NovelToon NovelToon
Legenda Shinobi Satu Pukulan

Legenda Shinobi Satu Pukulan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Time Travel / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Daud Nikolas

Di dunia Bintang Biru, setiap manusia akan melalui ritual kebangkitan bakat. Mulai dari peringkat terendah Rank F hingga yang tertinggi Rank SSS, bakat inilah yang menentukan jalan hidup seseorang—apakah menjadi manusia biasa atau pahlawan yang mampu mengguncang alam semesta. Sejak lahir, Ye Chen dianggap tak memiliki masa depan. Bakatnya hanyalah elemen kayu dan aura rubah biasa. Namun, tak seorang pun tahu bahwa rubah di dalam dirinya adalah Rubah Ekor Sepuluh, eksistensi mitos yang melampaui seluruh makhluk sihir. Saat upacara kebangkitan dimulai, seluruh langit bergetar. Ye Chen justru memecahkan batas manusia dan memperoleh bakat misterius: Saitama—Fisik Tak Terbatas, kekuatan tubuh yang berkembang tanpa ujung hingga melampaui segala logika. Namun perjalanan Ye Chen tak sendiri. Kekasih masa kecilnya, seorang gadis berbakat yang selalu berada di sisinya, membangkitkan garis keturunan kuno Uchiha sejak kecil, lengkap dengan mata yang menyala bak api takdir. Tidak hanya itu, dia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daud Nikolas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 12 perkembangan yang hebat,menuju paviliun pemburu

Setahun telah berlalu. Ye Chen berdiri di halaman rumah, tubuhnya memancarkan cahaya keemasan. Di belakang jubahnya terlihat simbol enam jalan, meskipun berbeda dari Naruto — ia tidak memiliki bola pencari kebenaran yang melayang di belakangnya. Namun, jika mau, bola-bola itu bisa ia panggil dari udara tipis.

Ye Chen menghela napas dalam-dalam, merasakan energi spiritual yang mengalir tanpa henti di dalam tubuhnya — bagaikan matahari yang tak pernah padam.

Di sampingnya, Lan Shuang berdiri dengan tenang. Mata kirinya bersinar merah dengan enam tomoi Rinnegan, sementara mata kanannya menunjukkan Sharinggan abadi milik Sasuke. Aura yang terpancar darinya tak kalah hebat dari Ye Chen.

Setelah menelusuri kekuatan mereka, keduanya akhirnya memahami warisan Shinjutsu yang mereka dapatkan. Mereka kini memiliki cadangan energi spiritual di ruang lain — terpisah namun terhubung dengan ruang hampa di tubuh mereka. Saat energi spiritual utama habis, cadangan ini akan otomatis mengisi ulang. Setelah satu tahun, jumlah energi mereka setara dengan matahari dan terus bertambah seiring waktu.

Dengan fisik yang jauh lebih kuat, mereka kini mampu mempertahankan mode Senjutsu dan Rinnegan lebih lama. Kekuatan mereka pun meningkat, melampaui alam pegunungan dan mencapai tingkat alam lautan.

Ye Chen menatap panel fisiknya yang kini menunjukkan:

Kekuatan: 1.000.000

Pertahanan: 1.000.000

Reaksi: 1.000.000

Kecepatan: 1.000.000

Begitu juga dengan Lan Shuang. Kekuatan fisik mereka kini setara dengan jutaan ton, sementara kecepatan mereka telah menembus seribu kali kecepatan suara — setara dengan tingkat kekuatan alam planet.

Di alam pegunungan, batas kecepatan hanya secepat suara. Di alam lautan meningkat sepuluh kali lipat. Namun di alam planet, kecepatannya melonjak seratus kali menjadi seribu kali lipat.

Dengan kekuatan seperti ini, mereka akhirnya bisa mengaktifkan Shinjutsu sepenuhnya.

Lan Shuang menatap Ye Chen yang bersinar dalam mode Six Path. Matanya berkilat lembut.

“Kakak, kamu sangat tampan saat seperti ini,” katanya sambil tersenyum.

Ye Chen hanya memutar matanya. “Kamu ini, suka banget ya ngejailin aku.”

Lan Shuang tertawa pelan. “Tapi emang benar, loh, Kak.”

Ia berputar mengitari Ye Chen, memperhatikan dari segala sisi, lalu mengangguk puas.

Ye Chen terdiam sejenak sebelum membuka telapak tangannya. Sebuah bola hitam muncul, lalu berubah menjadi tongkat panjang.

“Hmm… bola pencari kebenaran. Tapi aneh, kenapa aku cuma bisa memanggilnya manual? Di Naruto, bola-bola ini muncul sendiri di belakang punggung. Apa karena mode Six Path-ku berbeda?” gumamnya sambil berpikir.

Lan Shuang lalu menatapnya dengan ekspresi antusias. “Kak, bagaimana kalau kita pergi ke Paviliun Pemburu Monster?” katanya ringan, sambil menyentuh gagang pedangnya yang tergantung di pinggang. Dengan postur anggun dan tatapan tajam, ia tampak seperti versi perempuan dari Uchiha Sasuke.

“Paviliun Pemburu Monster, ya…” Ye Chen mengulang pelan.

Di bintang biru, paviliun itu adalah kekuatan misterius yang muncul seratus tahun lalu. Mereka menawarkan sistem berburu monster di mana setiap monster yang dibunuh akan memberikan poin, dan poin itu bisa ditukar dengan berbagai harta langka. Paviliun itu kini tersebar di banyak kota besar dan memiliki pengaruh yang luas.

Ye Chen berpikir sejenak lalu tersenyum. “Kebetulan di Kota Sun ada cabangnya. Tapi… kita izin dulu sama Ayah dan Ibu, ya.”

