NovelToon NovelToon
Benih Rahasia Kakak Tiri

Benih Rahasia Kakak Tiri

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Reinkarnasi / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Single Mom / Konflik etika
Popularitas:224.2k
Nilai: 4.5
Nama Author: sayonk

Rosetta Luwig di hidupkan kembali setelah mengalami sebuah kecelakaan dimana ia sedang mengandung anak kakak tirinya. Dia mencintai Jhonatan Maxiliam, namun ternyata pria itu justru mencintai adiknya. Dengan berbagai cara dia menjebak Jhonatan hingga mengandung anaknya, namun sayang ternyata anaknya tidak di akui bahkan keluarganya membencinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan Memanfaatkan Javer

Lili menyilangkan kedua tangannya di dadanya sambil menyandarkan tubuhnya di sisi pintu. Ia merasa jengah melihat ayahnya dan suaminya malah bermain dengan anak yang tak jelas asal usul identitasnya tersebut.

"Sayang aku ingin berbicara dengan mu."

Maxiliam menoleh dan menghela nafas. "Apa tidak bisa nanti saja?"

Lili merasa kesal, ia merasa di duakan. "Ini penting aku ingin sekarang."

Maxiliam menyerah, ia mengikuti Lili sampai di kamarnya. "Ada apa?"

"Aku ingin kita periksa ke dokter. Aku ingin mengandung anak mu." Tutur Lili.

Maxiliam terkesiap, ia mau memiliki anak. Tetapi ia ingin fokus pada Javer. Putranya butuh kasih sayang darinya. "Baiklah, hanya itu? Aku ingin menemani Javer."

Lili mengerutkan keningnya. "Sayang aku ingin kita meluangkan waktu. Biarkan saja Javer sama Daddy dan Mommy, lagi pula ada ibunya. Dia tidak butuh dirimu."

Maxiliam merasa tak terima. “Apa salahnya Lili? Javer juga putra ku.”

“Putra mu?” Lili tak terima. Ia tak rela jika Maxiliam menyayangi anak tak tau siapa identitasnya. “Dia memiliki ayah. Dia tidak membutuhkan sosok dirimu. Lagi pula salahnya Rosetta yang tidur dengan sembarangan pria.”

Maxiliam menggelengkan kepalanya. Ia tak menyangka Lili berpikir jauh hanya karena anak kecil. “Jadi kau tidak suka pada Javer?”

Lili memejamkan kedua matanya. Ia tak ingin tersulut dan membuat namanya jelek di pikiran Maxiliam. “Bukan begitu sayang, aku tidak ingin Javer menganggap mu sebagai ayahnya. Bagaimana kalau nantinya ayah kandung Javer tidak terima kalau Javer bersama mu?”

“Sudahlah Lili, aku ingin keluar. Nanti kita bicarakan lagi. Seharusnya sebagai tantenya kau menyayanginya bukan malah cemburu.”

Maxiliam merasa kecewa, seandainya Lili tau entah apa yang akan terjadi. Ia kembali ke ruang keluarga dan melihat wajah Agam yang memiliki banyak lukisan spidol. “Sayang boleh paman ikut bergabung lagi? Paman ingin di lukis juga.”

Dengan semangat Javer melukis wajah Maxiliam. Kedua pipinya di lukis dengan coretan kumis kucing, Agam pun terkekeh, ia tidak pernah merasakan sebahagia ini. Rasanya sangat menyenangkan bersama dengan cucunya.

Pada malam harinya.

Lili merasa seharian ini udara di sekelilingnya terasa panas, seharian penuh ia melihat anak dari kakaknya merebut perhatian Maxiliam. Pria itu seakan menganggap Javer putranya sendiri.

“Aku sudah kenyang.” Lili menaruh garpu dan sendoknya di atas piringnya yang tersisa separuh.

“Lili kau belum menghabiskan makanan mu,” ujar Diane sambil menatap Lili yang berlalu pergi.

“Aku sudah kenyang Mom.”

