Gita Gayatri Kusuma diajak oleh calon suaminya ke sebuah restoran yang berada di dalam hotel berbintang lima. Tanpa sepengetahuannya Gita, calon suaminya sudah membuat perjanjian dengan seorang Presdir muda yang bernama Zevan Abraham
Zevan Abraham membutuhkan wanita yang masih suci untuk ia tiduri semalam karena sudah lima tahun Zevan ditinggal koma oleh istrinya dan dia membutuhkan seorang wanita yang masih suci untuk memuaskan hasratnya semalam saja karena Zevan ingin memiliki keturunan dan calon suaminya Gita yang bernama Yoga yang ingin memenangkan tender, menawarkan Gita ke Zevan. Zevan berjanji meloloskan tendernya Yoga karena Zevan menyukai foto Gita Gayatri yang diperlihatkan oleh Yoga.
Bagaimana nasib Gita selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gemas
Sementara itu, Mamanya Rosa tengah mencari mangsa baru untuk menjual Gita saat ia tahu dari Rosa kalau Gita dan Yoga telah putus. "Aku harus cari bos berduit lagi untuk berkencan dengan Gita dan dapat uang lagi karena ku rasa Yoga akan berhenti mentransfer uang ke aku karena ia sudah kurus dengan Gita" Gumam mamanya Rosa sambil memainkan jari jemarinya di atas layar ponsel.
Rosa dan mamanya tidak mengetahui soal kesepakatannya Gita, Dipo, dan Zevan. Karena Dipo hanya mengatakan ke istrinya kalau Gita akan menginap beberapa hari di rumah temannya.
Rosa tengah menunggui Yoga yang terbaring di kamar VIP rumah sakit milik keluarga Abraham. Bram selaku pengacara pribadi grup The Rain membawa Yoga ke sana setelah ia ditelepon oleh Raymond. Setelah membahas soal tuntutan ke Yoga dan tercapai kesepakatan kalau Yoga tidak akan menuntut Zevan Abraham, maka Bram kembali ke rumahnya.
Bukannya menenangkan Yoga yang terbaring doanya bed rumah sakit dalam keadaan babak belur, Rosa justru merengek, "Kak, kenapa aku hanya boleh memanggil Mas ke Kakak pas kita bercinta saja? Kenapa nggak boleh manggil Mas tiap detik, tiap, menit, tiap jam, dan tiap hari? Kak Yoga, kan, udah putus sama Kak Gita?"
Yoga menghela napas panjang dan memilih memunggungi Rosa.
"Kak Yoga Pratama Adiwijaya! Kenapa Kakak tega memunggungi aku?!" Rosa mulai menghentakkan kaki ke lantai dengan wajah cemberut.
Yoga bergeming.
"Kak!" Rosa menyentuh bahu Yoga dan menggoyangkannya, "Kapan Kakak menikahiku? Aku takut kita kebablasan dan Kakak lupa pakai pengaman terus kalau aku hamil?"
Yoga sontak mengangkat badannya dan menghadap ke Rosa dengan wajah kaget, "Kamu hamil? Aduh!" Karena berteriak kaget Yoga kembali merasakan sudut bibirnya yang terluka berdenyut nyeri.
"Kalau, Kak. Aku bilang kalau aku hamil. Makanya nikahi aku secepatnya sebelum aku hamil" Rosa menatap tajam wajah tampannya Yoga yang bermata sipit, berhidung lancip sempurna, dan berbibir seksi.
Rosa menyukai semua yang ada di wajah Yoga. Rosa memang menyukai pria berwajah oriental seperti Yoga karena ia suka menonton drama Korea.
Yoga hanya diam membisu menatap Rosa.
Rosa mendengus kesal dan langsung menunjukan layar telepon genggamnya ke Yoga, "Aku punya rekaman kita pas bercinta di hotel The Rain kemarin. Kalau aku sebar video ini ke media sosial, gimana ya? Ada wajah Kak Gita juga di sini. Bukankah karir Kakak akan hancur karena Kakak ketahuan selingkuh"
Yoga tersentak kaget dan refleks ingin merebut telepon. Genggamnya Rosa. Dengan cepat Rosa memasukkan telepon genggamnya ke dalam tas lalu ia melangkah mundur dengan senyum penuh kemenangan.
Yoga mengumpat kesal, lalu pria tampan itu berkata dengan frustasi, "Oke, setelah Kakak keluar dari rumah sakit, kita langsung menikah"
"Benar, ya, janji?" Rosa sontak semringah.
"Hmm" Sahut Yoga masih dengan raut wajah kesal.
Tiba-tiba kedua lengan Gita tergelung di leher Zevan dan menarik leher itu sampai wajah Zevan menyusup ke dada Gita.
