NovelToon NovelToon
Crazy Women For The Mafia

Crazy Women For The Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Romansa
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Caca 15

“Leeeettts Partyyyyyy…” Teriak Ara dengan semangat.

Di Villa tempat Ara tinggal, kini telah berkumpul banyak orang yang tidak lain adalah teman – teman Ara. Dia mengajak teman – temannya untuk berpesta. Ini bukan yang pertama kali Ara mengajak berpesta teman – temannya di rumah, bahkan bisa dikatakan sudah terlalu sering. Tetapi hari ini adalah puncaknya, karena Ara dengan berani hampir menghabiskan seluruh uang pemberian deddynya untuk membeli barang.
.

Arabella Swan adalah anak pertama dari Antony Swan. Dia mempunyai seorang adik yang bernama Rosalia Swan.
Saat ini Ara duduk di bangku kelas 12 sekolah menengah atas di sebuah sekolah Internasional yang ada di negara Itali.


**
Lima orang lelaki yang memiliki good looking, good money dan good power dengan satu orang sebagai leadernya yang terkenal dengan julukannya ‘Devil Hand atau Ace’.

Mereka berlima adalah Max atau yang sering mereka sebut dengan ‘Devil Hand atau Ace’ sang leader, Alexi asisten Max, Leonid sang hacker, Kevin

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca 15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 22

Seperti mengerti ucapan Ara, serigala itu lantas berjalan di depan Ara dan seolah – olah meminta Ara untuk mengikutinya.

Ara awalnya ragu. Tetapi setelah ia pikir – pikir  lagi, sepertinya tidak ada salahnya jika ia berusaha untuk percaya pada serigala tersebut.

Dengan perlahan Ara mengikuti serigala itu. Dan setiap jalan yang ia lalui, ia selalu menoleh ke kanan dan ke kiri. Sampai tanpa sadar Ara sudah berada di belakang Villa milik Max.

“Hah! Kita sudah sampai ternyata… terimakasih Alpha!” Ara mengusap kepala Alpha sebagai ucapan terimakasih.

***

Pintu belakang Villa tertutup rapat. Dan Villa juga terlihat sangat sepi seperti tidak ada orang.

Perlahan Ara mendekati pintu dan mencoba membukanya.

Sreeet…

“Ternyata tidak dikunci” Ara kemudian masuk. Namun belum sampai masuk ia kembali lagi ke pintu belakang.

“Alpha tunggu aku! Jangan kemana – mana!” seolah paham dengan yang Ara ucapkan, Alpha pun langsung merebahkan badannya di halaman belakang tepatnya di depan pintu.

“Good boy!” Ara kemudian masuk ke dalam Villa.

“Sepi sekali! Sepertinya memang tidak ada yang tinggal di sini… tapi kenapa pintu tidak dikunci?” Ara bergumam sambil menaiki tangga menuju ke lantai dua.

Begitu sampai di lantai dua, Ara lantas masuk ke kamar Max yang ternyata tidak dikunci juga. Ara meletakkan kembali ponsel Max di tempatnya semula, yaitu di laci meja nakas yang ada di sebelah tempat tidur.

“karena kau mengatakan aku merepotkan, jadi aku kembalikan barang mu! Aku tidak mau berhutang budi lebih banyak dengan mu. Ku harap kita tidak bertemu kembali!”

Setelahnya, Ara langsung keluar dari kamar Max. Karena semakin lama ia berada di kamar Max maka ia akan mengingat Max kembali.

Sesampainya di lantai satu, Ara tidak langsung menuju pintu belakang. Ia berjalan menuju dapur dan mencari makanan yang bisa ia berikan untuk Alpha.

“Syukurlah ada daging di kulkas ini… tapi kenapa tidak beku? Apa mungkin baru saja ada yang mengisi kulkas?” Ara agak keheranan mendapatkan daging ayam yang masih bersuhu ruangan.

“Biarlah! Aku ambil saja!” Ara mengambil semua daging ayam dan beberapa apel yang ada di kulkas.

Setelah itu Ara baru menuju ke pintu belakang.

“Nah boy, karena kau pintar… aku punya hadiah untukmu! Ayo kita makan di hutan saja!” Ara keluar dari Villa Max dan menutup kembali pintu belakang. Ia dan Alpha langsung memasuki kawasan hutan.

Setelah dirasa cukup jauh berjalan, Ara akhirnya berhenti dan memberikan daging ayam itu untuk Alpha

“Nah ini hadiah untuk mu!” Ara meletakkan daging ayam di depan Alpha.

Aaaauuuu…. Aaaaauuuuuuuuuuuuu…

Ara kira Alpha mengaum karena senang dengan makanan yang ia berikan. Tetapi setelah di perhatikan, sepertinya Alpha sedang menunggu sesuatu.

“Hey kau kenapa? Tidak mau?” Ara merasa agak heran melihat daging ayam yang ia bawa hanya di lihat saja oleh Alpha.

Krasak!

Karsak!

Krasak!

Mata Ara melotot melihat kedatangan seekor leopard. “Hah bagaimana ini? Kenapa binatang itu malah datang lagi…?”

Jantung Ara langsung berpacu kencang. Ia tidak berani bergerak karena leopard ibu berjalan ke arah Ara.

(jangan bilang ia akan menggigitku malahan hari ini!) ucap Ara sambil gemetar.

