percintaan yang tak terduga di antara saudara tiri , apakah bisa menuju hasil yang baik untuk kedepannya di antara mereka yang di dasari oleh kebencian diawal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miss.mis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
beredarnya gosip
DRRRT.... DRRRT..... ponsel brayen berderit menandakan panggilan masuk, sebelum mengangkat ponselnya brayen sekilas melihat siapa yang menelfon dirinya dan di sana tertera nama seseorang yang begitu dekat dengannya dia adalah larasatika Deralen.
"hallo! ada apa ras?"
"bray, lo dimana?"
"gue di rumah"jawab brayen singkat
"ok gue ke rumah lo ya bye... "
TUT...... TUT....... TUT........
brayen menautkan alisnya, bingung akan penuturan laras sebelumnya.
"tumben laras mau ke rumah"batin brayen masih belum mengerti
#-#-#-#-
jalanan tampak sedikit ramai, tapi tak menghalangi sebuah mobil avanza putih yang saat ini dikendarai oleh seorang gadis yang masih menggunakan seragam sekolah nya dia adalah larasatika Deralen, sosok gadis yang berparas anggun, kaya, seorang model dan memiliki jiwa yang profesional.
laras mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, laras perlu bertanya ia perlu mengetahui informasi yang baru saja ia dapatkan dari postingan sosial media
tak butuh waktu lama, kini mobil laras telah berada didepan rumah brayen, laras melangkahkan kakinya lebar-lebar ketika berada di halaman rumah brayen laras sempat bertemu dengan Bibi kai yang sedang menyapu halaman
"bi, brayen mana?"
"tuan brayen ada dikamar non"
setelah mengetahui keberadaan brayen laras segera memasuki rumah besar brayen, ia berjalan cepat menuju kamar brayen yang berada di lantai dua, sesampainya didepan kamar brayen laras langsung mengetuk pintu, lamanya laras mengetuk pintu tapi pintu belum juga terbuka laras sedikit kesal namun kekesalannya berubah senang ketika mendengar suara seseorang yang sejak tadi ingin ditemuinya
"ras, lo udah datang?"tanya brayen dari bawah laras langsung menoleh ke bawah ia tersenyum tipis lalu segera menuruni anak tangga brayen yang baru saja datang dari dapur segera berjalan menuju ruang keluarga sambil membawa gelas berisi cokelat panas, laras berjalan menuju brayen yang kini telah duduk disalah satu sofa ruang keluarga, brayen memandang laras yang sedikit terengah-engah dengan menautkan kedua alisnya, bingung, tentu saja brayen bingung belum pernah ia melihat laras yang terlihat begitu terburu-buru.
"lo dari mana aja?"tanya laras dengan nada yang sedikit kesal lalu duduk di samping brayen yang sedang meminum cokelat panasnya. bukannya menjawab brayen malah menyodorkan gelasnya yang berisi cokelat panas tersebut laras mengambil nya tapi bukan meminum cokelat panas itu melainkan meletakkan nya di atas meja.
"bray.... gue kesini bukan mau minum cokelat panas"
"terus? nggak biasanya lo datang ke rumah"ucap brayen lalu mengambil majalah yang telah ada di atas meja
"gue mau tanya bray"ucap laras dengan nada yang sedikit rendah
"silahkan tanya"balas brayen dengan pandangan masih fokus ke majalah, laras memutar bola mata nya malas ia menghela nafas pelan sebelum pada akhirnya mengatakan pertanyaan yang sejak tadi ingin ia tanyakan.
"gue mau tanya soal ini"ucap laras sambil menyodorkan ponselnya ke hadapan brayen, di sana tertera sebuah foto dimana kenzo sedang berkelahi dengan ranzy dihalaman sekolah brayen sedikit terkejut melihat nya.
"lo dapatin ini dari mana?"tanya brayen masih menyembunyikan keterkejutan nya.
"dari rei"jawab laras singkat lalu menarik kembali ponselnya
"itu cuma hoax kali"
"itu benar bray.... nggak mungkin rei bohongin gue, secara dia itu sahabat gue sekalian teman model gue"
"jika itu benar, memang nya kenapa?"
