NovelToon NovelToon
Kehidupan Baru Sebagai Istri

Kehidupan Baru Sebagai Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / CEO / Selingkuh / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Saudara palsu
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: AgviRa

Seorang wanita muda bernama Misha, meninggal karena tertembak. Namun, jiwanya tidak ingin meninggalkan dunia ini dan meminta kesempatan kedua.

Misha kemudian terbangun dalam tubuh seorang wanita lain, bernama Vienna, yang sudah menikah dengan seorang pria bernama Rian. Vienna meninggal karena Rian dan Misha harus mengambil alih kehidupannya.

Bagaimana kisahnya? Simak yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hampir ketabrak

Misha menatap sekeliling menatapnya dengan takjub. Dia mencari butik dan memilih-milih pakaian yang sesuai dengan seleranya. Tak hanya itu, dia juga membeli peralatan make up agar nantinya dia bisa berdandan agar wajahnya kelihatan lebih segar.

Diatas kesenangannya saat ini, tiba-tiba Misha mengingat Misha yang asli dan dirinya.

"Mbaknya disana yang tenang ya, makasih udah percaya sama Mima. Mima jamin semuanya bakal aman terkendali. Ah, jadi ingat tubuh gue, kira-kira siapa yang ngurusin jenazah gue ya? Gue do'ain siapa aja yang ngurus, pahalanya bakal bertambah. Aamiin."

Misha tidak mungkin mencari tentang dirinya sekarang, karena tempat yang berbeda jauh pasti akan memakan waktu lebih.

Setelah semua yang dia inginkan sudah dia dapat, Misha berencana mencari makanan untuk mengisi perutnya. Karena sedari tadi dia belum juga mengisi perutnya. Dia melihat sekeliling dan matanya tertuju kearah suatu tempat.

"Yuhu, seumur-umur gue belum pernah makan makanan itu, apa ya lupa gue lupa namanya?" Misha mencoba mengingat nama makanan tersebut.

Klik!

Misha menjentikkan kedua jarinya ketika mengingat nama makanan tersebut.

"Nah, steak, iya namanya steak. Coba masuk ke kedai situ ah. Ya kali ada uang rugi banget kalo dianggurin."

Misha langsung masuk ke salah satu tempat makan di mall tersebut. Dia memesan makanan yang dia mau.

Setelah mengisi perut, Misha masuk kedalam salon kecantikan. Dia ingin menjalani rangkaian perawatan agar dirinya terlihat lebih fresh.

Singkat waktu, jam sudah menunjukkan pukul 16.30 WIB. Misha baru saja selesai melakukan perawatan dan kini dia nampak lebih segar.

"Huah, begini baru hidup. Semuanya udah, sekarang tinggal pulang dan istirahat. Mahal banget ya salon disini tapi, sebanding sih sama hasilnya. Ah ini baru sehari aja senang begini rasanya." Serunya melangkahkan kakinya sambil menjinjing beberapa paper bag.

Bruk!

Tiba-tiba Misha tertabrak seseorang. Paper bag bawaannya terjatuh.

"Auh. Kalo jalan ati-ati dong." Ucap Misha kesal dan memungut paper bagnya. Teman wanita membantu memungut paper bag Misha.

"Harusnya elo yang ati-ati. Jalan pake mata." Jawab wanita yang menabraknya sewot.

"Kakak tidak apa-apa?"

Misha mengangguk.

"Heh, dimana-mana itu jalan pakai kaki, mata dipakai buat liat sekitar. Disini jelas-jelas yang nabrak gue itu elo. Elo mainan HP gak liat jalan. Sekarang malah nyalahin gue. Udah salah nyolot lagi."

"Loe-"

"Udah, Sya. Yang salah emang kita bukan kakaknya. Kak, maafin kita ya." Teman wanita tersebut meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan.

"Kamu gimana sih? Yang harusnya minta maaf itu dia." Jawabnya protes tidak terima.

"Udah deh, disini banyak orang gak usah bikin perkara. Malu tahu gak? Udah ayok." Bisik temannya.

"Kak, sekali lagi maaf ya." Ucapnya sambil membungkuk lalu menarik wanita yang menabrak Misha tadi dengan paksa.

"Dasar, orang aneh. Untung temennya baik. Kalau enggak, pasti udah gue jadiin rempeyek tuh." Gerutu Misha.

Misha pun keluar dari Mall. Misha nampak celingak celingukan mencari taksi sampai tak sadar dia berjalan ke arah dimana jalan keluar kendaraan dari parkiran Mall.

Tin! Tin!

Misha menoleh kearah kiri.

"Akhhh" Misha langsung berjongkok memejamkan mata dan menutup kedua telinganya.

'Gusti Allah, gue belum mau mati untuk yang kedua kalinya.' Batinnya.

Si pengemudi langsung mengerem mobilnya. Hampir saja menabrak Misha.

Dia pun lekas keluar dari mobil dan mendekati Misha.

"Hei, kamu tidak apa-apa?"

