Kayla di tinggalkan ibu nya ketika dia masih kecil ayah nya menikah lagi dengan janda anak satu yang berbeda hanya satu tahun dengannya.
setelah ayah nya menyusul ibu Kayla untuk selama nya ibu sambung Kayla ingin memiliki semua harta dan peninggalan saya ayah dan menikahkan Kayla dengan orang yang telah beristri tiga.
Akan kah Kayla dapat hidup bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Citra Khalifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
interview kayla
Entah mengapa Kayla merasa ada yang sedang mengawasi nya semenjak dia berangkat dari kostan bersama Winda hingga dia masuk ke dalam kantor.
"Kay aku tinggal ya? Aku harus bekerja. kamu bisa ke lantai dua di sana ada ruangan HRD dan orang-orang yang melamar pun berada di sana" ucap Winda pada Kayla.
"Kakak berada di lantai berapa?" tanya Kay sambil menghilangkan rasa cemas nya.
"Aku berada di lantai empat, nanti kalau kamu masih di sini sampai makan siang kamu kabari aku ya? Kita makan siang bersama"
"Ok kak"
Mereka pun berpisah ketika pintu lift yang mereka tumpangi membuka dan memperlihatkan lantai dua untuk Kayla pergi menuju ruang HRD.
"Semangat Kay, kamu pasti bisa" sambil menghela nafas panjang Kayla menyemangati diri nya sendiri agar bisa melalui interview dengan baik.
Kayla melihat beberapa pelamar juga sudah berada di sana sedang menunggu panggilan ke dalam, Kayla melihat satu bangku kosong dan mendudukkan diri nya di sana.
Ada pelamar yang duduk terlebih dahulu sebelum Kayla pun tersenyum ke arah nya.
"Sini mbak duduk di samping saya" ucap nya ramah kepada Kayla, Kayla menganggukkan kepala nya dan melangkah pasti menuju tempat yang di tunjukan oleh wanita itu
"Sudah dari tadi mbak?" Tanya Kayla pada nya.
"Lumayan mbak"
"Apa sudah di mulai sejak tadi?"
"Belum mbak kepala bagian HRD katanya belum datang"
Kayla menghela nafas mendengarkan itu, berarti dia belum telat.
Kayla masih celangak-celinguk melihat sekitar ruangan itu hari nya masih tak tenang karena masih merasakan ada yang selalu mengawasi nya.
"Kenapa mbak? seperti nya tak tenang aku lihat?" kata si wanita tadi yang melamar sama dengan Kay.
Kayla yang kaget akan ucapan wanita tadi pun refleks tersenyum ke arah nya.
"Nggak apa-apa mbak saya cuma gerogi" ujar Kayla jujur.
"Tenang saja mbak kalau kita sudah sampai sini, itu sudah di pastikan kalau kita akan keterima" ucap wanita itu percaya diri.
Kayla mengernyitkan alisnya karena tak mengerti akan ucapan si wanita itu.
"Oya kita belum kenalan ya? aku Clara" Wanita itu menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Kayla.
"Kau Kayla, senang berkenalan dengan mu Clara"
Mereka sama-sama tersenyum setelah berkenalan itu dan akhirnya satu persatu nama pelamar pun di panggil untuk masuk ke dalam ruang HRD, sekarang giliran Kayla yang di panggil.
"Kayla Maharani...." ucap seorang wanita yang keluar pintu ruang HRD tersebut.
"Iya saya?"
"Silahkan masuk"
"Terimakasih"
Kayla pun masuk ke dalam ruangan itu dengan rasa gugup yang semakin menjadi-jadi.
"Siapa namamu?" tanya salah seorang yang berada di ruangan tersebut.
"Sa-saya Kayla Maharani pak" Kayla terbata ketika menjawab pertanyaan nya dan orang yang bertanya pun tersenyum tetapi tidak dengan teman di samping nya.
Dia memasang wajah yang masam dan tak bersahabat dengan Kayla.
"Kenapa tidak di panggil Rani saja?" ucap nya kembali.
"Saya sudah di panggil Kayla sejak kecil pak jadi itu lebih nyaman untuk saya" ucap Kayla kembali.
Wanita yang berada pada orang di samping pria itu pun melihat data-data Kayla dan menyipitkan mata nya ketika melihat pendidikan Kayla yang tercantum pada CV yang di buat Kayla
"Kamu hanya lulusan SMA?" wanita yang bernama Silvia itu pun mengerutkan alisnya tak percaya dengan apa yang dia baca barusan.
