NovelToon NovelToon
The Unwritten Destiny

The Unwritten Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Dunia Hybrid / Epik Petualangan / Misteri / Action / Fantasi Timur / Romansa Fantasi
Popularitas:728
Nilai: 5
Nama Author: Zan Apexion

KEKUATAN NAGA KENAPA BISA ADA DI TANGAN BOCAH INI? PLOT TWIST-NYA: DIA BISA KUASAI SEMUA ELEMEN!

Bayangin: di dunia Aethoria yang isinya cuma soal kekuatan elemen, ada Vincent Kai, cowok misterius dari Suku Naga, yang diam-diam punya cheat code paling gila. Dia bukan cuma kuat, tapi Juga Overpower—dia bisa ngendaliin semua elemen! Rahasia ini harus dia sembunyikan dalam-dalam biar dunia enggak chaos.

Masalahnya, dunia fantasi mana yang damai terus?

Datanglah Ash Falnes Phoenix, dengan ambisinya yang setinggi langit, ingin membuat Aethoria tunduk di bawah kakinya. Rencana jahat Ash ini jelas mengancam keseimbangan Antara Suku Starlight, Aquaria, Terra, Sylvan, Aeolus, dan lainnya.

Ini bukan lagi sekadar petualangan biasa, ini pertaruhan hidup-mati yang penuh intrik, pengkhianatan, dan epic battle.

Vincent sekarang dihadapkan pada pilihan paling berat: terus hide and seek dengan kekuatannya sambil melihat dunia hancur, atau come out dan terima takdirnya?

Status : Daily Update

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zan Apexion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12: Mewarisi Takdir dan Melampaui Batas

Preview Bab sebelumnya:

Vincent membuka matanya, dan pandangannya langsung tertuju pada sosok yang berdiri di depannya. Sosok itu adalah seorang pria dengan wajah yang tegas dan Matanya tajam seperti bilah pedang. Dan aura yang mengelilinginya terlihat luar biasa, membuat Vincent merasa bahwa pria ini bukan sekadar manusia biasa, melainkan sosok yang hebat.

"Ujian pertama adalah ujian pilihan bagi dirimu, apakah kamu pantas atau tidak, semua itu diserahkan pada kemampuan dan takdir mu!" Nadanya berat, rendah, dan penuh wibawa yang tak terbantahkan.

"Ini barulah permulaan. kau bisa melanjutkan ke ujian kedua." ucap silas

Bab 12: Mewarisi Takdir dan Melampaui Batas

Vincent masih merasa sedikit tidak percaya. Ia tidak tahu apa yang terjadi selama ujian, dan ia tidak tahu mengapa ujian pertama bisa lolos, ia hanya ingat bahwa dirinya melawan seekor Black Fenrir (Great Wolf).

"Apa yang terjadi selama ujian?" tanya Vincent pada Silas, Mencari kejelasan.

Silas menatapnya dengan pandangan yang menusuk, wajahnya serius tanpa celah. "Selama ujian, kau menunjukkan bakat yang luar biasa, bukan sekadar keberuntungan," jawab Silas, nadanya tenang, namun setiap katanya terasa penting.

"Kau berhasil memakai Kekuatan Elemen di saat terdesak—itu naluri yang hebat. Dan yang lebih penting, keberanianmu sungguh di atas rata-rata."

Vincent masih merasa sedikit bingung. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakan.

"Lalu, apa yang menungguku di ujian kedua?" tanya Vincent, mulai merasakan sedikit ketegangan.

Silas menegakkan tubuhnya, aura wibawanya semakin membesar dan memancar ke segala penjuru.

"Ujian kedua adalah penentu" jelasnya, suaranya tegas, seperti perintah yang tak boleh dibantah.

"Kau akan menghadapi tantangan yang akan menguji seluruh kemampuanmu sampai ke batas terakhir."

"Jadi, Ujian kedua ini tentunya akan lebih sulit daripada ujian pertama," jawab Silas.

"Kamu akan dihadapkan pada sebuah tantangan yang akan menguji bakat dan batas mu secara maksimal."

Rasa takut Vincent muncul, namun segera digantikan oleh dorongan semangat. Ia tahu ia harus menjawab dengan serius.

"Aku siap," kata Vincent dengan mantap, pandangannya lurus ke depan.

