NovelToon NovelToon
Bintang Antariksa

Bintang Antariksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Romansa
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: ajab_alit

Aku adalah anak perempuan yang memiliki nama “Upeksa Nayanika”. Aku suka buku dan hal-hal yang menakjubkan. Tapi tanpa ku sadari… aku juga salah satu dari bagian hal yang menakjubkan. Hidupku aneh setelah kejadian itu muncul. Tapi, Apakah aku akan bertahan dengan hal menakjubkan itu? Maukah kamu mengenal ku lebih dalam wahai para bintang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ajab_alit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 10

“Apa? kalian semua kenapa?” tanya Naya kepada semua orang dikelasnya ketika ia baru saja membuka pintu. Awalnya Naya berjalan dengan riang di koridor. Tapi begitu ia masuk ke kelasnya, semua orang disana menatapnya. Tatapan itu bukanlah tatapan yang bersabat. Tatapan mereka bagaikan pisau yang bisa membunuh seseorang, termasuk Naya.

Naya berjalan ke bangkunya sambil kebingungan. Ia menatap ke bangku depannya sebelum menatap ke bangkunya. Tempat itu adalah tempat duduk sahabat Naya, Siska. Bangku itu masih kosong, sepertinya Siska akan datang lebih lama dari jam yang biasanya untuk hari ini. Padahal dirinya ingin bertanya pada orang itu tentang suasana kelas hari ini. Ia pun mengubah arah pandangnya ke meja di belakangnya, mejanya sendiri. Ia tersentak, Seketika wajahnya memerah. Ia berbalik ke hadapan orang-orang yang melihatnya, lalu menggertakkan gigi kepada mereka.

“APA-APAAN INI SEMUA! SIAPA YANG MELAKUKAN HAL INI PADAKU!” bentak Naya kepada orang-orang yang masih terus menatap dirinya. Setelah pernyataan itu keluar, salah satu tangan terangkat ke udara. Naya melihat sosok itu dengan amarah, sedangkan ia melihat Naya dengan wajah datar seakan-akan Naya pantas mendapatkan perlakuan seperti ini. ”Sebutkan alasanmu kenapa kau melakukan hal ini?” tanya Naya dengan raut yang sama. Hanya saja, suaranya sedikit memelan, tidak sekeras seperti sebelumnya. Naya menunjuk ke mejanya yang sudah tercoret oleh beberapa kata yang tak seharusnya di tuliskan disana. Kata-kata itu sangat bervariasi, contohnya : rakus, pembohong, dan pengkhianat. Walaupun kata-kata itu di tulis menggunakan kapur dan mudah hilang. Tapi, tetap saja Naya pantas untuk marah atas kata-kata yang seharusnya tak pantas untuk ditunjukkan padanya. Sosok itu tak mempunyai masalah dengan orang-orang ini, tapi orang-orang ini yang mencari masalah dengannya.

“Karena kau penghianat, pembohong, dan rakus,” jawab anak perempuan dengan rambut yang dikuncir dua, ia juga memiliki pipi chubby. Sebelumnya sosok itu adalah orang yang imut. Namun, sekarang ia bagaikan monster yang siap melahap siapa saja. Gladys hisana fahimah, itulah namanya.

“Coba jelaskan lebih rinci.”

“Kau berpacaran dengan abya dan memakan coklat kami dengan rakus.”

“Hah, gimana-gimana?” ucap Naya tak percaya dengan apa yang dikatakan bocah itu. Hal seperti itu tak akan pernah terjadi, malahan bisa dibilang sebagai mustahil. Bagaimana mungkin seorang pembenci seni gambar dan penyuka bersatu. Pasti hubungan mereka akan hancur lebih dulu jika itu terjadi.

“Kau tuli?” sosok itu memutar jari telunjuknya di udara. Semua orang yang ada di kelas itu sangat serius menonton pertengkaran di sini.

“Tidak, aku tidak tuli. Aku hanya … bermaksud mendengar kalimat yang salah itu sekali lagi.”

“Salah? di bagian mana?” Gladys mengangkat satu alisnya.

“’Pacaran.’ Kau tahu, kalimat itu sangat tak cocok untuk hubungan kami berdua. Lagi pula kami memiliki banyak perbedaan. Pantaskah kami bersatu dalam hal cinta.” Naya berusaha menjelaskan dengan baik kepada semua orang itu di bangkunya. Walau kakinya agak sedikit pegal untuk terus berdiri, tapi ia harus memaksakan. Karena, akan kurang sopan jika dirinya tiba-tiba duduk di saat berdebatan ini masih berlanjut. Orang-orang akan menganggap hal itu sebagai tindakan mengabaikan lawan, walaupun mereka tak akan peduli dengan tindakan itu.

“Lalu?”

“La- tunggu, kau bertanya lagi? Lagi pula bukankah kalimat yang kulontarkan sudah cukup jelas? Memangnya kalian dapat info palsu itu darimana?” Naya mengernyit. Entah kenapa satu kata itu sangat tak masuk akal menurutnya.

“Tidak perlu kau tahu info itu datang dari mana, yang jelas kami punya bukti untuk menyalahkanmu.”

Naya mendesah kesal. Ia tau itu kalimat aneh dan bodoh. Tapi wajar kah jika orang yang pintar seperti Gladys mengucapkan kata seperti itu. Ia pun melangkah ke arah bocah itu sangking kesalnya, lalu menarik kerah bajunya. Naya menatap Gladys tajam, matanya memerah, sosok itu benar-benar marah.

