NovelToon NovelToon
KIN, DENDAM HARUS TERBALASKAN

KIN, DENDAM HARUS TERBALASKAN

Status: tamat
Genre:Horor / Fantasi / Misteri / Horror Thriller-Horror / Hantu / Tamat
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Tsaniova

Melati dan Kemuning tak pernah melakukan kesalahan, tapi kenapa mereka yang harus menanggung karma perbuatan dari orang tuanya?

Sampai kapan dan bagaimana cara mereka lepas dari kutukan yang pernah Kin ucapkan?


Assalamualaikum, cerita ini murni karangan author, nama, tempat dan kejadian semua hanya kebetulan semata. Selamat membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsaniova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Yang Dikatakan Mereka Benar!

Melihat Melati yang seperti itu membuat Ibu Seno merasa kalau putranya sudah menjadi tumbal keluarga Melati, wanita berpakaian serba hitam itu pun bangun dari duduk, dia menarik hijab Melati dengan kasarnya.

"Dasar pembawa sial, pergi kamu dari kampung sini!" teriaknya, dia tak puas hanya dengan menarik hijab menantunya, sekarang malah menarik rambutnya dan Melati berusaha melepaskan diri, tapi wanita yang tengah kehilangan sang putra itu tak melepaskannya begitu saja.

Plak! Ibu Seno menampar Melati.

"Sudah puas?" tanya Melati seraya mengusap pipinya yang terasa perih.

"Apa dengan begini anakmu bisa bangun lagi?" tanya Melati, mencoba menyadarkan apa yang dilakukan oleh ibu mertuanya itu tak akan membuat Seno kembali.

Sementara warga yang lain, yang ikut menjemput jenazah Seno mulai bisik-bisik membicarakan Melati dan Kemuning.

"Si mbok belum lama pergi dan sekarang Seno juga harus pergi, keluarga ini bener-bener penuh kutukan!"

"Jangan-jangan, ada hubungannya sama Kin dan Mbok Mirah?!"

"Hush! Jangan membicarakan mereka, takut mereka datang, udah males aku liat hantu itu berkeliaran di kampung ini!"

Lalu, Ayah Seno mengambil kesempatan ini untuk menghasut warga, dia pun keluar, mulai berpidato di depan banyak orang.

"Bapak-bapak, Ibu-ibu! Kalian lihat? Keluarga ini sudah makan banyak korban, apa kita akan diam saja seperti ini? Apa kalian akan menunggu giliran kalian supaya ngerti bagaimana hancurnya perasaan kami?" teriaknya dengan lantang.

Warga mulai memperhatikan dengan serius.

"Memangnya, kita harus bagaimana, Pak?" tanya salah satu dari mereka.

"Usir Melati dan adiknya yang pembawa sial ini, jangan ada korban lagi di kampung kita!" sahut Bapak Seno seraya menunjuk Melati dan Kemuning yang sedang menatapnya nanar.

"Usir! Usir!" Bapak Seno tak puas, dia mulai jadi kompor, tak ingin melihat anak-anak itu lagi di kampung ini dan disambut oleh para warga yang mulai terhasut.

"Ya, usir! Usir, mereka!"

Kemuning mengeratkan pelukan, dia takut dengan tatapan para warga yang terlihat bengis.

"Ayo, Dek. Kita pergi dari sini, kita cari kebahagiaan di tempat lain," ajak Melati, perlahan dia bangun dari duduknya, sekali lagi menoleh ke arah Seno yang terbujur kaku di lantai beralaskan tikar.

Melati pamit dalam hati. "Aku pergi, Seno!"

Mereka hanya bisa menunduk saat melewati warga yang berkerumun di depan rumahnya.

"Huuuuu, pergi sana, jangan balik lagi!" seru warga seraya menunjuk mereka yang berjalan dengan pincang, dibantu oleh tongkatnya masing-masing.

Lalu, Melati menghentikan langkah saat dia melihat sepasang kaki berdiri tegak di depannya, tepat di depan gerbang rumahnya. Dia pun mendongak dan ternyata dia adalah Arman.

Mata keduanya saling bertemu dan buliran bening seketika lolos begitu saja dari pelupuk mata indah Melati, tak mengharapkan pelukan karena sudah mendapatkannya dari Kemuning.

Tapi entah kenapa, sorot mata Melati seolah meneriakan kata tolong.

Kemuning menggenggam tangan kakaknya, mengajaknya terus berjalan. Melati menunduk, melewati Arman dengan air mata yang jatuh tanpa suara.

