Seorang wanita yang telah rela kehilangan keperawanannya demi seorang lelaki yang dicintainya, selama 4 tahun lamanya yang tak lain adalah tunangannya. Hingga suatu hari hubungan mereka berakhir karena orang ketiga, hal ini menyebabkan sang wanita menderita trauma sehingga membuatnya menjadi wanita yang playgirls namun kembali terjatuh menjadi mudah jatuh cinta dan pecinta seks
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MICHELLA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Belas
Aku dan Ammar tiba di depan pagar yang di dalamnya terlihat sebuah rumah begitu megah. Ku lihat seorang satpam membuka pintu pagar tersebut, kemudian Ammar kembali melajukan mobilnya memasuki sebuah halaman yang sangat luas dengan berbagai hiasan bunga dan pepohonan kecil di samping kanan kiri nya. Aku dibuat takjub dengan luasnya halaman ini, oh Waow. . . luas banged ini halaman rumah. . . Pikir ku.
Kemudian Ammar menghentikan mobilnya tepat di samping rumah megah tadi.
Ammar keluar mobil lebih dulu, kemudian berlari membukakan pintu untuk ku.
Kau tau, hati ku detik ini mulai tak terkontrol dengan baik. Ada rasa bangga, ada rasa takut, ada rasa nervous, bahkan sikap salah tingkah mulai mengontrol tubuh ku.
" Yuk. . . udah siap??? " . Ammar menarik tangan ku kemudian menggenggamnya sembari berjalan menuju pintu.
Aku menghentikan langkah ku, melepas genggaman tangan Ammar.
" A. . .Ammar. . . aku. . . sedikit. . . takut. . . bagaimana jika nanti. . . ". Aku mulai berbicara terbata-bata.
" Sayang. . . jangan khawatir. orang tua ku orang yang baik kok, mereka selalu ingin yang terbaik untuk ku. Jika apa yang sudah ku inginkan ini, mereka pasti akan langsung meng iyya kan nya. Jadi. . . udah, santai ya. Tarik nafas dalam-dalaaam. . . . houuufht. . . hah. . . lepaskan, tarik nafas lagi. . . houuufht. . . " . Ammar memberi ku aba-aba demikian membuat ku tertawa geli, ku cubit perutnya.
" Aw. . . sakit sayang, hihihi. Tuh kan. . . udah tenang kan. . . yuk ah ". Ammar kembali menggenggam tangan ku, membawa ku melangkah bersama nya menuju kedalam rumahnya.
Hingga akhirnya pintu dibuka oleh Ammar, aku kembali dibuat takjub dengan semua isi ruangan ini. Desain dan interiornya benar-benar seperti pada jaman kerajaan dahulu. Semua barang-barang antik tertata rapi diruangan ini, hmm. . . pasti kedua orang tua Ammar menyukai barang-barang antik nih, pikir ku dalam hati.
Tak tak tak. . . Kemudian terdengar suara langkah kaki pelan satu per satu yang turun dari tangga. Ku lihat seorang perempuan setengah baya dengan wajah cantik penuh keibuan, kulit putih bersih, terlihat sederhana namun berkelas dari caranya berjalan di balik baju daster yang di kenakannya. Dia tersenyum melihat kami, aku tertegun melihatnya.
Cantik sekali. . . pasti beliau ibunya Ammar, bathin ku. Dia terus berjalan menghampiri kami kemudian Ammar menyambutnya dengan senyuman dan sikap yang manja. Ini baru pertama kalinya ku lihat Ammar bersikap demikian. . .
" Ma. . . sedang sibuk kah??? kenalin. . . ini. . . Fanny, pacar Ammar. Cantik kan??? Hehe ". Ammar memperkenalkan ku pada ibu nya sembari berbisik di telinga ibu nya, beliau tertegun melihat ku.
" Ha. . halo tan. . .te. . . saya. . . Fanny ". Aku mencium tangannya yang lembut dan wangi. Beliau tersenyum dan menyambut ku dengan hangat.
" Cantik . . . Halo. Saya mamah nya Ammar, panggil saja tante Lina. Cobalah santai saja sayang. Jangan tegang begitu, tangan mu sampai keluar keringat dingin loh ". ucap nya sembari tersenyum.
Jlebb !!! Ow my God. Seketika Ammar menertawai ku, aku semakin salah tingkah di hadapan mereka.
" Jangan di ledekin gitu Mah, nanti dia malah tambah ngompol di celana. Hahaha ". Ammar terus menertawai ku, aku meliriknya dengan sedikit melotot. Awas aja kamu Ammar, puas lu kan ngeledekin gue terus daritadi. . . hati ku menggerutu.
Kemudian tante Lina mempersilahkan aku untuk duduk di sofa yang begitu empuk dan sangat mewah ku rasa, aku benar-benar kikuk dengan kondisi sekarang.
" Tunggu sebentar ya, tante panggil bibik kebelakang untuk menyiapkan minum. Fanny mau minum apa sayang??? ". Tanya tante lina menatap ku ramah.
" Ah. . . saya. . . apa aja deh tante, makasih. . . ". Jawab ku dengan kikuk.
Ammar senyum-senyum melihat ku, kemudian berpindah posisi duduk di samping ku. Aku terkejut dan sedikit menjauh. . .
" Ih. . . apaan sih, jauh dikit gih. Gak enak diliat tante nanti, eh. . . ngomong-ngomong papah mu kemana Ammar??? " Tanya ku setengah berbisik pada Ammar.
Belum Ammar menjawab ku lihat seorang lelaki setengah baya, terlihat dari ekspresinya dengan beberapa rambut putih menghiasi kepalanya terlihat lebih tua keluar dari sebuah ruangan di bawah tangga. Beliau melihat kami tanpa ekspresi, datar terlihat.
