Wanita Gemuk Istri Komandan

Wanita Gemuk Istri Komandan

Pindah Raga?

Netha Putri, 27 tahun, duduk di meja kerjanya dengan mata yang terasa berat. Jam telah menunjukkan pukul 03.00 sini hari. Sudah seharian ia sibuk mengejar deadline laporan untuk perusahaan tempat ia bekerja. Lupa makan, lupa minum, dan bahkan lupa menikmati hidup. Wajahnya terlihat lelah, namun tetap cantik dengan riasan tipis yang ia pakai sejak pagi.

"Satu halaman lagi... satu halaman lagi, setelah ini selesai," gumamnya seraya mengetik cepat di laptop. Namun, rasa kantuk akhirnya tak tertahankan. Kelopak matanya tertutup, dan kepalanya tertunduk di atas meja.

Ketika Netha membuka mata, ia merasa aneh. Pandangannya buram, tubuhnya terasa berat, dan ada sesuatu yang berbeda. Ia mencoba menggerakkan tangannya, namun sulit. Ia merasakan kasur di bawah tubuhnya, bukan kursi kantor. Perlahan, ia berguling-guling, namun tubuhnya malah oleng hingga

Brak!!!

"Ahhh!" Netha meringis. Kepalanya terbentur sesuatu, kaleng soda. Ia terduduk di lantai, memegang kepalanya yang nyut-nyutan. "Apa-apaan ini?"

Matanya menyapu ruangan. Gelap, pengap, dan... berantakan. Sampah berserakan di lantai, gorden tertutup rapat, dan bau apek menyeruak di udara. Jantungnya berdegup kencang.

“Ini bukan rumahku…” bisiknya.

Netha berdiri dengan susah payah. Tubuhnya begitu berat. Dengan langkah terseok, ia mendekati cermin yang menempel di lemari. Apa yang dilihatnya membuatnya terkejut.

"Wah… apa-apaan ini!?"

Di cermin, seorang wanita dengan wajah mulus dan rambut hitam panjang yang sehat menatap balik ke arahnya. Namun, tubuhnya... gemuk. Sangat berbeda dari tubuh langsingnya. Kaos tidur lusuh membalut tubuh besar itu. Namun meski begitu, wajahnya tetap cantik dan kulitnya putih bersih.

“Ini... aku?”

Ingatan asing mulai berputar di kepalanya, seperti film rusak. Adegan-adegan singkat, dua anak laki-laki, seorang pria tinggi berseragam militer, dan dirinya sendiri yang terlihat lusuh, malas, dan… suka marah-marah?.

“Astaga… apa ini? Aku mimpi?!”

Dengan gemetar, ia masuk ke kamar mandi. Wajahnya yang penuh busa sabun menatap balik dari cermin kamar mandi. Setelah membersihkan diri, Netha berjalan menuju lemari pakaian. Hampir semua bajunya berwarna mencolok: merah, kuning, pink terang. Ia meringis.

“Astaga, ini baju atau permen?” gumamnya, lalu menemukan satu kaos putih dan rok lilit besar. Setelah berpakaian, ia menguncir rambutnya ala messy bun dan memoles wajahnya dengan skincare seadanya.

Setelahnya, ia membuka jendela kamar lebar-lebar. Cahaya pagi masuk dan udara segar mengusir pengap yang menyelimuti ruangan. Sprei kotor ia lepas, bungkusan makanan dan minuman ia ambil dan dikumpulkan di kresek sampah, lantai ia sapu, dan tak lupa parfum ruangan yang hanya sisa dua semprotan saja, namun ruangan itu perlahan kembali layak huni.

 

Sementara itu, di ruang tamu, Sean Jack Harison duduk dengan kedua anak kembarnya, Elbarack dan Albarack. Sean, dengan wajah tegas dan sorot mata dingin, sedang membaca laporan dari ponselnya. El duduk di sebelah kanan, diam seribu bahasa sambil memainkan robot kecil. Sedangkan Al, yang lebih cerewet, mulai bersandar pada bahu Sean.