Silas tersenyum tipis—senyum pendek yang penuh perhitungan. "Kesediaanmu dihargai. Itu adalah sikap seorang pejuang."

"Baiklah, mari kita mulai Ujian kedua, ujian ini yang akan memutuskan apakah kau benar-benar pantas" tutup Silas, dengan ini keputusan pun tidak bisa diganggu gugat.

Silas mengangguk dan mengarahkan pandangannya ke arah hutan di belakangnya. "Ujian kedua akan dimulai segera,"

"Ikuti aku." ucap silas.

Vincent mengikuti Silas yang berjalan menuju hutan. Mereka berjalan selama beberapa menit, dan Vincent segera merasakan perubahan drastis di sekelilingnya.

"Hutan ini berbeda." ucap Vincent

Aura alam yang damai telah berganti menjadi tekanan yang mencekik. Udara di sini terasa lebih tebal, berat, dan dingin, seolah setiap tarikan napas membawa beban.

Setelah berjalan dalam keheningan yang membuat suasana tegang, mereka tiba di sebuah hamparan tanah yang sangat luas dan dikelilingi oleh pohon-pohon raksasa menjulang tinggi. Di tengah nya, berdiri sebuah bangunan besar yang terlihat seperti kuil kuno yang terlupakan, terbuat dari batu hitam kusam yang diselimuti lumut. diketahui nama kuil ini adalah The Unknowable Temple.

"Ujian kedua akan berlangsung di dalam kuil ini,"

"Di dalamnya, kamu akan menemukan tantangan yang akan menguji kemampuanmu secara maksimal." ucap silas

Vincent mengangguk, Meskipun rasa takut menghantui nya, tapi semangat untuk membuktikan dirinya jauh lebih besar dari rasa takut nya. Tanpa banyak bicara, Silas mendorong pintu kuil yang berat itu hingga terbuka, menghasilkan bunyi gemuruh rendah yang menggetarkan tanah hingga memecah suasana yang hening tadi, hal ini sebagai pertanda dan isyarat agar Vincent masuk. Disisi lain, Silas hanya berdiri diluar dan membiarkan Vincent masuk sendirian.

Vincent melangkah masuk. Di dalam kuil, Ia disambut dengan suasana ruangan yang terasa mencekam, dengan diselimuti kegelapan yang pekat dan sunyi. Suara langkah mereka seolah ditelan oleh dinding batu tebal. Hanya beberapa lilin yang nyaris padam menyala di sudut-sudut Dinding ruangan, memberikan kesan cahaya jingga yang samar dan redup, hanya cukup untuk melihat siluet.

Tiba-tiba, suara terdengar, akan tetapi arahnya bukan berasal dari dinding, melainkan seolah datang dari langit itu sendiri. Suara itu berat, dalam, dan tanpa emosi.

"Selamat datang, Vincent. Ujian kedua... telah dimulai."

Vincent melihat ke atas. Ia melihat Langit-langit kuil yang semula tertutup kini retak, terbuka seperti kelopak bunga. Dari celah itu, ia melihat bayangan raksasa yang tidak jelas wujudnya.

"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Vincent, berbisik, rasa takut kini mengetahui-nya kembali.

"Kau harus menghadapi dan mengalahkan Bayangan itu," jawab suara yang tidak tahu darimana asalnya, seolah-olah mengema dari seluruh penjuru. "Namun, kau tidak akan berjuang sendirian. Akan tetapi, Kau memiliki Pendamping yang akan membantumu."

Vincent melihat ke samping tapi tidak ada siapa-siapa, kemudian dari arah Utara ruangan yang gelap, di kejauhan ia melihat sosok yang muncul. ternyata sosok itu adalah seorang gadis yang sangat misterius bahkan Vincent sendiri tidak sadar mengapa tiba-tiba ada seorang gadis muncul dari sana.

"Siapa kamu?" tanya Vincent.

"Aku Lila," jawabnya. "Aku akan membantumu menghadapi tantangan ini."

Vincent mengangguk, walaupun di dalam hatinya ia merasa ragu dan tidak percaya, akan tetapi karena keadaan ia harus menerimanya, tentunya Vincent tetap waspada meskipun dalam keadaan tersebut. Kemudian Bersama-sama, mereka siap menghadapi bayangan raksasa itu.