Lan Shuang mengangguk pelan. “Baik, Kak.”

“Emm, kalian mau pergi ke Paviliun Pemburu Monster?”

Lan Batian sedang menonton berita di TV, sementara Xia Yu membuka ponsel dan membaca tentang fashion terbaru.

Mendengar anak-anak mereka ingin pergi ke Paviliun Pemburu Monster, keduanya sempat berpikir sejenak. Mereka tahu betul kekuatan Ye Chen dan Lan Shuang sudah mencapai alam pegunungan—tak ada yang bisa menandingi mereka.

“Baiklah, hati-hati di jalan. Nanti pulang jangan kemalaman, ya,” kata Lan Batian memberi izin.

“Iya, hati-hati,” tambah Xia Yu sambil mengingatkan.

“Baik, Ayah, Ibu.”

Ye Chen menjawab bersemangat, sementara Lan Shuang mengangguk pelan, tampak antusias juga mengikuti Ye Chen.

Mereka berdua pun keluar.

“Apakah tidak apa-apa mereka pergi berdua saja?” tanya Xia Yu dengan nada khawatir, menatap punggung kedua anaknya yang mulai menjauh.

Lan Batian hanya tersenyum kecil. “Heh, jangan khawatir. Dengan kekuatan mereka, bahkan monster level Raja pun tak akan mampu melukai mereka.”

Ye Chen dan Lan Shuang naik bus menuju Paviliun Pemburu Monster. Ini pertama kalinya mereka pergi berdua seperti ini, meski sebenarnya mereka sudah terbiasa bepergian tanpa pengawal.

Di dalam bus, kehadiran mereka langsung menarik perhatian orang-orang.

“Siapa kedua anak itu?” bisik seseorang.

“Tampan dan cantik sekali, dari keluarga mana mereka berasal?”

“Anak laki-laki itu sungguh tampan dan jantan,” seru seorang wanita tak sengaja.

Pria di sampingnya mendengus kesal. “Huh, apa salahnya kau lihat gadis di sebelahnya? Cantiknya seperti peri. Dan dia selalu duduk di samping anak laki-laki itu.”

Ye Chen hanya tersenyum pahit mendengar percakapan mereka. Lan Shuang tetap tanpa ekspresi, duduk diam di sampingnya. Ia sudah terbiasa mendapat tatapan kagum sejak kehidupan sebelumnya.

Setelah perjalanan cukup lama, bus akhirnya berhenti di pusat Kota Sun.

Mereka turun dan menatap bangunan megah di depan mereka.

“Layak disebut Paviliun Misterius,” gumam Ye Chen kagum.

Arsitekturnya megah, dipenuhi ukiran dan hiasan emas. Banyak orang berlalu-lalang, masuk dan keluar dari sana.

Lan Shuang juga menatap dengan ekspresi kagum yang jarang terlihat.

Mereka berdua kemudian melangkah masuk dan menuju meja resepsionis.

“Permisi, ada yang bisa dibantu?” tanya seorang resepsionis wanita dengan pakaian kerja rapi dan penampilan menarik.

Melihat dua anak muda dengan wajah menawan, dia tersenyum kecil dalam hati. Pasangan muda, ya...

Ye Chen membuka suara, “Permisi, kami ingin mendaftar menjadi pemburu.”

“Mendaftar pemburu?” resepsionis itu tampak terkejut, lalu mengambil dua lembar formulir. “Boleh, isi dulu ya. Siapa nama kalian?”

“Ye Chen.”

“Lan Shuang.”

“Umur?”

“Empat belas tahun,” jawab Ye Chen tenang.

“Hah? Empat belas?” resepsionis membelalakkan mata. “Kalian baru membangkitkan bakat kalian, kan? Apa kalian yakin mau daftar jadi pemburu? Biasanya pendaftaran dibuka untuk mereka yang minimal sudah di alam Roda Energi.”

“Gak apa-apa, Kak,” jawab Ye Chen santai.

Resepsionis menatap mereka berdua cukup lama sebelum menghela napas. “Baiklah... kalau begitu. Sekarang sebutkan alam kultivasi kalian.”

Ye Chen dan Lan Shuang saling menatap sebentar, lalu mengangguk.

“Alam Ruang Hampa, Kak,” jawab Ye Chen tenang.

“Apa?”

Suara resepsionis meninggi tanpa sadar, membuat seluruh paviliun terdiam.

“Ruang Hampa?”

Teriakannya bergema, menarik perhatian semua orang di sekitar.

“Alam Ruang Hampa?!”

Beberapa pemburu yang sedang duduk langsung berdiri, menatap mereka dengan ekspresi tercengang.

“Gila... aku baru mencapai alam Roda Energi tingkat tinggi di umur tiga puluh. Mereka berdua baru empat belas dan sudah di Ruang Hampa?” gumam seseorang dengan wajah kaget.

Bisik-bisik mulai terdengar di seluruh ruangan.

Resepsionis cepat-cepat menulis data mereka di formulir lalu menatap Ye Chen dan Lan Shuang dengan penuh hormat.

“Kalian... ayo ikut Kakak ke ruangan dalam,” katanya dengan nada sopan.

Ye Chen dan Lan Shuang menatap satu sama lain, lalu mengangguk dan mengikuti resepsionis itu masuk ke ruangan khusus di dalam Paviliun Pemburu Monster.

1
Daud Nikolas
guyss.izin off ya 5 hari mau persiapan uts bntr aja👍
Kaka Putra
tetap konsisten thor
Kaka Putra
jangan berenti update thor jarang²nih dapet novel menarik,dimari
Daud Nikolas: ok bg aman💪
total 1 replies
Daud Nikolas
ayo guyss baca
Daud Nikolas: jangan lupa like comment dan subrek ya guyss💪
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!