Aku dapat telfon dari ibu dan katanya itu hal penting ibu meminta ku pulang, terpaksa aku pulang. Aku tidak menyangka aku mendadak di suruh menikah sampai aku tidak menyangka wanita yang akan aku nikahi bukanlah wanita tipe ku, bahkan melainkan jauh dari tipe ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur dzakiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dust feeling.
Najwa yang kesal karena tantenya yang rese' itu, dengan kesal ia menyimpan hpnya kembali lalu ia sandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Setelah lama berdiam menunggu Aktar yang tak kunjung datang dan ia juga sudah merasa kantuk, Najwa memutuskan untuk tidur. Lagi pula Aktar juga tidak berharap untuk menunggu dirinya. Najwa menarik selimut sampai menutup seluruh tubuhnya, berusaha untuk membuat matanya tertutup dan segera tidur.
Tidak lama saat ia menutup matanya, Najwa kembali membuka matanya.
Kenapa kak Aktar belum datang yah, padahal ini sudah jam 10.
Najwa bangun dari tidurnya kemudian memperbaiki jilbabnya yang agak berantakan, lalu beranjak menuju lantai satu. Melihat beberapa ruangan yang sudah gelap, ia juga tidak mendapati Aktar dan mertuanya. Tapi masih ada beberapa pelayan yang sedang membereskan dapur. Najwa segera menghampirinya.
"Nona muda ?"kata pelayan itu saat Najwa sudah ada di samping mereka.
"Dimana ayah dan ibu ?"tanya Najwa.
"Oh, tuan besar dan nyonya besar sudah pergi kekamarnya."
"Lalu ? tuan muda di mana ?"tanya Najwa bertuju kepada Aktar.
"Kalau tuan muda, aku lihat tadi ia pergi ke ruang bacanya." Najwa terdiam.
Ruang baca ? kalau begitu berarti dia sibuk dan akan begadang.
Najwa meminta izin untuk menggunakan dapur kepada pelayan yang bertugas di dapur, karena dapur saat ini sudah bersih ia tidak enak kalau menggunakan dapur begitu saja.
"Boleh saya gunakan dapurnya dulu, saya hanya akan membuat kopi untuk tuan muda."tanya Najwa. Pelayan itu heran karena nonanya yang meminta izin hanya untuk menggunakan dapur.
"Mengapa minta izin nona, anda sudah menjadi menantu di sini dan kami tidak ada hak untuk ini. Nona bisa menggunakannya kapan saja."kata pelayan itu menatap Najwa yang saat ini dan seteruskan akan menjadi nona mudanya.
"Baiklah...."kemudian Najwa mengambil termos lalu ia mengambil sebungkus kopi yang ada dalam lemari, karena Aktar sedang sibuk ia ingin membuatkannya kopi untuk mengurangi kantuknya. Tidak lama menggunakan Waktu Najwa telah selesai membut kopi tinggal ia segera antarkan tapi dia ingat kalau ia tidak tahu ruang baca Aktar.
"Bisakah kamu mengantar ku keruang baca tuan muda ?"
"Boleh nona," kemudian Najwa pergi mengikuti pelayan yang akan mengantarnya.
Aktar yang tengah duduk dengan pikiran yang kacau, dimana pikirannya masih tetap apa yang tadi ia lihat. Nafsunya yang sempat tergoyah, ia berusaha menenangkan dirinya.
selama ini Aktar tidak pernah melihat wujud seindah itu, tiba-tiba pikiran Aktar melenceng. bagaimana kalau aku lihat dari depan? Apakah lebih indah?. Aktar diam.
Stk,,Apa yang kupikirkan!?. gumam Aktar sambil memukul kepalanya.
Tapi bagaimana pun juga selama ini aku selalu menjaga kesucian diri ku, aku tidak pernah menyentuh wanita. Mungkin diri ku sudah menolak aku yang jomblo.
Aktar yang terus diam dengan lamunan yang agak kacau, lamunan yang tidak menentu arah. Pandangannya menyapu seluruh ruang bacanya dengan nanar. Mengingat pandangan indah itu lagi pikiran Aktar kembali kacau, ia memukul kepalanya yang tidak bisa diam ia harus menyingkirkan memori yang tertangkap di matanya waktu itu. Aktar harus sadar sepenuhnya kalau pandangan indah itu milik wanita yang tidak ia sukai.
Tok Tok.. ketukan pintu membuat lamunan Aktar buyar seketika. Ia heran entah siapa yang datang mencarinya, karena biasanya tidak ada yang datang menggangunya jika ia sedang berada di ruang kerja. Karena itu tandanya ia sibuk.
