NovelToon NovelToon
Sang Penyelamat

Sang Penyelamat

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyelamat / Dokter Genius
Popularitas:92.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Irsyad mendapat tugas sulit menjadikan Bandung Medical Center sebagai rumah sakit pusat trauma di Bandung Timur.

Kondisi rumah sakit yang nyaris bangkrut, sistem yang carut marut dan kurangnya SDM membuat Irsyad harus berjuang ekstra keras menyelesaikan tugasnya.

Belum lagi dia harus berhadapan dengan Handaru, dokter bedah senior yang pernah memiliki sejarah buruk dengannya.

Bersama dengan Emir, Irsyad menjadi garda terdepan menangani pasien di Instalasi Gawat Darurat.

Terkadang mereka harus memilih, antara nyawa pasien atau tunduk dengan sistem yang bobrok.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesona Maira

"Apa kamu bisa mengantar adik ku pulang?"

Mendengar pertanyaan Irsyad, Reynand seperti mendapat durian runtuh. Pertama, pria itu akhirnya tahu jika Irsyad dan Maira ternyata adalah saudara kandung. Dan yang kedua, dia memiliki kesempatan untuk mengantarkan gadis cantik itu pulang. Sungguh sebuah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan.

"Tentu saja," jawab Reynand cepat sebelum Irsyad berubah pikiran.

"Kamu pulang diantar dokter Reynand."

"Ngga mau. Aku bisa pulang sendiri."

"Jangan ngeyel! Kalau kamu ngga mau pulang diantar dokter Rey, kamu tidur sendirian di rumah Abang!" jawab Irsyad tegas dengan nada penuh penekanan. Mau tidak mau Maira menyetujui apa yang diperintahkan sang Kakak.

Lebih dulu Irsyad menuju loker untuk mengambil kunci mobilnya. Tak lama kemudian dia kembali. Diberikannya kunci mobil pada Reynand.

"Mobil kamu taruh aja di sini. Besok suruh supir ambil mobil kamu atau kamu bisa ambil sendiri."

"Iya, Bang."

"Rey, aku titip Maira. Maaf sudah merepotkan."

"Ngga apa-apa, dok. Santai aja."

Irsyad hanya mengangkat Ibu jarinya. Dengan gerakan kepala Reynand mengajak Maira mengikutinya. Walau enggan akhirnya Maira mau juga pulang diantarkan Reynand. Sebenarnya gadis itu tidak terlalu menyukai Reynand. Adegan ciuman yang dilihatnya di parkiran basement membuatnya menganggap kalau Reynand bukanlah pria baik-baik.

"Rumah mu di daerah mana?"

"Dago atas."

"Oke. Nanti kasih tahu aja jalannya."

Perlahan roda kendaraan milik Irsyad mulai bergerak meninggalkan pelataran parkir BMC. Selama dalam perjalanan, tidak ada pembicaraan sama sekali. Maira lebih sering menolehkan kepalanya ke jendela samping. Sementara Reynand sesekali mencuri pandang pada gadis itu. Jantungnya berdetak tak karuan berada satu mobil bersama Maira. Sungguh gadis itu sudah membuat hati Reynand tak karuan.

Waktu sudah melewati dua puluh menit dan mereka sudah menempuh setengah perjalanan. Saat ini mobil yang dikendarai Reynand sudah memasuki daerah Gasibu. Pria itu menolehkan kepalanya, hendak menanyakan arah pada Maira. Tak disangka gadis itu malah tertidur.

Tak ingin mengganggu Maira yang sedang tidur, Reynand menepikan kendaraannya. Dia mengirimkan pesan pada Irsyad, meminta alamat rumah pria itu. Lima menit kemudian Irsyad membalas pesannya. Reynand kembali menjalankan kendaraan.

Sepuluh menit kemudian kendaraan roda empat tersebut memasuki komplek perumahan di mana Irzal tinggal. Reynand terpaksa harus membuka kaca jendela agar bisa melihat nomor rumah. Akhirnya mobil yang dikendarainya berhenti di depan sebuah rumah besar.

