NovelToon NovelToon
Pelukan Yang Tertunda Delapan Tahun

Pelukan Yang Tertunda Delapan Tahun

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Cherry Yang, yang dipaksa mendonor darah sejak kecil untuk adik tirinya, setelah dewasa ginjalnya diambil paksa demi menyelamatkan sang adik.
Di malam itu, ia diselamatkan oleh Wilber Huo—pria yang telah mencarinya selama delapan tahun.

Kehidupan Cherry berubah drastis setelah pertemuan itu. Ia bahkan terpaksa menikah dengan Wilber Huo. Namun, tanpa Cherry sadari, Wilber menikahinya dengan alasan tertentu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Wilber menghela napas perlahan sambil menyandarkan punggung ke kursi mobil. Dari saku jas hitamnya, ia mengeluarkan selembar foto. Foto itu menampilkan seorang gadis muda berwajah cantik dengan senyum manis, memegang sebuket bunga mawar putih. Tatapannya di foto begitu murni, seolah membawa kembali kenangan yang sudah lama terkubur.

"Cherry Yang… delapan tahun berlalu, namun keberadaanmu masih belum bisa aku temukan. Ke mana kau selama ini?" gumamnya. "Aku tidak peduli butuh berapa lama lagi… aku akan tetap mencarimu sampai dapat."

Sementara itu, di dalam ruang operasi yang dingin dan berbau antiseptik, Cherry berusaha mengatur napas. Matanya bergerak cepat, menatap dokter dan dua suster yang sibuk menyiapkan alat operasi—gunting bedah, selang infus, dan suntikan berisi cairan bening yang pasti adalah obat bius.

Jantungnya berdetak keras hingga terasa di telinganya. "Aku harus lari dari sini sebelum mereka menyuntik obat bius… kalau tidak, semuanya akan berakhir," batinnya, mencoba melawan rasa pusing yang mendera.

Perlahan, ia menggeser tubuhnya, menahan nyeri di pinggang. Tangan kanannya mencengkeram tepi ranjang, menarik selimut yang menutup kakinya. Dokter dan suster, terlalu fokus pada persiapan operasi, tidak menyadari bahwa pasien mereka mulai bangkit.

Dengan napas terengah dan tubuh lemas, Cherry menurunkan kedua kakinya ke lantai dingin. Otot-ototnya protes, tapi ia memaksa diri untuk melangkah cepat ke pintu.

Begitu keluar, ia terperangah—di depannya berdiri Nyonya Chen, ibunya. dan Mike, keduanya menoleh dengan ekspresi terkejut.

"Cherry! Kembali ke dalam!" seru Nyonya Chen, tangannya terulur untuk menarik putrinya.

Namun Cherry, dengan sisa tenaga yang ia punya, mendorong tubuh ibunya hingga wanita itu terhuyung dan tersungkur ke lantai. Suara benturan membuat beberapa orang menoleh.

"Cherry!" pekik Mike, wajahnya berubah pucat. Ia langsung mengejar tunangannya itu, langkah kakinya cepat dan agresif. Dari belakang, dokter dan suster yang tadi di ruang operasi berhamburan keluar, ikut mengejar.

"Tangkap dia! Jangan sampai lolos!" teriak Nyonya Chen dari lantai, suaranya penuh kepanikan.

Kejar-kejaran pun dimulai. Lorong rumah sakit yang luas bergema oleh langkah kaki dan teriakan. Beberapa pasien dan pengunjung menyingkir, menatap bingung pada pemandangan yang tidak biasa itu.

Petugas keamanan rumah sakit segera mendapatkan instruksi melalui handy talkie. "Perhatian semua unit, ada pasien melarikan diri dari ruang operasi! Nama Cherry Yang! Segera amankan!"

Cherry terus berlari, napasnya semakin memburu. Saat melewati tikungan, ia melihat pintu bertanda "Tangga Darurat". Tanpa pikir panjang, ia mendorong pintu itu dan mulai menuruni anak tangga dua-dua, berharap bisa mencapai lantai dasar sebelum para pengejarnya menyusul.

Namun dari bawah, suara langkah kaki lain terdengar mendekat…

Cherry, yang sama sekali tidak punya persiapan, mendorong pintu darurat di lantai dua. Nafasnya memburu, tubuhnya terasa lemah, tapi dorongan untuk bertahan hidup membuatnya terus bergerak. Begitu sampai di koridor rumah sakit, ia melihat seorang gadis berdiri sambil memegang jaket dan topi di tangannya.

Tanpa berpikir panjang, Cherry langsung menarik jaket dan topi itu, lalu melesat lari.

"Hei! Jaketku!" teriak gadis itu, refleks mengejar, tapi Cherry sudah lebih dulu menghilang di tikungan.

Meski seluruh tubuhnya nyeri, Cherry tidak menyerah. Ia mengenakan jaket tersebut dengan cepat, menutupi wajahnya dengan topi, lalu melirik ke ujung lorong. Dari kejauhan, beberapa staf rumah sakit dan tim media yang berada di sana tampak mencarinya, bersama dokter yang tadi hendak mengoperasinya.

