Karena pertempuran antar saudara untuk memperebutkan hak waris di perusahaan milik Ayahnya. Chairil Rafqi Alfarezel terpaksa harus menikahi anak supirnya sendiri yang telah menyelamatkan Dirinya dari maut. Namun sang supir malah tidak terselamatkan dan ia pun meninggal dunia setelah Chairil mengijab qobul putrinya.
Dan yang paling mengejutkan bagi Chairil adalah ketika ia mengetahui usia istrinya yang ternyata baru berusia 17 tahun dan masih berstatuskan siswa SMA. Sementara umur dirinya sudah hampir melewati kepala tiga. Mampukah Ia membimbing istri kecilnya itu?
Yuk ikuti ceritanya, dan jangan lupa untuk memberikan dukungannya ya. Seperti menberi bintang, Vote, Like dan komentar. Karena itu menjadi modal penyemangat bagi Author. Jadi jangan lupa ya guys....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ramanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IJAB QOBUL.
Kembali ke rumah sakit.
"Den, to-long nika-hin Anak Ma-mang."
Chairil tampak bingung setelah mendengar permintaan Ardi, ia sepertinya kurang memahami maksud perkataan Ardi. "Nikahin Anak Mamang? Maksudnya apa Mang?" Tanyanya dengan wajah yang terlihat penasaran.
Ardi kembali memejamkan matanya, seperti sedang menahan sesuatu yang sakit. Dan tak berapa lama ia kembali membuka matanya, "Den, Ma-mang memiliki se-orang putri dan selama ini keluarga yang dia miliki ha-nya Ma-mang saja. Jadi kalau Ma-mang pergi, Dia pasti akan sedih, karena tidak memiliki siapapun lagi. Untuk itu Mamang mohon sama Aden, jadilah sua-mi un-tuk putri Mamang. Karena ha-nya Aden yang da-pat Mamang percaya." Jelasnya masih dengan suara yang terbata-bata.
Membuat Chairil tak tega untuk menolak permintaan Ardi.
Setelah mendengar penjelasan Ardi, Chairil mengalihkan pandangannya pada Andara yang ikut mendengarkan permintaan Ardi tadi. Ia seperti ingin minta pendapat dari Sang Ayah. Andara yang paham akan tatap mata anaknya itu. Ia pun langsung memberi kode dengan menganggukan kepada serta memejamkan matanya sejenak. Tanda ia menyetujuinya.
"Baiklah Mang, saya akan menikahin Putri Mamang. Dan saya berjanji akan menyayanginya dan melindunginya sepenuh hati saya." Ujar Chairil, setelah mendapatkan persetujuan dari Sang Ayah.
"Alhamdulillah... Teri-maka-sih Den. Tapi bisakah sekarang juga Aden mengijab qobulnya putri saya? Karena sepertinya waktu saya tinggal sedikit Den." Pinta Ardi lagi. Membuat Chairil tampak bingung. Dan ia kembali mengarahkan pandangannya pada sang Ayah. Seperti ingin meminta bantuan darinya.
"Bisa Ar, tapi kita harus memanggil Ustadz dan saksi jugakan? Untuk itu kamu bisa bersabarkan menunggu mereka?" Tanya Andara, membuat Chairil terkejut mendengar perkataan sang Ayah. Namun ia tak bisa protes, karena ia sudah terlanjur berjanji pada Ardi akhirnya ia hanya bisa pasrah saja.
"Bisa Pak. Sa-ya bisa menunggu." Balas Ardi, terdengar lemah.
"Huh. Sudah begini, masih saja manggil Pak. Padahal kitakan berteman."protes Andara. "Ya sudah tunggu sebentar, Aku akan menghubungi Ustadz dan para saksi." Katanya lagi. Lalu ia pun mengambil benda pipihnya. Dan kemudian ia menghubungi berapa orang untuk datang secepatnya.
Dua puluh menit kemudian mereka yang tadi dihubungi oleh Andara, kini telah berkumpul semua. Bahkan istrinya juga sudah hadir, karena ingin menyaksikan pernikahan anak keduanya.
"Alhamdulillah... Akhirnya Anak Mamah mau menikah juga. Padahal setiap Mamah, ingin memperkenalkan calon istri, kamu selalu saja menolak. Giliran Ardi yang minta kamu langsung menerimanya." Protes sang ibu, sedikit berbisik pada Chairil.
"Iiis.. Mamah! Jangan bahas itu lagi deh." Balas Chairil, yang terlihat wajahnya tegang saat melihat para petugas KUA yang sedang mempersiapkan berkas-berkasnya.