Bayangan di atas mereka mulai bergerak lebih cepat, memadat, dan membentuk sosok yang bentuknya kini terlihat semakin jelas. sekarang, Vincent dapat melihat lebih jelas bahwa itu adalah seorang wanita dengan rambut panjang, matanya terasa tajam yang membuatnya seolah mampu melihat segala rahasia.

"Selamat datang, Vincent dan Lila," kata wanita itu, Suaranya terdengar lembut seperti bisikan angin, namun membawa resonansi yang luar biasa, seolah kuil itu sendiri yang berbicara. "Akulah Penguasa Kuil ini. Tugas kalian adalah meyakinkanku bahwa kalian pantas untuk lolos Ujianku ini." ucap penguasa kuil.

Vincent dan Lila saling menatap, kemudian kembali menatap sosok agung itu. "Apa yang harus kami lakukan?" tanya Vincent, suaranya lantang, menantang kegelapan.

"Kalian tidak akan bertarung dengan pedang, melainkan dengan pemahaman," jawab sosok agung sekaligus penguasa kuil itu.

"Kalian harus memecahkan teka-teki yang kuberikan. Jika berhasil, maka bukan hanya lulus, kalian akan mendapatkan Hadiah istimewa yang akan sangat berguna bagi kalian.

Vincent dan Lila mengangguk, siap untuk menghadapi teka-teki itu. "Apa teka-tekinya?" tanya Vincent.

Wanita itu tersenyum. "Teka-teki ini adalah tentang keseimbangan Agung. Kalian harus menemukan titik tengah antara keseimbangan antara cahaya dan kegelapan, antara Kekuatan yang kalian miliki dan Kelemahan yang kalian sembunyikan." ucap penguasa kuil.

Vincent pun membuat otaknya bekerja keras. "Bagaimana kami bisa menemukan keseimbangan semacam itu?" tanya Vincent, hal ini mencerminkan kebingungan Vincent.

"Ah, itu adalah bagian yang paling sulit dan merupakan inti dari ujian," jawab wanita itu.

"Kalian harus mencari jawabannya sendiri. Tapi, dengarkan baik-baik sedikit petunjuk ini: Keseimbangan itu bukan ditemukan di dunia luar, melainkan di dalam inti jiwa kalian."

Vincent dan Lila saling menatap, kemudian Mereka memejamkan mata sejenak, membiarkan kalimat itu meresap, mereka mulai berpikir tentang petunjuk itu. Mereka tahu bahwa mereka harus menemukan keseimbangan di dalam diri mereka sendiri, tapi bagaimana caranya?

Tiba-tiba, mata Vincent terbuka lebar. Kilasan ingatan tentang rasa takut yang ia rasakan saat melawan Black Fenrir, dan bagaimana ia tetap berdiri, memberinya pencerahan. "Aku tahu!" seru Vincent, suaranya memantul di ruangan sunyi.

"Keseimbangan itu ada pada penerimaan! Kita harus menerima kelemahan kita sebagai bagian diri, lalu menggunakan kekuatan kita bukan untuk menutupi kelemahan, melainkan untuk melindungi kita dan menggunakan kekuatan dengan bijak!"

Lila menatapnya dengan mata yang lebar. Sebuah pemahaman mendalam dalam hatinya dia berkata seperti itu karena mengagumi pemikiran Vincent.

"Benar!" ucap Lila.

"Aku juga memiliki ide yang sama."

Wanita penguasa kuil itu tersenyum. "Kalian benar. Kalian telah melihatnya dengan jelas.

Keseimbangan itu memang tentang menerima kelemahan kita dan menggunakan kekuatan kita dengan bijak. Kalian berdua telah lulus ujian ini."

Kemudian, suara misterius muncul "Selamat kalian telah lulus ujian ini, sebagai hadiahnya Kalian memperoleh Kebijaksanaan agung."

"Kalian telah menunjukkan rasa kebersamaan dan dengan bijak menjawabnya, Sekarang saatnya kalian melanjutkan perjalanan kalian." ucap suara misterius itu.

Merespon hal ini Vincent dan Lila saling menatap, kemudian mereka tersenyum dan merasa sangat senang serta bangga sekali karena, telah berhasil bersama-sama menyelesaikan teka-teki itu.

Vincent menghembuskan napas panjang setelah mengalami semua itu dan dengan penuh semangat, sambil tersenyum, ia berbisik pada Lila dan mengucapkan, "Kita berhasil!" ucap Vincent.