Cherry segera berjongkok di sudut koridor, pura-pura sedang mencari sesuatu di lantai, berusaha menghindari tatapan orang-orang itu.

"Tadi aku melihatnya di sini! Cepat cari lagi, dia pasti belum jauh. Tubuhnya sudah lemah, tidak mungkin bisa lolos," perintah sang dokter dengan nada mendesak.

Cherry mengepalkan tangan. "Aku harus bisa keluar dari sini. Keluarga Chen hanya ingin memanfaatkanku… Ma, jangan salahkan aku melawan. Hidup-mati putrimu bukan urusanku," batinnya dengan penuh tekad.

Di luar, malam begitu dingin. Salju turun tipis-tipis, membuat udara semakin menusuk tulang. Cherry, pucat dan menggigil, melangkah terpincang-pincang sambil memegangi pinggangnya.

"Kemana aku harus pergi…?" gumamnya lemah.

Saat melihat sebuah mobil mewah mendekat dari kejauhan, harapan kecil muncul di matanya. Tanpa pikir panjang, ia berlari tertatih ke tengah jalan.

"Semoga saja mobil itu bisa menyelamatkanku… aku tidak sanggup lagi untuk berlari," ucapnya lirih, lalu tubuhnya hampir roboh.

Mobil itu melaju cepat namun tiba-tiba berhenti mendadak. Ban berdecit di atas aspal licin, hampir saja menabraknya.

Roby, sang sopir, menginjak rem sekuat tenaga. "Gawat… sepertinya aku menabrak seseorang," ujarnya panik.

Di kursi belakang, Wilber menutup laptopnya dengan tenang, suaranya datar tanpa emosi. "Coba periksa. Kalau masih hidup, antar dia ke rumah sakit. Kalau sudah mati, cari dokter untuk periksa penyebab kematiannya. Kalau karena mobil kita, biayai saja pemakamannya." Ucapannya terdengar seperti sedang membahas urusan bisnis, bukan nyawa manusia.

"Iya, Tuan," jawab Roby cepat. Ia keluar dari mobil dan bergegas menghampiri sosok yang tergeletak di jalan. Begitu melihat wajahnya di bawah sorot lampu jalan, matanya terbelalak.

"Nona, apa kau baik-baik saja?" tanyanya sambil berlutut dan mengangkat tubuh gadis itu.

Cherry membuka mata setengah, bibirnya bergetar. "Tuan… tolong aku…" suaranya lemah, sebelum akhirnya ia pingsan di pelukan Roby.

Setelah memperhatikan wajah gadis itu, Roby membelalakkan mata, napasnya tercekat. "Cherry Yang…?" gumamnya tak percaya. Gadis yang selama ini dicari Wilber. Dan kini, gadis itu ada tepat di hadapannya.

1
merry
gimjl cery gk bs di ambil bkin mrk sengsara ajj hdp yaa
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
merry
pura pura si rosa menyesal gk mngkn dlm 10 thn nekat saktinn mntn suami dan ank kandung y demi ank dr suami br y gk mngkin dlm sekejap nyesel
partini
nyesel ahh masa
Isnanun
jangan percaya sama mamamu Cherry
merry
buat mm mu malu cer ddpn umunn katakan kau bukn sorang ibu tp iblis yg hisap darah mu selm 10 thn hnya demi ank lain mu
Reni Anjarwani
harusnya menjauh ibu yg sangat kejam sekalii
partini
dihhh gampang banget minta maaf,, jangan percaya lagi itu tipu muslihat
Wil kata nak bikin perhitungan come on sat set ke ,,tuh Kunti bisa ga di kuliti atau ga cabut kuku ya gitu
merry
jgn serahin ke polisi buat mrk menderita dulu ginjal celia ambil ajjj itu kan ginjal cery,, klo serahin ke polisi terlalu gampang,, lgian apa y kesalahan ya ppy cery sm mamay smpai mmy sm suami baru bkin ppy cery koma dan ambil darah cery buat celia,,
merry
buat ank ibu y yg lain mersa kn apa yg kmu rasa kn
ambil darah tiap hari per botol gt sumbngknn ke pmi lakukan itu ddpnn mm mu dan papa trimu dan mike,,biar mrk sengsara liat org tersayang mrk menderita lbh bagus sii klo perlu darah mrk semuy di ambil biar mrk merasakan gmn tangan ditusuk jarum,,biar impas si 😁😁😁klo di penjara takutt bundir gk ngerasain penderitaan lgg,, viral jg kn biar pd tau kelakuan busuk mrk,,
Isnanun
lanjut
Bu Kus
harus berani Chery jangan takut jadilah kuat
Bu Kus
siapa suruh cari masalah
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Bu Kus
bagus cher
Bu Kus
lanjut
Bu Kus
apa mungkin hilang ingatan sampe lupa masa lalu kali ya
Bu Kus
seru teryata
Bu Kus
semoga wilber datang tepat waktu dan rencana gagal
Bu Kus
sebenarnya anak bukan sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!