"makanya jelasin dulu soal kenapa kenzo berkelahi dengan ranzy cuma alasan belain leka?"mendengar pertanyaan laras barusan sukses membuat brayen memandang laras yang Masih menunggunya menjelaskan perihal tersebut.
"lo beneran mau tau?"tanya brayen lagi, seolah memastikan tampak laras menghela nafas
"ya ampun..... brayen jelas sekali gue ingin tau"kali ini laras tampak kesal sekali, sementara brayen hanya terkekeh melihat kekesalan laras saat ini
"ok, gue bakal jelasin, kenapa kenzo belain leka? karena alasan leka sekarang statusnya adik tiri kenzo dia nggak ada alasan lain cuma sebatas adik tiri"
"oh! jadi..... waktu gue berduaan sama kenzo dihalaman belakang rumah tepatnya di taman itu...... "seketika laras ingat dengan ucapan leka saat itu.
(satu hari yang lewat)
"lo!lo benar-benar brengsek!beraninya lo robek foto papa gue disaat gue tidur!"perkataan leka masih teringat jelas dipikirkan laras
"iya, lo salah paham ras"ucap brayen memecah lamunan laras yang masih memikirkan perkataan leka, satu hari yang lalu
"bray.....gue..... salah, gue salah udah mutusin kenzo, lo tau bray, gue sayang banget sama kenzo, bagaimana, bagaimana? buat kenzo sama gue balikan bray?"tanya laras dengan nada yang terdengar lirih air muka nya terlihat miris seakan ia telah membuat kesalahan besar.
sejujurnya brayen merasa sedikit pedih di hatinya tapi itu bukan berarti ia menyukai laras seperti dulu melainkan rasa sayang nya sebagai sahabat, brayen mengelus surai rambut panjang laras bertujuan menenangkan
"tenang ras, lo nggak perlu merasa bersalah seperti itu, gue bakal bantuin lo"ujar brayen serius, laras memandang brayen dengan pandangan nya yang kini tampak sendu.
"terimakasih bray"ucap laras sambil tersenyum
#-#-#-#-
rasanya seperti ada beribu anak panah yang menusuk kepala serta hatinya, kini tampak leka seorang gadis cantik berkacamata, memiliki iq tinggi serta terkesan cuek sedang melihat gosip yang baru ia Terima dari leya sahabat nya disosmed
from:maleyakazawa
to :aleka Bianca
"ka! lo gila, ranzy lakuin hal itu bukan sekedar iseng doang kan?"
dibawah foto dimana insiden yang tadi sepulang sekolah terjadi, leya mengirimkan pesan pertanyaan nya, apalagi ia melihat bahwa ada pernyataan yang selama ini berusaha ditutupinya kini telah terungkap dengan jelas, sungguh rasanya seperti ada beribu anak panah yang menusuk Kepala serta hatinya, leka enggan tuk membalas chattingan leya tersebut.
from:maleyakazawa
to :aleka Bianca
"ka! lo cuma read doang? balas dong gue mau penjelasan dari lo, dan soal lo adik tiri kenzo?"
jujur, chattingan yang baru leya kirim saat ini benar-benar membuat leka jenuh, leka beranjak dari kursi belajarnya ia berjalan sedikit gusar sebelum merebahkan tubuhnya, leka melempar ponselnya keatas ranjang, leka memandangi langit-langit kamar dengan tatapan nanar, terungkap sudah status dirinya saat ini entah apa yang akan dihadapinya besok ketika datang ke sekolah, hanya leya yang saat ini bisa ia percayai, kini hanya leya sahabat yang benar-benar memahami dirinya yang terlihat Kokoh namun sebenarnya sangat rapuh, leka tak menyangka jika ranzy yang merupakan sahabat karibnya itu melakukan suatu hal yang jelas tidak disukai nya meskipun kebanyakan mereka mengatakan hal itu adalah hal termanis dan istimewa tapi tidak bagi seorang aleka Bianca.
hatinya seolah mati, dirinya yang dulu telah sirna kini bertambah dingin dan cuek, leka menutupi wajahnya dengan boneka teddy bear besarnya tubuhnya bergetar menandakan ia jatuh ke dalam kesedihan nya kembali.