Namaku Bela, hidupku hancur ketika kakak yang aku sayangi meninggal karena mendengar kekasihnya menikah dengan wanita lain.
Di hari kematian sang kakak aku berjanji akan membalas dendam pada laki-laki itu, aku akan membuat kehidupannya hancur berantakan bahkan akan jadi duri dalam hubungan rumah tangganya dengan istrinya bagaimanapun caranya.
Bagaimana cara Bela membalaskan dendam atas meninggalnya sang Kakak?? Akankah ia rela menjadi perusak hubungan rumah tangga mantan kekasih sang kakak??
Ikuti terus kisahnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eneng Selly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mimpi Bram
Bram membawa barang-barangnya ke dalam apartemen yang ia miliki, di dalam apartemen itu ada banyak sekali foto Sintia yang terpampang banyak di dinding. Senyuman dan kehangatan Sintia yang selalu dia tunjukan padanya, membuat Bram sangat bahagia dan merasa nyaman selama tiga tahun menjalani hubungan bersama dengan Sintia.
Baginya Sintia adalah sosok wanita sempurna di dalam hidupnya tapi sekarang dia harus menerima kenyataan jika dunianya sudah runtuh bahkan hancur semenjak kepergian Sintia, hal itu membuat Bram semakin membenci Desi bahkan sekarang ibunya juga ia benci. Padahal ia sangat sayang pada sang ibu, bahkan ia mau menikah juga karena bujukan sang ibu, ia tidak mau membuat sang ibu sedih dan menangis namun Sosok orang yang ia hormati dan sayangi itu justru menjadi penyebab wanita yang ia sayangi meninggal.
Semua isi pikiran Bram dipenuhi dengan pertanyaan kenapa?? Kenapa Sintia bisa meninggalkan dia dan kenapa hidupnya harus serumit ini sekarang, haruskan ia menyusul Sintia pergi ke alam lain, karena baginya percuma jika ia hidup tapi orang yang dia sayangi malah meninggalkan dia untuk selama-lamanya.
" Sintia.. " teriakannya sambil menangis memandang fotonya
Bram sekarang berada di dalam kamarnya dengan keadaan ruangan yang gelap tanpa cahaya seperti hidupnya sekarang, Sintia adalah cahaya bahkan matahari baginya tanpanya hidupnya tidak akan pernah terang kembali. kini ia memeluk foto Sintia dengan erat sampai ia tertidur.
" Sintia maafkan aku " lirihnya
Didalam tidurnya ia bermimpi bertemu dengan Sintia, sosok wanita yang sangat ia rindukan beberapa hari ini, hatinya senang dan bahagia karena bisa bertemu dengan Sintia lagi seperti harapannya.
" Sayang... " Ucap Bram langsung memeluk Kekasihnya itu
" Bram.. maafkan aku "
" Kenapa kamu harus minta maaf padaku sayang, ini bukan salah kamu, ini semua salahku, aku yang salah karena sudah mengkhianati kamu, aku sudah melanggar janji ku, tapi sumpah demi tuhan aku tidak pernah mencintai Desi sama sekali, aku menikah dengannya hanya terpaksa, seluruh hati dan cintaku hanya untuk kamu sayang " ucap Bram sambil melepaskan pelukannya dan berlutut pada didepan Sintia memohon ampun karena sudah menikah dengan wanita lain.
" Bram, mulai sekarang aku lepaskan kamu,, kamu jalani hidupmu sendiri dengan bahagia meskipun tanpa aku " ucap Sintia sambil tersenyum
" Tidak, kamu jangan berkata seperti itu.. aku tidak bisa bahagia jika bukan denganmu sayang, tolong maafkan aku.. dan kembali pulang bersama ku, aku janji akan menceraikan Desi lalu menikahi mu "
" Bram dunia kita sudah berbeda, aku sudah bahagia disini.. aku sudah tidak merasa kesakitan lagi, kamu juga harus bahagia di dunia mu.. jangan merasa bersalah karena ini bukan salahmu sepenuhnya ini sudah takdirku.. hilangkan rasa bersalah mu mulai dari sekarang dan kembali jalani hidupmu dengan baik "
" Sayang, jangan tinggalkan aku "
" Maaf Bram aku tidak bisa " ucap Sintia masih tersenyum pada Bram
" Aku mohon... Jangan tinggalkan aku, kalau perlu bawa aku ketempat kamu berada, lebih baik aku bersamamu dari pada harus hidup tanpamu " Bram menangis tersedu-sedu
" Maafkan aku Bram, aku tidak bisa membawamu pergi bersama ku, jaga dirimu baik-baik, aku titip Bela padamu.. jaga dia seperti kamu menjaga ku dulu, selamat tinggal Bram.. " ucap Sintia sambil tersenyum dan memeluk Bram
" Sintia jangan pergi.. jangan tinggalkan aku... " lirih Bram masih menangis memeluk erat Sintia seakan ia tidak mau kehilangan lagi sosok wanita yang ia cintai.
" Tolong bawa aku bersama mu.. "
Kini bayangan Sintia semakin memudar, pelukan Bram semakin erat namun kini sosok Sintia perlahan-lahan menghilang dari pelukannya, Bram terduduk lemas dengan kenyataan yang harus ia hadapi. Ia kehilangan lagi sosok Sintia.
Bram tiba-tiba terbangun dari tidurnya dan mencari sosok wanita yang ia sayangi itu, namun di sana sudah tidak ada lagi. Ia langsung duduk di ranjang tempat tidurnya dengan perasaan sedih dan kecewa, ia melihat sekelilingnya dan ia mulai menyadari jika yang barusan adalah mimpi yang terasa nyata. Mimpi perpisahan dengan Sintia,
" Sintia.. "
Ia juga mulai sadar jika kenyataannya sosok Sintia memang sudah meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya, Sintia datang pada mimpinya hanya ingin berpamitan dan mengucapkan selama tinggal. Ada rasa lega karena Sintia sudah memaafkannya namun tak merubah rasa bersalahnya pada sang kekasih, jika bisa ia memilih lebih baik dia pergi menyusul sang kekasih namun tak bisa ia lakukan karena ia juga harus menjalankan janjinya pada Sintia. Janji yang harus benar-benar ia tepati untuk menebus janji yang dulu ia ingkari.
Seperti janjinya pada Bela tadi siang dan ucapan Sintia barusan dalam mimpinya kalau dia akan menjaga Bela mulai hari ini tanpa ragu " Aku akan menjaga Bela seperti yang kamu mau Sintia, ini sebagai bentuk rasa cintaku padamu, dan aku akan segera menceraikan Desi "
Bersambung..
pokoknya endingnya mereka jadi keluarga bahagia
pdhal ceritanya bagus lho.....
kasih bonchap ya thor...thor....thor,pliiissss mode maksa nih 🙏🙏