Rossa memeiliki suami yang selalu berpihak kepada keluarganya karena dia satu-satunya lelaki dalam keluarganya
Dirinya selalu merasa tersisihkan manakala ipar dan mertuanya selalu berusaha memonopoli suaminya dari segala sisi baik keuangan maupun perhatian,
Dia beruntung dibalik sikap mertua dan ipar bak Seorang madu untuknya, suaminya akhirnya sadar dengan semua perbuatannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Farah menatap adiknya tidak percaya, bagaimana bisa adiknya yang selalu mengutamakan keluarganya kini malah mengusirnya seperti ini.
"Aku akan memperkarakan kakak ke polisi jika kakak tidak mengembalikan uang yang kakak ambil selama ini dariku, aku hanya ingin keadilan".
"Tapi kakak ini kakakmu Fatan, kakak berhak menikmati apa yang kamu punya". Ucapnya dengan keras.
Dia bahkan tidak merasa bersalah sama sekali telah melakukan hal ini pada adiknya padahal jelas dia salah.
"Terserah apa kata kakak, aku tetap akan mengirim kakak ke polisi jika kakak tidak mengembalikan uangku, aku tidak peduli siapapun itu, selama aku benar, jangankan kakak, ibu pun tidak akan kuberi toleransi, kakak mencuri uangku, padahal selama ini aku selalu memberi bulanan pada kakak".
Mata Farah membola sempurna, dia tidak pernah berpikir jika perbuatan nya akan membuatnya masuk penjara dan itu dilakukan oleh adik yang begitu menyayangi keluarganya
"Fatan, kakak ini saudara kandungmu, jangan lakukan itu sama kakak, kamu keterlaluan".
"Aku hanya mau uangku kembali, dan kakak pergi dari sini, aku tunggu sampai malam ini, jika tidak maka bersiap saja polisi akan menjemput paksa kakak dirumah kakak setelah ini". Fatan menatap tajam kakaknya dan tidak ada belas kasih dimatanya.
"Akan ku adukan ini pada ibu, kamu keterlaluan Fatan". Teriaknya dengan penuh emosi.
Fatan mengepalkan tangannya, emosi yang sejak tadi dia tahan akhirnya meledak seketika.
"Jangan banyak bicara, kembalikan saja uangku, berhenti menjadi parasit dalam hidupku, aku tidak peduli jika kau kakakku, jika ibu membelamu, akan ku hentikan semua pemberianku selama ini pada kalian semua". Fatan menggebrak meja kerjanya dan suaranya sangat nyaring bahkan terdengar sampai keluar ruangannya.
Kakaknya ini sudah tidak waras, bisa-bisanya dia merasa biasa saja tanpa peduli bagaimana dirinya bekerja keras untuk membangun usahanya ini, dan merasa berhak melakukan tindakan keterlaluan dan menyebabkan dirinya hampir bangkrut.
"Keluar dari sini dan kembalikan uangku, kuberikan waktu sampai malam ini, jangan pikir karena kau kakakku, kau bisa berbuat seenaknya".
Farah tersentak kaget dan menunduk melihat amarah di wajah adiknya, dia tidak punya pilihan lain selain mengadukan ini pada ibunya, dia yakin ibunya akan membelanya dan menyuruh sang adik memaafkannya, dimana dia mengambil uang sebanyak itu untuk menggantinya,
Dia keluar dengan tangan mengepal kuat, dia tidak terima diperlakukan seperti ini oleh adiknya.
Fatan keluar dari ruangannya dan menatap karyawannya yang menunduk takut karena tatapan tajamnya hal yang tak pernah dia lakukan selama ini pada mereka.
"Saya tunggu sampai besok pagi sisa uang yang kalian ambil, saya tidak mau tahu caranya, jika tidak polisi akan menjemput paksa kalian untuk masuk penjara, hari ini rapikan semua laporan gudang dan keuangan, dan berikan Saya rincian semua data sebenarnya". Ucapnya sebelum berlalu dari hadapan mereka semua.
Dia akan kerumah ibunya setelah karena dia yakin kakaknya pasti akan mengadukan yang tidak-tidak pada sang ibu, dan dia betul-betul akan membuat perhitungan pada siapa saja yang membela kakaknya, selama ini dia begitu royal dan bodoh dimanfaatkan oleh keluarganya dan dijadikan sapi perah karena mengharapkan kasih sayang ibunya tapi kini dia sadar jika mereka semua memanfaatkan dirinya saja.