Diane dan yang lainnya kembali memperhatikan Javer. Kedua netra Rosetta menatap sendu ke arah Javer, ia tidak akan bisa memberikan keluarga yang utuh.

“Mommy di sini enak.” Seru Javer. Seharian ini ia memakan banyak sekali kue.

Rosetta mengelus pucuk kepala Javer dan mencium keningnya. “Tapi kita boleh tinggal di sini sayang. Kita akan mengunjungi nenek dan kakek di lain waktu.”

Javer mengerti, ia hanya mengikuti kemauan sang ibu. “Iya Mom.”

“Sekarang Javer tidur, ibu akan bacakan dongeng.”

Selang beberapa saat terdengar ketukan pintu. Rosetta menutup buku dongeng tersebut. Tadi Diane membelikan beberapa buku dongeng untuk Javer. Diane bertanya padanya apakah Javer suka di dongengkan apa tidak sebelum tidur, ia pun mengatakan sejujurnya, Javer selalu meminta di dongengkan dan Diane pun membeli sendiri beberapa buku dongeng.

Tok

Tok

Ceklek

“Iya.”

Maxiliam menggaruk pipinya yang tak gatal. Kedatangannya untuk melihat Javer. “Apa Javer sudah tidur?”

“Dia sudah tidur. Kau ingin melihatnya, masuklah.” Sebisa mungkin selama masih tinggal di sini ia ingin memberikan kasih sayang seorang ayah pada putranya.

“Terima kasih.”

Rosetta meminggirkan tubuhnya, Maxiliam pun melewatinya.

“Selamat tidur.” Maxiliam mrncium kening Javer dan menarik selimut sampai di dadanya.

“Rosetta kau tidur di sini?”

“Iya.”

Maxiliam tersenyum, ia ingin mengobrol dengan Rosetta. “Bisakah kita berbicara sebentar saja?” Tanya Maxiliam. “Aku ingin bertanya tentang Javer.”

“Javer, dia menyukai cokelat dan beberapa kue. Dia tidak pernah menolak kue apa pun asalkan manis menurutnya. Ia paling menyukai spageti. Mainan yang ia sukai boneka beruang. Dia tidak terlalu menyukai robot atau yang lainnya.”

“Dia pernah melihat boneka beruang yang sebesar dan mengatakan bahwa ayahnya seperti beruang yang besar bahkan dia memberi julukan daddy beruang,” ucap Rosetta sambil mengingat saat javer mengatakan beruang yang terpajang di toko itu seperti ayahnya. “Ada yang mau kau tanyakan lagi?”

Maxiliam menatap lekat wajah Rosetta. "Bagaimana kabar mu selama ini Rosetta? Pasti kau kesulitan menjaga Javer sendirian. Kenapa kau tidak mengatakannya pada ku? Aku berhak mengetahuinya Rosetta."

"Aku tidak ingin mengganggu hubungan mu dengan Lili. Aku yakin suatu saat nanti kau akan memiliki anak dengannya."

Maxiliam memejamkan kedua matanya, entah kenapa ia merasa tak semangat untuk memiliki anak dengan Lili.

"Aku yakin suatu saat nanti kau akan lebih memperhatikan anak Lili dari pada Javer, jadi buat apa aku mengatakannya."

Maxiliam tak menyangka jika Rosetta berpikir jauh tentang dirinya. "Sekalipun aku memiliki anak dengan Lili, aku akan tetap menyayanginya Rosetta. Kau tidak bisa membuat ku berpisah dengan Javer begitu lama."

Maxiliam bangkit, ia menahan kedua langkahnya tepat di samping Rosetta. "Jangan membawa Javer jauh dari ku. Aku bisa merebut Javer dari mu. Tapi aku tidak akan melakukannya asalkan kau tidak menjauhkan diriku darinya. Aku akan mengatakan sejujurnya bahwa aku adalah ayahnya."

Ia tidak peduli jika Lili mau menerima Javer atau tidak. Ia tetap akan melakukannya jika Rosetta membuatnya menjauh.

