NovelToon NovelToon
Menjerat Calon Paman Tiri

Menjerat Calon Paman Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:16k
Nilai: 5
Nama Author: noerazzura

Tes Tes Tes
Air mata Airin tertahankan lagi ketika mendapatkan tudingan yang begitu menyakitkan dari sang ayah.

Bahkan pipinya memerah, di tampar pria yang begitu dia harapkan menjadi tempat berlindung, hanya karena dia mengatakan ibunya telah dicekik oleh wanita yang sedang menangis sambil merangkulnya itu.

Dugh

"Maafkan aku nona, aku tidak sengaja"

Airin mengangguk paham dan memberikan sedikit senyum pada pria yang meminta maaf padanya barusan. Airin menghela nafas dan kembali menoleh ke arah jendela. Dia akan pulang, kembali ke ayah yang telah mengusirnya tiga tahun yang lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Tetap Disalahkan

Begitu sampai di rumah sakit, Samuel minta Billy untuk menjaga Airin di luar ruangan rawat Vivi.

Di dalam ruangan rawat itu, saat Samuel masuk, ibunya segera menghampirinya.

"Bagus kamu cepat datang, Vivi sudah waktunya minum obat dan istirahat. Dia tidak mau makan karena menunggumu" ujar ibunya Samuel, Kinan.

Samuel bahkan tidak menoleh ke arah Vivi sama sekali.

"Sudah tahu sakit, kenapa malah tidak mau makan? kata ibu dia sangat pengertian?" tanya Samuel pada ibunya.

"Dia kan sedang sakit. Ada kalanya seseorang butuh diperhatikan"

"Ibu lihat, sudah ada kakak dan kakak iparnya. Apa dia terlihat kurang perhatian?"

Kinan sampai menghela nafas begitu panjang. Kenapa putranya itu keras kepala sekali sih.

"Sudah, sudah. Ayo temani Vivi makan!" kata Kinan menarik tangan Samuel.

"Ibu, aku tidak mungkin makan sendirian. Aku mengajak dua asistenku. Mereka masih menunggu di luar!"

Mendengar ucapan Samuel itu, Vivi mengepalkan tangannya.

'Jadi benar, wanita itu benar-benar menjadi asisten pribadi Samuel. Aku yang berusaha dua tahun untuk bisa dekat dengannya. Dengan mudah, si Airin itu bisa setiap saat berada di dekat Samuel. Aku benar-benar sangat marah. Aku harus membuatnya pergi lagi!' batin Vivi kesal.

Susan yang melihat itu segera memegang kedua bahu adiknya, berusaha untuk membuat adiknya itu lebih tenang. Dia juga mendengar apa yang dikatakan Samuel. Dia juga kesal, bagaimana bisa Airin malah bisa bekerja di tempat yang sangat di inginkan oleh Vivi.

"Dua asisten?" tanya Kinan.

"Iya, anaknya tuan Felix yang baru lulus dari kampus terbaik di Jerman" kata Samuel.

Felix tersenyum. Tapi senyuman itu tampaknya tidak tulus. Ya, karena dia memang masih kesal. Susan menghubunginya saat dia di kantor, asam lambung Vivi naik, dan pingsan. Karena tidak mau makan, dan terus menangis. Mengkhawatirkan kalau kakak iparnya katanya sudah tidak percaya lagi padanya.

Susan dengan keahliannya memutarbalikkan fakta. Mempengaruhi Felix. Mengatakan kalau selama tiga tahun ini Felix sudah tinggal dengan Vivi dan dirinya. Mustahil tidak tahu bagaimana sifat adiknya yang sangat lembut dan selalu mengalah itu. Bagaimana bisa menampar Airin.

Susan juga mengatakan, kalau mungkin saja Airin sudah salah bergaul di luar negeri. Bisa saja kalau sebenarnya itu bukan keinginan Airin memfitnah Vivi. Tapi ada yang menghasutnya, memberi pengaruh buruk padanya. Susan juga mengatakan kalau rekaman cctv di hapus. Pasti Airin sudah merencanakan semua ini dengan matang.

