NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Kakak Ipar (Cinta Pertama)

Terpaksa Menikahi Kakak Ipar (Cinta Pertama)

Status: tamat
Genre:Cintapertama / CEO / Cinta Seiring Waktu / Menikah Karena Anak / Tamat
Popularitas:414.6k
Nilai: 5
Nama Author: Safira

Alur : Luar Negeri

Apa jadinya jika terpaksa menikahi kakak ipar di mana wanita tersebut adalah cinta pertamanya yang sudah ia upayakan semaksimal mungkin untuk lupakan?

Takdir seakan mempermainkan perasaannya kembali saat dirinya akan menikahi wanita lain sebagai calon istrinya.

Liam Conrad Putra Abraham terpaksa menikahi Nola Claudia Abraham yang berstatus sebagai kakak iparnya. Cinta pertamanya sejak kecil yang bertepuk sebelah tangan karena Nola mencintai Lio Bintang Putra Abraham, kakak kandung Liam. Pernikahan penuh keterpaksaan yang tak mudah bagi keduanya demi anak semata.

Saat Nola mulai membuka hati untuk Liam yang berstatus sebagai suaminya, mendadak kabar mengejutkan datang bahwa Lio ternyata masih hidup dan dalam kondisi koma.

Ke mana kah takdir cinta Nola akan bermuara? Lantas bagaimana pula kelanjutan hubungan Liam dan Julia Baldwin, calon istrinya?

Update chapter : Setiap hari

Bagian dari novel Darah dan Air Mata Suamiku🍁Terpaksa Menikahi Kakakku🍁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 - Hamil Tanpa Suami

Liam begitu terkejut melihat tubuh Julia yang berubah dan perutnya sangat terlihat membuncit seperti wanita hamil. Liam pun lantas berdiri dan...

PRANGG !!

Nampan yang berisi gelas dan minuman pesanan Liam pun terjatuh di lantai tanpa sengaja. Tangan Julia mendadak tremor dan ketakutan bertemu Liam dalam kondisi dirinya yang sekarang ini.

Ya, dirinya dalam kondisi tengah hamil alias berbadan dua. Ia pergi dari kehidupan Liam karena memang dirinya tak mau dimadu. Ia sangat mengenal keluarga besar Abraham. Terlebih mendengar calon ayah mertuanya lebih mendukung Liam menikah dengan Nola, ia pun memilih mundur secara teratur.

Naasnya beberapa minggu setelah kepergiannya dari kehidupan Liam, ia baru menyadari ada kehidupan lain yang tumbuh dalam rahimnya. Akhirnya ia memutuskan pergi dengan cara berpindah-pindah tempat dari satu kota ke kota yang lain.

Awalnya ia tak menggunakan identitas aslinya. Karena khawatir Liam masih mencarinya. Dan setelah beberapa bulan, ia merasa kondisi sudah aman akhirnya ia bekerja di restoran dan bar yang saat ini dirinya berada menggunakan identitas aslinya. Dan baru dua bulan ini dirinya berada di Blackpool.

Liam terus berjalan dan tak menggubris akan pecahan gelas yang berserakan di lantai. Julia pun perlahan memundurkan langkah kakinya hingga ia terpojok di dinding. Liam memandang dirinya dari atas hingga ke bawah dengan tatapan tajam bercampur sendu. Terlebih tatapan pada perutnya yang jelas membuncit.

"Tu_an a_ku harus bekerja. Maaf, aku tanpa sengaja memecahkan minuman Anda. Saya akan bertanggung jawab untuk menggantinya," ucap Julia dengan nada terbata-bata. Julia terus menunduk dan tak berani menatap wajah mantan tunangannya tersebut. Bahkan menyebut nama Liam lagi ia merasa tak pantas dan ragu-ragu.

Apakah di hati Liam masih ada cinta untuknya atau tidak?

"Ya, kamu harus menggantinya dengan cara menikah denganku," jawab Liam dengan tegas.

