NovelToon NovelToon
Dewi Yang Terlahir Kembali

Dewi Yang Terlahir Kembali

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Kultivasi Modern / Penyelamat
Popularitas:776
Nilai: 5
Nama Author: Chu-Chan

Berada di dunia yang mana dipenuhi banyak aura yang menjadi bakat umat manusia, selain itu kekuatan fisik yang didapatkan dari kultivasi melambangkan betapa kuatnya seseorang. Namun, lain hal dengan Aegle, gadis belia yang terasingkan karena tidak dapat melakukan kultivasi seperti kebanyakan orang bahkan aura di dalam dirinya tidak dapat terdeteksi. Walaupun tidak memiliki jiwa kultivasi dan aura, Aegle sangat pandai dalam ilmu alkemi, ia mampu meracik segala macam ramuan yang dapat digunakan untuk pengobatan dan lainnya. Ilmu meraciknya didapatkan dari seorang Kakek tua Misterius yang mengajarkan cara meramu ramuan. Karena suatu kejadian, Sang Kakek hilang secara misterius. Aegle pun melakukan petualang untuk mencari Sang Kakek. Dalam petualang itu, Aegle bertemu makhluk mitologi yang pernah Kakek ceritakan kepadanya. Ia juga bertemu hantu kecil misterius, mereka membantu Aegle dalam mengasah kemampuannya. Bersama mereka berjuang menaklukan tantangan dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chu-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Epsode 12

Setelah berterima kasih kepada ketua alkemis, Aegle mengikuti wanita itu menuju ruang penyimpanan bahan-bahan berharga di dalam toko. Ruang tersebut tampak megah dan dipenuhi dengan rak-rak kayu yang berisi bahan-bahan langka dan potongan ramuan yang bersinar. Mata Aegle menyapu ruangan itu dengan antusias, terpesona oleh kekayaan dan kualitas bahan-bahan yang ada.

“Semua bahan ini tampaknya sangat berharga,” gumam Aegle dengan takjub.

“Ada beberapa bahan yang hanya dapat ditemukan di tempat-tempat jauh atau berbahaya,” jawab ketua alkemis, seolah untuk menjelaskan betapa luar biasanya koleksinya.

Di antara semua bahan yang tersedia, Nyth yang berada di sudut ruangan, tiba-tiba merasakan getaran tertentu yang menyadarkan dirinya. Dia mendekat dengan lebih cermat. "Kakak, lihat itu," katanya, menunjuk ke beberapa benda yang terletak di sudut rak. "Itulah bahan yang kamu butuhkan untuk membuat Pil Pembuka Energi Kultivasi."

Aegle mengikuti arah tangan Nyth, menemukan beberapa tanaman dan bubuk mineral yang sangat jarang. "Ini sempurna!" seru Aegle dengan penuh semangat, cepat-cepat mengumpulkan bahan-bahan tersebut.

Setelah mengumpulkan semua bahan yang diperlukan, Aegle berdiri di hadapan ketua alkemis dengan senyum ragu. “Berapa harga bahan-bahan ini?” tanyanya, sedikit khawatir dengan biaya yang mungkin akan dikeluarkan.

Ketua alkemis itu memindai bahan-bahan yang dibawa Aegle dengan matanya yang terlatih, lalu tampak terkejut. "Ini... ini sangat berharga, Nona," katanya, mengamati bahan-bahan tersebut dengan serius. “Harganya bisa sangat mahal, bahkan lebih dari yang kamu kira.”

Aegle mengangguk. Dia sudah memperkirakan bahwa bahan-bahan tersebut pasti mahal, tetapi tidak menduga mereka akan begitu bernilai. Namun, ketua alkemis itu mengejutkan Aegle dengan tawarannya.

“Namun, aku akan memberikan semua bahan ini secara gratis,” kata ketua alkemis dengan senyum misterius. “Aku juga akan mempersilakanmu untuk menggunakan tungku kami, bahkan mungkin mendapatkan bantuan lain jika diperlukan. Silakan, Nona.”

Mendengar itu, Aegle merasa gembira, tetapi seketika curiga merasukinya. "Apa motif ketua alkemis ini?" pikirnya dalam hati. Meski ragu, ia memutuskan untuk memanfaatkan kebaikan itu terlebih dahulu. Ia tidak akan menolak kesempatan langka ini.

“Terima kasih, Ketua. Saya akan memulai persiapannya segera,” jawab Aegle dengan hati-hati.

Ketua alkemis memimpin Aegle menuju ruang tungku pembakaran, di mana api menyala cerah di dalam tungku besar. Aegle menyiapkan bahan-bahan dengan teliti, sementara Nyth mengawasi dari sisi ruangan. Mereka mulai bekerja dengan hati-hati, mencampur bahan-bahan yang sebelumnya Aegle pilih dengan penuh ketelitian.