“Papa, suara apa itu?” tanya Al tiba-tiba.

Sean mengangkat alis. “Suara apa?”

“Seperti suara orang jatuh. Dari kamar ‘dia’,” jawab Al, sambil menunjuk ke lantai atas dengan dagunya.

El menoleh. “Mungkin dia bangun.”

Al mendorong El pelan. “Kamu saja yang lihat.”

El menggeleng. “Kamu saja.”

“Sudah, kalian berdua lihat,” potong Sean dingin, membuat kedua anak itu saling pandang. Akhirnya, dengan wajah cemberut, Al dan El berjalan ke kamar Netha.

 

Tok tok tok!

“Kamu!” suara Al terdengar dari balik pintu. “Hei, bangun nggak?”

Tak ada jawaban. El mengetuk lagi, lebih keras. Namun tetap hening. Mereka juga membuka pintu itu, namun tak terbuka. Mereka akhirnya turun kembali dengan angkat bahu.

“Papa, dia nggak jawab. Pintunya juga dikunci.”

Sean hanya mendengus kecil. “Biarkan saja.”

Tanpa banyak bicara, ia bangkit dan menuju dapur. Tangannya cekatan memecahkan tiga butir telur, namun sayangnya, keahlian memasaknya benar-benar buruk. Telur ceplok yang ia buat gosong di pinggir, dan terlalu banyak garam masuk ke penggorengan.

Tak lama kemudian, mereka bertiga sudah duduk di meja makan, menatap tiga piring telur gosong itu dengan ekspresi datar. Al mendesah keras.

“Papa… kenapa gosong lagi?” keluh Al.

El hanya diam sambil memandangi telur di piringnya.

Tiba-tiba, suara pintu kamar terdengar. Ketiganya menoleh ke arah tangga, dan mereka semua terdiam. Netha muncul dengan penampilan yang berbeda.

Kaos putih polos, rok lilit, rambut digelung rapi meskipun sedikit berantakan, dan wajah bersih tanpa polesan lipstik merah cerah. Penampilan yang begitu sederhana, namun membuat mereka semua terpana.

Netha berjalan menuju meja makan, menatap tiga piring telur yang tampak menyedihkan itu. Seketika, bibirnya melengkung kecil menahan tawa.

“Itu telur.... gosong?” gumamnya pelan, namun cukup terdengar. Karena Netha hanya melihat 3 piring saja, akhirnya ia ingin memasak sendiri saja.

Ketiga pria itu hanya menatapnya tanpa berkata apa-apa. Netha berdehem, lalu berbalik menuju dapur. Setelah membuka kulkas dan lemari dapur, ia mendapati bahan makanan yang sangat terbatas.

“Hanya telur dan mie instan? Ya sudah, ini juga bisa,” ujarnya sambil mulai memasak.

Netha memasak porsi jumbo dengan cekatan, ditambah dengan beberapa bahan tambahan, sehingga aroma nya lebih terasa.

10 menit kemudian, Netha telah selesai memasak, ia membawa sepiring mie goreng.

 

Tak lama, Netha muncul kembali dengan sepiring mie goreng. Aromanya menggugah selera. El dan Al menatap piring itu dengan mata berbinar.

Netha duduk di kursinya dan hendak menyendok mie ke piringnya, namun ia berhenti sejenak. “Mau coba?” tanyanya santai.

El diam saja, sedangkan Al langsung bersuara, “Aku mau!”

“Al,” suara Sean memotong tegas. “Makan makananmu sendiri.”

Al merengut. “Tapi, Papa… ini gosong dan keasinan!”

Sean tak menjawab, hanya memandang El dan Al dengan tajam. Namun Al tak peduli. “Kamu, boleh aku makan mie-nya?” tanyanya pada Netha.

Netha terkekeh kecil. “sebentar, aku ambilkan dulu yang baru.”

El yang tadinya diam akhirnya mengangguk pelan lalu berkata “Aku juga mau.”

