AYUMI

Kiara menyadari bahwa setelah kematian kakaknya, hal-hal janggal mulai ada dalam hidupnya,dari file yang berisi foto-foto Ayumi,hadirnya Mico menjadi sopir pribadinya,sera Rani yang asisten rumah tangga baru yang memiliki rasa masakan yang sama dengan masakan yang dibuat kakaknya semasa hidup.

"Aku yakin ini nggak beres,pasti ada pihak yang tidak suka aku menikah dengan Mas Aksa dan membuat seolah-olah Kak Ayumi menghantui kehidupanku,tapi siapa setahuku dari dulu aku tidak punya musuh dan aku bukan tipe orang yang ingin cari masalah dengan siapapun."gumam Kiara.

Kiara menatap layar ponselnya,ia membuka sosmednya dan mengetikkan satu nama.

"Nara Vindari".

Hanya nama itu yang terbersit di benaknya,Nara adalah seorang gadis yang sangat membenci Kiara semasa SD hingga sekarang,bahkan Nara pernah membully Kiara habis-habisan hanya karena peringkat.

"Aku tidak yakin,tapi selama hidupku aku hanya bermasalah dengan orang itu."ucap Kiara.

(Tok..tok..tok?

"Permisi non Kiara,ini makanan untuk non Kiara sudah siap".Ucap Bi ira

Kiara membuka pintu kamarnya

"Bi,nggak usah repot-repot,saya bisa ambil sendiri di dapur."

"Nggak apa-apa non,tadi Bu Shinta suruh saya nganterin makanan ke kamarnya Non kiara."

"Terimakasih bi,tapi saya perlu bicara sebentar."

"Iya non."

"Masuk bi,kita bicara di kamar saya aja,karena ini menyangkut pribadi."

"Baik non."

"Begini bi,selama saya di rumah orangtua saya apakah ada orang yang mencurigakan datang ke rumah ini?"tanya Kiara

Ira mencoba mengingat ingat.

"Emm,kemarin ada yang ngirim bunga non,tapi katanya itu dari Non Kiara."

"Ciri-cirinya gimana bi?"

"Orangnya tinggi,pake topi sama jaket non,tapi kayaknya dia ojol non."

"Jujur aja ya bi,kemarin saya nggak pesan bunga untuk mama tapi tadi sore mama bilang kalau saya mengirim bunga kemarin,bunga mawar merah katanya."

Ira terkejut mendengar pengakuan Kiara,ia juga merasa ini tidak beres.

"Serius non?tapi nyonya tahu kalau itu bunga bukan Non Kiara yang ngirim?"

"Saya belum bisa ngasih tahu mama bi,takut mama trauma atau berpikiran yang macem-macem,nanti saya ngomong sama mas Aksa aja,gini aja kalau ada orang misterius nganterin apapun,langsung panggil saya ya bi,saya yakin banget ada orang yang mau neror keluarga ini."

"Iya non siap,yasudah non saya ke belakang dulu,masih ada pekerjaan yang belum selesai."

"Iya bi."ucap Kiara.

Bi Ira pun keluar dari kamar Kiara,ia seperti ketakutan.

Inem yang melihat raut wajah ira yang tak biasa pun berkata,"Ra,kamu kenapa?"tanya Inema

"Nem,ada teror di rumah Pak Hendra,kayaknya kita harus resign deh,gimana kalau kita juga jadi target orang itu."

"Ah nggak mungkin,Pak Hendra tuh orang kelas atas,mana ada orang yang berani berbuat seperti itu sama bapak."

"Nem jangan salah,justru orang yang punya jabatan itu musuhnya banyak,mbak Kiara tadi cerita sama aku kalau ada orang yang neror dia."ucap Ira

"Kalau mbak Kiara udah cerita berarti fix,ini memang udah darurat."

"Nem,tapi kenapa ya semenjak ada mbak Kiara disini hawanya emang beda banget,ya bener sih mbak Kiara itu baik sama kayak mbak Ayumi,tapi teror-teror kayak gini tuh nggak pernah ada kan dari dulu."

"Kalau dipikir-pikir sih iya ra,Pak Hendra orang yang baik dan Mas Aksa juga baik,kenapa baru sekarang setelah mas Aksa menikah sama mbak Kiara teror itu ada,Jangan jangan.."

"Jangan jangan apa sih nem?"Ira ketakutan

"Mbak Ayumi balas dendam karena mbak Kiara udah ngrebut calon suaminya."ucap Inem

"Pikiranmu itu mbokyo yang logis to nem,mana bisa sih mbak Ayumi,mainin laptopnya mbak Kiara dan ngirim bunga mawar merah kesini,aneh banget."

"Iya juga ya,pasti teror itu datang dari lawan bisnis mas aksa."

"Nggak tahu juga nem,semoga nggak ada hal aneh lagi deh,pusing banget aku mikirin ini semua,udah yuk kerja lagi nanti kita dimarahin Bu Shinta."ucap Ira.

