Sinopsis
Aleea Steinfeld, seorang mahasiswa yang duduk di bangku kuliah semester 4 yang terpaksa menerima perjodohan dengan Allessio Sean Cullen seorang yang berfrofesi sebagai Pilot. Sedangkan Sean telah memiliki kekasih yang sangat di cintainya.
"Maaf, aku tidak bermaksud berbohong pada mu. Tapi Syeila lebih membutuhkan Ku saat ini." ucap Sean dengan nada yang rendah di suara bariton nya.
Akankah mereka akan terus bersama setelah beberapa peristiwa terkuak??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayaa’k, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cincin
Aleea segera bangun untuk memeriksa ponselnya melihat siapa yang mengirim pesan kepadanya.
“Mau apa lagi dia?”. Batin Aleea setelah membaca pesan tersebut.
...****************...
Sean : Besok, kita membeli cincin.
Pesan yang dikirim oleh Sean kepada Aleea.
Aleea hanya membaca pesan itu, tanpa minat untuk membalas pesan tersebut.
Aleea mulai kembali memejamkan matanya, tapi baru beberapa menit terpejam harus terbuka kembali karna suara notifikasi pesan di ponselnya.
Merasa terganggu Aleea bangun dan membalas pesan itu.
Pesan yang dikirimkan Sean kepada Aleea.
Sean : Kenapa tidak di balas, Aku tau kamu belum tidur.
Aleea : Kirimkan saja alamatnya, aku akan datang ke tempat itu.
Sean : Mama ingin kita pergi bersama.
Aleea : Baiklah, aku tidak ada kegiatan besok.
Setelah pesan yang telah Aleea kirimkan tidak ada lagi balasan dari Sean.
Aleea mulai kembali memejamkan matanya untuk beristirahat malam ini.
Pagi ini Aleea seperti biasa membantu Mamanya untuk melakukan pekerjaan rumah dan membuat sarapan untuk mereka. walaupun memiliki asisten rumah tangga Aleea tetap membantu melakukan pekerjaan itu.
Kedua orangtuanya sedari kecil selalu mengajarkan Aleea untuk dapat melakukan pekerjaan itu.
Setelah masakan yang dibuat Aleea telah selesai dihidangkan, ia segera pamit untuk membersihkan diri agar dapat menikmati hidangan tersebut bersama kedua orangtuanya.
Aleea dan kedua orangtuanya sedang menikmati sarapan pagi. Tidak ada satu patahpun yang keluar dari mulut mereka karna Aldrich, Papanya Aleea tidak suka ada yang berbicara ketika mereka sedang makan.
Setelah selesai sarapan pagi mereka menuju ruang keluarga. Apabila ada waktu senggang mereka selalu menyempatkan untuk berkumpul diruangan tersebut.
Ditengah asik perbincangan mereka tiba-tiba asisten rumah tangga datang ke ruangan itu untuk memberitahu sesuatu.
“Tuan, ada yang mencari anda sekarang ia berada di ruang tamu.” Ucap asisten tersebut dengan menundukan kepalanya.
Aldrich segera menuju ruangan dimana tamu itu berada.
Dilihatnya seorang pria yang tidak asing baginya sambil memainkan Ponsel miliknya.
“Sean! Ada perlu apa kamu datang kesini?” Tanya Alessio Papa Aleea yang mendudukkan dirinya didepan Sean.
“Saya ingin membawa Aleea Pa, untuk membeli Cincin pernikahan kami.” Balas Sean.
Mendengar jawaban Sean, Aldrich segera memberitahukan kepada Asisitennya untuk memberitahu Aleea untuk segera bersiap.
Alessio dan Sean melanjutkan pembicaraannya tentang beberapa hal.
“Berapa lama kamu cuti?” Ucap Alessio
“Tiga minggu Pa” Balas Sean. Mendengar jawaban itu Alessio hanya menggangguk kepala.
Aleea telah selesai, kali ini Aleea menggunakan Dress dibawah lutut dengan rambut yang ia ikat setengah dan menggunakan sepatu kets miliknya.
Wajahnya hanya dilapisi bedak tabur dan bibir hanya di beri pelembab. Tampilan Aleea hari ini terlihat imut, sangat cocok dengan umurnya yang masih muda.
Aldrich yang melihat Aleea telah datang pun segera memanggilnya untuk ikut bergabung dengan Sean yang juga berada di ruangan tersebut.
“Pa, saya izin pamit membawa Aleea.” Ucap Sean segera berdiri menghampiri Aleea.
“Yasudah, kalian hati-hati dijalan.”
“Papa dan Mama juga akan pergi, ada pertemuan dengan relasi Papa” Ucap Aldrich.
“Pa, Ma Aleea pergi dulu.” Ucap Aleea sambil mencium tangan dan pipi kedua orangtuanya.
Didalam perjalanan Aleea dan Sean tidak saling berbicara.