Sean yang cemberut, karena makanan yang ia masak Tidak dimakan oleh si kembar El dan Al, akhirnya ia mengambil telur gosong itu dan memakan semua nya. Tak masalah, Sean sudah terbiasa di militer, tak boleh mengeluh dan habiskan.

 

Netha akhirnya kembali ke dapur, membawa dua porsi mie goreng lagi untuk El dan Al. Begitu ia kembali, kedua anak itu makan dengan lahap. Sean hanya melirik dari ujung meja, namun gengsinya terlalu besar untuk ikut meminta.

Setelah makanan habis, Sean meletakkan sendoknya dan memandang Netha. “Nanti temui aku di ruang tamu. Ada yang ingin kubicarakan.”

Netha, yang sedang mengumpulkan piring, menoleh dan mengangguk santai. “Oke.”

El dan Al saling pandang dengan bingung, sedangkan Sean bangkit dari kursinya dan berjalan menuju ruang tamu.

Sementara itu, Netha melanjutkan pekerjaannya, membersihkan meja makan dan mencuci piring-piring kotor. Dalam hati, ia bertanya-tanya, apa yang sebenarnya sedang terjadi di hidup barunya ini. Namun satu hal yang ia tahu pasti: dunia ini jauh berbeda dari yang ia tinggalkan.

Terpopuler

Comments

Ara25

Ara25

pernah baca kalau gak salah di wp

2025-01-16

1

Selly AWP

Selly AWP

whooooooooo...agila sih ini Authornya! ide ceritanya unik dan keren!!!