"Ikh... Mamahkan sempet risau Nak, memikirkan kamu yang umurnya sudah tiga puluh satu tahun, tapi belum juga memiliki istri. Sedangkan Adik kamu sebentar lagi juga akan menikahkan. Semakin cemas dong Mamah, Nak. Tapi syukurlah akhirnya kamu menikah juga sebelum dilangkahi Adik kamu." Ujar sang Ibu lagi.
"Iya Mamah, ini Airil sudah mau menikah. Jadi Mamah sudah tenangkan? Sekarang sebaiknya jangan protes lagi ya, soalnya Airil, lagi pusing nih." Balas Chairil, yang memang saat ini, ia lagi tak fokus pada apapun.
"Baiklah Nak." Balas Sang Ibu seraya mengusap punggung anaknya. Karena ia tahu kalau Anaknya saat ini sedang gugup. Dan tak lama kemudian, sang Ustadz pun memanggil Chairil.
"Chairil? Apakah kamu sudah siap?" Tanya Sang Ustadz, yang sepertinya ia sudah siap untuk menikahkan Chairil.
"Saya sudah siap Ustadz." Balas Chairil.
"Baiklah kalau begitu kita mulai saja ya. Sekarang kamu jabat tangan calon Ayah mertua kamu, Nak." Ujar sang Ustadz, dan Chairil pun mengikuti titah sang Ustadz. Dan ia pun menjabat tangan Ardi. Setelah itu sang Ustadz pun memberi kode pada Ardi agar memulainya. Dan Ardi pun paham akan kode, lalu ia pun mulai buka suara.
"Bismillahirrahmanirrahim, Ananda Chairil Rafqi Alfarazel bin Andara Alfarazel?" Panggil Ardi yang terlihat ia berusaha untuk kuat, agar perkataannya tidak terputus-putus.
"Saya Pak!" Balas Chairil terdengar tegas.
"Saya Nikahkan dan Kawinkan engkau dengan putri kandung saya Widiya Ayunda binti Ardi Setiawan dengan mas kawin berupa cicin berlian di bayar tunai!" Ucap Ardi lagi yang kini sudah mulai melemah. Melihat itu Chairil langsung menjawabnya.
"Saya terima nikah dan kawinnya Widiya Ayunda binti Ardi Setiawan dengan mas kawin tersebut tunai! " Dengan satu tarikan napas, dan dengan suara yang lantang, Chairil pun berhasil menyelesaikan ijab qobulnya.
"Bagaimana para saksi?" Tanya Sang Ustadz, pada para saksi yang ada disana.
"Apakah Sah!"
"Sah!" jawab para saksi dengan serentak.
Setelah mendengar kata sah, Sang Ustadz pun langsung memimpin doa.
Baarakallahu laka wa baarakaa alaika wa jamaa bainakumaa fii khoir.
Artinya: "mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik dalam suka maupun duka dan selalu mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan."
"Aamiin!" Ucap para saksi lagi secara serentak.
"Alhamdulillah, selamat ya Nak, semoga pernikahan kamu dan istrimu di Ridhoi Allah, dan langgeng sampai tua." Kata Sang Ustadz, sambil menyalami Chairil.
"Aamiin, terimakasih Ustadz." Balas Chairil, sempat merinding saat mendengar kata Istrimu. Disaat bersamaan, terdengar suara mesin monitor jantung yang suaranya agak berbeda membuat Chairil mengalihkan pandangannya pada.
"Mang, apa yang terjadi?" Tanya Chairil, setelah melihat Ardi yang sepertinya mulai kesulitan bernapas.
"Te-rima-kasih ha-ha.. Nak. Ma-mang ti-tip Yun-da ya... Ha..ha.. Hengs...." Ardi pun memejamkan matanya dibarengi dengan monitor jantung yang suaranya terdengar hanya tiiiiit. Disaat bersamaan terdengar suara seorang wanita dari pintu.
"Assalamualaikum... Ayaaah?"
Seketika semua mata mengarah ke pintu, dan tampaklah oleh mereka, seorang anak perempuan yang memakai seragam putih abu-abu, sedang berdiri didepan pintu bersama Rendi. Chairil langsung terpelongoh melihat gadis tersebut.
"Putih abu-abu? Putri Mang Ardi masih Anak SMA?"
Bersambung
______________
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya guys. Kasih bintang, Like, Vote, dan komentar, kalau suka dengan novel baru Author ini, oke? Syukron 🙏🏻
thor prasaan dkit bngt dah up ny, ga terasa/Grin/
double up kk/Grin/
prsaan trsa dkit ya mmbca krya tiap bab ny/Grin/.
brhrap ada double up, triple up. pisss hny brcnda tpi smga diwujudkn/Grin/