Kebingungan kembali menghinggapi Reynand. Pria itu memilih menunggu sebentar, siapa tahu Maira terbangun dari tidurnya. Lima menit berlalu, namun gadis di sampingnya masih tertidur nyenyak. Akhirnya Reynand memutuskan untuk membangunkannya.

"Mai.. bangun Mai, kita sudah sampai."

Dengan suara yang tidak terlalu keras, Reynand berusaha membangunkan Maira, namun gadis itu bergeming. Pria itu kembali mencoba membangunkan, kali ini dengan menepuk-nepuk pelan lengannya. Namun Maira seolah tidak terusik. Reynand menggaruk kepalanya. Pria itu mengambil ponselnya dan kembali menghubungi Irsyad.

"Halo."

"Halo, dok. Euungg.. ini Mairanya tidur. Dibangunin susah banget."

"Tunggu sebentar. Aku hubungi Ayah ku dulu."

Reynand menyandarkan kepalanya ke sandaran jok, sementara matanya terus memandangi Maira yang masih terlelap. Bahkan dalam keadaan tidur pun gadis di sebelahnya ini masih terlihat cantik. Hijab yang dikenakannya terulur sampai menutupi bagian dada tetap tak mengurangi pesona gadis itu.

Lamunan Reynand buyar ketika mendengar suara pintu pagar terbuka. Buru-buru dia keluar dari mobil ketika melihat seorang pria paruh baya keluar dari balik pagar.

"Assalamualaikum," Reynand mencium punggung tangan Irzal.

"Waalaikumussalam."

"Malam Om, saya Reynand. Saya diminta dokter Irsyad mengantarkan Maira. Tapi Maira nya tidur. Tadi saya bangunin, ngga bangun juga."

Kepala Irzal mengangguk pelan. Anak gadisnya ini memang sulit dibangunkan jika sudah tertidur. Dia mendekati pintu mobil kemudian membukanya. Nampak anak gadis satu-satunya masih tertidur dengan nyenyaknya, tak terusik dengan suara pintu mobil yang terbuka. Irzal hanya menggelengkan kepalanya saja. Dia membuka dulu sabuk pengaman Maira, baru membangunkannya.

"Mai.. bangun sayang."

Masih belum ada reaksi dari Maira. Gadis itu malah merubah posisinya jadi miring ke kanan, sedikit membelakangi Ayahnya.

"Mai.. ayo bangun," Irzal sedikit mengguncang tubuh anaknya.

"Euuungg.. sebentar lagi Ayah, aku masih ngantuk."

PLETAK!

Dengan kesal Irzal menyentil kening anaknya. Reynand yang berdiri tak jauh darinya cukup terkejut melihat apa yang dilakukan Irzal. Namun cara itu ternyata memang ampuh. Sontak Maira langsung membuka matanya seraya mengusap keningnya.

"Ayah..." suara Maira terdengar merajuk.

"Turun.. kamu dari tadi susah banget dibangunin. Reynand mau kembali lagi ke rumah sakit."

Seketika Maira tersadar kalau tadi dia sedang di perjalanan pulang dengan diantar Reynand. Refleks Maira melihat pada dokter residen tersebut. Reynand hanya melemparkan senyumannya. Sambil menahan malu, bergegas Maira turun kemudian masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan apapun pada orang yang sudah mengantarnya.

"Terima kasih Reynand, sudah mengantarkan anak saya."

"Sama-sama Om."

"Kamu bekerja di BMC juga?"

"Iya, Om. Saya masih dokter residen."

"Tahun ke berapa?"

"Tahun ketiga, Om."

"Sebentar lagi jadi dokter spesialis ya. Ambil apa?"

"Internis, Om."

Kepala Irzal mengangguk tanda mengerti. Reynand cukup lega melihat sikap ramah Irzal. Padahal tadinya dia sempat ketar-ketir melihat wajah dingin pria itu.

