perjuangan seorang pemuda untuk menjadi lebih kuat demi meneruskan wasiat seorang pendekar terdahulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Kejadian dihutan wanamerta
Siang itu di hutan wanamarta.
Kejar terus...tangkap sampai dapat. "Teriak seorang berbadan kekar memberikan perintah kepada empat orang bawahannya,sambil duduk di atas dahan pohon.
Empat orang tersebut berlari dengan kencang menerobos semak-semak, lalu lompat dari satu dahan pohon ke pohon yang lain. Sementara di depan mereka seekor Harimau berbulu emas terus belari kencang berusaha menghindar.
"Kau pikir bisa lepas dari kejaran kami binatang buas" ucap dari salah pemburu itu, kemudian melepaskan anak panah weees.... anak panah pun meluncur dengan deras deees....! Namun anak panah itu gagal mengenainya dan menancap di tanah. Orang itu memaki-maki dalam hati melihat serangannya gagal.
Ketiga temannya pun kemudian berganti melepaskan anak panahnya weees.... weees....! ketiga anak panah itu melesat cepat membelah udara craab.... dari tiga anak panah tersebut dua yang berhasil mengenai kaki belakangnya sampai membuat harimau emas jatuh berguling-guling.
Keempat orang tersebut merasa senang melihat harimau itu terluka dan mereka yakin kalau harimau itu pasti tidak bisa bergerak lagi.Tapi kegembiraan di wajah mereka seketika hilang setelah melihat harimau itu bisa langsung bangkit dan terus berlari walaupun dengan kaki yang terluka.
"Ternyata Harimau itu sangat tangguh seru. " salah satu dari mereka.
"Ayo terus kejar jangan biarkan dia lolos. " Sahut temannya.
Harimau emas terus berlari menghindar walaupun darahnya terus mengalir dari badannya.Binatan itu memilih masuk ke dalam semak-semak ilalang rimbun yang tingginya seukuran orang dewasa.
Keeempat orang pemburu tadi merasa kesulitan setelah harimau itu masuk kedalam semak-semak ilalang,karena pandangannya terganggu.Selain rimbun dan tebal ilalang tersebut juga sangat tinggi.
"Sembunyi di mana binatang sial itu. " kata salah satu dari mereka, sambil mengedarkan pandangannya.
"Cari sampai dapat aku yakin binatang itu pasti bersembunyi di semak-semak ini. " ucap temennya.
"Kita berpencar, apa pun yang terjadi kita harus menemukan binatang itu. Sekarang menyebar" seru temannya yang lain.
Keempat orang itu mengeluarkan pedangnya untuk memotong illalang yang menghalangi jalannya.
Orang yang memberi perintah tadi segera menghampiri salah satu satu bawahannya.
"Kemana perginya binatang itu? " tanya orang yang memberi perintah tadi.
"Binatang itu masuk kedalam semak-semak kakang Jaluraga. " jawabnya, sambil menunjuk ke arah semak-semak.
"Bodoh kalian berempat hanya menangkap satu ekor harimau saja tidak becus." ucap orang yang bernama Jaluraga dengan nada kesal.
"Kakang tenang saja aku yakin harimau emas itu akan kita temukan, karena kaki belakangnya sudah berhasil kami lukai. " ucap orang itu menjelaskan.
"Perlu kalian semua ketahui. Harimau itu sangat penting untuk guru, jadi apa pun yang terjadi kita harus bisa menangkapnya hidup atau mati. Karena kalau sampai gagal kita akan mendapatkan hukuman berat dari guru. Aku akan ikut turut tangan untuk membantu kalian"ucap Jaluraga.
Jalu raga kemudian melompat ke atas pohon yang paling tinggi. Dari sana ia mengamati semak-semak dengan cermat.
Aaaaakh.....!!! Terdengar teriakan secara tiba-tiba dari sebelah barat.
Jaluraga segera melesat ke arah suara tadi.Begitu disana ia langsung terkejut begitu salah satu anggotanya sudah meregang nyawa.Lehernya bersimbah darah dengan luka gigit dan cakaran.
"Kurang ajar berani sekali harimau itu menyerang anggota ku. " ucap Jaluraga seraya mengepalkan tangannya.
Ketiga orang lainnya kemudian tiba di tempat kejadian, mereka bertiga pun langsung terbelalak melihat temanya sudah tewas di terkam binatang yang mereka buru.
"Kakang kita harus bisa membunuh binatang itu,karena telah membunuh teman kita, " ucap seseorang diantara mereka.
"Tentu saja.Aku yakin harimau itu masih ada di dalam semak-semak itu, kalian betiga cepat hujani semak-semak ini dengan anak panah, sementara aku akan mengawasinya dari atas pohon. " Perintah Jaluraga.
"Baik kakang. "jawab mereka.
ketiga orang tersebut kemudian melepas anak panahnya ke arah semak-semak secara membabi buta.Anak panah pun meluncur menembus rimbun ilalang tanpa henti. Sementara Jaluraga menajamkan pandangan menyapu ke arah hamparan ilalang yang rimbun di bawahnya.
"Kemana perginya Harimau emas itu, awas saja kalau nanti ketemu akan aku tebas lehernya. " ucap Jaluraga dengan perasaan geram.
Namun usaha mereka hanya sia-sia dan hanya buang-buang saja karena tidak mengenai sasaran.
"Sepertinya harimau itu tidak di sini, kakang. " teriak salah satu dari mereka.
Jaluraga kemudian turun dari pohon setelah tidak melihat adanya harimau emas di tempat itu.