Susan memang seperti itu. Sangat pandai memutarbalikkan fakta. Dan menyedihkannya bagi Airin, dengan sedikit sikap manja dan sedikit bujuk rayu Susan pada Felix. Felix malah sekarang kesal dan ingin menegur Airin.

"Iya nyonya Kinan. Airin memang anakku, tapi dia tinggal selama tiga tahun di luar negeri. Jadi belum pernah bertemu dengan anda!"

Kinan juga penasaran. Samuel juga bukan tidak pernah tinggal di luar negeri. Tapi dia selalu pulang beberapa bulan sekali. Bagaimana bisa selama tiga tahun tidak pernah pulang sama sekali. Bahkan selama Kinan kenal dengan Vivi, Vivi juga tidak pernah menyebutkan dia punya keponakan tiri yang kuliah di luar negeri.

Namun Kinan tidak ingin bertanya, selain tidak ingin ikut campur urusan keluarga Felix. Dia juga tidak ingin Vivi tambah kepikiran tentang pertanyaannya. Dokter mengatakan kalau Vivi sakit, karena terlalu banyak beban pikiran dan pola makan yang tidak baik.

"Jadi, dia ada di luar ya. Aku akan bicara dengannya" kata Felix berpamitan pada Kinan dan mengangguk sedikit pada Samuel.

Samuel melihat sikap Felix itu, dari wajahnya saja. Dari ekspresi yang terlihat di wajah Felix itu, bukan orang yang sedang dalam suasana hati yang baik.

"Cepat, temani Vivi makan. Dia harus minum obat!" kata Kinan menarik lagi tangan anak sematawayangnya itu.

Sementara itu Airin dan Billy tampak saling melihat satu sama lain. Airin terkekeh pelan.

"Daripada asisten pribadi, kita lebih mirip satpam ya sekarang, he he he"

Dan tawa Airin itu menular pada Billy.

"Kamu duduk saja, aku saja yang berdiri!" kata Billy karena memang tadi Samuel minta dia berdiri di tempat itu menunggunya.

"Kenapa... aduh"

Airin baru akan bertanya pada Billy, tapi seseorang menarik tangannya dengan begitu kuat membuatnya merasa kesakitan.

Billy ingin melerai, melepaskan tangan pria itu. Tapi dia juga ragu, masalahnya pria itu adalah Felix. Ayahnya Airin sendiri.

"Kamu keterlaluan ya! lihat apa yang sudah kamu lakukan pada bibimu. Dia itu punya asam lambung, kenapa kamu memfitnahnya menamparmu? membuat ayah salah paham dan marah padanya. Lihat apa yang sudah kamu lakukan itu! dia sakit, kamu tidak tahu betapa sedihnya ibu Susan melihat adiknya seperti itu! Ayah sudah terlalu lengah mendidikmu ternyata. Ayah pikir kamu di sekolahkan di asrama, itu akan membuatmu lebih terdidik. Punya pikiran yang lebih baik. Kenapa malah bergaul dengan orang yang licik dan menyesatkan?" bentak Felix yang langsung menghentakkan tangan Airin menjauh darinya.

Tubuh ramping itu sampai terhuyung dan nyaris terjatuh ke lantai. Untung saja Billy cepat menangkap tubuh Airin.

"Tuan Felix, jangan seperti ini..." Billy mencoba mengingatkan Felix.

Billy mencoba memberitahukan pada Felix, atau lebih tepatnya mengingatkan pria itu. Bahwa meski marah, meski ingin memberi pelajaran pada seorang anak. Juga tidak bisa bersikap sangat kasar seperti itu padanya.

Tapi belum selesai Billy bicara. Felix malah juga membentaknya.

"Diam kamu!" pekiknya dengan tatapan marah pada Billy "kamu itu cuma pesuruh! kamu tidak lebih seorang pelayan bagi tuan Samuel. Jangan banyak bicara! jangan ikut campur bagaimana aku mendidik anakku!"