"Mau masuk dulu?"

"Ngga usah, Om. Saya mau langsung kembali."

"Sekali lagi terima kasih sudah mengantar Maira."

"Sama-sama, Om."

"Hati-hati di jalan."

"Iya, Om. Saya jalan dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Reynand bergegas kembali ke dalam mobil. Irzal masih berada di tempatnya, menunggu pria itu berlalu dengan mobil anak kembarnya. Setelah mobil yang dikemudikan Reynand tidak terlihat lagi, barulah dia masuk ke dalam rumah.

Sepanjang perjalanan kembali ke rumah sakit, wajah Reynand terus menyunggingkan senyuman. Entah mengapa dia begitu bahagia malam ini. Mungkin karena bisa bertemu dengan Maira lagi, bahkan mengantarkan gadis itu pulang ke rumahnya.

Kemudian dia teringat pada Irzal. Sepertinya dia pernah melihat pria itu tapi entah di mana. Wajahnya terlihat familiar, tapi pria itu juga tidak ingat di mana pernah melihatnya.

Hanya sebentar saja pikiran Reynand teralihkan pada Irzal. Sekarang kembali wajah Maira yang terbayang. Reynand menggelengkan kepalanya, mencoba mengusir bayangan Maira yang selalu menarik di pelupuk matanya.

"Sadar Rey, kamu sudah ada Renya."

Mengingat Renya, Reynand justru menghembuskan nafas panjang. Hubungannya dengan kekasih yang sudah dipacarinya sejak dua tahun seakan terombang-ambing tak tentu arah. Pria itu tidak tahu apakah hubungan mereka akan bermuara di pernikahan atau justru berujung pada perpisahan.

Terlalu lama menjalani hubungan LDR, perlahan membuat perasaannya pada Renya mulai memudar. Belum lagi masa depan mereka masih belum nampak hilalnya. Renya selalu mengajak Reynand pindah ke Jakarta, mengikuti dirinya. Namun pria itu sampai sekarang masih belum mau pindah dari kota kelahirannya itu.

Perjalanan Reynand yang dipenuhi dengan pikiran akan Maira dan hubungannya dengan Renya akhirnya berakhir juga ketika roda kendaraan berbelok memasuki pelataran parkir BMC. Setelah memarkirkan kendaraan, pria itu memasuki IGD, hendak mengembalikan kunci mobil pada Irsyad.

"Nay, kamu lihat dokter Irsyad?"

"Sepertinya sedang melihat pasien yang baru selesai dioperasi. Kamu habis mengantarkan gadis tadi?"

"Ya, namanya Maira dan ternyata dia adik dari dokter Irsyad."

"Jangan bilang kamu menyukainya," goda Nayraya.

"Dia punya pesona yang tidak biasa. Aahh.. Nay.. aku sepertinya sudah gila karenanya."

Nayraya hanya tertawa kecil, memperlihatkan deretan gigi putihnya. Baru kali ini dia melihat Reynand bersikap seperti ABG yang sedang terkena panah asmara.

"Bereskan dulu masalah mu dengan Renya."

"Ya kamu benar. Sepertinya saat libur nanti aku akan menemuinya di Jakarta."

"Apa yang mau kamu lakukan? Apa kamu akan meneruskan hubungan atau mengakhirinya?"

"Entahlah Nay. Tapi sepertinya aku akan mengakhirinya."

"Apa karena Maira?"

"Kamu tahu bagaimana hubungan ku dengan Renya. Ini tidak ada ada hubungannya dengan Maira. Tapi mungkin dia yang menjadi pemicu aku mengambil keputusan ini."

"Shalat istikharah saja," Nayraya menepuk lengan Reynand.

Suasana sepi di sekitar rumah sakit seketika terpecahkan ketika terdengar suara ambulans memasuki pelataran rumah sakit kemudian berhenti di depan pintu IGD.