“Kau tau, Gladys, kalimat mu merupakan kalimat tak masuk akal. Kau pintar tapi-“

“Sudah cukup kalian berdua.”Siska memotong pembicaraan dua bocah yang sama-sama memiliki aura yang tidak mengenakkan. Dirinya memegang tangan Naya yang sedang memegang kerah baju Gladys, Hal ini tentu membuat keduanya melihat ke sosok yang ada ditengah-tengah mereka. Siska menatap Naya dengan mata dinginnya. “Bel sebentar lagi berbunyi, hentikan pertengkaran kalian dan Kendalikan emosimu, Nay.”

Naya mendecak. Ia melepaskan kerah baju Gladys dari tangannya dan mencampakkan tangan sahabatnya itu. Ia berbalik ke mejanya dengan kekesalan, mengambil tisu di tasnya, lalu membersihkan meja itu dengan kasar.

Tak lama kemudian bel masuk pun berbunyi. Semua murid disana kini sibuk dengan dirinya sendiri, seperti menyiapkan alat tulis. Sementara Naya, ia menatap Gladys dengan lekat. ‘Kau berurusan dengan sosok yang salah, Gladys,’ batin Naya yang membuat sahabatnya menggeleng di tempat duduknya.

###

BRAKK!!

Naya memukul meja kantin yang ia duduki setelah dirinya bercerita panjang lebar tentang kronologi pertengkaran yang sebelumnya terjadi. Ketika ia bercerita tentang kejadian itu emosinya kembali lagi. Siska yang mendengar sosok itu hanya menganggukkan kepalanya secara berulang-ulang sambil memakan makanan kesukaan nya, yaitu pisang goreng.

‘’Ya, memang benar ucapannya sangat tak masuk akal. Tapi, alasanmu juga salah dalam menanggapi mereka.” Siska berkomentar setelah Naya selesai dengan ceritanya.

“Salah? Dibagian mana?” alis Naya berkerut.

“Di bagian ‘kami memiliki banyak perbedaan. Pantaskah kami bersatu dalam hal cinta’. Kau tau Nay itu alasan bodoh.”

“Karena?”

“Banyak perbedaan bukan berarti tak serasi. Secara umum, banyak pasangan yang memiliki perbedaan tapi mereka bisa bersatu. Walaupun, banyak kendala karena perbedaan pendapat.” Siska menjeda kalimatnya. Ia mengambil botol minum berwarna biru tua untuk ia minum setelah makan empat buah pisang goreng kesukaannya. “Perbedaan dalam hubungan itu wajar, kuncinya hanya perlu saling mengerti.”

Naya terdiam karena ucapan temannya. Setelah ia berfikir untuk kedua kalinya, memang benar itu alasan yang salah. Setelahnya, hanya keheningan yang mengisi dua bocah itu. Mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Di keheningan itu Naya merasakan sesuatu yang tak mengenakkan dalam dirinya. Ia terlihat gelisah, ekspresi wajahnya terlihat tegang. “Sis, aku ke kamar mandi dulu ya,” ucap Naya, dirinya terlihat terburu-buru.

“Perlu diantar dan ditungguin?”

“Nggak perlu, kamu langsung ke kelas aja.”

Siska mengacungkan jempolnya. Setelahnya, naya pun pergi dengan cepat untuk menuju ke kamar mandi. Ia berlari karena tak tahan dengan rasa sesak yang membuat tubuhnya tak nyaman. Begitu ia selesai dengan masalah itu, satu masalah lagi terjadi. Sialnya, sekarang ia tak bisa keluar dari sana. Sepertinya, ada seseorang yang menjebaknya.

“Sial,”umpat Naya yang diakhiri dengan pukulan. Dirinya memukul pintu itu untuk melampiaskan kekesalannya. “Bagus, sekarang kondisiku terlihat seperti dalam film pembulian.”

Naya menghela nafas. Ia berfikir untuk bisa memecahkan masalah yang satu ini. Seketika satu nama muncul dalam otaknya, orang itu adalah pilihan yang tepat dalam kondisinya yang satu ini.

‘Muncullah kau Timira, aku memerlukan bantuanmu,’ batin Naya.

‘Sebutkan masalahmu,” ucap pemilik suara itu yang muncul dipikiran Naya.

‘Aku terjebak di kamar mandi, sepertinya ada yang melakukan ini dengan sengaja. Tolong bantu aku.’

Tak lama kemudian pintu kamar mandi pun terbuka. Naya melihat sosok yang mirip dengannya itu berada di depannya. “Jadi, makhluk mana yang melakukan hal ini,” ucap Timira datar.

‘Mungkin manusia bodoh,’ batin Naya. Ia tak mau mengeluarkan kata-katanya ketika berbicara dengan sosok yang benar-benar mirip dengannya ini. Orang-orang pasti akan menganggap dia gila karena menurut mereka Naya sedang berbicara sendiri. ‘Jadi, benda apa yang telah membuatku terjebak?’

“Sebuah sapu dan ini. ” Timira menunjuk ke pintu. Disana terdapat kertas yang memiliki tulisan ‘toilet ini rusak’. Dasar orang-orang yang keterlaluan.

1
apayaaaa
bagus bet, seruu fantasi nya
ajab_alit: makasih atas komentarnya kakak
total 1 replies
Yusup Muzaki
terasa kdunia pantasi ...walw ceritanya masih blom dpahami
ajab_alit: nanti lama-lama juga ngerti kok, kak.
total 1 replies
Shinn Asuka
Setting ceritanya memang hebat banget! Bener-bener dapet jadi mood baca di dunia fiksi ini. ❤️
ajab_alit: terimakasih
total 1 replies
XVIDEOS2212
Gak sabar lanjut baca!
Debby Liem: tuiiooooo
ajab_alit: untuk kelanjutan akan saya up besok. di tunggu saja ya/Smirk/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!