"Untukmu, seluruh waktuku. Dariku untuk menantimu"
____________________________
Yumi tak pernah mengira dirinya akan menjalin kasih dengan lelaki yang bahkan tak dikenalnya. Lelaki aneh, yang seakan tau segalanya tentang dia.
Berulang kali Yumi berusaha kabur, menjauh, bertindak tak semestinya agar lelaki itu merasa ilfeel dan meminta putus, tapi justru lelaki itu semakin melabelinya sebagai miliknya!
Aneh. Hampir tak masuk logika.
Apa alasan dibalik hubungan yang terbentuk dengan cara ekstrim ini?
Dan akankah Yumi berhasil membuat lelaki itu pergi?
Atau akankah dirinya terjebak selamanya dihubungan yang tak nyaman bersama lelaki asing itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumachi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Just You..
...• Bab 11 •...
...»»——⍟——««...
..."Kepercayaan adalah hal yang sulit didapatkan, tapi begitu mudah dihilangkan"...
...。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆...
"Jadi, lo harus bantu gue!!"
Yumi meletakan kedua tanganya dipinggang. Gadis itu sedang memaksa temannya untuk membantu menyelidik laki-laki bernama Dermaga yang seolah sedang bermain menjadi kekasihnya.
"Gimana caranya?"
"Tenang... gue belum atur caranya"
Lidya memutar bola matanya jengah, "Udah biar gue aja yang cari cara"
Yumi mengedipkan matanya dan tersenyum, menunjukkan betapa senang dengan apa yang Lidya usulkan.
"Gini aja, kita langsung dateng ke jurusan mereka. Kita cari angkatan 23. Lu tanya deh apapun tentang si Dermaga itu. Lo yang cari informasi, gue yang mantau situasi"
Yumi mengangguk mengerti, ia tersenyum semangat seakan sedang melakukan pekerjaan detektif ala drama korea.
"Yaudah ayo, sekarang. Kayanya dia juga belum dateng"
"Lu tau dari mana?"
"Following gue aja sih"
"Hah?! Feeling?"
"Iya itu.. maksudnya.. ayo ayo kita ke lantai 5 sekarang"
Lidya menggeleng pelan, ia menghela napas gusar sebelum ia mengekori Yumi menuju jurusan Hubungan Internasional. Mereka sesekali menoleh kebelakang untuk mengecek tidak ada keberadaan sosok yang akan dikorek informasi nya muncul.
"Itu, Mi.. tanya sama dua cewek itu aja" Lidya menunjuk dua mahasiswa yang sedang terduduk disudut baca.
Yumi berlari kecil mendekati kedua mahasiswa itu, sedangkan Lidya berjaga diujung tangga untuk memantau kondisi, Yumi meringis sok ramah begitu sampai didepan mereka. Membuat dua perempuan itu ngeri melihat nya.
"Halo kakak-kakak cantik permisi, kalo boleh tau.. kakak mahasiswi HI angkatan berapa ya?"
"22, ada apa ya?" perempuan berkacamata menjawab. Yumi terlihat lesu begitu mendengarnya.
"Ah 22 ya.. kenal sama mahasiswa angkatan 23 gak ya? Namanya Dermaga, tinggi menjulang, suka pake baju hitam tiap hari udah kaya mau ngelayat haha"
"Oh Dermaga Awan si anti grepe-grepe itu?"
"YA YA YA ITU!!"
Yumi reflek memekik, suara nya nyaring sampai menggema diseluruh lorong gedung. Untung saja perkuliahan belum ada yang dimulai, kalau tidak mungkin Yumi sudah di lempar dari lantai lima oleh dosen sini.
"Kenal, dia kan ketua jurusan kita. Kenapa cari dia?"
"Ketua jurusan? Serius?"
"Yes, he's smart. Dia juga anak beasiswa"
"Waw?! Rial? No fake no edit?"
"Hah?? Really maksud lo? "
"Ya ya itu..jadi itu.. mau tanya keliatan punya pacar belum sih dia? Atau ada deket gitu gak sama perempuan? Sama dia itu suka ngerjain orang gak? kaya ngebully atau mempermainkan ora---hmph!!.....hmph!!"
"Se-gak percaya itu ya lu sama gue, Mi?" suara berat disamping telinga seketika membuat tubuh Yumi merinding
Mata Yumi membulat saat mengenal aroma parfum dan suara ini. Benar. Dia lelaki yang sedang diselidikinya.
Mulutnya terbungkam oleh telapak tangan besar yang hampir menutup wajahnya juga.