Disisi lain, dari sudut pandang Lila, ia sedang asik menatap Vincent, matanya memancarkan kilau kekaguman yang hangat. Ia merasa sangat terkesan—bukan hanya oleh kecerdasan Vincent dalam menemukan kunci teka-teki itu, tetapi juga oleh kedalaman pemikiran pria itu. Dalam sekejap, ia melihat lebih dari sekadar calon Ksatria, akan tetapi ia juga melihat seseorang yang memiliki kebijaksanaan dan sikap yang berani.

Lila merasakan jantungnya berdegup lebih kencang—sebuah ritme baru yang terasa asing namun menyenangkan. kemudian,Lila hanya tersenyum lembut pada Vincent dan dengan cepat mengalihkan pandangannya, berusaha menyembunyikan perasaannya yang mulai tumbuh. Ia tidak ingin Vincent mengetahui perasaannya yang sebenarnya.

Disisi lain, tanpa Vincent dan Lila sadari, sebuah cahaya terang menyelimuti ruangan. Terlihat sebuah Pintu kuil yang besar dan berat, kini terbuka lebar secara otomatis, menyambut mereka dengan cahaya hutan yang kontras.

Kemudian, Lila serta Vincent pun melangkah keluar dari kuil. tanpa perlu kata-kata, mereka tahu bahwa perjalanan mereka bersama belum berakhir.

"Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" tanya Lila, suara seriusnya mengembalikan fokus mereka.

Vincent memandang sekitar, mencari tanda-tanda apa pun yang bisa membantu mereka. "Aku tidak tahu," katanya.

"Tapi kita harus terus bergerak. Kita tidak bisa berhenti sekarang." ucap Vincent, sambil melangkah maju dan memimpin jalan untuk menembus pepohonan, dengan tekad yang kuat terpancar dari setiap gerakan tubuhnya.

Saat kakinya menginjak tanah, Vincent merasakan perubahan mendadak dalam dirinya. Tubuhnya diselimuti kekuatan besar yang mengalir deras, membangkitkan potensi tersembunyi. Ia dapat merasakan perubahan signifikan yang sedang terjadi, seolah sesuatu hal baru yang mulai berkembang dalam dirinya.

Tiba-tiba, ledakan energi yang kuat meledak dari dalam dirinya, mengangkatnya dari tanah. Vincent merasakan kekuatannya meningkat secara drastis, dan ia tahu bahwa dirinya telah melampaui batas sebelumnya, menerobos dan resmi memasuki tingkat yang baru.

Vincent membuka matanya, dan melihat bahwa Lila sedang menatapnya dengan rasa kagum dan sedikit ketakutan.

"Vincent, apa yang terjadi padamu?" tanya Lila, suaranya terdengar sedikit gemetar.

Vincent tersenyum, sambil merasakan gelombang energi hangat, tebal, dan asing menyebar dari inti dadanya, menjalar cepat ke seluruh pembuluh darahnya. Kekuatan itu terasa besar, liar, dan mulai bangkit, hal ini merupakan kekuatan baru yang mengalir dalam dirinya dengan sensasi fisik yang nyata.

"Aku telah menerobos ke tingkat Ksatria Tahap 2 (berpengalaman)," katanya, suaranya penuh dengan kepercayaan diri.

Lila mengangguk, masih menatap Vincent dengan kekaguman. "Kamu sangat kuat," kata Lila.

Vincent memandang dirinya sendiri, selain menerobos ke tingkat baru ia juga merasakan dirinya telah mewarisi kebijaksanaan agung, sebuah teknik yang memungkinkan dirinya untuk memahami dan menganalisis situasi dengan lebih baik.

Dengan kebijaksanaan agung, Vincent dapat melihat ke dalam hati manusia, memahami motivasi dan keinginan mereka. Ia juga dapat merasakan perubahan dalam lingkungan sekitarnya, memprediksi serangan lawan dan menemukan kelemahan mereka.

Vincent menyadari bahwa kebijaksanaan agung ini akan sangat berguna dalam pertempuran, memungkinkan dirinya untuk membuat keputusan yang lebih tepat dan mengalahkan lawan-lawannya dengan lebih efektif.

"Apa yang kamu rasakan?" tanya Lila, masih menatap Vincent dengan kekaguman.

