NovelToon NovelToon
Sang Penerus (Pendekar Naga Petir) 2

Sang Penerus (Pendekar Naga Petir) 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:24.1k
Nilai: 5
Nama Author: kelana syair( BE)

perjuangan seorang pemuda untuk menjadi lebih kuat demi meneruskan wasiat seorang pendekar terdahulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 Kejadian dihutan wanamerta

Siang itu di hutan Wanamarta.

"Kejar terus...tangkap sampai dapat!" teriak seorang berbadan kekar memberikan perintah kepada empat orang bawahannya, sambil duduk di atas dahan pohon.

Empat orang tersebut berlari kencang menerobos semak-semak, lalu melompat dari satu dahan pohon ke pohon yang lain. Sementara di depan mereka, seekor harimau berbulu emas terus berlari kencang berusaha menghindar.

"Kau pikir bisa lepas dari kejaran kami, binatang buas?!" ucap salah satu pemburu itu, kemudian melepaskan anak panah. Weees…! Anak panah pun meluncur deras. Deees…! Namun anak panah itu gagal mengenainya dan menancap di tanah. Orang itu memaki dalam hati melihat serangannya gagal.

Ketiga temannya pun kemudian bergantian melepaskan anak panahnya. Weees… weees…! Ketiga anak panah itu melesat cepat membelah udara. Craab…! Dari tiga anak panah tersebut, dua berhasil mengenai kaki belakangnya sampai membuat harimau emas jatuh berguling-guling.

Keempat orang tersebut merasa senang melihat harimau itu terluka dan mereka yakin binatang itu pasti tidak bisa bergerak lagi. Namun, kegembiraan di wajah mereka seketika hilang setelah melihat harimau itu bisa langsung bangkit dan terus berlari walau dengan kaki yang terluka.

"Ternyata harimau itu sangat tangguh," seru salah satu dari mereka.

"Ayo, terus kejar! Jangan biarkan dia lolos!" sahut temannya.

Harimau emas terus berlari menghindar walau darahnya terus mengalir dari badannya. Binatang itu memilih masuk ke dalam semak-semak ilalang rimbun yang tingginya seukuran orang dewasa.

Keempat orang pemburu tadi merasa kesulitan setelah harimau itu masuk ke dalam semak-semak ilalang karena pandangan mereka terganggu. Selain rimbun dan tebal, ilalang tersebut juga sangat tinggi.

"Bersembunyi di mana binatang sial itu?" kata salah satu dari mereka sambil mengedarkan pandangannya.

"Cari sampai dapat! Aku yakin binatang itu pasti bersembunyi di semak-semak ini," ucap temannya.

"Kita berpencar. Apa pun yang terjadi, kita harus menemukan binatang itu. Sekarang, menyebar!" seru temannya yang lain.

Keempat orang itu mengeluarkan pedangnya untuk memotong ilalang yang menghalangi jalannya.

Orang yang memberi perintah tadi segera menghampiri salah satu bawahannya.

"Ke mana perginya binatang itu?" tanya orang yang memberi perintah.

"Binatang itu masuk ke dalam semak-semak ini, Kang Jaluraga," jawabnya sambil menunjuk ke arah semak-semak.

"Bodoh! Kalian berempat hanya menangkap satu ekor harimau saja tidak becus," ucap orang yang bernama Jaluraga dengan nada kesal.

"Kakang, tenang saja. Aku yakin harimau emas itu akan kita temukan karena kaki belakangnya sudah berhasil kami lukai," ucap orang itu meyakinkan.

"Perlu kalian semua ketahui, harimau itu sangat penting untuk Guru. Jadi, apa pun yang terjadi kita harus bisa menangkapnya, hidup atau mati. Kalau sampai gagal, kita akan mendapat hukuman berat dari Guru. Aku akan turun tangan membantu kalian," ucap Jaluraga.

Jaluraga kemudian melompat ke atas pohon yang paling tinggi. Dari sana, ia mengamati semak-semak dengan cermat.

Aaaaakh…!!! Terdengar teriakan tiba-tiba dari sebelah barat.