Yumi melirik kedua mahasiswa yang tadi bicara denganya, mereka ternyata sedari tadi sudah memasang wajah panik canggung.
Kenapa mereka tidak memberi kode sih, kalo ada sosok yang sedang dibicarakan nya dibelakang? Yumi kan tadi mengoceh banyak.
Tidak. Itu wajar, mereka kan serumpun.
Tapi Lidya! Apa fungsi gadis itu sebenarnya. Yumi melirik tempat Lidya seharusnya berdiri. Disana ternyata Lidya menghadapi kondisi lebih parah.
Gadis itu meringkuk diujung tangga, dan dikelilingi tiga lelaki yang pernah Yumi lihat bersama Dermaga saat dikantin beberapa waktu lalu. Tatapan matanya memandang Yumi dengan bersalah.
Dermaga melepaskan tangannya yang membungkam gadis kurcaci itu. Ia menggandeng tangan Yumi menariknya menuruni tangga. Dermaga memberikan kode berupa anggukan pada teman-temanya, setelah itu mereka yang mengelilingi Lidya mundur membiarkan perempuan itu kabur menuju lantai tiga tempat habitat mereka.
Yumi mendengus sebal, saat melihat temannya yang tak menoleh padanya sama sekali saat kabur lebih dulu. Perempuan itu benar-benar tidak setia kawan sama sekali!
Dermaga terus menggandeng tangan Yumi sampai ke lantai tiga, tempat dimana habitat gadis ini berada. Ia melepaskan genggaman, menatap Yumi menusuk seakan gadis itu ketahuan melakukan kesalahan.
"Jadi, kenapa lo masih gak percaya?" ujar Dermaga yang sudah melipat tangannya didepan dada.
"Ya cewek mana yang bisa percaya gitu aja kalo diposisi gue. Main ajak pacaran, main ajak boncengan, main ajak jalan, main kasih hadiah, lu bilang bentuk tanggung jawab karena udah gue sentuh, padahal lu punya temen cewe, yang pasti pernah nyentuh lo kan. Jadi, ya bisa aja kan dia itu sebenarnya pacar lo yang sesungguhnya. Lo cuma mau mainin gue doang karena dendam, setelah puas baru lo mau lepasin gue dan ketawa jahat karena berhasil mainin orang"
Yumi menelan ludahnya dan menghembuskan napas panjang begitu menyelesaikan ocehannya.
Dermaga menatapnya... marah? Apa itu tatapan kesal? Yumi sampai menunduk karena tak mampu membalas tatapan dingin itu.
Hanya terdengar helaan napas berat dari lelaki itu, dan berjalan begitu saja meninggalkan Yumi didepan pintu kelasnya. Yumi mengkerut kan kening, padahal ia butuh jawaban. Dia tidak mau terus terjebak di kegelisahan dari hubungan aneh ini.
"Tunggu..kasih jawaban dulu dong" seru Yumi melihat Dermaga yang mulai menginjak tangga menuju keatas.
"Lo beneran mainin gue ya?!"
Pertanyaan Yumi tetap tak dihiraukan nya.
"Sebenernya lo udah punya pacar kan? Dasar!"
Tetap lelaki itu tak bergeming. Ia menaiki tangga satu persatu dengan santainya.
"Maga!!!" pekik Yumi dengan nada tinggi nyaring.
Kali ini berhasil menghentikan langkah Dermaga. Tanpa membalikkan badan menatap Yumi, dia berdiri diam ditempat.
Yumi mendengus, dia menyusul ke tempat lelaki itu berdiri.
Begitu sampai hadapannya, ia membuka suaranya dengan penuh penekanan, "Sekarang.. jangan ganggu gue lagi. Berhenti ngerjain orang seenaknya!"
"Ini pertama kalinya ya lo manggil nama gue ya, Mi...seneng dengernya"
Yumi tercekat, Dermaga tersenyum kecil. Padahal ia sedang marah dan lelaki ini menanggapinya seolah tak terjadi apa-apa.
Dermaga mencondongkan tubuh tinggi nya, ia meletakan telapak tangannya di atas kepala Yumi. Tunggu. Mau diapakan Yumi? Di rukiyah?
"Gue gak punya pacar selain lo. Gue gak ada dendam apapun dan sama sekali gak ada niat ngerjain, bully, atau apalah. Gak ada. Ah~ ya gue punya satu temen cewek, Karin namanya. But she's never touched me. You're the only one who can do that. Just you. My girlfriend Yumi Rona Jingga"
"Bentar...sabar...ada hal yang harus lo tau......GUE GAK BISA BAHASA INGGRIS, MAGAAA!!"
...。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆...
...• TBC •...