"Aku merasa lebih kuat dan lebih bijak," jawab Vincent, tersenyum. "Aku dapat merasakan bahwa aku telah mewarisi kebijaksanaan agung, sebuah teknik yang akan membantu aku dalam pertempuran."

Lila mengangguk, percaya diri bahwa Vincent akan menjadi sosok yang tangguh dalam pertempuran.

"Kita harus berhati-hati," katanya.

"Kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi selanjutnya."

Vincent mengangguk, merasa siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang. "Jangan khawatir," katanya.

"Aku siap." ucap Vincent

Dengan itu, Vincent dan Lila melanjutkan perjalanan mereka, berjalan dengan langkah yang pasti dan teratur , dari matanya terlihat sosok yang punya tatapan tajam memandang ke arah depan, Setelah beberapa saat berjalan, mereka tiba di sebuah hutan yang lebat. Pohon-pohon yang tinggi dan rimbun menghalangi pandangan mereka, dan suara binatang yang tidak biasa terdengar dari dalam hutan. Vincent dan Lila saling menatap, dan tanpa perlu kata-kata, mereka tahu bahwa mereka harus berhati-hati.

"Kita harus berhati-hati," kata Vincent, suaranya rendah dan waspada. "Kita tidak tahu apa yang ada di dalam hutan ini."

Lila mengangguk, lalu dengan cepat mengeluarkan pedangnya dan bersiap dalam posisi siaga. "Aku siap," ucapnya, mata pedangnya yang tajam mengarah ke arah utara, selain itu mereka juga harus waspada terhadap ancaman lainnya.

Vincent memperhatikan Lila dengan bangga, ia tahu bahwa Lila siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang. "Baiklah," kata Vincent,

kemudian, mereka berdua pun mulai berjalan ke arah utara, disepanjang jalan mereka melewati banyak hal seperti, pepohonan raksasa dan hewan buas dengan kerjasama diantara Vincent dan Lila, semuanya bisa diselesaikan dengan baik.

Tiba lah Mereka di sebuah bukit kecil. pemandangan nya sangat luas. Dari atas bukit, mereka dapat melihat bahwa jalan di depan mereka dipenuhi dengan hutan lebat dan pegunungan yang curam.

"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Lila.

Vincent memperhatikan pemandangan di depan dan sekitarnya, ia tahu bahwa perjalanan mereka tidak akan mudah.

"Kita harus berhati-hati," kata Vincent.

"Jalan di depan kita pastilah tidak akan mudah."

Tiba-tiba, mereka mendengar suara gemuruh yang keras dari dalam hutan. Suara itu semakin keras dan semakin dekat.

Kemudian, suara gemuruh itu berhenti, dan keheningan menyelimuti hutan. Vincent dan Lila saling menatap, mereka tahu bahwa ini aneh dan sesuatu akan terjadi.

Saat itu, seorang pria dengan postur tubuh yang tinggi menjulang serta rambut hitam yang tergerai ke belakang dan mata nya yang tajam serta bersinar muncul di udara, terbang dengan gerakan yang kuat dan penuh aura mendominasi. Ia mengenakan pakaian tempur. Kemudian, Dengan gerakan-nya yang cepat dan penuh kekuatan, ia mendarat tepat di depan Vincent dan Lila, menimbulkan tanah di sekitar tempat dia mendarat bergetar dan berguncang dengan hebat.

 "Selamat datang, Vincent dan Lila," kata pria itu dengan suara yang dalam dan penuh wibawa.

 "Aku adalah Silas, dan aku diutus untuk mengabarkan pada kalian bahwa ujian tahap 3, atau ujian sesungguhnya, telah dimulai."

Ucapnya.

Vincent dan Lila terkejut, mereka saling menatap dengan tidak percaya. "Apa? Ujian lagi?" tanya Vincent, suaranya penuh dengan kekecewaan. "Bukankah kita sudah selesai?" ucap Vincent.

Silas hanya tersenyum, tapi tidak menjawab pertanyaan Vincent.

"Ujian ini akan menguji keberanian, kekuatan, dan kecerdasan kalian," katanya.

"Kalian harus menghadapi tantangan yang tidak terduga dan mengalahkan musuh yang kuat."

Lila melangkah maju, matanya yang tajam memandang Silas. "Mengapa ada ujian lagi? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Lila, suaranya penuh dengan rasa ingin tahu.

