Di tindas dan di hujat dengan tuduhan yang tidak nyata, membuat Errina Devina, sosok istri yang penurut berubah menjadi istri yang pemberontak.
Pernikahan yang mereka bina selama enam tahun harus kandas karena pihak ketiga. Azka Rayanza awalnya sosok suami yang bertanggung jawab, tetapi semua kandas setelah kematian sang papa.
Tidak terima dengan tuduhan keluarga suami yang mengatakan jika dia telah berselingkuh, maka Erinna memutuskan untuk menjadikan tuduhan keluarga suaminya menjadi nyata.
"Ibu tuduh aku selingkuh di balik penghianatan putra ibu. Maka! jangan salahkan aku menjadikan tuduhan itu menjadi nyata."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TKS 12
Erinna duduk terdiam di teras seorang diri, dia menatap rembulan yang bersinar dengan terang dengan tatapan kosong. Hari ini adalah hari bahagia untuk suami dan mertuanya, tapi tidak untuk dirinya. Dia duduk seorang diri mengahadapi dinginnya malam yang begitu panjang, sedangkan mereka sedang menikmati pesta mewah sebagai tuan rumah.
Hari ini adalah hari pernikahan Azka dan Bella, tentu Erinna tidak ingin membuat hatinya semakin terluka dengan hadir ke pesta itu. Dia memilih untuk berdiam di rumah bersama Denis. Dia hanya bisa berharap Bella dan Azka menepati janji mereka, dimana mereka akan membiayai seluruh pengobatan Denis jika Erinna menyetujui hubungan mereka dan menutupi hubungannya dengan Azka.
Tentu keluarga Bella akan sangat malu jika semua orang tahu jika putri mereka menjadi istri kedua dari karyawan mereka sendiri. Mau tidak mau, Erinna akhirnya menyetujui persyaratan itu, asalkan Denis bisa mendapatkan pengobatan yang bagus. Demi Denis, dia rela menerima sakit hati dimadu oleh pria yang sangat dia cintai. Bahkan menyembunyikan status pernikahannya. Dia hanya bisa berharap kesembuhan untuk putranya itu, walaupun harus mengorbankan perasaannya.
Ting...
Erinna menatap ponselnya yang berbunyi, sepertinya ada seseorang yang mengirim pesan kepadanya. Tapi siapa? Dia tidak memiliki teman ataupun keluarga. Dengan malas, Erinna meraih ponselnya yang tergeletak di meja lalu membulatkan matanya terkejut.
"Besok Denis melakukan terapi di rumah sakit X. Aku harap kamu datang tepat waktu, aku juga sudah memberikan berkas Denis ke dokter terbaik di sana. Tentang biaya aku sudah mengurus semuanya. Bella."
Ternyata wanita itu menepati janjinya, tapi mengapa wanita itu mau melakukan ini semua demi Azka? Dia bisa saja membujuk Azka untuk menceraikan Erinna, tetapi wanita itu malah lebih memilih untuk menjadi istri kedua dan mengeluarkan begitu banyak uang untuk pengobatan Denis. Hal yang membuat Erinna sangat bingung, padahal wanita itu cantik dan memiliki kekuasaan, tapi kenapa bisa sebodoh itu?
Erinna hanya tersenyum kecil lalu meletakan ponsel itu kembali ke meja, dia membuang napas kasar lalu berusaha menepis perasaannya. Setidaknya Denis mendapat pengobatan terbaik, hanya itu yang ada di pikirannya saat ini.
Setelah merasakan angin malam yang semakin menusuk ke tubuhnya, Erinna memilih untuk masuk dan membaringkan tubuhnya di samping Denis yang sudah tidur dengan pulas. Dia menatap wajah lugu putranya itu dengan mata berkaca-kaca, bahkan air bening itu berhasil lolos membasahi wajah cantiknya. "Mama kuat, Sayang. Demi kamu."
*
*
*
Sebulan telah berlalu, Erinna mulai menyampingkan perasaannya dan fokus pada kesehatan Denis dan juga dirinya. Dia tidak pernah lagi memperdulikan sikap mertua dan iparnya. Dia mengerjakan pekerjaan rumah semampunya saja, dia juga mulai mencari pekerjaan dan menyibukkan diri untuk menjaga mental dan juga perasaannya.