Misha membuka mata dan mendongak melihat siapa yang telah hampir menabraknya. "Ahhh. MasyaAllah, ganteng banget. Iki kaya artis Kpop." seketika Misha terpesona dengan laki-laki yang telah menabraknya.

"Loh, Misha."

Bukannya menjawab, Misha malah terdiam karena terpana melihat sosok yang berada di hadapannya. Mulutnya saja hampir menganga.

"Misha, hai Misha." Panggil laki-laki tersebut dengan melambaikan tangan tepat di depan wajah Misha.

Misha langsung tersedar.

"Ah, iya. Maaf." Mimik wajah Misha langsung berubah, padahal tadinya jantungnya berdegup begitu kencang karena merasa dirinya akan tertabrak mobil.

"Loh, kamu gak ngenalin aku? Aku Refan, kakak ipar kamu."

"Haaa. Ah, Mas Refan. Maaf gara-gara kekenyangan gu- eh aku jadi linglung. Hehe. Iya." Jawabnya serasa tak masuk diakal, dia pun langsung menggusap-usap tengkuk lehernya untuk menutupi rasa gugupnya.

'Aneh, ada apa dengan Misha?' Batin Refan.

Refan memperhatikan Misha.

"Kamu sama siapa disini? Dimana Rian?"

"Gu-eh." Misha menepuk mulutnya. "Aku kesini sendirian, Mas. Mas Rian masih kerja." Jawab Misha.

"Hm, baiklah. Terus kamu sekarang mau kemana?" Tanya Refan.

"Aku mau pulang, Mas."

"Kalau gitu kamu sekalian ikut aku aja. Lagian aku juga mau pulang, aku mampir kesini juga karena Tika minta oleh-oleh."

Misha mengangguk.

'Oh, jadi cewek sundal itu Tika namanya. Kasian banget loe, Mas. Ganteng begini cuma dimanfaatin doang.' Batin Misha.

Misha kini mengekori Refan. Dia akan nebeng satu mobil bersama Refan.

Refan berjalan menuju sisi kiri mobil membukakan pintu untuk Misha.

"Ayo masuk." Pinta Refan pada Misha.

"Aku bisa sendiri loh, Mas. Gak harus dibukain pintu segala. Terus aku dibelakang aja, Mas."

"Udah ayo. Jangan banyak protes. Keburu ada yang mau keluar dari tempat parkir."

Misha memanyunkan bibirnya. "Ya udah kalo maksa." Jawab Misha cuek.

Akhirnya Misha duduk di samping kemudi.

'Gue lihat-lihat ini orangnya baik. Tapi, kasihan banget, istrinya macam nenek lampir. Apa gue ambil kesempatan ini ya buat nunjukkin video yang gue ambil tadi siang?' Batin Misha.

Misha ingin menunjukkan videonya yang tadi siang sempat dia rekam. Hanya saja dia masih ragu alias maju mundur.

Kini mereka berdua sudah keluar dari Mall.

Misha melirik Refan.

"Mas."

"Misha."

Mereka berdua sama-sama membuka suara secara bersamaan.

"Kamu duluan aja."

"Enggak, Mas Refan aja duluan."

"Hm, baiklah. Misha, aku mau tanya sesuatu sama kamu. Ini perihal Tika. Menurutmu, Tika itu gimana?"

Misha melirik Refan. "Emb, maaf Mas, kenapa Mas Refan tanya sama aku? Aku aja gak dekat sama istri Mas Refan."

"Gitu ya? Aku kira kalian di rumah akrab."

Misha menggelengkan kepala.

"Kalau kamu, tadi mau ngomong apa?"

"Em, oh, gak jadi Mas." Jawab Misha nampak canggung.

"Kok gak jadi sih? Jadiin lah. Oh ya, aku kira kamu ini gak mau diajak ngobrol. Masalahnya selama 5 bulan aku menikah dengan Tika, kamu terlihat seperti orang pendiam."

Misha nampak terkejut, dia kini nampak berfikir.

'Jadi, mereka baru 5 bulan menikah?' Batin Misha.

"Iya kan ada pasangan masing-masing, Mas. Harus menghargai pasangan kita. Apalagi kita berdua ini terbilang orang luar." Jawab Misha sok bijak.

"Kamu bener juga. Aku ini kasihan sama Tika, baru aja nikah udah harus aku tinggal karena urusan pekerjaan. Hanya saja aku kurang suka sama sifatnya yang boros. Dikasih berapa aja selalu kurang. Dia itu apa-apa selalu nuntut. Makanya aku tadi tanya sama kamu, eh ternyata kalian gak deket."

Refan melirik Misha yang hanya manggut-manggut.

'Baru kali ini aku nyaman didekat seorang wanita. Sepertinya dia tipe wanita yang tidak mau ikut campur urusan orang lain.' Batin Refan.

"Eh, maaf Sha. Aku malah jadi curhat."

"Iya gak papa, Mas. Santai aja."

1
Nyai Suketi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!