Dipaksa Menikahi Suami Sahabatku

...~Happy Reading🤗💐~...

"Tuan Felix gimana kabar Lili?" tanya Kiara dengan raut wajah khawatir.

Felix tidak lansung menjawab. Ia melihat Kiara dan Axel bergantian.

'Perasaan, saya cuma beritahu Kiara tapi kenapa tuan Axel ada disini. Apa jangan-jangan mereka berangkat bareng,'

"Kalian barengan datangnya?" tanya Felix.

Baik Axel maupun Kiara menjadi tegang mendengar itu. Karena panik, mereka berdua tidak menyadari resiko jika berangkat bersama.

"Iya, kami berangkat bersama. Dia istri saya, nanti saya jelasin kenapa bisa ini terjadi. Yang paling penting bagaimana keadaan putri anda?" Tanya Axel sekaligus jujur mengungkapkan bahwa Kiara istrinya.

Entah mengapa tiba-tiba ia ingin Felix mengetahui bahwa Kiara adalah istrinya. Padahal ia sendiri yang meminta Kiara untuk merahasiakan pernikahannya.

Kiara yang mendengar pengakuan itu menjadi terkejut. Ia tidak menyangka Axel mau mengakuinya. Felix pun tidak kalah syok mendengar itu. Apa ia salah dengar dengan pengakuan Axel. Setahu Felix, istri Axel itu adalah Rachel bukan Kiara. Tapi ia tidak mau memperpanjang masalah ini dulu.

"Lili keadaannya kritis, dia masih memanggil nama kamu Kiara," ucap Felix dengan nada sendu.

"Apa boleh saya bertemu dengannya tuan?" tanya Kiara.

Felix mengangguk mengiyakan ucapan itu. Kiara pun lansung masuk ke ruangan rawat Lili.

Ketika Kiara masuk melihat Lili, Axel menceritakan semua yang terjadi kepada Felix. Mulai dari kenapa ia terpaksa menikah dengan Kiara, Kiara yang merupakan sahabat Rachel, sampai ke perusahaan bangkrut dan rencananya membangun bisnis baru.

"Terus kalau anda merupakan suami Kiara, lantas mengapa pak Zamuel seakan ingin aku dan Kiara dekat?" tanya Felix.

"Ya Zamuel memang mata duitan. Dia bahkan mempertaruhkan putrinya demi harta. Saya tidak mengerti dengan jalan pikiran pria tua itu. Bahkan saat mengetahui perusahaan saya bangkrut, dia menyuruh putrinya untuk bercerai denganku dan mendekati anda," tutur Axel.

"Ya, saya sudah mendengar kabar itu. Saya turut prihatin atas itu, apa anda perlu modal untuk mulai bangkit lagi? insyaallah saya bisa bantu, hitung-hitung anda juga pernah menolong saya waktu awal berkarir," ucap Felix tulus.

"Terimakasih tawarannya tuan Felix, namun Kiara sudah menjual seluruh tabungan emas dari ibunya dan memberikannya ke saya untuk modal," tolak Axel sambil tersenyum ke arah Felix.

Felix sendiri tertegun mendengar itu. Kiara memang wanita yang sangat tulus. Tidak heran jika Lili sangat betah berada di sisi Kiara dan ingin Kiara menjadi ibu sambungnya.

"Terus apa rencana anda tuan? apa anda ingin kembali membangun bisnis di bidang yang sama atau ingin mencoba di bidang lain?" tanya Felix.

"Rencananya saya ingin membuat restoran, ya awalnya restoran kecil-kecilan sesuai modal yang ada. Jika ada kemajuan nanti akan diperbaharui lagi," ucap Axel penuh yakin.

"Saya setuju dengan anda tuan, gimana kalau dalam bisnis anda kali ini kita melakukan kerjasama lagi. Saya akan menjadi supplier udang, kepiting, dan juga kambing di resto anda. Anda bisa mengambilnya dulu, nanti jika sudah memiliki untung anda bisa membayarnya," usul Felix.

Felix memang memiliki usaha lain seperti, tambak udang, kepiting, dan juga peternakan kambing. Itu warisan dari almarhum orang tuanya turun temurun dari kakeknya. Karena saudara Felix yang diamanahkan untuk usaha itu tidak bisa menjalani dengan baik, ia memutuskan untuk menjualnya. Dan Felix berpikir alangkah kasihannya jika dijual kepada orang lain. Mengingat usaha itu memiliki jasa besar dalam keluarganya.

Axel berpikir itu bukan ide yang buruk. Ia memang butuh supplier untuk stok bahan bahan nanti.

"Terimakasih atas tawarannya tuan Felix, saya akan berdiskusi dulu dengan Kiara. Karena semua menu yang akan dihidangkan di restoran nanti sudah saya serahkan sama dia," ucap Axel sambil menjabat tangan Felix dan tersenyum lebar.