Tentu saat berada di rumah, dia selalu mendengar kata pujian terhadap madunya selalu terlontar dari mulut mertua dan iparnya itu. Mereka sama sekali tidak memperdulikan perasaan Erinna, Azka juga lebih sering menghabiskan waktu dengan Bella, dengan alasan istri mudanya itu sedang hamil muda, jadi dia harus selalu berada di sampingnya. Jika Azka ingin menginap, pasti Bella langsung menjemputnya dan memamerkan kemesraan di depan Erinna, sehingga membuat wanita itu semakin muak melihat tingkah mereka.
"Kamu dari mana?" TanyaAzka saat melihat Erinna memasuki rumah sambil membawa beberapa kantong belanjaan di tangannya.
Tentu itu bukan kebutuhan rumah tangga seperti sebelumnya, itu adalah keperluan Erinna dan Denis saja. Erinna tidak pernah lagi perduli dengan masalah dapur ataupun pengeluaran di rumah itu. Semuanya sudah dia serahkan kepada Amrita ibu mertuanya, dia hanya meminta uang jajan Denis dan juga uang belanja untuknya saja.
"Aku baru bawa Denis jalan-jalan, kasihan dia jika harus berada di rumah terus,'' ucap Erinna singkat sambil melirik Bella yang terus bersandar manja kepada Azka.
"Lalu apa itu?" tanya Amrita menunjuk kantong belanjaan di tangan Erinna.
"Ini hanya baju! bajuku sudah pada kumuh, jadi aku ingin beli yang baru saja,'' jelas Erinna ketus sambil mempererat gengaman tangannya ke Denis,
Bocah itu hanya diam memperhatikan kemesraan sang papa dan juga Bella, dia memang tidak mengerti apa-apa. Namun, dari tatapannya dia mengerti apa yang di rasakan sang mama saat ini. "Pa, siap tante itu? Kenapa dia selalu berada di dekat papa?'
Semua saling melempar tatapan mendengar pertanyaan bocah itu, tentu mereka tidak tahu harus mengatakan apa. Erinna memang sengaja menyembunyikan hubungan Azka dan Bella dari Denis. Dia hanya tidak ingin putranya itu kecewa dengan pilihan suaminya itu.
"Tante itu adalah bos papa." Erinna tersenyum sambil mengusap lembut puncak kepala Denis. "Kamu masuk kamar dulu ya, mandi dan ganti pakaianya."
"Baik, Ma!" Denis tersenyum hangat lalu masuk ke kamar.
Melihat Denis telah masuk ke kamar, Erinna menatap tajam Bella dan Azka yang terus mengumbar kemesraan dengannya. "Aku tau kalian itu pengantin baru, sedang manis-manisnya. Tapi apa kalian tidak bisa menghargai perasaan putraku sedikit saja?"
Mendengar ucapan Erinna, Azka terdiam sambil menatap wanita itu dengan datar. Dia menatap penampilan Erinna yang semakin lama semakin terlihat modis, walaupun hanya mengunakan pakaian obral yang dibeli di pasar. Jujur, ada rasa kagum di hatinya akan penampilan istrinya itu.
"Kamu kemana saja? kamu tau sendiri jika Denis sakit, tapi kamu selalu membawanya keluyuran ngak jelas." Azka menatap tajam Erinna, seakan tidak suka dengan sikap istrinya itu yang sekarang.
"Aku bosan di rumah. Lagipula sudah cukup aku menghabiskan waktu untuk mengabdi kepadamu, sekarang waktunya aku menyenangkan diriku sendiri."
"Tapi kamu sudah kelewatan Erinna."
''Kelewatan apa?" tanya Erinna dengan tatapan menantang.
Dia menatap Amrita yang tersenyum sinis menatap perdebatannya dengan Azka, sudah dipastikan jika wanita itu sudah mengadu yang tidak-tidak tentang dirinya.
"Katakan saja jika kamu sudah mempunyai pria lain di luar sana." Amrita menatap sinis Erinna, seakan tuduhannya itu sudah pasti.
"Ibu tuduh aku selingkuh di balik pengkhianatan putra ibu? maka! Jangan salahkan aku menjadikan tuduhan itu menjadi nyata."
Bersambung....
si Azka serakah kamu sakit hati merasa dikhianati terus gimana dengan Erina sendiri saat kamu bilang mau nikah lagi perasaanmu sekarang gak bedanya dengan apa yang Erina rasakan cowok begooooo ... gemes 😬😬
tapi ternyata semua di luar ekspektasi 😜😜