Li Bao Jia, Selir Pertama Putra Mahkota Dinasti Ming, dicopot gelarnya serta di cerai oleh sang putra mahkota setelah melahirkan putra pertama mereka karena dituduh melakukan kudeta terhadap kerajaan.
Ayahnya yang merupakan mantan Jenderal peperangan sejak zaman kepemimpinan Raja sebelumnya di tuntut hukuman mati.
Bao Jia yang baru saja kembali ke kediamannya dengan berbagai macam hinaan dan cemoohan, tiba-tiba mendapatkan serangan dari pasukan kerajaan, semua anggota keluarganya dan pengikut setia ayahnya dibantai.
Adik kesayangannya, Li wang-shu dibunuh dengan kejam, sementara di detik-detik terakhir hidupnya Ia melihat, Pamannya, Li Tuo-li tersenyum dan berkata, "Akhirnya Kamu yang terakhir. selamat tinggal ****** kecil!"
Diantara hembusan nafas terakhirnya, Bao Jia bersumpah, Jika Ia bisa mengembalikan waktu, maka Ia tidak akan pernah menjadi selir putra mahkota, Ia akan mendengarkan nasihat Ayahnya dan tetap bersama keluarganya.
'Tolong Beri Aku kesempatan!' jeritnya dalam hati!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 : Mimpi?
"Nyonya.... Nyonya...."
Suara panggilan yang terdengar semakin jelas, seseorang memanggilnya. Dengan perlahan Bao Jia membuka matanya.
"Akh!" Bao Jia terkejut setengah mati. Pelayan pribadinya, Mu Liang Yi tengah menatapnya dengan cemas.
'Apa Kami akhirnya berkumpul di akhirat?'
Bao Jia masih terbengong, sementara Liang Yi terus berusaha membangunkan majikannya yang baru saja tersadar dari pingsan.
"Liang Yi, apa kita sekarang sedang di akhirat?"
"A... Akhirat? Nyonya... Apa maksud Anda? Jangan membuat Saya takut!"
Liang Yi semakin khawatir dibuatnya.
"Liang Yii!, ini dimana?"
Tanya Bao Jia dengan tidak sabar.
"Apa maksud Anda Nyonya? Tentu saja ini Di Paviliun Persik, tempat tinggal Anda, tadi pagi Anda pingsan setelah minum teh bersama Keluarga Kerajaan"
"Ap-apa? Apa maksudmu?"
"Nyonya.... Anda pingsan setelah minum teh bersama Keluarga Kaisar"
Liang Yi mengulangi kata-katanya dengan kebingungan, apa yang terjadi pada majikannya? Kenapa tiba-tiba mengajukan pertanyaan aneh?
Apa jangan-jangan...
"Nyonya... Anda baik-baik saja kan? Apa Nyonya merasa sakit di kepala? Apa saya perlu memanggil tabib sekarang?"
Bao Jia hanya terdiam, Ia sungguh belum bisa mencerna apa yang sedang terjadi, bukankah beberapa saat lalu Ia baru saja mati dibunuh Tuo-li? Bahkan rasa perih dan sakitnya masih bisa Ia rasakan.
Lalu, sekarang tiba-tiba Ia hidup?
"Apa yang terjadi?"
Bao Jia menatap pelayannya dengan bingung, pelayan itu pun dengan kecemasan penuh menjelaskan,
"Nyonya, Pagi ini Anda pergi ke istana untuk minum teh bersama keluarga Kaisar, semua anggota keluarga ada di sana termasuk selir Liu Qin Mei dan yang mulia Putra Mahkota, Nyonya.
Namun sebelum acara minum teh itu selesai, Anda... Anda Jatuh pingsan Nyonya!"
Liang Yi berkata seraya menangis. Ia ketakutan, bagaimanapun Tuannya, Li Qibo, telah mempercayakan dirinya untuk menjaga putri tertua dari keluarga keluarga mantan Panglima perang Kerajaan yang di segani itu. Liang Yi dan leluhurnya sudah mengikuti keluarga Li Qibo secara turun-temurun. Janji menjaga Selir Bao Jia sama seperti sumpah mati. Jika terjadi sesuatu pada Nyonya-nya ini, Liang Yi tidak tahu lagi bagaimana harus hidup.
"Bibi Yi, Saya baik-baik saja"
Bao Jia berkata dengan pelan, hampir setengah berbisik. Ia akhirnya ingat hari ini. Hari ini adalah hari dimana Ia dinyatakan tengah mengandung keturunan dari Putra Mahkota.
Pada kehidupan lalu, Ia tidak mampu menahan kebahagiaannya dan dengan tidak sabar menunggu kedatangan Suaminya untuk merayakan berita gembira itu bersama. Namun, sudah jelas, Suaminya lebih memilih menghabiskan waktu dengan kekasih masa kecilnya yang telah dijadikan selir kedua.
