NovelToon NovelToon
GAMAN JULANG DAN SERIBU TIRAKAT

GAMAN JULANG DAN SERIBU TIRAKAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Dikelilingi wanita cantik / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Pemain Terhebat / Keluarga
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: bungdadan

Perjalanan hidup Gaman julang yang tidak pernah tuntas menyelesaikan pendidikan di sekolah maupun di pesantren.

Ia tidak bisa mengimbangi waktu dengan hobinya bermain musik,sehingga sekolahnya terbengkalai.

meski demikian, dia seorang yang cerdas.

Hingga suatu ketika dia harus bergelut dengan problematika hidup dan beban moral menghadapi gunjingan keluarga dan tetangga.

Semua sepupunya terbilang telah hidup sukses dan sudah punya keluarga sendiri,tinggal ia seorang yang masa depannya tak tentu arah.

Ditengah kehidupannya yang relatif carut marut secara ekonomi ,dia jatuh cinta dengan putri seorang Kyai besar pengasuh pondok pesantren.

Tantangan terberatnya harus bersaing dengan dua orang lain yang juga ingin melamar putri sang Kyai.

Mereka berdua mapan secara ekonomi dan punya gelar akademik S2 lulusan Universitas Al-azhar Kairo,Mesir.

Upaya apa yang akan dilakukan Jul untuk menghadapi tantangan tersebut demi menaklukkan hati sang Kyai agar menerima ia sebagai menantu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungdadan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LIBURAN PERTAMA

Di pesantren, aku belajar banyak hal. Bukan hanya tentang agama, tetapi juga tentang kehidupan.

Hidup sederhana, disiplin, mandiri, dan menghargai waktu adalah beberapa pelajaran yang aku dapatkan.

Kebersamaan dengan teman-teman, guru, dan kyai juga memberikan pengalaman yang tak ternilai harganya.

Pesantren bukan hanya tempat belajar ilmu agama, tetapi juga tempat pembentukan karakter. 

Ada banyak momen istimewa selama di pesantren. Mulai dari tadarus Al-Quran bersama setiap menjelang shalat berjamaah , mengikuti ngaji pasaran, hingga kegiatan kerja bakti yang melibatkan seluruh santri.

Semua itu terasa begitu berharga dan membekas dalam ingatan.

Meskipun ada kalanya merasa bosan atau ingin pulang.

Namun ,pada akhirnya aku menyadari bahwa pesantren telah memberiku banyak hal yang tidak akan kudapatkan di tempat lain.

Lingkungan sudah menyatu denganku. Sedikit demi sedikit aku mulai beradaptasi.

Setiap hari makan buah sawo gratis , karena kebetulan di depan kamarku persis depan masjid ada dua pohon sawo besar , setiap hari pasti ada yang jatuh buahnya.

Suasana klasik yang damai ,masjid tanpa toa , tanpa speaker ,hanya ada kentongan dan beduk , semua terjaga dari dulu.

Dari mulai warna cat dan model bangunannya pun tidak pernah berubah.

Momen - momen seru mulai kurasakan , dari mulai mandi di kolam , masak bareng , hingga momen dihukum kalau buat kesalahan, yakni hukumannya nyemplung kolam atau mengambil pasir di sungai belakang dapur.

Momen saat kegiatan madrasah , kalau disuruh mukhafadzoh tidak hafal atau salah membaca , hukumannya disuruh berdiri hingga guru memperbolehkan duduk kembali.

Awal - awal masuk kelas, aku sering dihukum berdiri , karena belum menyesuaikan dengan materi pelajaran yang ada.

Untungnya makin lama aku semakin rajin belajar , sehingga seiring berjalannya waktu hampir tidak pernah dihukum.

"Seneng rasanya kalau lihat teman lagi dihukum he he" , jam istirahat bisa ngeledekin sambil cangkrukan di warung.

Makin kesini rasanya makin ringan semua yang ku jalani di pondok .Baca kitab kuning juga sudah mulai lancar seperti baca koran tanpa beban.

Setiap catur wulan , madrasah ada tes atau ulangan ,istilahnya disebut tamrin.

Sebagian besar mata pelajaran Aku selalu mendapatkan nilai sahih .Artinya semua jawaban betul ,dan nilai tertinggi adalah delapan.

Kalau yang mendapat nilai delapan berarti sudah perfect tanpa kesalahan.

Yah , meskipun ada satu dua pelajaran yang tidak sahih si.

Namun , Aku unggul di bidang ilmu alat pelajaran nahwu dan shorof gramatika arab . Kalau untuk materi yang itu sih selalu sahih.

Alhamdulillah saat penerimaan rapot aku mendapat peringkat ketiga terbaik , peringkat pertama diraih oleh Gus Dewo putra yai Hudalloh dan yang kedua kawanku dari Madiun.

Hal ini tentu merupakan sebuah prestasi.Aku menjadi semakin rajin mutholaah , rajin mengkaji ilmu alat , tauhid , tarikh , fiqih , balaghoh , mantiq dan lain - lain.

Meski ada yang belum diajarkan di kelasku , namun beberapa materi sudah banyak aku baca dan pelajari.

Sekarang , pondok sudah seperti rumah keduaku .Tak terasa hampir satu tahun ada di sini ,sebentar lagi mendekati imtihan.