Silas hanya menggelengkan kepala.

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan nya," katanya.

"Kalian harus segera memulai ujian. Jangan sia-siakan waktu."

Dengan itu, Silas menghilang dalam sekejap, meninggalkan Vincent dan Lila yang masih bingung serta tidak percaya. Mereka saling menatap, lalu menghela napas.

"Ayo, kita mulai dan lalui bersama," kata Vincent dengan suara yang tegas.

Lila mengangguk, dan mereka berdua bersiap untuk menghadapi ujian yang tidak terduga.

Ujian pun dimulai... Kemudian......

Apa yang akan terjadi dengan mereka?, Mengapa silas datang memberi tahu bahwa ada ujian lagi?, Ujian seperti apa yang akan mereka hadapi nanti?, mampukah mereka bekerjasama?, nantikan kelanjutannya di bab berikutnya.

Bersambung........

__________________________________________

Catatan penulis :

Informasi Ranah tingkatan Karakter-nya yang terbaru (update)

• Vincent kai DragonWise ditingkat

Sebelumnya : ‎Ksatria tahap 1 (muda)

‎‎(ambang batas atas ke tingkat selanjutnya)‎(anak bungsu kepala suku naga)

Sekarang : ‎Ksatria tahap 2 (Berpengalaman)

‎‎(ambang batas atas ke tingkat selanjutnya)‎(anak bungsu kepala suku naga)

__________________________________________

1
Rina
semakin seru ya, semangat terus ya Author 🥺👍
Zan Apexion: Terimakasih, senang rasanya ada yang menyemangati.

saya akan semakin berusaha keras untuk bab berikutnya 🙏☺️
total 1 replies
Rina
Vincent 🥺🥹
Rina
wah, ada musuh baru
LibrarianAkasha
Lila ini gadis itu? yang di bab sebelumnya?
Zan Apexion: terimakasih atas dukungan dan saran nya, senang rasanya karya saya disukai.
total 12 replies
LibrarianAkasha
kuat juga gadis itu...
Zan Apexion: hehe, karena dia masih bocah, sedangkan gadis itu lebih tua darinya
(gadis yang dimaksud npc).
total 3 replies
LibrarianAkasha
Disini lain
Zan Apexion: maksudnya mereka berjalan di hutan baru Nemu sungai gtu hehe
total 1 replies
LibrarianAkasha
Gadis itu mencurigakan...
Rina
Seru banget, lanjut terus ya Author.

tetap semangat 👍
LibrarianAkasha
Cerita yang menarik
LibrarianAkasha: sama-sama
total 2 replies
LibrarianAkasha
rasanya seperti membaca ulang paragraf di atas... tapi tidak apa-apa. bisa dipahami
Zan Apexion: terimakasih
total 5 replies
LibrarianAkasha
woah! menarik!
Zan Apexion: terimakasih 🙏
total 1 replies
LibrarianAkasha
Spasinya thor
Zan Apexion: hehe sorry, ngantuk mungkin pas buatnya😄
total 1 replies
Rina
Wah, Terimakasih Author ada penjelasan lengkap tentang karakter dalam cerita.
/Smile/
Zan Apexion: Sama-sama, Senang bisa membantu 🙏☺️
total 1 replies
LibrarianAkasha
Halo author! mau tanya, kata "Tiba-tiba, Saat dan Terjadi" di novel ini aku lihat kadang menggunakan kapital di awal kata, itu untuk penekanan?
Zan Apexion: Terimakasih sudah membaca dan juga dukungan nya.
total 4 replies
Natasya Eka dira
sangat bagus
Zan Apexion: Terimakasih, sudah mampir
total 1 replies
Natasya Eka dira
sangatttt bagusss😍
Zan Apexion: terimakasih banyak🙏
total 1 replies
Natasya Eka dira
Sangat bagusss😍
Zan Apexion: terimakasih ☺️
total 1 replies
LibrarianAkasha
Oh! aku suka bagian ini... ceritanya terasa 'hidup' dipikiranku
Zan Apexion: terima kasih 🙏☺️
total 1 replies
Rina
wah, seru banget GK sabar nunggu kelanjutannya
Rina
Menarik
Zan Apexion: terimakasih sudah mampir, semoga dapat menghibur kamu.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!