Airin mencoba untuk berdiri dengan baik. Dia berusaha menyeimbangkan kedua kakinya yang sudah sangat lemah. Tadi pagi dia tidak sarapan, sekarang dia juga belum makan siang. Semalam dia hanya makan buah dan camilan. Di tambah kata-kata yang begitu menyakitkan dari sang ayah. Krisis kepercayaan yang dia dapat dari sang ayah. Membuat tubuhnya sedikit gemetar.

Airin mencoba mengangkat kepalanya.

"Ayah, tadi pagi ayah lihat sendiri..."

"Itu pasti akal-akalan kamu! mana mungkin Vivi yang sudah tiga tahun tinggal bersama ayah dan ibu Susan, yang sikapnya selalu baik dan lembut. Bisa melakukan hal itu padamu! itu pasti rencana kamu memfitnahnya! iya kan? sekarang masuk ke dalam, dan minta maaf pada bibimu!" kata Felix seolah itu adalah keputusan yang sudah tak bisa di ganggu gugat lagi.

Airin mulai tak bisa menahan air matanya. Di depannya, ayahnya bilang, sudah sangat mengenal Vivi yang sudah tiga tahun ini hidup dengannya. Lalu bagaimana dengan Airin yang sudah 18 tahun hidup dengan ayahnya. Kenapa ayahnya tidak mengenal Airin seperti apa.

Rasanya hati Airin sangat sakit.

"Ayah, aku tidak memfitnah...."

Plakk

"Jangan uji kesabaran ayah, Airin. Minta maaf sekarang juga pada bibimu!" bentak Felix setelah menamparr Airin.

Air mata Airin semakin deras. Wanita itu memegang pipinya yang panas terasa. Billy juga segera berdiri di depan Airin.

"Tuan Felix, tolong jangan seperti ini!" kata Billy dengan mata yang sudah merah.

Dia tidak pernah melihat ayah yang setega ini pada putrinya. Kalau tidak memandang Samuel, mungkin Billy sudah memukul Felix sejak tadi.

"Aku tidak salah, aku tidak mau minta maaf!" teriak Airin yang langsung berlari menjauh dari tempat itu.

"Airin" panggil Felix.

Billy mendengus kesal melihat Felix dan berlari menyusul Airin.

***

Bersambung...

1
Azzura
Good
Bibeh
Nice
Bunda Alisha
Menarik
Risty Afiha
suka semua novelnya, suka sama semua ceritanya, best
Githa
sukses ya
Musdalifa Ifa
wah selamat untuk pasangan pasutri baru ini yah semoga bahagia selamanya 🥰🥰🥰
Noer: Aamiin
total 1 replies
Adinda
tinggalin Saja Airin biar Tau mereka kalau yang dianggap manis baik hatinya bagaikan racun
Adinda
kalau samuel nikah sama si vivi tinggalin saja airin pergi keluar kota sekalian putus hubungan dengan samuel dan ayahmu biar mampus sekalian felix Dan samuel
Adinda: lanjut thor
Noer: ntar Samuel potek yang
total 2 replies
Musdalifa Ifa
author sayang semangat up lagi yah 💪,tadi malam habis baca novel ini karena penasaran lanjutan nya saya jadi memimpikan kelanjutannya versi saya sendiri Thor🤭🤭🤭
Noer: bisikin dong kak, versi kakak sama aku sini 😘
total 1 replies
Elisabeth Sumirah
Ini novel bagus, updatenya bejibun banyak banget woi
Maria Marcedez
Ringan tapi bagus
Yoongi marry me
Tahu-tahu sudah borongan, keren lah.
Yoongi marry me
lanjutkan buruan 🔥
Caren
Enjoy bacanya
Gaby
Keren
Liliana
Bagus sekali
Melia
Bagus
Cute Alpa
Selalu Suka Cerita Thor
Stella
Nice
Vina
Sangat Suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!