Jaluraga segera melesat ke arah suara tadi. Begitu sampai di sana, ia langsung terkejut melihat salah satu anggotanya sudah meregang nyawa. Lehernya bersimbah darah dengan luka gigitan dan cakaran.

"Kurang ajar! Berani sekali harimau itu menyerang anak buahku," ucap Jaluraga seraya mengepalkan tangannya.

Ketiga orang lainnya kemudian tiba di tempat kejadian. Mereka bertiga pun langsung terbelalak melihat temannya tewas diterkam binatang yang mereka buru.

"Kakang, kita harus membunuh binatang itu karena telah membunuh teman kita!" ucap seseorang di antara mereka.

"Tentu! Aku yakin harimau itu masih ada di dalam semak-semak ini. Kalian bertiga, hujani semak-semak ini dengan anak panah! Sementara aku akan mengawasi dari atas pohon," perintah Jaluraga.

"Baik, Kang," jawab mereka serempak.

Ketiga orang tersebut kemudian melepas anak panahnya ke arah semak-semak secara membabi buta. Anak panah pun meluncur menembus rimbun ilalang tanpa henti. Sementara itu, Jaluraga menajamkan pandangan menyapu hamparan ilalang rimbun di bawahnya.

"Ke mana perginya harimau emas itu? Awas saja, kalau nanti ketemu akan aku tebas lehernya!" ucap Jaluraga dengan geram.

Namun, usaha mereka sia-sia dan hanya membuang-buang anak panah karena tidak mengenai sasaran.

"Sepertinya harimau itu tidak di sini, Kang!" teriak salah satu dari mereka.

Jaluraga kemudian turun dari pohon setelah tidak melihat adanya harimau emas di tempat itu.

"Satu-satunya cara untuk menemukan binatang itu adalah dengan masuk ke dalam semak-semak ini. Namun, tetap waspada karena harimau itu bisa menyerang kapan saja," ucap Jaluraga mengingatkan.

Ketiga orang itu mengangguk, lalu masuk bersama-sama ke dalam rerimbunan ilalang, dengan kewaspadaan tinggi mengingat harimau emas bisa menyerang kapan saja.

Jaluraga yang berjalan di depan tiba-tiba menghentikan langkahnya ketika melihat ada darah berceceran di daun ilalang yang dilewatinya.

"Tidak salah lagi, ini pasti darah harimau itu. Ayo, percepat langkah! Jangan sampai kita kehilangan jejak lagi," ucap Jaluraga sambil menyentuh darah itu dengan ujung jarinya. Mengetahui darah itu masih segar, ia segera melanjutkan langkahnya.

Jaluraga yang tidak ingin kehilangan binatang itu mempercepat langkahnya. Hingga akhirnya, ia melihat harimau itu sedang mendekam di bawah pohon yang berada di tengah-tengah padang ilalang.

"Cepat, berikan aku busur dan anak panah!" ucap Jaluraga dengan suara berbisik.

Salah satu bawahannya segera memberikan busur dan anak panah. "Ini, Kang," ucapnya.

Jaluraga kemudian membidik dan mengambil ancang-ancang. Setelah dirasa tepat, ia pun melepaskan anak panahnya.

Wuuus…! Anak panah tersebut meluncur sangat cepat, melewati rimbun ilalang, dan akhirnya craab…!! Anak panah itu berhasil mengenai perut harimau emas hingga membuatnya kaget dan segera lari.

"Cepat, kejar! Aku yakin dia tidak akan bertahan lama!" seru Jaluraga kepada tiga bawahannya.

Jaluraga dan ketiga bawahannya melesat cepat dengan ilmu ringan tubuhnya mengejar harimau itu.

Bagi Jaluraga dan ketiga orang lainnya, tidak sulit mengejar harimau yang terluka, apalagi mengingat ilmu ringan tubuh mereka sudah tinggi.

Dalam beberapa saat saja, mereka berempat sudah berada sekitar sepuluh tombak di belakang binatang itu.

