Vivian Lian di hidupkan kembali setelah mendapatkan pengkhianatan dari suaminya dan adik tirinya. Di kehidupan lalu, dia mempercayai ibu tirinya dan adik tirinya hingga berakhir mengenaskan. Dia pun melakukan cinta semalam dengan calon tunangan adik tirinya hingga mengandung anak sang CEO demi membalaskan rasa sakit hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertengkaran Mommy Diane
Brak
Kedua ekor mata Vivian melirik tajam wanita di sampingnya, seenaknya saja dia masuk dan membuang bukunya. Menemani nenek Amel menguras tenaganya, jadi ia ingin bersantai sambil membaca novelnya.
"Kau masih enak-enak saja setelah merebut perhatian nenek Amel. Enak saja," Alena menarik dagu Vivian, ia menatap Vivian dengan tatapan benci. Jika di lihat, wajah Vivian sangat cantik, seharusnya ia merusak wajah sok cantiknya ini.
Alena mendorong wajah Vivian ke samping hingga beberapa anak rambutnya menutupi bagian pipinya. "Jangan menggunakan wajah sok cantik mu itu, menjijikkan."
Vivian menghembuskan nafasnya dan hendak membalas serangan Alena, namun melihat ayahnya di ambang pintu. Dia langsung mengubah ekspresi wajahnya.
"Alena kenapa kau berkata seperti itu? Aku tidak bermaksud merebut siapa pun. Tadi nenek Amel ingin mengajak ku dan ..."
"Bohong!! Kau sengaja ingin merebut. Dasar!!" Alena hendak melayangkan tangannya, namun seseorang menghentikan tangannya.
Alena menoleh dan sontak terkejut dengan pria di depannya. Pria itu menghempaskan dengan kasar tangan Alena. "Apa yang kau lakukan?!" Sentak Daddy Elmar. "Kau menampar kakak mu dan berbuat kasar."
"Dad aku ...." Alena tak bisa melanjutkan perkataannya, ia takut melihat kemarahan di wajah ayahnya itu.
Daddy Elmar mendorong tubuh Alena agar menyingkir dan membuat Alena tercengang. Daddy Elmar tidak pernah menaikkan suaranya bahkan membuatnya menangis. Akan tetapi beberapa hari yang lalu semuanya seakan berubah. Daddy Elmar biasanya akan berpihak padanya dan memarahi Vivian.
"Sayang kau tidak apa-apa? Dimana Alena menampar mu?" tanya Daddy Elmar. Dia mengusap pipi putrinya dan melihat wajah ayu yang kini menangis.
"Daddy." Vivian langsung memeluk Daddy Elmar dan menangis tersedu-sedu.
Dari amabang pintu terlihat seorang wanita, dia melangkah masuk dan menatap Alena dengan kening yang berkerut. "Ada apa ini Alena?" tanya Mommy Diane.
Daddy Elmar menoleh, kemudian melepaskan pelukan Vivian dan mengusap air matanya. "Diane, untunglah kau datang. Kau harus mendidik Alena dengan benar. Dia hampir saja menampar Vivian."
Kedua mata Mommy Diane melirik Alena. Rasa tidak terima di hatinya membuncah, selama ini ia memperlakukan putrinya dengan begitu baik. Ia tidak pernah marah pada Alena sedikit pun. "Kalau Alena menampar Vivian berarti ada masalahnya, seharusnya kau bertanya pada Vivian."
Vivian mendongak, kedua matanya memerah. Ada rasa panas di hatinya. "Alena marah karena aku menghabiskan waktu ku bersama nenek Amel. Dia menuduh ku tidak mengatakannya, padahal nenek Amel sendiri yang meminta ku untuk tidak mengatakannya. Katanya dia ingin berdua saja dengan ku, kalau Mommy tidak percaya, Mommy bisa bertanya pada nenek Amel. Siapa yang ingin merebut nenek Amel dan tuan Anderson? Aku memiliki tunangan dan aku tidak mungkin mengkhianati tunangan ku." Vivian meluapkan semuanya kekesalannya dan kesakitannya. Padahal ia hanya ingin menarik perhatian ayahnya saja.
"Kau dengar, dan putri mu menuduh putri ku yang tidak-tidak. Sebaiknya kau didik Alena dengan benar dan jangan bermain kasar pada putri ku." Daddy Elmar langsung gelap hati, Vivian anak kesayangannya dengan mendiang istrinya. Wajah Vivian sangat persis dengan wajah Almarhum istrinya. Kesakitan Vivian sama saja kesakitannya. "Didik putri mu dengan benar."
"Dia juga putri mu, apa hanya karena Alena bukan darah daging mu dan kau membedakannya? Selama ini aku tidak pernah membedakannya." Mommy Diane meluapkan kekesalannya. Seketika Daddy Elmar langsung diam.
Sialan, dia ingin membuat Daddy luluh batin Vivian.
Kelemahan ayahnya hanya karena Alena bukan anak kandung atau saudara kandungnya.
"Aku tau Mom, tapi selama ini Daddy lebih menyukai Alena dari pada aku. Daddy berbuat adil, Daddy sangat tegas. Saat aku melakukan kesalahan pada Alena, Daddy tidak segan memarahi ku dan menghukum ku, tapi kenapa saat Alena melakukan kekerasan dan hendak menampar ku Mommy malah berkata seakan Daddy membedakan diriku yang anak kandungnya sedangkan Alena bukan anak kandungnya. Kenapa Mommy hanya ingin Alena tidak di marahi dan melimpahkan kesalahannya pada ku? Padahal aku sudah menjelaskan pada Alena tadi. Mommy menganggap ku anak Mommy atau bukan atau hanya sebatas saat bersama ayah saja Mommy menganggap ku?"
Telak, Mommy Diane langsung bungkam. Perkataan Vivian membuatnya diam, ia langsung menarik lengan Alena dari kamar Vivian.