Zevan ingin menarik wajahnya karena ia merasakan juniornya mulai menggeliat di bawa sana. Namun, Gita mempererat gelungan lengannya dan mengigau, "Mama! Jangan pergi! Gita kangen, Ma! Hiks,hiks hiks"
Zevan menghela napas panjang di atas dada Gita lalu bergumam lirih di sana, "Aku berada di titik favoritku sekarang, jangan salahkan aku kalau sedikit mencicipinya karena kau tidak mau melepaskan aku" Zevan kemudian menciumi dada Gita dan memberikan gigitan kecil di dress yang Gita pakai. Saat Zevan nekat memainkan bibirnya di puncak benda kembar milik Gita, Gita melenguh dan melepaskan gelungan lengannya.
Zevan langung menegakkan wajahnya dan menghela napas panjang lalu ia mencium pipi Gita dengan gemas sambil berbisik, "Kenapa kamu ini lucu banget? Ngigau parah banget dan tidak bangun juga saat aku berikan gigitan di sana" Bola mata Zevan mengarah ke dada Gita.
Zevan mengambil kain yang ada di atas kening Gita lalu ia mencelupkan kain itu ke dalam baskom, memerasnya lalu meletakkan Kembali kain itu di atas kening Gita.
Melihat Gita sudah tenang dan tidak mengigau lagi, Zevan menyentuh pelan pipi Gita, "Ah, kenapa masih panas badannya?" Dan, "Aduh! Aish!!" Zevan membeliak kaget saat Gita mengigit jari telunjuknya lalu menghisap jari telunjuk itu sambil mengecap dan bergumam, "Ceker ayamnya enak banget, Ma! Aku kangen masakan Mama, hiks, hiks"
Saat Gita terisak menangis, Zevan menarik jari telunjuknya dari dalam mulut Gita. Pria tampan berwajah dingin itu menatap jari telunjuknya yang terasa sedikit berdenyut kemudian Zevan menghela napas panjang lalu terkekeh geli dan bergumam lirih sambil menatap wajah Gita, "Kau ini memang kelinci liar yang sangat imut. Hobi banget menggigit. Kemarin kau gigit bibirku dan sekarang kau gigit jariku" Zevan kemudian mengecup bibir Gita yang masih mengerucut saking gemasnya.
Lalu, dengan penuh kesabaran dan kelembutan, Zevan terus mengompres kening Gita dan mengelap tangan, pipi, dan leher Gita dengan kain yang satunya lagi.
Zevan bahkan memasang alarm untuk tiga jam ke depan agar dia bisa memberikan obat ke Gita tepat waktu.
Zevan memandangi wajah Gita saat ia mengelap tangan Gita dan pria tampan berbola mata biru itu bergumam di dalam hatinya, maafkan aku. Aku sudah membuatmu kelelahan seperti ini. Tapi, itu salah kamu juga. Kenapa kamu begitu manis, cantik, imut, dan menggemaskan. Aku menyukaimu, Gita dan aku tidak suka melihatmu terbaring lemah seperti ini.
Tga jam kemudian, alarm berbunyi dan Zevan langung mengambil obat dan segelas air putih lalu ia bangunkan Gita dengan perlahan.
Gita tersentak kaget saat ia membuka mata dan melihat wajah Zevan berada di jarak yang sangat dekat dengan wajahnya. "Tuan? Ke....kenapa Anda ada di sini?"
"Tentu saja merawat kamu. Kamu demam, tzk! Merepotkan saja!" Sahut Zevan dengan nada ketus.
"Ma ....maaf kalau saya sudah merepotkan Anda, Tuan" Gita berkata dengan suara yang sangat lirih karena tubuhnya masih terasa sangat lemas.
"Sudah jangan banyak bicara! Minum obatnya! Aku akan bantu kamu lalu setelah minum obat, tidurlah lagi!" Zevan membantu Gita minum obat, lalu menyuruh Gita menghabiskan satu gelas.air putih kemudian ia merebahkan kepala Gita dengan perlahan di ata bantal. Zevan kembali mengompres kening Gita sambil berkata, "Jangan menatapku terus! Pejamkan mata kamu dan tidur!"
Karena kaget dan takut, Gita langsung memejamkan mata dan bergeming. Karena masih lemas, Gita langsung melesat ke alam mimpi hanya dalam hitungan detik. Zevan tersenyum melihat Gita langsung menuruti perintahnya.
Keesokan harinya, tepat di jam dua dini hari, Zevan Abraham tidur dengan lega setelah memastikan Gita tidak demam lagi. Zevan tidur dengan posisi pantat berada di atas kursi dan kepalanya rebah di tepi ranjang. Pria tampan itu kelelahan menjaga Gita dan tidak tidur semalaman karena setiap tiga jam ia harus memberikan obat ke Gita.
Gita bangun tepat.jam lima pagi dan langsung membeliak kaget saat ia melihat tangannya menggenggam erat tangan Zevan Abraham. Gita sontak melepaskan tangan Zevan lalu ia tertegun melihat wajah Zevan yang mengarah padanya dan wajah tampan itu tampak damai tertidur pulas.