Lalu, langkah mereka terhenti saat Arman dengan sengaja menahan lengan Melati dan baru kali ini dia memberanikan diri untuk menyentuh seorang wanita yang jelas-jelas bukan mahramnya.

Mata Arman menatap tegas pada mereka yang berada di belakang Melati.

"Siapa kalian berani mengusir Melati dan adiknya dari rumahnya sendiri?!" tanyanya dengan setengah berteriak.

"Kamu, Arman! Kamu nggak tau apa-apa tentang Melati dan keluarganya, biarkan dia pergi dari desa ini, pembawa sial, kami seluruh warga sudah melihatnya sendiri, dari mereka lahir sampai detik ini, mereka selalu sial dan sekarang sudah memakan korban!" jawab Bapak Seno, menatap tajam Arman.

"Lihat anakku, dia tidak mendengarkan nasehat kami, apa yang terjadi? Ikut kena sial juga!" Bapak Seno semakin murka, dia menunjuk ke dalam, di mana anaknya terbaring kaku.

"Ini takdir, Pak. Bukan karena ketularan sial!" jawab Arman.

Sementara Melati, dia melepaskan tangan Arman dari lengannya, tapi pria itu tak juga melepaskan. "Sudahlah, Arman. Apa yang mereka katakan memang benar!" desis Melati mengiringi luka hatinya.

Tapi, Arman tak mendengarkan Melati, yang dia tau, dia hanya ingin membela gadis itu, apalagi dalam agamanya tidak apa itu yang namanya sial, semua adalah takdir. Arman ingin membuka mata mereka semua.

Tapi, Ibu Arman yang berada di tengah kerumunan warga itu mulai mendekat dengan langkah yang cepat.

Begitu di depan putranya, dia menghentikan langkah dan langsung menamparnya keras-keras.

"Mau ceramah kamu? Apa kamu udah tau kewajiban seorang anak? Seorang anak wajib mendengarkan apa kata ibunya, bukannya itu yang kamu pelajari di pondok?" bentaknya dan Arman tersenyum miris.

"Bu, Arman tau Ibu orang yang nggak ninggalin sholat, ibu juga shalihah, tapi bukannya di agama kita diajarkan bahwa yang terjadi adalah takdir? Nggak ada orang pembawa sial di dunia ini, Bu!"

"Diam kamu, Arman!" bentak Ibunya dengan mata semakin melotot.

"Kalau kamu nggak mendengarkan ibumu, sama saja kamu durhaka!" sambungnya.

"Bu, apa hubungannya sama durhaka? Arman cuma mau-" Dan ucapannya terpotong karena ibunya kembali menamparnya.

Plak!

Melati memejamkan mata saat suara tamparan itu terdengar lagi, dia tau rasa perihnya, tapi perih di pipi belum seberapa di bandingkan dengan perih hatinya juga Arman.

"Sudahlah, Arman. Apa yang mereka katakan memang benar, aku permisi!" kata Melati seraya menyingkirkan tangan Arman dari lengannya.

"Pergi sana, jangan balik lagi!" bentak Ibu Arman yang kemudian menyeret sang putra.

"Contoh sudah ada di depan mata tapi kamu masih mau mengelak!" kata Ibu Arman, sementara Arman, matanya mulai basah, dia tak berdaya untuk melindungi gadis yang dia cintai.

Kemarin, saat mendengar pernikahan Melati dan Seno, dia sudah berusaha tegar, berpikir kalau Melati bukan jodohnya.

Tapi, sekarang, dia tau kalau Melati adalah seorang janda ditinggal meninggal suaminya, rasa ingin memiliki kembali membuncah.

Ibu Arman terus menyeretnya dan karena masih menjaga harga diri ibunya, Arman hanya bisa menurut.

Sesampainya di rumah, Ibu Arman membanting pintu dengan kesal. "Kenapa kamu pulang kampung?" tanya Ibu Arman dengan nada tinggi.

"Bu, Arman suka sama Melati!"

Deg! Ibu Arman seperti jantungan, dadanya sakit, wanita berhijab itu menyender ke pintu lalu jatuh ke lantai, berharap dengan keadaannya yang seperti ini membuat Arman memilihnya.

Ibunya takut, takut Arman mengalami hal sial seperti Seno.

Kemudian, Arman membantu ibunya ke kamar, mengambilkan minyak angin untuknya.