"Satu-satunya cara untuk menemukan binatang itu adalah dengan kita masuk ke dalam semak-semak ini, namun tetap waspada karena harimau itu bisa menyerang kapan saja. " ucap Jaluraga mengingatkan.
Ketiga orang itu mengangguk, lalu masuk bersama sama ke dalam rerimbunan ilalang, dengan kewaspadaan tinggi mengingat harimau emas bisa menyerang kapan saja.
Jaluraga yang berjalan di depan tiba-tiba menghentikan langkahnya ketika melihat ada darah yang berceceran di daun ilalang yang di lewatinya.
"Tidak salah lagi ini pasti darah harimau itu, ayo percepat langkah kita, jangan sampai kita kehilangan binatang itu lagi. " ucap Jaluraga sambil menyentuh darah itu dengan ujung jarinya.Mengetahui darah itu masih segar ia segera melanjutkan langkahnya.
Jaluraga yang tidak ingin kehilangan bintang itu mempercepat langkahnya, hingga pada akhirnya ia melihat harimau itu sedang mendekam di bawah pohon yang berada di tengah-tengah padang ilalang.
"Cepat berikan aku busur dan anak panahnya, " ucap Jaluraga dengan suara pelan.
Salah satu bawahannya segera memberikan busur dan anak panahnya . "ini kakang. " ucapnya.
Jaluraga kemudian membidik dan mengambil ancang-ancang, setelah dirasakan tepat ia pun melepaskan anaknya panahnya.
Wuuus..... anak panah tersebut meluncur sangat cepat dan melewati rimbun ilalang dan akhirnya craab....!! Anak panah itu berhasil mengenai perut harimau emas hingga membuatnya terkejut dan segera lari.
"Cepat kejar aku yakin dia tidak akan bertahan lama. " Seru Jaluraga kepada tiga bawahannya.
Jaluraga dan ketiga bawahannya melesat cepat dengan ilmu ringan tubuhnya mengejar harimau itu.
Bagi jaluraga dan ketiga orang lainnya tidak sulit mengejar harimau yang terluka apa lagi mengingat ilmu ringan tubuhnya sudah tinggi.
Dalam beberapa saat saja mereka berempat sudah berada sekitar sepuluh tombak di belakang binatang itu.
"Harimau emas sialan!Sekarang terima kematian mu . " teriak Jaluraga. Ia pun kembali melepaskan anak panahnya. Wuuus..... anak panah pun meluncur dengan cepat mengarah ke tubuh harimau emas.Tapi di saat anak panah tersebut akan mengenainya tiba-tiba sebuah benda meluncur dan menabrak
anak panah tersebut hingga patah menjadi dua.
Kejadian itu pun membuat Jaluraga dan ketiga orang bawahan terkejut mengetahui ada orang yang menggagalkan serangannya.
"Hentikan perbuatan kalian yang terkutuk itu." teriak seseorang yang tidak lain adalah Barata.
"Kurang ajar, rupanya kau tidak tahu siapa aku sampai beraninya mencampuri urusan ku. " teriak Jaluraga dengan mata melotot.
"Melihat dari pakaian yang kau kenakan .Kalian berempat pasti berasal dari Perguruan harimau hitam. "jawab Barata teringat dengan Cakra Bayu dan Pancawara saat bertemu di reruntuhan.
"Kalau kau sudah tahu kenapa tidak minta ampun dan berlutut dihadapan ku. " ucap Jaluraga dengan rasa sombong.
Barata tersenyum tipis mendengar kata-kata Jaluraga."Minta maaf pada kalian, seharusnya kalian berempat yang minta minta maaf pada harimau itu karena kalian telah melukainya. "ucap Barata.
"Bangsat kau. Kalian bertiga cepat ringkus dia! " teriak Jaluraga .
Ketiga orang itu pun langsung melesat ke arah Barata dengan menghunus pedangnya.Melihat tiga orang akan menyerang.Andini langsung mengeluarkan pedangnya dan bertindak cepat menyambut kedatangan tiga orang tersebut. Dengan kecepatan yang sulit diikuti mata Andini melibas mereka krees... kress... kreees.. ! Dalam satu tarikkan nafas ketiga orang itu pun sudah berjatuhan meregang nyawa.
Jaluraga terbelalak melihat ketiga bawahannya sudah terkapar tak bernyawa dalam tempo singkat. Bahkan ia tidak melihat bagaimana Andini menghabisi mereka bertiga.
"Ka.. kapan gadis kecil itu melakukannya. " ucap Jaluraga dengan terbata-bata.Nyali Jaluraga pun langsung ciut dibuatnya.
"Bagaimana apakah masih perlu aku minta maaf?"Tanya Barata.
" Kau... kau.. tunggu pembalasan dari ku. "ucap Jaluraga kemudian melesat pergi dengan wajah ketakutan.
"Tuan dia kabur. " seru Andini.
"Akan aku berikan pelajaran padanya atas perbuatan terkutuknya" Setelah berkata seperti itu Barata menggerakkan jarinya.Dan pisau bulan sabit pun langsung meluncur ke arah Jaluraga yang sudah jauh di depan.
Aaaaaakh...! Terdengar teriakan melengking dari mulutJaluraga saat pisau bulan sabit memotong sebelah tangannya. Namun Jaluraga masih bisa terus pergi dengan menahan rasa sakitnya.
"Kenapa tuan tidak membunuh orang itu? " tanya Andini saat melihat Jaluraga masih bisa terus berlari.
"Saya kira memberikan pelajaran seperti itu sudah cukup Andini, sebaiknya kita lihat bagaimana keadaan harimau itu. " ucap Barata, kemudian melihat keadaan harimau emas yang tadi ditolongnya.