"Li_am," ucap Julia yang terkejut mendengar jawaban Liam dan seketika ia mengangkat pandangannya untuk menatap wajah mantan tunangannya tersebut.

"Kenapa kamu tega pergi dari hidupku Jul? Terlebih kamu pergi membawa benihku yang tumbuh di rahimmu seperti sekarang ini yang aku lihat. Benar begitu kan?"

Tiba-tiba...

"Hiks...hiks...hiks..."

Tangis Julia pun seketika pecah. Tubuhnya merosot perlahan seakan lemas tak bertulang namun Liam langsung mendekap tubuh mantan tunangannya tersebut. Ia memeluk Julia dari arah samping agar bagian perutnya yang membuncit tidak tertekan olehnya.

"Maafkan aku," bisik Julia seraya masih menangis tersedu-sedu dalam pelukan Liam.

"Sudah, Jul. Jangan menangis lagi. Nanti anak kita cengeng. Aku enggak mau anak kita cengeng. Aku mau dia seperti ibunya yang setegar karang dan kuat," ucap Liam seraya berusaha menguatkan Julia dan menenangkannya.

Liam membawa Julia perlahan untuk duduk di sofa yang ada dalam ruangan VVIP tersebut. Liam mengambil tisu yang ada di meja dan membantu menghapus air mata Julia.

Kurang lebih sekitar tiga puluh menit, Julia sudah cukup tenang. Liam pun kemudian mengajaknya untuk berbicara kembali.

"Kamu sudah periksa ke dokter gimana kondisi kesehatan bayi kita yang ada di dalam perut kamu ini?" tanya Liam seraya mengelus perut Julia dengan tangannya penuh kelembutan khas calon seorang ayah.

Julia pun hanya menggelengkan kepalanya pada Liam. Bibirnya masih kelu untuk menjawabnya. Liam pun tak ingin banyak bertanya dulu pada Julia. Mungkin saja mantan tunangannya ini masih syok bertemu dengannya di bar seperti ini.

Alhasil Liam pun merogoh koceknya kembali agar atasan Julia mengizinkan hari ini untuk mantan tunangannya tersebut bisa pulang lebih awal. Kini keduanya sudah tiba di apartemen yang sementara ini disewa oleh Julia selama di Blackpool.

Sedangkan Gerald sendiri sudah mendapatkan kode dari Liam bahwa ia masih ingin berdua dengan Julia. Gerald pun menyampaikan melalui pesan singkat di ponsel Liam bahwa jika sudah selesai urusan dengan Julia, agar Liam bisa menemuinya di hotel, tempat yang sudah mereka sepakati untuk menginap. Liam pun paham pesan Gerald tersebut.

☘️☘️

Apartemen Julia, Blackpool.

Bip...

Kunci pintu apartemen Julia pun terbuka. Perlahan Liam dan Julia masuk ke dalamnya. Sejak awal tiba di depan gedung apartemen, Liam begitu miris melihat kehidupan mantan tunangannya tersebut. Apartemen yang sangat jauh dari kata layak huni untuk seorang Julia Baldwin.

Berbanding kontras saat dahulu di London. Julia hidup di apartemen yang bukan kategori high class dan juga bukan kategori yang tidak layak seperti sekarang ini. Masih dalam kategori apartemen yang wajar dan sedang yang cocok dengan taraf hidup Julia ketika dulu saat bersamanya.

Ada rasa iba dalam relung hatinya. Terlebih Julia dalam kondisi hamil hingga harus berkerja keras di dua tempat dalam sehari guna menopang hidupnya dan juga bayi yang ada dalam perutnya.

Liam tengah duduk di sebuah mini karpet lusuh dan didepannya hanya ada sebuah meja kecil. Tak ada sofa maupun ruang tamu khsusus di sana. Unit apartemen yang disewa oleh Julia sangat lah kecil. Hanya ada satu ruangan langsung saat membuka pintu.

Dalam ruangan tersebut terdapat sebuah kasur dengan ukuran untuk satu orang saja. Sebuah lemari baju, dapur kecil ala kadarnya, kulkas mini dan juga kamar mandi yang sangat sempit.