"Iya Bu..." Kayla semakin menunjukan wajah nya tak berani menatap orang yang bertanya pada nya.
"Apa yang bertanya padamu itu sepatu mu? sehingga kamu melihat ke bawah terus?!!" sarkas Silvia pada Kayla.
"Maaf Bu" Kayla mengangkat sedikit wajah nya menatap Silvia dengan wajah yang takut.
"Kamu ingin melamar sebagai apa kalau hanya tamatan SMA?!"
"Di bagian mana pun saya akan terima Bu" jawab Kayla dengan jujur.
"Kita tak bisa menerima nya disini pak David" ucap Silvia pada kepala HRD yang ternyata sejak tadi bertanya pada Kayla.
David yang mendengar usulan Silvia pun tak setuju akan hal itu.
"Kita bisa mencoba nya Bu Silvia... kita bisa mempekerjakan dia di bagian office girl bukankah kita sedang membutuhkan banyak pegawai saat ini?!" Silvia yang mendengar perkataan David pun tak bisa menjawabnya.
Sebenarnya dia tak masalah kalau Kayla masuk bekerja di sini tetapi dia merasa tersaingi dengan Kayla sebab Kayla mempunyai paras yang cantik dan anggun dia khawatir nanti pak David atau malah petinggi kantor ini akan menyukai nya dan dia yang selama ini menjadi incaran dan primadona kantor pun akan tersingkirkan.
"Tapi pak kita kan bisa mencari yang lebih kompeten dari dia pak?"
"Sudah lah Bu Silvia lagian dia titipan Bu Winda juga kan? apa kamu mau berselisih paham dengan beliau?" ucap David yang sudah jengah dengan sikap Silvia yang selalu mencari alasan untuk menolak pelamar yang menurut dia kaan menjadi saingan nya di kantor ini.
Silvia tak dapat menolak lagi, benar apa yang di katakan David dia tak mungkin mengabaikan permintaan Winda karena Winda adalah salah seorang yang dekat juga dengan sekretaris ceo perusahaan ini jangan sampai dia membuat masalah dengan nya.
"Baiklah Kayla besok kamu bisa datang ke sini sebagai karyawan magang ya? kamu akan di kontrak selama 3bulan ke depan kalau pekerjaan kamu baik, kamu akan menjadi pegawai tetap di sini tetapi kalau tidak ya kami minta maaf" ujar David memberitahu Kayla.
"Berarti saya di terima di sini pak?" tanya Kayla yang belum percaya akan apa yang dia dengar.
"Benar dan selamat bergabung bersama kami di sini"
"Terimakasih pak Bu terima kasih banyak" Kayla sangat senang sekali dengan kabar yang dia dengar barusan hingga senyum Kayla tak pernah surut.
"Sudah sana keluar masih banyak orang yang harus kami interview bukan hanya kamu!!" Silvia berucap dengan nada yang sangat arogan.
"Oh ya maaf Bu maaf" Kayla menundukkan kepala nya tanda permintaan maaf nya dan segera berlalu dari sana.
Kayla tersenyum ketika melihat Clara di antara pelamar yang sedang menunggu giliran itu dan langsung menghampiri nya.
"Bagaimana hasilnya Kay?"
"Aku lega sekali Clara, aku di terima Clara" ucap Kayla bahagia dan memeluk Clara dengan hangat.
"Semoga kita di tempatkan di bagian yang sama ya Kay" ucap Clara berharap mereka berdua akan menjadi partner kerja di kantor ini.
"Itu tidak mungkin Clara" ucap Kayla sedih.
"Kenapa tak mungkin Kay?"
"Aku hanya lulusan SMA mungkin aku hanya bagian office girl atau pekerjaan yang rendah disini" ucap Kayla lemas.
"Hei jangan sedih office girl juga tak buruk bukan karena kalau gak ada office girl kita juga tak akan nyaman kalau bekerja di kantor yang kotor benar bukan?" ucap Clara membesarkan hati Kayla.
Kayla pun tersenyum mendengar ucapan Clara barusan "Terima kasih Clara kamu mau jadi teman kamu"
"Sama-sama Kay..." mereka pun berpelukan kembali.
Tetapi pelukan itu harus terurai ketika nama Clara di sebutkan dan harus masuk karena ini gilirannya.
"Kay aku masuk dulu ya?"
"Iya Clara semangat ya, aku juga harus pergi karena ada janji temu dengan sahabat aku"
"Ok"
Mereka pun berpisah dari sana Kayla melangkah pergi menuju lift menuju loby untuk menunggu Winda.