Terjebak Dengan Mantan Ipar

Mendengar apa yang dikatakan oleh mantan istrinya itu, tiba tiba Bayu berniat merebut gold card dari tangan perempuan itu dan melupakan kalau disana juga ada Irene, istrinya yang sekarang.

" Perlihatkan padaku siapa pemilik kartu itu Maura supaya aku bisa menemuinya dan..."

" Sayang, biarkan saja kalau ada orang baik yang perduli dengan Maura, kurasa dia juga berhak menemukan pasangan barunya lagi setelah bercerai darimu."

Ucapan Irene, istrinya yang sekarang membuat Bayu sadar. Kalau saat itu Maura sudah menjadi mantan istrinya dan seharusnya, dia tidak perlu perduli lagi dengan apa yang dilakukan oleh perempuan itu.

Maura yang mendengar apa yang dikatakan Irene pada Bayu tentangnya, menjadi geram.

Ingin sekali dia mencakar wajah mantan sahabatnya itu, yang terlihat lembut juga baik tapi ternyata ular berbisa.

" Aku tau sayang, tapi bukan itu masalahnya kenapa aku kesal melihat kartu itu," terang Bayu pada Irene, dengan menatap Maura tajam.

" Kenapa kau harus merasa kesal saat melihat kartu ini Mas Bayu.Apa karena selama aku menjadi istrimu kau tidak pernah memberiku sesuatu seperti ini, yang bisa aku gunakan sesuka hati untuk bersenang senang," sindir Maura sinis.

Mendengar perkataan Maura, Bayu menjadi semakin meradang, dia kesal karena mantan istrinya itu menyindirnya secara terang terangan. Kalau dirinya dulu tidak pernah melimpahi perempuan itu dengan materi, seperti yang diterima perempuan itu sekarang, dari pria yang sedang dekat dengannya.

 "Maura!" bentak Bayu tanpa sadar, karena tidak tahan mendengar sindiran mantan istrinya itu.

" Sayang!" tegur Irene dengan menatap kearah Bayu tidak suka.

" Ada apa Mas Bayu, Kenapa kau berteriak seperti itu padaku.Kalau ada orang yang kenal Mas disini dan mendengar itu. Orang itu bisa berpikir kalau..."

" Apa yang terjadi disini?!"

Seketika Maura terdiam, karena terkejut saat mendengar suara Arkana, yang tiba tiba saja juga sudah ada disana saat itu.

" Mas Arka!"

Bayu dan Maura hampir bersamaan menyebut nama pria itu, karena terkejut melihat pria itu ada disana.

"Apa yang sedang kalian semua lakukan ditempat umum seperti ini?!" tanya pria itu lagi, dengan suara dingin menyelidik kearah mereka bertiga, terutama kearah Maura.

" Nggak ada kok Mas, kami hanya nggak sengaja bertemu sama Maura yang akan menyewa kamar dihotel ini," terang Irene, memberi penjelasan pada Arkana mewakili mereka bertiga.

" Kau mau menginap disini?" tegur Arkana pada Maura, dengan menatap kearah perempuan itu, yang langsung terdiam kebingungan.

" E..tadi memang, tapi sekarang aku..."

" Bukannya tadi kau bilang, kau akan menginap disini dengan teman priamu Maura," celetuk Irene dengan sengaja.

" Teman pria," ucap Arkana dengan mata terpicing, menatap kearah Maura.

Maura yang mendengar apa yang dikatakan oleh Irene, rasanya ingin sekali mencakar wajah cantik Perempuan itu, di saat itu juga. Kalau tidak ingat, sekarang mereka sedang berada ditempat umum dan didepan para orang yang tidak menyukainya. Yang pasti akan menyalahkannya kalau dia melakukan itu pada perempuan itu.

" Nggak kok," jawab Maura merasa gugup.

"Tapi tadi kau bilang padaku dan Mas Bayu, kalau kau akan menginap disini bersama teman priamu. karena sudah ada yang memberimu kartu kredit sebagai modal bersenang senang kalian, iyakan Mas."

" Iya, itu benar dan kenapa sekarang kau mencoba menyangkal semua itu dihadapan Mas Arka.Apa motifmu, Maura? Apa karena kau segan padanya, jadi...."