(Heh! Kenapa binatang itu terlihat seperti bersahabat dengan Alpha? Apa jangan – jangan mereka itu memang sahabatan) Ara bisa menyimpulkan hal tersebut karena melihat Alpha memakan daging yang ia berikan tadi bersamaan dengan Leopard tersebut.

Melihat dua binatang itu makan dengan lahap dan tidak bertengkar, Ara berkeinginan untuk kabur. Tapi hal itu masih ia pikirkan lagi resikonya.

(Haduh bahaya tidak ya jika sekarang aku lari saja?) Ara galau dengan keputusan yang akan ia ambil.

Akhirnya Ara memutuskan mencari titik aman saja. Ara perlahan berjalan menjauh dari dua binatang tersebut. Tetapi…

Krek!

Tanpa sengaja Ara menginjak sebuah ranting pohon.

Dua binatang tersebut lantas menghentikan aktivitas makannya dan menatap ke arah Ara.

Aaaaauuuuu….

Serigala itu meninggalkan daging ayam yang tadi ia makan dan menuju kepada Ara. Seolah serigala itu protes karena Ara meninggalkannya. Serigala itu menggesekkan kepalanya di kaki Ara.

Merasa mengerti dengan yang di mau serigala itu, Ara kemudian berjongkok dan menghadap ke arah serigala itu.

“Tenanglah Alpha! Aku hanya akan ingin berkeliling saja, habiskanlah makan mu!” ucap Ara sambil mengusap kepala Alpha.

Tapi sepertinya Alpha sudah enggan untuk menghabiskan makanannya. Alpha malah duduk di depan Ara.

“Hey Alpha, apa leopard itu teman mu?” seperti orang gila, Ara mengajak berbicara Alpha.

Aaaaauuuuuuuu…

Alpha mengaum lagi sambil menggosokkan kepalanya lagi pada Ara.

Karena sibuk dengan Alpha, Ara tidak menyadari jika Leopard itu sudah berada di sebelah Alpha dalam posisi duduk.

“Hah!” Ara terjungkal kebelakang terkejut karena baru menyadari jika Leopard itu sudah ada di sebelah Alpha.

Melihat Ara terjungkal kebelakang, Leopard itu lantas bangun dari posisi duduknya dan mendekati Ara.

Ara yang masih trauma spontan memejamkan Matanya karena takut.

(Heh apa ini yang menempel halus di kaki ku?) Ara merasakan ada yang aneh dengan kakinya. Kakinya seperti tergosok benda berbulu halus tapi tidak selebat bulu Alpha.

Dengan perlahan Ara membuka Matanya. Dan betapa terkejutnya Ara melihat tingkah Leopard itu yang ikut menggosokkan kepalanya pada Ara seperti Alpha.

Dengan perlahan, hati – hati ,dan gelisah, Ara menjulurkan tangannya lalu mengusap kepala leopard tersebut pelan – pelan

Hati Ara sungguh senang tetapi juga masih takut. Masalahnya yang ia hadapai saat ini adalah hewan buas yang liar.

“Good Boy!... Terimakasih sudah mau menjadi teman ku!” Ara berucap sambil mengusap kepala Leopard itu.

“Ayo kita jalan – jalan!” Ajak Ara pada binatang itu.

Ara lantas berdiri dan berjalan ke arah barat. Sedangkan serigala dan Leopard itu berjalan mengiringi Ara. Alpha di sebelah kanan dan Leopard itu ada di sebelah kiri.

“Kalau seperti ini, aku bakalan akan betah masuk ke hutan… hi hi hi hi” ucap Ara sambil berjalan.

Sampailah mereka bertiha di tepi danau. Ara berhenti sebentar dan menoleh pada Leopard itu.

“Hey boy, aku belum memberimu nama! Kira – kira nama yang pantas untukmu apa ya…? “ Ucap Ara sambil duduk di tepi danau.

“Leo… Ah… Ya aku beri nama kau Corvus saja boy! Ok!” Ara memberi nama Leopard itu dengan nama Corvus.  Alasan Ara memberi nama binatang itu dengan Corvus adalah karena Leopard itu misterius dan susah di tebak.

“Ingat ya… nama mu Corvus! Ok! Corvus!” Ara mengulangi nama pemberiannya sembari mengusap kepala Corvus.

Karena banyak pepohonan jadi udara di tepi danau terasa sangat menyejukkan membuat Ara merasakan kantuk yang tak tertahankan. Perlahan Ara merebahkan tubuhnya dan meletakkan kepalanya di atas perut Alpha yang sudah lebih dulu merebahkan badannya dan tertidur.

Melihat Ara dan Alpha tertidur, Max pun ikut tidur di sebelah Ara. Jadi posisi tidur mereka saat ini adalah Ara tidur dengan di apit dua binatang buas.

Entah sudah berapa lama Ara memejamkan Matanya. Dan betapa terkejutnya Ara saat melihat jarum jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 17.00 sore.

Ara bergegas bangun dan berpamitan pada dua binatang itu.

“ Alpha, Corvus aku harus pulang ke asrama! Besok kita bermain lagi! Ok!” ucap Ara sambil mengusap kepala kedua binatang itu.

“Bye… bye…” Ara melambaikan tangannya dan mulai berjalan menuju Asrama.

Sedangkan dua binatang itu hanya diam dan melihat kepergian Ara yang semakin jauh tak terlihat.

1
Eka Uderayana
cerita nya bagus 👍
semangat author dalam berkarya 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!