Namun, proses pembuatan pil tidaklah mudah. Sebagai seorang pemula dalam dunia alkemi tingkat lanjut, Aegle merasa ketegangan meningkat saat bahan-bahan yang memiliki kandungan bertentangan mulai menunjukkan gejala ketidakseimbangan. Api di tungku terasa semakin tidak stabil, dan Aegle merasakan konsentrasinya mulai goyah.

Tiba-tiba, api dalam tungku meluap dengan intensitas yang berbahaya. Aegle terkejut, tetapi Nyth dengan cepat mendekat dan membimbingnya untuk mengendalikan api. “Kakak, fokus! Jangan biarkan energi-energi itu menguasaimu. Kendalikan mereka!” seru Nyth dengan penuh tekad.

Dengan bantuan Nyth, Aegle berhasil mengembalikan kestabilan proses tersebut. Perlahan, pil mulai terbentuk. Setelah beberapa saat penuh ketegangan, Aegle akhirnya berhasil membuat tiga pil Pembuka Energi Kultivasi.

“Ini... ini berhasil!” seru Aegle dengan senyum lega.

“Makanlah pil itu, Kak,” kata Nyth. “Setelah itu, bersemedi selama tujuh hari untuk menyatukan energi qi dalam tubuhmu. Dengan cara ini, kamu bisa membuka dan meningkatkan kekuatan kultivasimu.”

Aegle mengangguk dengan penuh tekad. Ia menelan salah satu pil dengan cepat, dan rasanya yang hangat segera mengalir ke seluruh tubuhnya. Aegle pun mulai bersemedi di tempat yang telah disediakan, mengikuti instruksi Nyth.

Selama tujuh hari, Nyth terus mengawasi dan memberi bimbingan. Aegle merasakan tubuhnya mulai berubah. Energi qi yang selama ini tersembunyi di dalam tubuhnya mulai bangkit, perlahan-lahan mengalir melalui setiap titik meridian tubuhnya. Aegle bisa merasakan perubahan besar dalam dirinya. Senyum puas terukir di wajahnya saat ia membuka matanya, merasakan kekuatan baru yang mengalir dalam dirinya.

Hari kedelapan, Aegle membuka matanya, penuh semangat. “Aku berhasil, Nyth! Aku bisa merasakannya!” katanya, tertawa riang.

Nyth tersenyum. “Kamu telah melangkah lebih jauh, Kak. Kini, kamu dapat mencapai lebih banyak.”

Aegle tidak sabar untuk berbagi kabar baik ini dengan ketua alkemis. Segera, dia menemui wanita tersebut di toko, dan dengan tulus mengucapkan terima kasih atas segala bantuannya.

Sebagai gantinya, Aegle memberikan selembar kertas dan satu pil Pembuka Energi Kultivasi kepada ketua alkemis. Ketika ketua alkemis membuka kertas itu dan membaca isinya, ekspresinya berubah dramatis. Ia berlutut di depan Aegle, dengan air mata di matanya.

“Nona, aku... aku tidak tahu harus berkata apa. Terima kasih, terima kasih banyak,” kata ketua alkemis dengan suara bergetar.

Aegle terkejut melihat wanita itu bersujud di hadapannya. “Apa yang terjadi? Apa isi dari kertas itu?” batinnya, bingung. Ia punmengarah pandangannya ke arah Nyth.

Nyth yang mengamati kejadian itu menjelaskan. “Kertas itu berisi informasi yang bisa menyelamatkan hidupnya. Ketua alkemis ini telah terjebak dalam jalur pelatihan yang salah dan tidak bisa melanjutkan ke tingkat berikutnya. Kertas itu berisi petunjuk-petunjuk yang akan membantunya keluar dari jalan buntu ini.”

Ketua alkemis itu mengangkat wajahnya, menatap Aegle dengan penuh rasa terima kasih. “Aku tak akan pernah bisa membalas kebaikan ini. Suatu hari nanti, jika kamu membutuhkan bantuan, toko ini akan selalu mendukungmu. Aku berjanji.”

Aegle pun hanya mengangguk. Sebuah keberuntungan bagi dirinya. Sebelum pergi, ketua alkemis itu pun bertanya tentang orang hebat yang berada dibelakangnya. Aegle yang sedikit bingung pun hanya bisa menjawab bahwa ia memiliki seorang kakek yang mengajarnya.

“Baiklah, nona. Kamu bisa memanggil saya Ketua Yun.” Ucap Ketua alkemis tersebut sembari membungkukan kepalanya sedikti memberi hormat kepada Aegle.

“Baik, Ketua Yun. Terima kasih atas kebaikanmu.” Ucap Aegle kembali memberi hormat kepada ketua Yun.

Aegle dan Nyth kemudian keluar dari toko alkemis tersebut dan melanjutkan perjalanan mereka.

1
Murni Dewita
👣
Chu-Chan
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!