Pembantu Cantik Kesayangan Tuan Presdir

Napasnya tercekat di tenggorokan. Tangan yang tadi mencengkram erat bahu kakaknya tiba-tiba terlepas, seolah ada kekuatan tak terlihat yang merenggutnya. Matanya membelalak, mencoba memproses informasi yang baru saja menerpa. Rasanya seperti ada badai yang datang tiba-tiba, menghancurkan semua harapan dan impian yang telah ia bangun, merasa dunia berputar.

"Kenyataan ini benar-benar telah menghantam ku bagai palu godam." Nathan merasa dunia seolah berhenti berputar. Semuanya terlihat terbalik, dan ia tidak bisa lagi membedakan antara mimpi dan nyata. nathan hanya ingin menutup mata dan berharap semua ini tidak benar-benar terjadi.

Kemudian Nathan dengan penuh keberanian menarik kerah kemeja Kakaknya, sorot matanya berubah menjadi nyalang.

"Kau... kau telah menghancurkan masa depannya, apakah kau tahu bahwa selama ini Kayra adalah wanita yang aku suka, tapi kau begitu mudahnya merebut dia dengan cara sekeji ini, aku jijik denganmu!" pada akhirnya Nathan memilih untuk pergi tanpa mengetahui kejadian yang sebenarnya, Kevin sempat ingin mengejarnya, namum Kenzo mencegahnya.

"Biarkan saja dia berpikir seperti itu Kevin, suatu saat nanti dia akan mengetahui keajaiban yang sebenarnya!" Kenzo terlihat pasrah, apapun yang akan terjadi dengannya nanti

"Tapi Tuan, bagaimana jika sampai Tuan Nathan mengadukan semua ini kepada Tuan dan Nyonya besar? Saya tidak mau sampai Tuan kenapa-kenapa!" Kevin sangat khawatir.

Kemudian Kenzo malah menatap dingin ke arahnya.

"Bukankah semua kekacauan ini akibat ulah dirimu yang sangat ceroboh, kalau sampai kedua orangtuaku tahu, kau harus bertanggung jawab, ngerti kamu, Kevin?"

" M..mengerti T..tuan! tolong maafkan saya, tapi jika setelah ini Tuan Nathan mengadukan kepada Tuan dan Nyonya bagaimana, Tuan?" Kevin sampai dibuat gelisah.

Kenzo menyunggingkan bibirnya, ia sangat yakin jika Nathan tak akan berani membuka mulutnya, apalagi setelah ia mengetahui pengakuan Nathan yang ternyata selama ini diamana dirinya telah menyukai Kayra.

.

.

Setibanya di kantor, lagi-lagi Kenzo di buat khawatir akan keadaan di Apartemen, ada rasa takut jika seandainya Mommy dan Daddy-nya tiba-tiba datang ke Apartemen.

Kecemasan terus saja melanda menjelang jam makan siang, sampai akhirnya Kenzo memutuskan untuk pulang sebentar karena ingin memastikan kondisi istrinya yang saat ini hanya seorang diri di sana, rencananya ia akan membawa Alika untuk tinggal di apartemen, namum dirinya belum mendapatkan keputusan yang pasti dari Dokter.

Setibanya di Apartemen, ketika Kayra membukakan pintu untuknya, tiba-tiba saja ia langsung memeluknya, otomatis Kayra sampai di buat kaget tak percaya.

"Apakah kamu baik-baik saja? Aku menjadi sangat khawatir padamu!"

Mendengar Kenzo berkata seperti itu, Kayra sempat tersenyum tipis.

"Aku baik-baik saja Tuan, anda tidak usah paranoid seperti ini, kalaupun terjadi sesuatu padaku, aku pasti akan langsung menghubungimu!" ujarnya berbicara dengan nada lembut.

Kenzo merasa lega karena Kayra dalam keadaan baik-baik saja.

"Kebetulan aku membuat soto ayam, baru saja matang! Apakah Tuan sudah makan siang?" Kayra tak berani menatap suaminya, ia selalu saja menundukkan kepalanya.

"Wah, kebetulan sekali Kayra, perutku sedari tadi sudah keroncongan!"jawabnya sembari masuk ke dalam dan bergegas pergi menuju ruang makan.

Sejauh ini hubungan diantara keduanya cukup membaik, sampai satu minggu berlalu begitu cepatnya, Kenzo mulai tidak mengkhawatirkan akan kondisi Kayra, pikirnya pasti Natha tidak memiliki keberanian untuk mengatakan soal pernikahannya kepada kedua orangtuanya.

Namun ia juga harus tetap waspada, dan untuk meyakinkannya kembali, pada akhirnya Kenzo memutuskan untuk pulang ke Mansion bersama dengan Kayra.

