"Kamu itu cuma anak haram, ayah kamu enggak tahu siapa dan ibu kamu sekarang di rumah sakit jiwa. Jangan mimpi untuk menikahi anakku, kamu sama sekali tidak pantas, Luna."
** **
"Menikah dengan saya, dan saya akan berikan apa yang tidak bisa dia berikan."
"Tapi, Pak ... saya ini cuma anak haram, saya miskin dan ...."
"Terima tawaran saya atau saya hancurkan bisnis Budhemu!"
"Ba-baik, Pak. Saya Mau."
Guy's, jangan lupa follow IG author @anita_hisyam FB : Anita Kim
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
First Kiss
"Ya Allah ...." Luna menatap buku nikah di tangannya lalu menoleh pada sosok pria tinggi yang sekarang sedang menatapnya juga sambil menaikan alis.
"Kenapa?" tanya Arsen.
Luna hanya menghela napas.
"Udah, Alhamdulillah kalian udah sah. Lagian, pacaran juga ngapain kalau cuma jagain jodoh orang," celetuk Key tanpa melihat wajah cemberutnya Luna.
"Nanti malem mau tidur di mana?" tanya Budhe. "Kamar Luna kecil, masih cukup buat berdua, tapi ...."
"Dia bisa pulang ke rumahnya!"
"Saya enggak masalah, Budhe."
"Eh." Luna menatap tajam ke arah Arsen, perempuan itu menghela napas ketika sadar kalau Arsen kini sedang mengerjainya. "Kamar aku jelek, Pak. Kecil, banyak kecoa ...."
"Kan ada kamu yang bisa usir mereka buat saya."
"Waduh."
Raka menahan senyum, dia menggelengkan kepalanya melihat tingkah pengantin baru di depannya.
"Tunggu-tunggu!" kata Budhe. Dia menatap Arsen sambil menelisik penampilannya. Hal itu tentu membuat Luna dan dua sepupunya khawatir. Mereka saling menatap dan memberikan isyarat dengan kedipan mata, sedangkan Arsen tampak tidak mengerti. "Eumm, kamu masih muda lho, kenapa Luna panggil kamu Bapak?"
"Karena dia kayak bapak-bapak."
"Karena duda!" jawab Raka asal.
Budhe mendengus, lalu mendongak dan mendapati menarik bahu Arsen agar pria itu sedikit menunduk. "Harusnya kamu dipanggil Mas kan?"
"Apa?" kaget Luna. Namun, Arsen malah tersenyum. "Ba-bapak aja lah."
"Enggak boleh!" bentak Budhe. Dia hendak memukul Luna tapi Arsen menggunakan tangannya untuk melindungi sang istri. "He-he." Bude menyengir. "Pokoknya harus pake panggilan sayang, mau Kang Mas kek, mau Mami papi kek, terserah, tapi jangan bapak. Emangnya kamu pikir dia tukang bakar genteng apa. Berdosa kamu kalau enggak bisa sayang ke suami."
Tangan Luna mencubit lengan Key, dia juga menoleh pada Raka, tapi mereka tampaknya enggan untuk membantu, malah memalingkan wajah sambil tersenyum.
"Cepetan!" titah Bude. "Bude mau ke rumah makan, kasian pakdhemu, Lun."
"Tapi, Bude ...."
"Panggil enggak?" titahnya lagi memaksa. Danar yang memperhatikan ikut menahan senyum. Jujur, dia juga sangat ingin mendengar Luna memanggil Bosnya dengan panggilan sayang. "Sekarang, Lun!"
"Iya, Bude." Meskipun agak kesal, Luna tetap menoleh pada suaminya. "M-mas ...."
"Dalem, Dek."
"Cieeeeee!" Semua orang bersorak heboh, mereka semua saling menyikut satu sama lain. Bahkan Key sampai memeluk Raka, saking gemasnya dia pada Arsen dan Luna. "Huhuy, jadi dong malam pertama. Awas diterkam, Lun!"