"Harimau emas sialan! Sekarang terima kematianmu!" teriak Jaluraga. Ia pun kembali melepaskan anak panahnya. Wuuus…! Anak panah pun meluncur cepat mengarah ke tubuh harimau emas. Namun, di saat anak panah tersebut hampir mengenainya, tiba-tiba sebuah benda meluncur dan menabrak anak panah tersebut hingga patah menjadi dua.

Kejadian itu pun membuat Jaluraga dan ketiga orang bawahan terkejut mengetahui ada orang yang menggagalkan serangannya.

"Hentikan perbuatan kalian yang terkutuk itu!" teriak seseorang yang tidak lain adalah Barata.

"Kurang ajar! Rupanya kau tidak tahu siapa aku, sampai beraninya mencampuri urusanku!" teriak Jaluraga dengan mata melotot.

"Melihat dari pakaian yang kau kenakan, kalian berempat pasti berasal dari Perguruan Harimau Hitam," jawab Barata, teringat dengan Cakra Bayu dan Pancawara saat bertemu di reruntuhan.

"Kalau kau sudah tahu, kenapa tidak minta ampun dan berlutut di hadapanku?" ucap Jaluraga dengan sombong.

Barata tersenyum tipis mendengar kata-kata Jaluraga. "Minta maaf pada kalian? Seharusnya kalian berempat yang minta maaf pada harimau itu karena telah melukainya," ucap Barata.

"Bangsat kau! Kalian bertiga, ringkus dia!" teriak Jaluraga.

Ketiga orang itu pun langsung melesat ke arah Barata sambil menghunus pedang. Melihat tiga orang menyerang, Andini langsung mengeluarkan pedangnya dan bertindak cepat menyambut kedatangan mereka. Dengan kecepatan yang sulit diikuti mata, Andini melibas mereka. Krees…! Kress…! Kreees..! Dalam satu tarikan napas, ketiga orang itu pun sudah berjatuhan meregang nyawa.

Jaluraga terbelalak melihat ketiga bawahannya sudah terkapar tak bernyawa dalam sekejap. Bahkan, ia tidak melihat bagaimana Andini menghabisi mereka bertiga.

"Ka… kapan gadis kecil itu bergerak?" ucap Jaluraga terbata-bata. Nyali Jaluraga pun langsung ciut dibuatnya.

"Bagaimana? Apakah masih perlu aku minta maaf?" tanya Barata.

"Kau... kau... tunggu pembalasanku!" ucap Jaluraga kemudian melesat pergi dengan wajah ketakutan.

"Tuan, dia kabur!" seru Andini.

"Akan kuberi pelajaran untuknya atas perbuatan terkutuknya." Setelah berkata demikian, Barata menggerakkan jarinya. Pisau bulan sabit pun langsung meluncur ke arah Jaluraga yang sudah jauh di depan.

Aaaaaakh…! Terdengar teriakan melengking dari mulut Jaluraga saat pisau bulan sabit memotong sebelah tangannya. Namun, Jaluraga masih bisa terus pergi sambil menahan rasa sakit.

"Kenapa Tuan tidak membunuh orang itu?" tanya Andini saat melihat Jaluraga masih bisa berlari.

"Kuberikan pelajaran seperti itu sudah cukup, Andini. Sekarang, sebaiknya kita lihat keadaan harimau itu," ucap Barata, kemudian menoleh kepada harimau emas yang tadi ditolongnya.

1
Ariel Yono
Lanjutkan
Ariel Yono
lanjutkan
Ariel Yono
makasih Thor
Ariel Yono
mantap
Ariel Yono
oke
Ariel Yono
maju terus
Ariel Yono
lanjutkan
Ariel Yono
mencurigakan
prahara
hancurkan... hancurkan
prahara
makasihh min
prahara
teruskan
rio
lanjutkan
rio
lanjut
Ronaldo vs Messi
mantap lah
Ronaldo vs Messi
maju terus
xio zhou
lanjutkan thord
xio zhou
lanjutkan.
Batsa Pamungkas Surya
penguntit ternyata kalah lihai
Ronaldo vs Messi
lanjutkan
xio zhou
lanjutkan k
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!