Gita tanpa sadar mengusap lembut rambut Zevan dan langsung mengangkat kembali tangannya sambil bergumam tanpa mengeluarkan suara, "Apa yang aku lakukan? Kenapa aku mengusap rambutnya dan kenapa jantungku berdebar-debar lagi?"
Gita kembali mengamati wajah tampannya Zevan lalu ia bergumam lirih, "Tuan sudah sangat baik menjagaku semalaman. Aku akan masak sup bergizi agar tubuh Tuan kembali fit" Gita kemudian bangun dengan pelan lalu melangkah keluar dari dalam kamar tanpa mengeluarkan suara.
Beberapa menit kemudian, Zevan tergagap terbangun dan Zevan sontak berteriak, "Gita? Kau di mana?!" Saat ia menatap kasur kosong tak berpenghuni.
Zevan sontak berlari keluar kamar sambil bergumam panik, "Sial! Apa dia kabur lagi dariku?"
Seorang pelayan langsung menyambut Zevan dan berkata, "Nona Gita memasak di dapur. Kami semua sudah melarang Nona Gita memasak, tapi Nona Gita bersikeras memasak, Tuan"
Zevan mengabaikan pelayan itu dan langsung berlari ke dapur. Sesampainya di dapur, Zevan langung memeluk Gita dari arah belakang dan menyusupkan wajahnya di leher Gita samb berkata di sana, "Lain kali jangan keluar kamar tanpa aku! Kalau aku masih tidur tunggu aku bangun dulu baru boleh keluar kamar! Ngerti?!"
"I.....iya, Tuan" Gita tergagap kaget.
Zevan lalu menarik wajahnya dari leher Gita, namun ia masih memeluk Gita dan bertanya, "Kau baru saja sembuh dari demam kenapa memasak bukannya beristirahat di kamar, hah?!" Zevan menggigit gemas cuping Gita.
Gita bergidik geli sambil menjawab, "Maafkan saya, Tuan. Saya ingin memasak makanan bergizi untuk Anda karena semalam Anda sudah........."
Zevan mematikan kompor lalu membalik pelan tubuh Gita agar dia bisa berhadapan dengan gadis cantik berlesung pipit itu. Zevan menatap lekat kedua bola mata Gita sambil bertanya, "Kau memasak untuk siapa?"
"Un.....untuk Tuan. Kalau Tuan tidak suka, saya bisa........"
"Suka! Aku suka!"
"Masakannya bahkan belum matang, kenapa Tuan langsung bilang suka? Tuan belum mencicipinya"
"Aku suka. Aku pasti suka masakan kamu".Zevan lalu menarik tengkuk Gita dan mengajak Gita berciuman.
Gita tersentak kaget lalu mendorong pelan dada Zevan sambil berbisik, "Tuan, ada banyak mata yang melihat kita"
Zevan mendengus kesal, lalu ia menegakkan badannya untuk berkata ke semua pelayannya, "Semuanya pergi dari dapur! Tinggalkan aku dan Gita berdua saja di sini!"
Semua pelayan langung ngacir meninggalkan dapur dan Zevan kembali menarik tengkuk Gita dan mengajak Gita berciuman.
Beberapa menit kemudian, Zevan menarik ciumannya dan menempelkan keningnya di kening Gita sambil berkata, "Kau baru saja sembuh dan meskipun aku sangat ingin memakan kamu saat ini, aku tidak akan melakukannya. Aku tunggu kamu di meja makan"
Zevan mencium kening Gita lalu pria tampan itu melangkah menuju ke ruang makan. Sementara Gita Langsung menyandarkan punggungnya ke pintu lemari es dan sambil meremas dadanya Gita bergumam, "Hei, jantung dan hatiku! Jangan lemah begini, dong. Dia hanya bersikap manis padamu karena ia ingin kamu segera hamil. Dia tidak menganggapmu spesial. Kamu hanyalah boneka baginya. Jadi jangan suka berdebar nggak jelas seperti ini, ngerti?!" Gita bergumam kesal ke jantungnya yang terus berdebar-debar lebih kencang dari biasanya.
Zevan menunggu di meja makan dengan senyum semringah dan bergumam lirih, "Baru pertama kali ini aku akan makan masakan dari Istriku. Impianku akhirnya tercapai. Diva tidak bisa memasak dan tidak suka pergi ke dapur. Aku tidak menyangka kalau Gita ternyata bisa masak dan dia masak untuk aku. Ah, kenapa Istriku yang satu ini manis banget"
lbh parah mlh...
knp bisa di kadalin diva?
#dan lg mana mungkin g ada cctv di mansion??
apapun bentuknya masak pemerkosa di jadikan mc...
#
mlh kesannya kyk jalang...