****

Tepat pukul 19.00,Mobil Aksa pun datang,hari ini ia ada meeting dengan banyak client.

Aksa menenteng tas kerjanya dan masuk ke kamarnya tanpa bicara sepatah katapun.

"Pa,Aksa kenapa sih,dia kalah tender?"

"Nggak ma,dia menang kok."ucap Pak Hendra

"Kok dia diem aja,biasanya salam dan nyapa kita."

"Nggak tahulah ma,Aksa bukan anak kecil lagi sekali-kali kita harus ngertiin mood dia."

"Oke."ucap Bu Shinta

Tiba-tiba suara teriakan terdengar dari kamae Aksa.

"Brengsekkkkkkkkkkkk!"

Bu Shinta menatap tajam ke arah suaminya dan meminta untuk memeriksa sebenarnya apa yang terjadi.

"Sa..aksa kamu kenapa nak?"ucap Pak Hendra

"Aksa buka pintunya,ini mama nak ada apa sebenarnya?"

"Bajingan semuanya,kalian telah merenggut kebahagiaanku,kenapa kalian menyuruhku menikahi wanita yang tidak aku cintai,aku menderita aku kehilangan ayumi dan setiap hari aku selalu dihantui rasa bersalah kepadanya!"Aksa menangis sejadi-jadinya.

"Aksa buka pintunya nak,kita harus bicara sebenarnya apa yang terjadi,Aksa kamu bukan anak kecil lagi kita selesaikan secara jelas nak."

Aksa mengetahui fakta bahwa seseorang yang menculik Ayumi ada hubungannya dengan orangtuanya.

Ia membuka pintu kamarnya dan menatap tajam Pak Hendra.

"Papa adalah monster yang sangat mengerikan!"

"Mama juga,seorang wanita anggun dan sosialita kalangan atas tapi ternyata ikut andil dalam kejadian itu."

"Aksa,maksud kamu apa nak?"tanya Bu Shinta.

"Nggak usah pura-pura nggak tahu ma,semuanya aku tahu dan fakta ini tidak akan aku tutupi sama siapapun!"ucap Aksa dengan nada tinggi.

"Aksa kamu tenang,bagaimana kalau Kiara tahu kamu seperti ini nak,dia pasti akan sedih kehilangan Ayumi hingga membuatmu hilang akal seperti ini,apa kamu nggak mikirin perasaan istri kamu aksa?"ucap Bu Shinta.

"Ma,mama ini kenapa sih?Kiara itu bukan wanita yang aku cinta ma,dan kenapa juga mama selalu membenci Ayumi semasa hidupnya,apa salah dia ma?"Aksa menggertak

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Aksa,Pak Hendra sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi.

"Dasar,anak tak tahu diuntung selama ini kami telah memberikan apapun yang kamu mau,selama ini kami juga mengalah ketika kemauanmu harus dilaksanakan,lantas inikah balasanmu pada orangtuamu Aksa,hanya demi wanita yang telah meninggal kamu menjadi anak durhaka seperti ini."

Aksa menghela nafas kasar,ia terduduk lemas di lantai dan keringat mengucur deras,entah apa yang ia alami sampai membuatnya seperti ini.

"Sekarang mama dan papa jujur saja,apa kalian ada hubungannya dengan hilangnya Ayumi?"

Bu Shinta menangis sejadi-jadinya,ia tak menyangkan bahwa sang putra berani membentaknya demi seorang wanita.

"Jujur!"

"Kami tidak ada hubungannya dengan wanita itu,dia hilang memang sudah takdirnya!".

Aksa memicingkan matanya dan berkata,"Baiklah aku tahu jawabannya sekarang,memang kalian sengaja menyuruh orang untuk menculik dan membunuh Ayumi,aku tidak menyangka papa yang selalu aku banggakan menjadi monster di hari pernikahan anaknya sendiri!"

Pak Hendra tidak bisa lagi menahan amarahnya,ia menarik kerah baju Aksa dan manamparnya sekali lagi.

"Bajingan kamu!menyesal aku telah membesarkanmu selama ini,beraninya kamu berkata seperti itu pada orangtuamu sendiri,hal yang kamu katakan itu adalah omong kosong yang tidak ada buktinya,Ayo ma kita pergi dari sini,papa muak melihat anak durhaka ini!".

"Pa..sabar pa,Aksa hanya emosional sesaat."ucap Bu Shinta.

"Sudah mama jangan membela anak durhaka itu,dasar anak tidak tahu diuntung!"ucap Pak Hendra.

*****

Ternyata sedari tadi Kiara mendengar ucapan mereka,ia tidak bisa lagi menahan air matanya.Ucapan Aksa belum terbukti tapi dadanya sesak mendengar ucapan bahwa mertuanya adalah dalang dari semua permasalahan ini.

------Bersambung-----