Padahal, berdasarkan hukum leluhur, Ia seharusnya sudah mendapat gelar putri mahkota, istri penerus kekaisaran ini. Namun, Huang Fu tidak memberikan gelar itu padanya.
Awalnya, Bao Jia mengira, karena Huang Fu ingin menguji ketulusannya terlebih dahulu. Ternyata, Dia memang akan diceraikan setelah bayinya lahir. Mereka hanya memanfaatkan nama dan jasa keluarganya untuk memperjelas status penerus selanjutnya.
Karena, Selir kedua Qin Mei, hanyalah anak dari rakyat jelata, yang kemudian berhasil membuat Huang Fu jatuh cinta.
Miris, Ia mempercayai cinta yang konyol itu, dan berakhir dengan kematian yang tragis.
"Nyonya?" Liang Yi kembali memanggil saat Melihat Bao Jia melamun lagi.
"Bibi Yi, Apa kata tabib? Aku tidak pernah jatuh pingsan sebelumnya, Anda tahu itu, jadi... Saya sedikit terkejut"
"Tabib Istana baru saja selesai memeriksa Anda Nyonya, saat ini masih meracik obat untuk anda. Tabib mengatakan bahwa kemungkinan besar Anda sedang mengandung, Nyonya... Selamat!"
Liang Yi tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.
"Hmm, Baiklah"
Bao Jia hanya mengiyakan dengan datar, sedangkan wajahnya tampak lebih muram.
"Nyonya, apa Anda baik-baik saja? Kenapa Anda tidak terlihat bahagia?"
Liang Yi tidak mengerti, bukankah seharusnya majikannya ini bahagia?
Dengan adanya keturunan Putra Mahkota dalam kandungannya, Statusnya akan lebih kuat dan meningkat, bukan tidak mungkin gelar selir Bao Jia akan segera berubah menjadi Putri mahkota, bukan?
Mengingat aturan aneh yang di tetapkan oleh Putra Mahkota Wang Huang-Fu mengenai kedua istrinya yang masih bergelar selir, sementara Li Bao-Jia adalah istri sah nya yang pertama.
"Tidak Bibi Yi, Aku tentu bahagia. Hanya saja, Aku masih belum terlalu pulih, jadi rasanya belum terasa lebih baik, kepalaku masih sakit"
"Baik Nyonya, Saya mengerti. Anda butuh beristirahat. Biarkan Saya yang menemui tabib Istana nanti"
"Hmm, Terima kasih Bibi Yi... Anda boleh keluar. Dan... Satu lagi, jangan biarkan siapapun menggangguku sampai besok pagi. Saya ingin beristirahat total malam ini"
"Bagaimana dengan makan malam Anda, Nyonya? Anda tidak boleh tidak makan"
"Tentu, cukup letakkan beberapa buah pear dan persik diatas meja. Aku akan memakannya nanti. Aku benar-benar sedang tidak ingin makan apapun"
Mendengar ucapan Bao Jia, Liang Yi tidak ingin memaksa.Tentu saja ini adalah gejala awal kehamilan, Nyonya-nya pasti kehilangan nafsu makan.
"Baiklah Nyonya... Sesuai keinginan Anda"
Liang Yi pun pamit meninggalkan kamar. Sementara Bao Jia membaringkan tubuhnya kembali dengan tenang.
Pikirannya melayang. Berita tentang kehamilannya tidak mungkin lagi bisa di tutupi, Tabib Istana pasti akan melaporkannya pada Kaisar. Padahal tadinya Ia ingin meminta tabib itu untuk merahasiakannya.
Tapi Ia sadar, Tabib itu mana mungkin mau memenuhi permintaannya. Dia adalah istri yang tidak dicintai oleh Putra Mahkota, seluruh istana tahu tentang hal itu.
Di tempat ini, posisinya bahkan lebih rendah dari pegawai biasa di istana ini. Status istri putra mahkota sama sekali tidak memberikan keuntungan apapun padanya.
Bahkan para pelayan disini menghargai nya hanya karena perintah Kaisar dan Permaisuri. Di belakang, semua orang di paviliun ini mengejek dan menggunjingnya.
Itu alasannya, Liang Yi berada di sisinya atas permintaan Ayahnya.
Tapi, saat ini semua itu tidaklah penting,
Yang terpenting, bagaimana Ia menemukan cara untuk meninggalkan kekaisaran ini beserta Ayah dan adiknya. Hanya itu cara satu-satunya agar mereka bisa selamat di kehidupan ini, dan hidup bahagia meski hanya bertiga, tidak masalah hidup jauh dan terasing dari kekaisaran ini, asal Ia bisa menyelamatkan Ayah dan Adiknya.
Dunia ini luas, diluar wilayah ini, pasti masih ada wilayah lain bukan?
"Aku harus menemukan cara untuk pergi, harus! Bagaimanapun caranya"
Bersambung....