Sesampainya dirumah sang ibu, dia bisa melihat mobil sang kakak disana, mobil yang sebagian uang pembayaran darinya.
Dia tersenyum miris karena banyaknya pengorbanan yang dia lakukan selama ini dan melalaikan kewajibannya sebagai suami dan ayah yang baik untuk keluarga kecilnya.
Dia ingin masuk tapi mendengar pembicaraan mereka didalam dari luar pintu, dia ingin tahu bagaimana cara kakaknya itu mengadukan hal yang tidak-tidak pada ibunya.
Setelah merekam dan mendengar kan secara seksama, fatan menendang pintu dengan kasar dan penuh emosi. Mereka semua yang ada disana tersentak kaget melihat kedatangan dirinya.
"Kamu sudah lama nak". Cicit sang ibu dengan wajah memucat
Semua yang ada disana juga berwajah sama, mereka tidak menyangka jika Fatan mendengar apa yang mereka bicarakan.
"Aku menghormati ibu sebagai ibu kandungku, jadi ibu diam dan jangan ikut campur tentang masalah ini, jika tidak jangan salahkan aku jika segala bantuan yang aku berikan pada ibu dan Fani aku hentikan".
Dia mengalihkan pandangan kepada kakaknya itu, wajahnya yang sering ramah dan sangat senang ketika bertemu keluarganya bergantian dengan raut datar .
"Jangan pernah melibatkan ibu dengan semua perbuatan kakak, aku selama ini membantu segala yang kakak butuhkan tanpa terkecuali tapi kakak menusuk aku dari belakang seperti ini, aku percayakan segala yang ada ditoko karena aku menganggap kakak tidak akan pernah berlaku curang padaku, tapi nyatanya selama toko berdiri kakak mengambil keuntungan dari pendataan itu dan itu bukan jumlah sedikit, aku akan bangkrut jika kakak tidak mengembalikan semuanya".
Pras kini berdiri menghadang sang adik ipar yang kini mendekati sang istri, dia tidak akan membiarkan iparnya ini melukai istrinya.
"Kita keluarga Tan, tidak perlu sampai melibatkan polisi seperti ini, kita selesaikan pelan-pelan yah". Ucapnya berusaha meredam emosi sang adik ipar.
"Aku tidak peduli bang Pras, aku mau uangku kembali malam ini, kalau kalian tidak bisa mengembalikannya maka akan ada polisi menjemput kak Farah, terserah kalian bagaimana cara mencari uang itu karena jika dijumlah keseluruhan itu sangat banyak, bahkan hampir seharga rumah kalian".
Mata Pras melotot sempurna, jika sama dengan harga rumahnya itu artinya itu uang yang sangat banyak.
"Kamu pakai apa uang itu Farah??, keterlaluan kamu, padahal jatah bulanan dariku sudah besar belum lagi Fatan juga sering memberimu bulanan, ditambah bulanan ibu juga sering kamu mintai". Hardik Pras melotot tajam pada istrinya.
Fatan menghela nafas, ternyata benar kakaknya lah yang meminta uang bulanan yang diberikan kepada ibunya makanya ibunya selalu mengeluh kekurangan.
Farah hanya menunduk karena takut bentakan suaminya, gaya hidupnya terlalu hedon makanya dia sangat boros.
"Maaf Fatan, berikan kakak waktu untuk mengembalikan uang kamu, kami tidak punya uang tabungan sebanyak itu saat ini tapi kakak akan mengirim setengahnya dulu, barulah nanti kami akan pikirkan sisanya lagi". Ucapnya dengan malu.
Dia tidak tahu perbuatan istrinya sangat keterlaluan seperti ini pada adiknya sendiri.
Fatan mengangguk, "Aku tunggu sampai malam ini kak".
Pras menghela nafas dan mengangguk setuju, dia menatap tajam istrinya itu, setelah ini dia akan memberi istrinya pelajaran.
"Maaf bu, mulai bulan depan aku akan menjatah ibu sesuai kemampuanku, aku yang akan membayar uang sekolah Fani dan uang bulanan Fani akan ku transfer padanya langsung, cukup atau tidak aku sudah tidak mau tahu, toh ibu ada jatah dari pensiun bapak".
sekarang sudah tau kan tindak tanduk kakak & ibumu... kasih ketegasan dong fatan. jangan menyudutkan rossa apalagi rani sering sekali di bully oleh keponakanmu... jangan buat mereka makin tertindas harusnya kamu bisa melindunginya...