Mungkin saja Ibu?. Pikir Aktar
"Masuk !" kata Aktar sedikit berteriak karena pintu agak jauh dari tempatnya, sambil menunggu orang itu muncul dari luar pintu.
Clek,
"Kak, kakak sibuk ? Najwa bawakan Kopi."kata Najwa sambil membawa gelas berisi kopi, ia berjalan menghampiri Aktar.
"Kak kopinya,"
Aktar kaget melihatnya, melihat Najwa. wajahnya yang kini bercahaya, Wanita itu terus berjalan mengampirinya. Jantung Aktar berdengub begitu kencang matanya yang terus melihat Najwa, hingga membuat Najwa sedikit heran karena dilihat Aktar terus, yang tidak seperti biasanya yang selalu membuang muka.
"Kopinya ku taruh disini," kata Najwa sambil menyimpan secangkir Kopi tepat di samping Aktar. kini Najwa merasa tidak enak karena dilihati terus oleh Aktar.
Saat Najwa berdiri disampingnya, wangi tubuhnya tercium oleh Aktar. Sungguh wangi !, Aroma yang sangat di sukai Aktar wangi Bunga Mint, Dingin dan Sejuk.
"Kak !?"
"Ah ? em," Aktar langsung membuang mukanya ia tidak sadar kalau dirinya sedang terhipnotis dengan kencantikan Najwa kali ini.
"Kopi-"
"Kenapa kau bisa masuk kesini? "Wajah Aktar berubah seketika setelah ia sadar dengan apa yang terjadi ia langsung menutupi rasa malunya.
Najwa mengkerutkan keningnya lantaran keherangan, bukankah aku sudah diperbolehkan masuk?, kenapa sekarang bertanya seperti itu. bahkan aneh melihat tatapannya tadi. emm..apa mungkin dia sedang memikirkan Pacarnya?, pikir Najwa polos.
"Kau kenapa diam ?"Tanya Aktar dengan tatapan sinis.
Benar kata orang, kalau pikiran kita sudah di lumuti oleh seseorang bahkan sudah membuat kita jatuh cinta akan menjadi gila, seperti dia ini yang sekarang. Entah siapa pacarnya, gumam Najwa berpikir dan tidak peduli.
"Maaf kak, aku sedikit tidak sopan. tapi niat Najwa kesini baik kok, cuman mau antarkan Kopi ini buat kakak !"kata Najwa dengan suara pelan, karena ia tidak ingin ada pertengkaran maka Najwa mengambil jawaban lain.
Aktar melirik kopi yang dibawakan Najwa."aku lebih suka dengan Teh jahe buatan mu, " Gumam Aktar mengingat dirinya yang tidak suka minum Kopi dan lebih suka Teh jahe yang pernah dibuatkan Najwa.
"Oh, kalau sudah keluarlah.."Aktar membuang pandangannya.
"Huh! kalau kakak sedang memikirkan Pacar, kenapa tidak ditelfon saja?! " Sindir Najwa berjalan menuju pintu keluar.
"Tunggu !"Aktar tidak tahu apa maksud dari perkataan Najwa barusan.
Langkah Najwa terhenti.
"Apa maksud mu? "
"Kalau sedang memikirkan Pacar, kenapa tidak Menelfonnya dan memintanya Berkencan,"Jawab Najwa santai.
Aktar tampak kesal mendengarnya, Apa Pacar ? dirinya yang sudah lama menjomblo tidak pernah bersama seseorang kini diminta Menelfon Pacar dan Berkencan ?
"Apa kau tau dengan apa yang kau katakan?"tanya Aktar dengan nada berat, entah kenapa setelah Najwa mengatakan itu ada rasa sakit di hatinya.
"Sudahlah.., aku sudah tidak bisa meladeni kakak. Aku sudah ngantuk." tutur Najwa, ia heran Aktar yang kini banyak bicara tidak seperti biasanya. Ia kemudian meninggalkan ruang baca Aktar dan kembali kekamar.
Brakk!
Aktar diam setelah pintu tertutup, ia berusaha menangkap kembali perkataan Najwa. tapi ia tidak dapat jawaban dengan apa maksudnya. ia juga heran apa yang terjadi pada dirinya tadi. Mengapa ia bisa terbawa oleh kecantikan wanita itu hingga dirinya tidak sadarkan diri.
Bersambung...
-
-
-
-
-
Maaf yah, kalau Upx lambat🙏 mungkin bab ini kurang jelas, entahlah..pokonya author minta maaf. untuk berapa hari tidak up, mohon pengertiannya🙏
See you😚
Lanjut lagi kak