Sepasang kekasih Hana Aurelia dan Alex Andrian menjalin hubungan selama 3 tahun lamanya. Namun ketika akan bertunangan, ternyata Hana Aurelia selingkuh dengan pria lain.
Selama ini hubungan mereka baik-baik saja. Tidak ada tanda-tanda perselingkuhan, ternyata Si cewe selalu berhubungan back street dengan cowo lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sely muspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
Sungguh hari yang mengasyikan untuk Hana, sekarang bisa memegang butik milik calon mertua nya. Dia bisa bekerja sambil duduk santai, tidak perlu cape-cape menjadi karyawan. Sekarang dia seperti layaknya bos yang di segani oleh semua karyawan.
Tak menyangka di hari pertama Hana menjaga butik dia mendapat klien seorang teman dekatnya waktu duduk di bangku SMK dulu. Astrid namanya, sebentar lagi Astrid akan menikah dan memesan kebaya di butik yang terkenal, butik yang Hana jalani sekarang.
"kak saya mau bertemu dengan owner nya langsung, saya ingin rekomendasi gaun yang paling bagus" ujar Astrid kepada karyawan butik.
"sebentar kak, biar saya panggilkan dulu sebentar" jawab si karyawan butik.
"permisi bu, ada klien yang mau bertemu dengan ibu langsung" ujar karyawan butik.
Hana pun segera keluar menghampiri klien yang sedang memilih-milih gaun.
"halo kak, saya Hana Aurellia owner butik di sini. Ada yang bisa saya bantu? " Tanya Hana.
Astrid menoleh ke arah Hana, tidak menyangka itu adalah teman dekat nya dulu waktu SMK. Dan mereka langsung berpelukan.
"Hana, ternyata kamu owner di sini? sudah sukses sekarang yah" ucap Astrid.
"Loh kamu Astrid teman SMK ku dulu ya, rupanya kamu mau menikah dan akan membeli gaun di sini" jawab Hana dengan raut wajahnya penuh senyuman.
"iya Hana minggu depan datang ke pernikahan ku yah" sambil menunjukan undangan ke Hana.
"Baiklah, ayo biar ku tunjukan gaun pengantin yang paling bagus di sini" Hana mengantarnya melihat gaun paling bagus yang ada di butik.
Dunia memang sempit. Bukti nya mereka yang telah lama tidak bertemu, tiba-tiba bertemu tanpa sengaja.
Minggu depan Hana akan menghadiri pernikahan teman nya itu bersama Ferdian.
Sepulang dari butik Hana dijemput oleh Ferdian. Ferdian yang sedang menunggu Hana menutup butiknya sambil bermain handphone di dalam mobil.
"Sayang sudah menunggu dari tadi" ujar Hana.
"iya lumayan lama sih, gimana penjualan hari ini" Tanya Ferdian..
"tadi aku melayani satu klien yang ternyata teman lama ku dulu dan akan menikah, dia mengundang ku ke pesta nya minggu depan" sambil menunjukkan Alamat ke Ferdian.
Raut wajah Ferdian terlihat cuek kepadanya, Hana takut dia telah berbuat salah pada Ferdian. Tidak seperti biasa nya seorang mas Duda yang posesif dan romantis.
"Mas kenapa dari tadi murung wajahnya" Tanya Hana sambil memegang tangannya yang sedang menyetir.
"sehabis tunangan kita malah di pisahkan dengan kesibukan bisnis " gumamnya pelan.
"sabar mas, nanti juga ada waktu nya kita quality time ya kan, yang terpenting bisa bertemu setiap hari itu lebih dari cukup" ucap Hana dengan manja.
Ferdian mengantar Hana sampai ke depan rumah dan buru-buru pergi karena ada panggilan untuk meeting.
.
.
Terlepas dari itu semua, Hana lupa bahwa dia punya seorang kekasih yang masih ia gantung hubungan nya sampai sekarang. Bahkan kekasih masa lalunya belum mengetahui bahwa Hana sudah terikat janji pertunangan dengan pria lain.
Hana yang baru pulang dari butik dan melamun di halaman belakang rumahnya. Mendapat kabar tak terduga dari kekasih di masa lalu nya. Mengirim Hana pesan dengan nomor baru dan mengirim sebuah cincin pertunangan nan indah berhiaskan berlian.
"Tunggu aku pulang membawa cincin yang sudah ku persiapkan untuk mu, satu tahun lagi aku akan lulus kuliah dan sesuai janjiku pertama kali saat pergi ke sini. Kamu tidak lupa kan? " Tulis Alex lewat pesan singkat beserta dengan foto cincinnya.
Hana meneteskan air mata melihatnya, tak di sangka Alex benar-benar berjuang untuknya. Hana pikir Alex sudah melupakan nya. Bagaimana cara Hana membalas pesan singkat dari Alex. Hana masih saja di bayang-bayang oleh penyesalan.