"Apa ada laporan pasien darurat yang masuk?" tanya Reynand sambil berjalan ke dekat pintu masuk.

"Tidak ada."

Dari dalam ambulans, turun dua orang petugas medis menurunkan brankar. Di atas brankar terbaring seorang pria muda.

"Pasien bernama Satria, usia 20 tahun. Sejak siang dia tidur dan tidak bangun-bangun. Orang tuanya menghubungi kami karena khawatir dengan keadaan anaknya," terang petugas ambulans tersebut.

"Bagaimana tanda vitalnya?"

"Pernafasan dangkal, detak jantung lambat, tekanan darah rendah dan kulit lembab."

Sontak Reynand dan Nayraya saling berpandangan. Dengan cepat keduanya membawa pasien bernama Satria itu ke ruang tindakan nomor satu.

***

Waduh kenapa tuh pasien?

1
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
makanya hati" dalam berucap 🤭
Endang 💖
seru Mak,,,
Munas Tuti
jiaaah...Oscar sok baik
@☘𝓡𝓳IႶძiჁმ
calon ulet keket datang 😏... Kamelia apa²an kamu pake ngaku² Irysad miliknya ...dasar gk tau malu....pasti niih orang udah di tolak sama dr Irsyad deh 🤔
@☘𝓡𝓳IႶძiჁმ
ciiihhh mulutmu bisa bilang gitu....
apa katanya gk takut dgn Dadvar....padahal ciut dlm hatinya pasti deh iya takut🫣
@☘𝓡𝓳IႶძiჁმ
jgn liat orang dari umur....tp aura kepemimpinan yg menguar kuat.....tdk seperti dirimu Sensen yg gk ada wibawa /Smug/
@☘𝓡𝓳IႶძiჁმ
ahahahahhaha.... Raya kekihh sana Merry....ya wajarlah dia kekihh ....serasa gk reka calon imannya di perlakukan seperti orang yg telah melakukan kejahadan🤭
@☘𝓡𝓳IႶძiჁმ
tuuh kan mana bisa Irsyad diem bae tanpa ada penelusuran .....dia pasti akan menyelidiki misteri pasiennya /Determined/
@☘𝓡𝓳IႶძiჁმ
orang yg ngoperasi pasti akan hapal pd pasiennya.... makanya Irsyad tau betul tentang Aruna
dewi rofiqoh
Oscar jangan cari muka, yang kamu tangani menyangkut Nyawa orang lain. Jangan main-main
Paula Abdul
hadeuh.... Kamehame ehh....Kamelia kepedean bat dah jadi orang, dikira dokter Irsyad mau sama lo 😏
Paula Abdul
Oscar kenapa mencurigakan ya tindak tanduknya, kek ada rasa yg gimana gitu deh
Dinar Keke
Irsyad lupa ya atau belum sempat ngucapin Terima kasih sama Naraya,, soalnya baru repot, nanti aja ucapan Terima kasihnya diajak makan malam
Dinar Keke
Itu baru Davdar belum biangnya👍👍👍 kasih paham kalau ketrurunan Hikmat dan Ramadan sekali ngomong langsung kayak peluru sesuai dengan tujuannya.
Bagus Davdar biar Sentanu mingkem, baru tau kalau dia bermasalah. Titip salam sama Sentanu, kalau dipulau Rinca butuh CMO kalau dia mau bisa tuh ngatur ngatur komodo, kali aja komodonya manut sama Sentanu😂😂😂
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
seharusnya sih benee y. tapi dia kyknya orgnya terlalu terburu2 dan cepat menarik kesimpulan
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
si dokter baru y? ngejar2 ampe pindah RS
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
berarti si sengkuni jd alarm nya si Handaru dng
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
mamposssshhhhh
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
cuman sebatas itu yg kau tau sengkuni?? kalah dng ama kita2
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
sesama pecundang ketemi, ya beginilah jadinya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!