" Nah tu Papa ". Tunjuk Ammar.
Seketika aku berdiri melihat lelaki itu menghampiri kami, masih dengan ekspresi datar.
" Pa, kenalin. Ini Fanny. . . pacar Ammar, hehe ". Lelaki tua ini masih menatap ku dengan wajah datar.
" Oh. Saya Haris. Papa nya Ammar ". Jawabnya tanpa senyum. Aku semakin kikuk dibuatnya. . .
" Ha. . .halo om. . . sa. . .ya . . saya Fanny ". Jawab ku gagap.
" Ammar, ikut papa keruang kerja sebentar ". Kemudian Ayah Ammar mengajak nya begitu saja tanpa basa basi lagi menyapa ku, membuat ku merasa sedikit tidak nyaman.
Ammar melempar senyum pada ku, kemudian mengikuti langkah om Haris menuju ruang kerjanya.
************♡-♡**********
Lama. . . Ammar tak kunjung keluar dari ruangan yang tadinya dia masuk bersama om Haris. Kemudian Tante Lina datang dengan segelas jus orange dan beberapa cemilan kue kering tertata rapi di toples.
" Fanny, kemana Ammar pergi??? Aduh maaf sedikit lama ya. Kebetulan tadi tante dan bibi di dapur lagi bikin kue kering, ini di cobain ayo. . . ". Ucap tante Lina sembari menyuguhkan nampan yang di bawanya tadi.
" Makasih tante. . . eeeh. . . Ammar. . . sedang bersama om haris di ruang kerja ". Jawab ku dengan nada yang mulai santai.
Tante Lina ini sangat welcome menyambut ku, dia baik, lembut, hangat, sesekali kami saling bercanda ria, sambil menikmati kue kering buatan nya.
" Hmm. . . tante. . . kue nya enak banget loh, kapan-kapan mau dong Fanny diajarin tante". Aku memuji kue buatan nya, karena ini memang sangat enak. Kue nastar keju, kebetulan memang kue kering kesukaan ku loh. hehe
" Oh benarkah??? ah syukur lah kalau Fanny suka. Boleh banget dong, nanti tante ajarin. kapan-kapan nanti kita bikin bareng kue nya, gimana??? ". Ajak tante dengan ramah.
" Mau banget tante. . . wah. . . dengan senang hati, makasih ya tante. . .". Kemudian ku lihat Ammar sudah keluar tanpa om Haris dari sebuah ruangan tadi dengan wajah memerah penuh ekspresi marah tertahan.
Aku tertegun memandangnya,
Ada apa??? kenapa Ammar??? kau terlihat begitu marah. meski kau berusaha menyembunyikannya dariku di balik senyuman paksa yang kau lempar pada ku kini, aku tau. Kau sedang marah saat ini, pikir ku.
" Ammar. . . papa mu. . . "
" Ma. . . laper nih, mama udh masak buat makan siang belum??? ". Ammar menyela pertanyaan tante Lina tentang om Haris. Aku semakin tidak nyaman melihat tingkah Ammar.
" Oh ya udah mama segera menyiapkannya sekarang " Jawab tante Lina.
" Fanny bantu ya tante. . . ". Pinta ku dengan spontan.
Tante lina menanggapi ucapan ku dengan senyuman ramah,
" Tidak sekarang sayang, biar tante masak yang enak khusus untuk mu hari ini. Kamu nikmati lah berdua santai sejenak bersama Ammar. Atau, kau mau lihat-lihat kamar Ammar??? ". Tante senyum-senyum melirik Ammar yang terdiam sedaritadi kemudian tersenyum kaget.
" Hahaha ide bagus tu Ma. Aku ajak Fanny ke kamar ku dulu deh, mau gak Fan??? Liat kamar calon suami mu ini??? " Tanya Ammar dengan senyuman nakal meledek ku.
Aku terdiam, mengatupkan bibir ku. Mengingat apa yang di lakukan Ammar ketika hanya berdua di kamar ku, aku jadi takut untuk berduaan lagi di kamar bersama Ammar.
" Eh. . . gimana kalo keliling rumah atau ke taman belakang mingkin, atau kemana gitu. . . ". Aku gelagapan mencari cara menolak ajakan Ammar.
Tante Lina makin tersenyum lebar menggelengkan kepala nya, aku tertunduk malu.
Tanpa aba-aba Ammar menarik ku begitu saja menaiki tangga menuju kamar nya.
Oh. . . jadi kamar Ammar di atas, sepertinya selera kami sama. Sama-sama suka melihat sesuatu dari ketinggian, lebih tampak keseluruhan tentunya kan. . . pikir ku dengan senyum-senyum sendiri.
Ammar melihat ku kemudian mencubit gemas pipi ku,
" Aku paham apa yang membuat mu senyum-senyum sendiri begitu ". Bisik Ammar di telinga ku,
Aku terkejut dengan mata melotot, mulut menganga lebar.
" Ih dasar nakal, jangan macem-macem ya di kamar nanti. Aku bakal teriak loh. . . ". Jawab ku pada Ammar dengan memalingkan wajah ku. Ammar terus menggoda ku, dengan mencolak colek dagu ku. Membuat ku semakin malu dan kesal dibuat nya. . .
perasaan g....
perasaan waktu fanny SMA si ammar udh kuliah... masa udh 3 tahun si Ammar g lulus2? apa ngambil S2 ya?? tp koq ada istilah KKN???
terus selama ini melakukan zina itu apa namanya🤦🤦🤦🤦
apalagi disini Fani lemah akan agamanya
budak nafsu
mudah bget memaafkan