"Mbak Keyyyyyy," geram Luna. Dia mengejar kakak sepupunya yang lari ke parkiran. Sementara Budhe dan Raka pamit pada Arsen.
"Pak Arsen," panggil Raka. "Kami ke rumah makan dulu, saya mau nganter ibu, nanti setelah itu baru ke kantor."
"Silakan," kata Arsen.
Plak!
Lagi-lagi Budhe menggeplak lengan Arsen, membuat Raka dan Danar meringis. Andaikan Bude tahu siapa Arsen sebenarnya, dia pasti tidak akan melakukan hal itu. Apalagi kalau tahu Raka bekerja di perusahaan Arsen makin sungkan pasti Budhe Ratna.
** **
Sepuluh menit di dalam mobil, Arsene memiringkan kepala, melirik istrinya yang enggan untuk keluar. Padahal, dia sudah sangat ingin melihat bagaimana rupa kamar perempuan ini.
"Enggak mau keluar?" tanya Arsen. Namun, Luna tampak gelisah. Dia terus menggerakkan tangannya. Lalu, setelah beberapa saat Luna menoleh pada suaminya.
"Pak Arsen tunggu di sini, saya keluar duluan. Sepuluh menit, setelah sepuluh menit Bapak boleh masuk."
Belum sempat Arsen mengatakan sesuatu, Luna sudah berlari ke arah rumah dan masuk dengan tergesa-gesa.
"Pergilah!" kata Arsen.
"Apa, Pak?"
"Pulanglah, saya tahu kalau Bude Ratna tidak menyukai orang seperti saya. Untuk sementara waktu, jangan sampai Budhe tahu siapa saya sebenarnya."
"Baik, Pak Boss."
Di dalam kamar, Luna buru-buru mengambil beberapa pakaian yang berantakan di atas ranjang dan juga di depan lemari.
"Ya ampun...." Gara-gara Arsen, dia buru-buru keluar dan mengacak-acak isi lemari. Padahal yang dia cari adalah pakaian biasa saja.
"Yang ini enggak diambil?!" tanya seseorang di belakang Luna.
Mata perempuan itu membulat, dia berbalik dan semakin kaget Luna ketika melihat BH warna merahnya diacungkan oleh Arsen.
"Bapak, astaghfirullah ...."
Ia melepaskan pakaian yang ada di pangkuan dan berlari ke arah Arsen, tadinya ingin mengambil BH miliknya tapi malah tersandung pakaiannya sendiri.
"Eh ...."
Buk!
Kelopak matanya terpejam erat, perempuan itu meringis lalu kembali membuka mata dan seketika dia membeku ketika melihat sosok di depannya.
Bahu yang begitu lebar, rahang tegas, hidung mancung. Dia sudah seperti Kim Woo Bin yang menjadi jin itu.
Ketika ia ingin melepaskan pelukan, tangan besar Arsen malah menariknya semakin dekat, pria itu menunduk, menatap wajah Luna dari jarak yang sangat dekat.
Matanya, hidung mungilnya, juga ... Bibir Luna yang sedikit terbuka itu membuat Arsen tidak tenang.
Jantungnya berdebar sangat kencang. Dan hangat dekapan ini seperti sihir yang membuat dia tidak bisa untuk berpaling dari wajah cantik istri kecilnya.
"Pak Arsen, itu, anummm." Mata Luna melotot. Tangannya reflek mencengkram bahu Arsen yang semakin merapatkan pelukannya.
Ke-kenapa seperti ini, ke-kenapa rasanya benar-benar sangat ....
"Apa ini ciuman pertamamu?" bisik Arsen tepat di depan wajah Luna yang membeku. Perempuan itu menggeleng dan dia sepertinya akan mati saat Arsen malah kembali melancarkan aksinya lebih gila dari yang pertama.
Kenapa, kenapa Arsen tiba-tiba melakukan ini? Dia melanggar perjanjian, apa pernikahan dadakan itu hanya taktik saja? Tapi ....
jadi maksudnya apa ya?????
berteman boleh royal bego mah jangan...😄😄😄🤭