Bahkan pendingin ruangannya saat ia datang tengah rusak. Sehingga Julia sengaja membeli kipas angin sederhana yang sesuai isi kantongnya. Karena tiap malam ia susah tidur sehingga sering kepanasan.

"Ini minuman untukmu. Maaf aku tak ada makanan kecil atau lainnya di sini untuk menjamu kamu. Maaf juga pendingin kamarku rusak dan belum bisa aku perbaiki," ucap Julia seraya menyodorkan sebuah minuman kaleng rasa jeruk untuk Liam.

"Tak apa Jul. Santai saja. Makasih sebelumnya," ucap Liam seraya menerima minuman dari Julia.

"Maaf juga kalau kamu harus duduk di lantai. Aku enggak punya cukup uang buat beli kursi atau sofa. Lagi pula apartemen ini sangat sempit. Tapi aku hanya mampu menyewa ini. Jadi maaf kalau aku duduk di atas kasur karena perutku sudah agak membesar jadi sering kesulitan untuk duduk di lantai," ucap Julia seraya meminta maaf pada Liam. Sebab ia merasa tak enak pada mantan tunangannya yang ia anggap tamu di apartemennya.

Di mana sang tuan rumah duduk di atas dan tamunya duduk di bawah. Ia merasa tidak sopan tapi mau bagaimana lagi. Kondisinya yang hamil membuatnya tidak bebas untuk j0ngkok atau duduk di bawah. Ia akan sering merasa kesakitan bila melakukannya.

Liam tentu paham dan sangat memakluminya. Baginya tak ada masalah akan hal itu.

"Kamu katanya setiba di apartemen mau cerita sama aku. Kenapa kamu sampai ada di sini dalam kondisi yang begini Jul? Bukan kah toko bungamu yang lalu aku lihat sudah laku terjual ke orang lain. Uang hasil penjualan toko bunga dan tabunganmu ke mana?" tanya Liam.

Bersambung...

🍁🍁🍁

1
sudarti darti
semangat Thor
memang jalan menuju sukses itu berliku liku
tapi aku yakin author bisa melewatinya dengan baik
tetap semangat
sudarti darti
Luar biasa
werdi kaboel
membaca karya karya Safira bikin gemes, bikin menguras emosi tapi endingnya bahagia. banyak hikmah yg dapat kita petik dalam karyanya. ambil contoh baiknya. terus semangat outhor saya pendukung setia dunia akhirat. aamiin, sukses terus dan dapat rangking teratas.
werdi kaboel
hahahaha
werdi kaboel
Nola sabar, Liam lg berusaha mencari kebenaran. sabaaar
werdi kaboel
ternyata Gerald dan julia pegang peran jahat, seru Thor jalan ceritanya penuh lika liku, makin menarik kelanjutannya.
werdi kaboel
ternyata julia dibalik semua itu
werdi kaboel
selamat kan Lio
werdi kaboel
papa Leo kenapa buat deg degan aja
werdi kaboel
rumit tapi kita ikuti aja
werdi kaboel
jangan2 julia
werdi kaboel
Nola, jujur aja kamu cerita, apa yg di ceritakan kakak Flow
werdi kaboel
semangat Nola, sabar yaa
werdi kaboel
semoga Andre dan Flow selamat
werdi kaboel
Julia bekerja sama dengan siapa ya, semoga terbongkar
werdi kaboel
jujur aja sama Nola, kan Nola sebelum nya sudah tau Julia tunangannya Liam. tinggal Liam mau pilih yg mana. kalo bisa tes DNA dulu.
werdi kaboel
keluarga bahagia, moga tidak ada yg mengganggu.
werdi kaboel
Liam jujur saja sama papa Leo gmn cara menyelesaikannya.
werdi kaboel
kepo banget si flow
werdi kaboel
wkwkwk jadi tertawa sendiri. semoga hubungan mereka semakin membaik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!