadi di janjikan sama om Ryan jalan-jalan ke mall. Tapi sebelumnya di suruh makan dulu. Muter-muter nggak nemu tempat makan yang pas, akhirnya makan disini juga."

" Kebiasaan om kamu. Ayo kita makan aja."

Abizam masuk ke ruangan private. Ruangan itu cukup luas untuk mereka berlima.

" Ini hanya kita aja kak?"

" Iya. Privasi. Supaya nggak ada yang ganggu. Kamu mau pesan apa?"

Aqila melihat daftar menu yang harganya selangit. Hanya air mineral saja yang mampu di jangkauannya dengan harga dua puluh ribu. Entah air mineral midel apa itu.

" Qila makan apa?"

" Kak..."

" Hmmm.."

Abizam mendekati Aqila. Aqila pun berbisik di telinganya.

" Kita ganti tempat aja kak. Mahal-mahal ini."

Abizam terkekeh mendengar ucapan Aqila.

" Nggak apa-apa sekali-kali. Nanti kapan-kapan kita makan di pinggiran jalan. Oke?"

Aqila pun menganggukkan kepalanya.

" Qila mau makan apa?"

" Hmm pasta aja kak. Qila pengen makan pasta. Mac and cheese aja kak."

" Itu aja?"

" Iya."

" Mau garlic bread?"

" Ntar nyoba punya kakak aja."

Melihat Aqila dan Abizam berbisik-bisik membuat Ryan tergelitik.

" Kami masih disini. Kami bukan makhluk kasat mata."

" Berisik. Udah ini aja ya? Minumnya mau coba milkshake cokelat?"

Aqila menggelengkan kepalanya. Apalagi melihat harganya mencapai lima puluh ribu.

" Nggak apa-apa. Kan mumpung kita ada disini."

" Qila nggak begitu suka minuman manis kak. Qila air mineral aja boleh?"

" Qila nggak suka minuman manis?"

" Qila memang nggak suka minuman manis Om. Teh aja kadang-kadang dia mau minum. Sukanya air putih atau minimal susu dia suka."

" Bagus itu. Leon... Dicontoh kak Qila nya ya. Rajin minum air putih. Jangan seperti om Ryan."

" Siap papi."

" Kok aku?"

" Emang kamu kan dari dulu nggak doyan air putih."

" Zzzzzzzttt."

" Leon mau makan apa?"

" Leon mau makan seperti Kak Qila papi."

" Emang doyan? Keju loh itu."

" Cobain. Pengen coba."

" Coba punya kak Qila dulu aja ya. Nanti kalo suka baru pesan sendiri gimana?"

" Iya deh."

" Jadi pesan minum dulu aja ya?"

" Milkshake cokelat seperti biasa."

" Oke. Manda apa?"

" Steak ini aja deh om. Sekali-kali Manda makan steak. Minumnya sama kayak Leon aja om."

" Oke."

" Aku...."

" Pesan sendiri sana !! "

Abizam menyerahkan buku menu kepada Ryan.

" Pilih kasih kamu Bi."

" Biarin."

Abizam terkekeh melihat Ryan. Tidak menunggu lama pesanan mereka pun akhirnya datang. Ryan meletakkan semua makanan di tengah-tengah mereka.

" Kenapa di taruh disitu sih Yan? Kenapa nggak di kasih langsung ke kita."

" Tunggu dulu. Biar itu bocah ambil gambar dulu baru kita makan."

Ryan menunjuk Amanda dengan dagunya. Sementara Amanda sudah bersiap mengambil gambar makanan dengan handphone nya.

" Emang kalau mau makan harus di foto dulu gitu ya? Kok Qila nggak?"

" Jangan samakan Qila sama Manda om. Qila pendiam nggak seperti Manda. Manda sih masih suka kayak gini. Followers Manda di Instagram aja udah ribuan."

" Kamu kenal semua sama followers kamu?"

" Apa nama Instagram kamu? Biar om follow."

" Widiiiihhh udah punya Instagram kamu Om?"

" Sejak kapan kamu ada Instagram Yan?"

" Baru juga beberapa hari."

" Qila ada Instagram?"

" Ada sih kak. Tapi nggak pernah update. Qila hanya lihat postingan makanan atau berita terkini aja. Kalau Instagram beritanya kan cepat."

" Oh gitu. Nanti kapan-kapan ajari kakak main Instagram ya?"

" Iya kak."

" Leon juga mau."

" Kalau Leon nggak boleh. Lihat Instagram kak Qila sama papi kamu aja ya."

Leon menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Aqila. Abizam tersenyum melihat kedekatan Aqila dan Leon.

" Ini udah boleh di makan belum sih?"

" Bentar om. Dikit lagi."

Mereka masih menunggu Amanda mengambil gambar makanan yang ada di hadapan mereka. Lalu kemudian Aqila mengambil makanannya dan membagi dengan Leon.

" Suka?"

" Kok gini rasanya? "

" Namanya keju ya gini. Doyan nggak? "

" Nggak deh."

Leon terkekeh karena dia tidak menyukai makanan Aqila.

" Papi boleh Leon pesan steak seperti biasa?"

" Boleh. Yan minta tolong pesankan steak seperti biasanya."

" Oke."

" Maaf ya kak Qila. Kak Qila suka?"

" Iya enak. Hehehe."

" Habiskan Qila."

" Iya kak."

1
luisuriel azuara
Bagus banget, semoga mendapat banyak pujian dan dukungan!
Tri Wahyuni: makasih kak 🙏
total 1 replies
María Paula
Characternya bikin terikat! 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!