Keesokan harinya.

Rosetta memandikan Javer, setelah selesai ia mengusap minyak bayi dan bedak bayi ke tubuhnya hingga membuat Javer harum khas anak bayi.

"Ayo sarapan nenek dan kakek pasti menunggu." Ajaknya.

Rosetta menggendong Javer seperti anak koala. Tanpa ia sadari, ia berpapasan dengan Maxiliam yang sepertinya ingin ke ruang makan.

"Wah Javer, pasti harum ya." Maxiliam mencium pipi Javer. "Mau gendong Paman?"

"Javer ingin di gendong paman?" tanya Rosetta menawarkan.

"Apa boleh?" tanya Javer.

"Iya sayang."

Javer merentangkan kedua tangannya dan Maxiliam pun meraihnya hingga tubuhnya berpindah ke tubuh Maxiliam.

"Javer harum, emmuah." Tidak ada bosan-bosannya ia memcium pipi Javer. Rasanya Javer adalah dunia. Ia menoleh ke arah Rosetta dan tersenyum, membayangkan bersama dengan Rosetta dan Javer yang berada di dalam gendongannya tidak terlalu buruk. Ia pun menggelengkan kepalanya, rasanya aneh jika ia harus menginginkannya.

Lili mengigit bibir bawahnya, rasanya ia sangat muak melihat kebersamaan Javer dan Maxiliam. Nanti ia akan membicarakannya dengan Rosetta agar wanita itu tau batasannya.

"Max kau tidak ke kantor?" tanya Lili.

"Tidak! Hari ini aku ambil libur. Aku ingin menemai Javer."

"Javer sudah ada Daddy dan Mommy." Lili menegaskan jika Javer tak butuh dirinya. "Hanya karena dia kau ambil cuti kerja?" Lili tak pernah habis pikir, entah apa yang berada di dalam pikiran Maxiliam.

"Biarka saja Lili apa salah?" Diane menyela.

"Benar, seharusnya kau juga harus dekat dengan Javer." Agam menimpali membuat Lili menyerah dan memilih diam.

.....

Lili langsung menghampiri Rosetta begitu ada waktu berdua. "Rosetta."

"Iya." sahutnya.

"Aku tau kau membawa Javer bukan niat yang lain."

"Apa maksud mu?" tanya Rosetta. Kedatangannya hanya untuk menjenguk dan menemani ibunya.

"Jangan memanfaatkan Javer karena kau ingin mendekati Maxiliam."

1
Evy
kasihan Mario Thor...
Evy
Albert memang cerdas...
Evy
Albert memang the best..
azlyndya wenara
lah mario gimana? masa gada kabar?kasian sama marionya sudah susah susah jagain rose dan anaknya ehh ujung nya sama maxiliam
nathalia: bener, udh bekas adeknya yg munafik lagi nih cewe jg murah bgt gampang luluh jd mls baca
total 1 replies
Neni Suhandi
aku pada mu emely /Drool/
Neni Suhandi
hah gw tampol jg nih si max nya
Neni Suhandi
sampai di bab ini aku suka Thor .... lanjuuuuutttt
Nana Niez
Rose yang wanita yg bodoh,, jdi buat apa km di hidupkan lagi kl Ujungnya ttp sm dia yg bikin km menderita,,bnr bnr buang buang waktu percuma hidup lagi,,
Nana Niez
percuma hidup kembali rose rose
Nana Niez
males rose males banget sm dirimu, apa apa nurut lemah banget,, kl sm Mario g ada rasa ya blg jgn php udah tau max kyk gt masih aja mau,,, bodoh sekali jdi cewek,,
Nana Niez
Emily memang bestie yg top markotop
Nana Niez
rose nya terlalu lemah
Nana Niez
rumit sekali
Siti solikah
bagus
Siti solikah
lily kayaknya bermuka dua
Siti solikah
udah pergi aja yang jauh rose
Siti solikah
bagus
Siti solikah
nyimak thor
Astrid 1234
Kecewa
Astrid 1234
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!