"Arman, pokoknya ibu nggak mau punya menantu Melati!" ucapnya dengan menggeleng, wajahnya pucat dan seperti kehabisan darah, melihat keadaan ibunya membuat Arman hanya bisa diam.

Tapi, walau begitu, hatinya terus memikirkan Melati.

"Melati, kalau kamu pergi dari kampung, kamu mau kemana?" tanyanya dalam hati.

Di luar sana, Melati dan Kemuning baru saja melewati rumah Arman, dia tak menoleh, terus melangkah entah kemana langkahnya membawa.

Hingga akhirnya, mereka sampai di jembatan pembatas desa saat menjelang maghrib, rasa putus asa membuatnya berhenti di jembatan itu.

"Mbak, kenapa kita berhenti di sini?" tanya Kemuning dan Melati hanya bisa diam, menunduk, memeras air matanya.

"Mbak, ayo jalan lagi, jangan berhenti di sini," ajak Kemuning seraya menarik tangan kakaknya, tapi Melati menahan tangan itu.

"Dek!" Melati mendongak, menatap adiknya dengan tatapan yang sulit diartikan membuat adiknya takut setengah mati.

"Ada apa, Mbak?" tanya Kemuning dan bersambung dulu, ya.

Yuk kakak cantik dan ganteng, tinggalkan like dan komentarnya ya, jangan lupa subscribe juga biar nggak tertinggal update terbarunya. 🤗😇

1
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
duh satria knp diganggu kan mereka lagi mau menikmati keindahan 🤭
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ: dua²nya keindahan melihat tubuh melati+kenikmatan yg akan dirasakan Arman nanti 🤭
total 2 replies
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
Alhamdulillah akhirnya kalian menikah juga selamat yaa semoga samawa
Queen Alma: Aamiin, plus punya buntut yg bnyak 🤭
total 1 replies
༄⃞⃟⚡🍌 ᷢ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐⏤͟͟͞R🐬🔴
Semoga kebahagiaan segera menghampiri melati dan kemuning. kasian anak2 yang ngga bersalah jadi kena getah nya
Queen Alma: Aamiin ya Allah,
total 1 replies
Jeje kwok 12🌹
udh biarin aja ayah seno marah mungkin masih belum ikhlas atas kematian putranya toh melati juga selama ini tidak bahagia cuma setelah arwah kin tenang baru melati juga hidupnya tenang..lanjooottt seperti biasa..
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
yukk gaskeun Mel& Arman menikah jngn ditunda² nanti ketikung org lain lhooo.wkwkwk
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
haduhhh masih aja ortunya Seno gak Nerima kalau melati mau kawin lagi 🤭
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
terima aja lamaran dia melati insyaallah hidupmu akan bahagia bersama arman
Jeje kwok 12🌹
jodohkan saja toh semua juga udah selesai secara baik baik
Queen Alma: nggeh, kak
1 bab lg mereka nikah 🤭
total 1 replies
Teriablackwhite
Bapakmu kelakuannya emang bener-bener kejam, Melati
Teriablackwhite
Hidup kalian bener-bener memprihatinkan 😭😭 tapi semoga ada jalan keluar untuk melanjutkan hidup ke masa depan
Teriablackwhite
Bisa aja kalah, gak ada yang tahu, Seno?? Lawan kelihatan lemah, bisa aja ada sisi kuatnya
Teriablackwhite
heh bodoh 😭 ya makin gentayangan dong, elahh, Senoo, Senoo
Teriablackwhite
Seno bener-bener diteror, mau kasihan, tapi kelakuannya, sih
Teriablackwhite
Ya Allah, Bu 😌 mulutmu ya
Teriablackwhite
Hahahaha, mamam tuh Seno, makanya jadi manusia tuh jangan jahat 😑
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
jngn² dia mau menyampaikan kalau arman yg pantas menjaga melati walaupun ibunya Arman gak menyetujui nya.
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
apa yg mau disampaikan Surya ke mimpinya Saroh.
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
boleh juga nih sampai melati melahirkan dan apakah sesudah itu melati hidup bahagia lantas nanti siapa yg mau menafkahinya apakah arman atau org lain.
Queen Alma: gx usah dinafkahi juga udh kaya lg dia kan mah dibantuin sama Pak Bambang dan Bu Minah
total 1 replies
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
nahhh siapa org misterius itu.
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
sama Bu Minah aja km kalau gak sama mereka km mau tinggal dimana dan sama siapa.
waduhh bnr kah melati hamil ?
Queen Alma: iyes ka hehee
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!