Sepanjang perjalanan menuju Mansion, Kenzo membelikan sesuatu untuk kedua orangtuanya, dimana Mommynya begitu menyukai buket bunga Lili dan seperangkat perhiasan dari batu permata, sedangkan Daddy-nya sangat menggemari jam tangan bermerek terutama merek Rolex.

'Semoga Mommy dan Daddy menyukainya!' ucapnya dalam hati.

Kayra terus saja memandangi Suaminya yang fokus terhadap barang yang telah ia beli untuk kedua orangtuanya.

'ternyata pria yang selalu aku anggap buruk ini memiliki sisi yang baik juga serta perhatian terhadap orang-orang yang ia kasihi!' gumamnya dalam hati.

Kayra sampai terkejut saat Kenzo tiba-tiba saja merangkulnya, Kevin yang kedapatan sedang fokus menyetir, ia sempat gagal fokus karena memperhatikan sikap Tuannya terhadap istrinya yang menurutnya jika Tuannya saat ini sedang mengalami jatuh cinta untuk yang kedua kalinya, ternyata secepat itu bisa melupakan mantan kekasihnya.

"T...tuan mau apa?" Kayra sampai gugup dibuatnya.

" Tidak, aku hanya ingin lebih dekat saja sama kamu, emangnya tidak boleh ya?" tanyanya dengan nada suaranya yang manja.

Kayra yang mendengarnya secara langsung sampai dibuat bergidik ngeri.

sampai akhirnya, Kayra tak berani melakukan protes apapun, ia takut jika sampai mendapatkan hukuman dari suaminya.

Kayra sempat tertidur sejenak dan bersandar pada bahu suaminya.

Entah kenapa Kenzo merasa nyaman dalam situasi dan kondisi yang seperti ini.

Hampir satu jam lebih perjalanan karena tadi mobil mereka sempat terjebak macet, akhirnya mereka tiba di Mansion.

Kenzo segera keluar dari dalam mobil, begitupun dengan Kayra, dan Kayra bergegas pergi melalui pintu belakang, ia tak mau jika kedekatannya dengan Tuan Kenzo di ketahui oleh kedua orangtuanya, bisa kacau urusannya.

Kayra sendiri sudah sangat merindukan Bu Aida, satu minggu pergi dari Mansion rasanya sudah seperti pergi berbulan-bulan.

Bu Aida sampai terkejut tak percaya, ia mengamati Kayra dari ujung rambut sampai kaki dan melihat ada sesuatu yang berbeda darinya.

"Kamu sekarang gemukkan ya Kay, syukurlah, ibu menjadi lega rasanya! Apakah kau betah bekerja disana?" tanyanya penasaran.

Kayra mengangguk dalam." Betah Bu, Tuan Kenzo memperlakukan aku dengan sangat baik!"

" Syukurlah kalau begitu, Ibu lega mendengarnya!" jawabnya sampai mengelus dada.

Sedangkan Kenzo, ia mencari keberadaan kedua orangtuanya yang rupanya sedang pergi untuk menemui seseorang.

Sampai akhirnya Kenzo sabar menunggunya, di dalam Mansion, ia juga tidak menemukan kedua adiknya, dari informasi yang ia dapat dari Bu Aida, bahwa Natha dan juga Diana keduanya sedang pergi berlibur ke Jepang, karena mereka berdua sama-sama mendapatkan libur di waktu yang bersamaan.

Menjelang malam, akhirnya Tuan Edward dan juga Nyonya Martha tiba, namun ada satu pemandangan yang membuat Kenzo terkejut tak percaya, ia melihat sosok Laura sedang bergandengan tangan dengan Mommynya.

'Mengapa Mommy masih memberikan tempat kepada wanita penghianat itu? Benar-benar tidak habis pikir!' batinnya tak percaya.

Nyonya Martha dan juga Tuan Edwar yang melihat sosok putranya dari kejauhan, keduanya malah menunjukkan ekspresi yang tidak biasa.

"Sayang, rupanya Tuhan telah mendengar doa-doa kita, kau lihat putra kita sudah berada si sini, dan saatnya kita tanyakan apa yang sebenarnya telah terjadi di belakang kita!" ujar Tuan Edward yang sudah menunjukan rasa tidak sukanya terhadap Kenzo, sedangkan Nyonya Martha, ia buru-buru menghampiri putranya yang sedang berdiri mematung di depan teras, dimana Kenzo melemparkan senyum ke arah Mommy dan Daddy-nya, namun saat keduanya saling berdekatan, tiba-tiba saja.

Plak!

Satu tamparan keras telah membekas di pipi kiri Kenzo, dan Kenzo menatap tak percaya atas apa yang sudah dilakukan Mommynya padanya.

"Dasar anak tidak tahu diuntung, Mommy kecewa padamu, Kenzo!"

Bersambung...

🌸🌸🌸🌸🌸