Maura benar benar merasa sangat marah kesal juga terhina disaat bersamaan, mendengar apa yang dikatakan oleh Bayu dan Irene tentang apa yang dikatakannya tadi pada mereka dan sekarang mereka katakan lagi itu pada Arkana, orang yang benar benar tidak diinginkannya mendegar hal memalukan itu.

Karena mantan kakak iparnya itu sudah cukup mengetahui hal memalukan lain, yang sudah dilakukanya tidak perlu lagi ditambah yang sekarang.

Maura benar benar merasa hampir tidak punya muka lagi, dihadapan pria itu sekarang.

" Sebaiknya kalian berdua Kembali kekantor sekarang! Masalah pribadi seperti ini tidak seharusnya diumbar ditempat umum, bikin malu saja! Selain itu Bayu, kurasa tidak seharusnya kau perduli dengan apa yang dilakukan oleh Maura, atau bagaimana dia hidup sekarang juga dengan siapa dia menjalin hubungan, karena semua diantara kalian sudah berakhir sejak kalian resmi bercerai,ingat itu."

Bayu terdiam tidak bisa membantah, waktu mendengar apa yang dikatakan oleh Arkana tentangnya dan Maura, karena itu kenyataannya.Meski dilubuk hati terdalam pria itu, dia belum bisa menerima semua itu.

Sementara Maura yang mengira Arkana akan mencibirnya begitu mendengar apa yang dikatakan oleh Irene dan Bayu, heran. Karena meski mantan kakak iparnya itu menatapnya dingin, tapi secara tidak langsung sudah membelanya barusan.

" Baiklah kalau begitu aku kembali kekantor dulu Mas Arka," pamit Bayu yang hanya ditanggapi dingin oleh Arkana, karena memang hubungan mereka berdua tidak pernah dekat .

Bisa dibilang mereka menjadi saudara, karena punya darah yang berasal dari ayah yang sama yaitu tuan Robert Angkasa, sementara ibu mereka berbeda.

Arkana adalah anak Robert dengan Melisa istri pertamanya, sementara Bayu adalah anaknya dengan Ajeng istri keduanya atau bisa dibilang istri mudanya dulu. Karena Robert sudah menikahi Ajeng yang dulu mantan pegawainya, jauh sejak Melisa masih hidup.

Dan nyonya Ajeng baru bisa benar benar diakui didepan publik sebagai istri sah tuan Robert ketika Melisa, ibu Arkana meninggal sekitar 15 tahun yang lalu.

 Itu juga yang membuat kesenjangan dalam hubungan mereka terlihat jelas, meski sebenarnya tuan Robert, ayah mereka berdua sudah berusaha bersikap adil pada mereka berdua selama dia hidup.

Maura masih tidak bergeming ditempatnya berdiri meski Bayu dan Irene sudah pergi dari hadapannya sekarang. Karena Arkana, pria yang paling diharapkannya pergi, tidak juga beranjak dari sana, saat itu.

" Kau baik baik saja," tegur pria itu dengan nada suara berubah lebih lembut waktu mengatakannya membuat Maura heran mendengarnya.

" Iya, oh iya kebetulan kita bertemu disini aku mau mengembalikan ini, sama Mas Arka."

Maura mengulurkan gold card milik pria itu kepada siempunya.

Melihat Maura berniat mengembalikan kartu itu padanya, Arkana terlihat tidak suka.

" Bukannya tadi kau baru berniat untuk memakainya dihadapan mantan suamimu dan istri barunya, lalu kenapa sekarang kau ingin mengembalikannya, setelah mereka Pergi. Apa kau sedang memanfaatkanku tadi!"

Maura buru buru menggeleng karena melihat pria itu terlihat kesal dengan apa yang dilakukannya sekarang.

" Bukan itu, tapi seperti Mas Arka tadi bilang pada Mas Bayu, kalau hubungan kami sekarang sudah benar benar berakhir, sejak dia menceraikan aku.Itu berarti termasuk hubunganku dengan anggota keluarga mas Bayu yang lain termasuk Mas Arka yang merupakan...."

" Sepertinya kau sama sekali tidak mengenalku, karena itu semua yang kukatakan padamu tadi waktu kita dimobil, sama sekali tidak kau anggap serius, Maura." ucap Arkana dengan penuh penekanan.