2025-01-16

0

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

mampir thor

2025-01-21

0

lihat semua
Episodes
1 Pindah Raga?
2 Jackpot
3 Proyek Besar Netha
4 Menikmati Hidup
5 Suasana Baru
6 Supermarket
7 Mulai Merasa Nyaman
8 Bercerita
9 Olahraga Bersama
10 Hari Yang Panjang
11 Renungan Malam
12 Perubahan Besar
13 Penyelamatan Sandera di Perbatasan
14 Suasana Hangat
15 Keseruan Bermain
16 Adegan Tak Terduga
17 Sean Pulang
18 Kebahagiaan Di Mini Zoo
19 Kejutan
20 Berkumpul Berlima
21 Bimbang
22 Sean Mulai Aneh
23 Suasana Yang Berbeda
24 Berjalan Di Kamp Militer
25 Me Time
26 Merasa Bersalah
27 Terlalu Banyak Fikiran
28 Banyak Pikiran
29 Menuju Kamp Militer
30 Amarah Anetha
31 Pantai
32 Manis
33 Pagi Yang Menjengkelkan
34 Pulang
35 Diskusi Si Kembar
36 Berdiskusi Dengan Sean
37 Sean Ikut Merajuk
38 Sean Nyaman Bersama Netha
39 Maling
40 Kegiatan Bersama
41 Proyek Membuat Kue
42 Rebutan Kue
43 Perjalanan Mansion Harison
44 Kehangatan Keluarga Harison
45 Foto Terlucu
46 Effort Sean
47 Masak Bersama
48 Senangnya Kedua Orang Tua Sean
49 Kehebohan
50 Hari Yang Dinanti
51 Kenangan Indah
52 Ungkapan Cinta Sean
53 Bermain Di Taman Mansion
54 Pesta Teh
55 Pengakuan Yang Mengejutkan
56 Memilah Foto
57 Netha Yang Luar Biasa
58 Malam Panas
59 Serangga nya Ketemu
60 Kembali Pulang
61 Penjaga Gawang
62 Chef Cilik
63 Kejutan Untuk Netha
64 Gosip-Gosip
65 Macan Tutul
66 Sean Bersiap Pergi Tugas
67 Cek Dekorasi Restoran dan Toko Kue
68 Jatuh Cinta Lagi
69 Kegiatan Netha dan Si Kembar
70 Harmony Haven & Sweet Echoes
71 Penutupan Acara
72 Pindah Kediaman
73 Kue Perkenalan
74 Menyapa Tetangga dan Rekan
75 Bertemu Ibu-Ibu Komplek Julit
76 Rencana Sekolah
77 Perang Mulut Dengan Mlijo
78 Menunjukkan Pesona Netha
79 Bercanda nya Suami Istri
80 Mengatur Hidup Netha
81 Sekolah Si Kembar
82 Berpartisipasi Kegiatan Persit
83 Berita Baik
84 Gejolak Emosi
85 Kegembiraan Sesaat
86 Menemukan Jati Diri
87 Dilema
88 Happy New Year 2025!
89 Mencoba Berubah
90 Masih Berusaha
91 Sudah Kembali
92 Perjalanan yang Belum Selesai
93 Momen Berharga
94 End
95 Pesan Untuk Pembaca Setia
96 Reinkarnasi Duchess Pemberani
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Pindah Raga?
2
Jackpot
3
Proyek Besar Netha
4
Menikmati Hidup
5
Suasana Baru
6
Supermarket
7
Mulai Merasa Nyaman
8
Bercerita
9
Olahraga Bersama
10
Hari Yang Panjang
11
Renungan Malam
12
Perubahan Besar
13
Penyelamatan Sandera di Perbatasan
14
Suasana Hangat
15
Keseruan Bermain
16
Adegan Tak Terduga
17
Sean Pulang
18
Kebahagiaan Di Mini Zoo
19
Kejutan
20
Berkumpul Berlima
21
Bimbang
22
Sean Mulai Aneh
23
Suasana Yang Berbeda
24
Berjalan Di Kamp Militer
25
Me Time
26
Merasa Bersalah
27
Terlalu Banyak Fikiran
28
Banyak Pikiran
29
Menuju Kamp Militer
30
Amarah Anetha
31
Pantai
32
Manis
33
Pagi Yang Menjengkelkan
34
Pulang
35
Diskusi Si Kembar
36
Berdiskusi Dengan Sean
37
Sean Ikut Merajuk
38
Sean Nyaman Bersama Netha
39
Maling
40
Kegiatan Bersama
41
Proyek Membuat Kue
42
Rebutan Kue
43
Perjalanan Mansion Harison
44
Kehangatan Keluarga Harison
45
Foto Terlucu
46
Effort Sean
47
Masak Bersama
48
Senangnya Kedua Orang Tua Sean
49
Kehebohan
50
Hari Yang Dinanti
51
Kenangan Indah
52
Ungkapan Cinta Sean
53
Bermain Di Taman Mansion
54
Pesta Teh
55
Pengakuan Yang Mengejutkan
56
Memilah Foto
57
Netha Yang Luar Biasa
58
Malam Panas
59
Serangga nya Ketemu
60
Kembali Pulang
61
Penjaga Gawang
62
Chef Cilik
63
Kejutan Untuk Netha
64
Gosip-Gosip
65
Macan Tutul
66
Sean Bersiap Pergi Tugas
67
Cek Dekorasi Restoran dan Toko Kue
68
Jatuh Cinta Lagi
69
Kegiatan Netha dan Si Kembar
70
Harmony Haven & Sweet Echoes
71
Penutupan Acara
72
Pindah Kediaman
73
Kue Perkenalan
74
Menyapa Tetangga dan Rekan
75
Bertemu Ibu-Ibu Komplek Julit
76
Rencana Sekolah
77
Perang Mulut Dengan Mlijo
78
Menunjukkan Pesona Netha
79
Bercanda nya Suami Istri
80
Mengatur Hidup Netha
81
Sekolah Si Kembar
82
Berpartisipasi Kegiatan Persit
83
Berita Baik
84
Gejolak Emosi
85
Kegembiraan Sesaat
86
Menemukan Jati Diri
87
Dilema
88
Happy New Year 2025!
89
Mencoba Berubah
90
Masih Berusaha
91
Sudah Kembali
92
Perjalanan yang Belum Selesai
93
Momen Berharga
94
End
95
Pesan Untuk Pembaca Setia
96
Reinkarnasi Duchess Pemberani

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!