Sean yang sedang fokus menyetir mobilnya dan Aleea hanya memandangi pemandangan lewat kaca samping yang Ia duduki.
Selama Lima belas menit perjalanan akhirnya mereka telah sampai di salah satu Mall ternama.
Segera mereka turun dan berjalan beriringan menuju toko perhiasan ternama di Mall tersebut.
Mereka di sambut dengan baik oleh pelayan Toko yang mereka masuki.
“Tuan, ada yang bisa saya bantu?” Ucap pelayan toko tersebut.
“Kami ingin mencari cincin pernikahan,tolong carikan yang pas untuk wanita yang di sampingku.” Ucap Sean, sedangkan Aleea hanya berdiam diri disamping Sean tanpa harus menanggapi pembicaraan mereka.
“Mari Tuan Nona, saya antar.” Ucap pelayan tersebut yang ikuti oleh Sean dan Aleea di belakangnya.
“Tuan, ini ada beberapa koleksi dari Toko kami keluaran terbaru,” ucap pelayan tersebut sambil menunjukan beberapa pasang cincin pernikahan.
Sean melihat kearah Aleea yang hanya berdiam diri disampingnya, lalu ia bertanya kepada Aleea “Kamu ingin cincin yang seperti apa?”.
Mendengar pertanyaan yang di lontarkan untuknya. Aleea segera melihat-lihat koleksi cincin yang ada didepannya.
Mata Aleea tertuju pada sepasang cincin, yang terdapat berlian sedikit besar berada ditengah-tengah cincin tersebut kemudian cincin itu dikelilingi berlian round seberat 0,040 ct yang membuat cincin itu terlihat mewah. Sedangkan cincin untuk pria hanya terdapat berlian kecil ditengahnya.
“Aku ingin melihat ini,” ucap Aleea ke pada salah satu pelayan sambil menunjuk cincin pilihannya.
“Cincin sangat cocok untuk anda nona, cincin ini hanya ada tiga di dunia nona, Silahkan anda coba nona.” Ucap pelayan tersebut sambil memberikan cincin yang akan di coba oleh Aleea.
Cincin itu Aleea coba, ternyata sangat pas di jari Aleea.
Sean yang melihat itu hanya diam sambil memperhatikan cincin yang dicoba oleh Aleea tanpa ada komentar sedikit pun.
“Kami pilih yang ini saja,” ucap Sean sambil menunjuk cincin yang dipilih oleh Aleea.
Aleea dan Sean menunggu cincin yang sedang dikemas, mereka duduk di kursi yang telah di sediakan oleh pihak toko tersebut, tiba-tiba ponsel Sean berdering.
Sean segera mengambil ponsel yang berada di saku celananya dan mulai menjawab panggilan tersebut.
“Halo,” Ucap Sean pertama kali menjawab panggilan tersebut.
...
“Iya. Bentar lagi aku kesana,” Balas Sean pada panggilan tersebut.
…
“Kamu tenang, jangan pikirkan yang macam-macam. Semua pasti baik-baik saja.” Ucap Sean.
...
“Yasudah. Kamu tenang dulu, aku siap dari sini langsung ke tempatmu. Aku sampai kita bisa langsung pergi.” Balas Sean kembali dengan nada lembutnya.
...
Samar-samar Aleea mendengar panggilan tersebut, Aleea mendengar suara perempuan yang sedang menelfon Sean. Tapi tidak tau apa yang mereka bicarakan.
Setelah panggilan itu selesai Sean segera memasukan ponselnya ke dalam saku celananya.
Dapat Aleea lihat wajah Sean dipenuhi dengan kekhawatiran.
“Tuan, ini pesanan anda telah selesai.” Ucap pelayanan tersebut sambil memberikan paper bag yang berisikan cincin.
Sean segera membayar cincin tersebut.
Mereka kemudian berjalan keluar ruangan. Belum sampai keluar ruangan itu tiba-tiba Sean menghentikan jalannya.
BRUK!!
Aleea menubruk dada bidang Sean.
seketika Aleea terpaku dan mundur beberapa langkah kebelakang.
“Maaf, aku tidak tau kalau kamu berhenti”. Ucap Aleea yang berdiri didepan Sean. Sedangkan sean tidak memberikan tanggapan apapun.
“Aleea maaf, aku tidak bisa mengantarmu pulang. Ada urusan yang harus segera aku lakukan.” Ucap Sean dengan nada lemah di suara baritonnya.
“Tidak apa-apa, aku bisa pulang sendiri, semoga urusanmu cepat selesai.” Ucap Aleea kepada Sean dengan senyuman di bibirnya, yang hanya diberikan anggukan oleh Sean, lalu dia pergi berlari keluar dari ruangan itu.
“Kenapa dengannya,”
“Kenapa dia seperti terburu-buru,”
“Apa yang sedang terjadi,” Gumam Aleea sambil melihat kearah Sean yang dipenuhi dengan rasa penasaran.
Bersambung…