Seulas senyum tipis terbit di bibir Felix mendengar itu. "Baiklah tuan, anda jangan sungkan-sungkan kepada saya jika memerlukan sesuatu."

Tidak sengaja netra Axel menangkap seseorang yang sangat mirip dengan Rachel jalan terburu-buru dirumah sakit itu. Meskipun wajahnya tertutupi masker, namun masih Axel masih bisa mengenalnya.

'Untuk apa dia datang kesini? dan kenapa buru-buru,'

Karena penasaran, Axel tanpa permisi jalan terburu-buru mengikuti seorang wanita yang ia duga Rachel. Karena terburu-buru, pria itu tidak sengaja menabrak suster yang mendorong gerobak medis yang berisi beberapa obat-obatan dan kebutuhan medis lain mengakibatkan benda tersebut berserakan.

"Gimana sih pak, jalan hati-hati donk," ucap suster itu kesal.

"Maaf sus, saya buru-buru tadi," ucap Axel seraya mengedarkan netranya ke seluruh sudut yang ada dirumah sakit ini.

Axel membantu suster memungut obat-obatan yang jatuh. Biasanya ia tidak pernah melakukan ini meskipun dia yang salah. Justru orang- orang yang takut padanya. Tetapi kali ini beda, nada suster juga jutek menegur pria itu tadi.

'Benar-benar uang bisa mengubah segalanya. Mereka yang dulu menghormati ku kini bersikap sebaliknya saat mereka tahu saya sudah bangkrut,'

Tanpa berterima kasih, suster itu pergi begitu saja ketika semua barang-barangnya selesai dipungut.

Axel menggelengkan kepalanya pelan melihat itu.

Ia kemudian kembali teringat dengan wanita yang mirip Rachel, rasa penasarannya semakin besar. Pria itu kembali melangkah mencoba mencari wanita itu. Tidak lama kemudian ia melihat wanita yang dicarinya sedang duduk menunggu antrian di depan apotek.

Axel dengan penuh keyakinan menepuk pundak wanita itu dari kepala. "Rachel, kamu sedang apa disini?"

Wanita itu berbalik dan terkejut begitu melihat orang itu dan segera melepas maskernya.

"Maaf tuan, anda salah orang," ucap wanita itu.

"Kamu jangan berpura-pura Rachel, meskipun kamu memakai masker aku tetap mengenalimu," ucap Axel dengan kesal.

Ia tidak habis pikir dengan wanita didepannya ini. Jelas-jelas saja dia Rachel tapi kenapa tidak mengakuinya. Itu membuat Axel curiga kepada istrinya itu.

"JAWAB AKU RACHEL KAVA-" ucapan Axel terputus saat wanita itu membuka maskernya.

"Ada apa dengan anda tuan?" tanya orang itu kebingunan.

Axel yang merasa malu memilih untuk pergi dari tempat itu tanpa sepatah kata.

'Ada dengan diriku. Kenapa akhir-akhir ini aku sering berprasangka buruk kepada Rachel?'

...~~~...

Di ruang rawat Lili, Kiara nampak asyik berbincang dengan gadis kecil itu. Terlihat Lili sangat senang melihat Kiara didekatnya. Hidung gadis kecil itu dihiasi alat pernapasan karena memang gadis itu hampir kehilangan oksigen. Bahkan dokter hampir menyerah dengan keadaan Lili yang sedang kritis, namun karena keajaiban yang maha kuasa Lili lansung sadar saat Kiara memegang tangannya erat.

Felix sendiri tidak berhenti mengucapkan terimakasih kepada wanita itu begitu mendengar penjelasan dokter. Pria itu semakin heran melihat Lili dan Kiara yang seperti memiliki ikatan batin.

"Kak Ki-Kiara jangan ti-tingga-lin Lili ya. Li-Lili sa-sayang sama kak Ki-Kiara. Kak Ki-Kiara ma-mau ja-jadi i-bunya Lili ya," pinta Lili dengan terbata-bata karena kesulitan berbicara.

Kiara yang mendengar itu mematung, begitu pula dengan Felix. Melihat wajah sang putri yang pucat dan sangat menginginkan sosok ibu dari Kiara membuatnya merasa tidak tega menolak. Namun keadaannya berbeda. Andaikan saja Kiara masih single mungkin ia akan menuhi permintaan Lili meskipun dirinya tidak memiliki perasaan kepada wanita itu.

Namun pernyataan Kiara membuat Felix kaget, begitu pula dengan orang yang sedang menguping di pintu.

Halo guys, kembali lagi dengan author yang kece ini😎.

Seperti biasa jangan lupa tinggalkan jejak ya sayang-sayangku💐🫶

See you next part

Salam hangat dari author💐🫶