Artinya , sebentar lagi akan libur panjang selama satu bulan lebih , betapa senangnya hatiku bisa pulang ketemu Ibu dan saudara -saudaraku.

Liburan panjang selama bulan ramadhan sampai dua minggu kedepan setelah lebaran ,istilahnya disebut ruksoh.

Selama ruksoh pondok tetap ada kegiatan , yakni ngaji puasahan , tarawih berjamaah yang langsung diimami oleh yai.

Para santri ada yang tetap di pondok ,ada juga yang pulang.

Yaah ,namanya liburan tentu lebih banyak yang pulang.

Yang dinanti - nanti telah tiba ; "merdekaaa... " , aku berkemas menata tas.

Fajar menyingsing hari telah tiba, para santri bersiap, melepas duka.

Liburan datang , aku benar -benar merasakan apa itu bahagia .

Pesantren ditinggal hendak melepas rindu tak terhingga.

Keluarga menanti liburan pertamaku di kampung halaman tercinta.

Kitab-kitab sudah tersusun rapi di lemari, akan ku jaga ilmu yang didapat, jangan sampai terhenti selama ditinggal pulang.

Liburan ini, bukan sekedar rehat dari belajar dan hiruk pikuknya kehidupan pondok.

Namun , waktu untuk merenung, memperkuat nazar . Mempersiapkan diri, tuk sambut masa depan yang gemar.

Menjadi santri yang berguna dan membanggakan orang tua.

Semoga liburan ini, menjadi berkah yang tak terhingga , menguatkan iman, menambah ilmu dan menjaga jiwa.

Kelak, kembali ke pesantren untuk mengarungi samudera ilmu agar menjadi penerang, menyinari dunia.

Semua sudah ku siapkan , tas , sepatu dan ada beberapa kitab yang mau ku bawa pulang untuk belajar.

Ku pakai kemeja , celana jeans sama sekali tak berpenampilan seperti santri , rata - rata temanku juga begitu kalau mau pulang.

Langkah demi langkah menuju gerbang pondok terasa penuh semangat.

Aku menunggu bis arah Kediri di depan gerbang sambil ku nikmati sebatang rokok.

" Badhe tindak pundi Gus ? " ; tanya salah seorang warga yang lewat.

Warga desa Bendo memanggil "gus" kepada semua santri. Kalau sesama santri yang belum kenal panggilanya "kang."

"Badhe wangsul niki pak ,pondok sampun libur "; jawabku sambil senyum menganggukkan kepala.

"Ooh njih njih...ngatos - atos njih ..." ; bapak itu berlalu pergi.

Sudah habis dua batang rokok , belum ada bus yang lewat , ku nyalakan sebatang lagi untuk teman menunggu.

Baru saja dinyalakan , eeh...bisnya datang , ya udah ku buang saja , sayang banget rokok masih panjang.

Sebelum naik bis , aku kembali melihat batang rokok yang ku buang , rasanya sayang banget , teringat kalau di pondok pas lagi kere nggak punya rokok.

Ku putuskan untuk ambil kembali , mumpung situasi aman nggak ada yang lihat , dengan cepat ku ambil itu.

Tengok kanan kiri dulu , lalu memasukkannya dalam saku kemejaku.

Bis pun berhenti " ayo ayo ayo cepat ! " ; teriak kondektur bis memanggilku sambil mengayunkan tangannya.

Aku naik bis dari bendo menuju stasiun kereta kediri.

Pas banget masih sisa satu tempat duduk di belakang yang kosong.

Ku pangku tas dan baca bismillah otw stasiun kediri. Rasanya sudah kangen berat dengan makanan rumah , karena belakangan ini aku baru bisa beradaptasi dengan makanan jawa timur.

" Tunggu aku Purbalingga ! " , sudah terbayang ingin menyalakan tip memutar musik keras - keras ,lama juga nggak nonton TV , soalnya itu semua dilarang di pondok ,paling hiburanku ya mendengarkan radio di warung pondok.

Roda bis mulai berputar , sepanjang jalan aku senyum - senyum sendiri seperti merpati yang baru bebas dari sangkarnya.

Belum lama jalan , bis berhenti menghampiri Seorang Ibu menggendong anak balitanya.

Dia diperbolehkan naik namun sudah tak ada tempat duduk.

Ibu itu berdiri di hadapanku.

Tak tega rasanya melihat ibu itu berdiri , tanpa pikir panjang ku tawarkan tempat dudukku ; " monggo bu lenggah mriki ! ".

"Masya Allah...matur suwun njih de' " ; Ibu itu tersenyum bangga padaku.

Gantian aku yang berdiri berpegangan jok di depan.

Karena hati bahagia ,berdiri pun perjalanan tetap menyenangkan.

Sambil menikmati pemandangan sekitar di balik jendela ,pikiranku mulai melayang.

Emang dasar manusia , meskipun sudah ngaji tetap saja tak luput dari perkara duniawi.

Dalam bis kembali terbayang wajah cantik itu , Zian , aku hanya bisa berkhayal , andaikan aku tau di mana tempat tinggalnya ingin rasa ku temui dia.

Padahal sudah hampir setahun lamanya , aku belum bisa melupakan perkenalan singkat itu.

Kau membuatku tergila - gila , pesonamu sungguh menyiksa batinku , sudah sering ku alihkan bayangmu , namun masih saja selalu kembali menghantuiku.

1
IG : @dadan_kusuma89
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!