NovelToon NovelToon
Cinta Diujung Penantian

Cinta Diujung Penantian

Status: tamat
Genre:Romantis / Cewek Gendut / Tamat
Popularitas:634.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dia Mardiana

Deg, Alea tertegun ketika melihat dokter baru diapotek tempatnya bekerja. Yang diperkenalkan anak bosnya. Wajahnya mengingatkan akan cinta pertamanya diwaktu SMA yang pergi tanpa kabar selama delapan tahun.

Wajah yang sama tapi nama yang berbeda. Apa Alea sudah salah mengenal orang. Dia sangat yakin kalau dokter didepannya adalah
orang yang dulu teman sakaligus orang yang dia cintai. Tidak ada beda sedikitpun dari wajahnya.

Namanya dokter Haikal Fernanda. Dokter spesialis penyakit dalam yang baru datang dari kota. Dia hanya menatap dingin ke semua karyawan ketika memperkenalkan diri. Tanpa melihat sedikitpun ke arah Alea.

Mengapa dia tidak mengenali Alea?
Apa lamanya waktu berpisah membuatnya melupakan Alea?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dia Mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part#12

''Apa hak tante menjual rumah dan tanah ini?'' tanya Alea dingin.

''Ya tante punya hak atas tanah dan rumah ini. Karena ini warisan orang tua tante'' jawab Rina angkuh.

''Haa, tapi tante tidak punya hak untuk tanah ini lagi. Karna surat wasiat kakek tanah dan rumah ini diberikan kepada ibu dan anaknya. Apa mau saya perlihatkan surat wasiat itu?'' Alea tidak kalah angkuhnya.

''Ibumu sudah meninggal dan yang lebih berhak untuk tanah ini adalah tante karna tante saudara kandungnya dan anak kakekmu'' ucap Rina.

''Ketika ibu meninggal otomatis tanah dan rumah ini diwariskan kepada anaknya. Yaitu saya dan Alan. Jadi tidak ada sedikitpun hak tante didalamnya. Lagipula kakek juga mengatakan diwasiatnya kalau rumah dan tanah ini tidak boleh dijual. Semua tanah kakek sudah tante jual untuk memenuhi hidup mewah tante dikota. Tapi ketika kakek sakit dimana tante saat itu? Apa tante peduli? Jangankan mengurusinya, menjenguknya saja tante tidak pernah. Bahkan ketika kakek meninggal tante tidak datang'' ucap Alea tegas. Dia mengetahui semua cerita dari ayahnya.

''Kamu anak kemarin sore tahu apa kamu tentang semua itu. Kamu saja tidak pernah bertemu dengan kakekmu. Sekarang jangan banyak bicara cepat berikan sertifikat tanahnya'' teriak Rina marah.

''Kenapa tante ngotot sekali pengen menjual tanah dan rumah ini?'' tanya Alea.

''Riyan mau menikah, kami butuh biaya yang sangat besar untuk pesta pernikahannya'' jawab Rina.

''Hahaha, lucunya. Anak tante mau menikah mengapa harus menjual tanah yang tidak seberapa ini. Bukannya anak yang selama ini tante banggakan bekerja diperusahaan besar. Untuk biaya nikah saja dia tidak punya. Apa benar dia bekerja diperusahaan besar. Saya jadi ragu'' ejek Alea.

''Kamuuuu...'' Rina geram.

''Sekarang mana sertifikat tanahnya'' paksa Rina sambil memegang tangan Alea. Alea menghempas kuat tangan tantenya.

''Sampai kapanpun saya tidak akan memberikan kepada tante. Sekarang tante boleh keluar dari rumah ini'' usir Alea dingin.

''Kamu bisa sopan sama tantemu tidak?'' bentak Dedi suami tante Alea.

''Hee, anda bisa juga bicara. Kirain saya anda hanya pandainya menyuruh istri anda menjual semua harta warisan. Dimana tanggungjawab anda sama istri dan anak anda. Sampai untuk biaya pernikahan anak, istri anda sampai mengemis untuk menjual tanah ini'' ejek Alea.

''Kamuu...Begini cara ayahmu yang tidak berguna mendidik'' Dedi emosi.

''Setidaknya ayah bisa membesarkan kami dengan jerih payahnya sendiri. Bukan seperti anda yang hanya tahu menghabis harta warisan keluarga istri'' jawab Alea. Dedi ingin menjawab tapi Alea melanjutkan perkataannya.

''Dan satu lagi. Anda tidak berhak bicara diantara kami. Karna anda termasuk orang luar'' ucap Alea tegas. Rina dan Dedi sangat marah sampai mata mereka memerah. Disaat itu Alan pulang.

''Assalamu'alaikum'' Alan mengucapkan salam.

''Wa'alaikumsalam'' jawab Alea dan ayahnya serentak. Rina dan Dedi hanya diam. Alan menatap tajam kearah mereka. Alan sangat membenci mereka berdua. Dia ingat bagaimana perlakuan buruk mereka kepada keluarganya. Terutama kepada ayahnya.

''Untuk apa mereka disini kak?'' tanya Alan tanpa menyapa Rina dan Dedi.

''Biasalah, uang mereka habis sekarang datang untuk mencari warisan mana lagi yang bisa dijual'' jawab Alea.

''Apa begini caramu mendidik anak Eri. Tidak ada satupun yang punya tata krama dan sopan santun kepada yang lebih tua'' sindir Rina.

''Tante tidak perlu menanyakan ayah saya bagaimana cara dia mengajarkan kami sopan santun. Kami akan berlaku baik kepada orang yang pantas. Setidaknya dia tidak pernah mengangu gugat yang bukan haknya'' jawab Alea.

Rina tidak bisa lagi menahan emosinya. Dia sudah mengangkat tangan untuk menampar Alea. Tapi Alan dengan cepat berdiri didepan Alea.

''Kalian jangan macam-macam dengan kakak saya. Kalian kira kami masih anak kecil yang mudah ditindas. Sekarang kalian pergi dari rumah saya sebelum saya seret keluar'' hardik Alan dengan wajah marah. Rina dan Dedi agak takut melihat perubahan wajah Alan.

''Ayo ma, kita pergi dulu'' ajak Dedi.

''Saya tidak akan tinggal diam sebelum mendapatkannya'' ancam Rina. Mereka langsung pergi meninggalkan rumah Alea.

''Kakak tidak apa-apa?'' tanya Alan cemas.

Alea menatap lembut wajah adiknya.

''Sekarang adik kecilku sudah besar. Dia sudah bisa melindungi kita yah'' ucap Alea senang.

''Iya, ayah tidak cemas lagi meninggalkan kalian'' jawab Eri.

''Apa maksud ayah?'' tanya Alea heran. Raut wajahnya berubah cemas.

''Hehe, ayah cuma bercanda'' jawab Eri tersenyum.

''Ayaahh... buat Alea cemas aja. Alea tidak mau ayah meninggalkan kami dengan cepat. Alea ingin hidup bahagia dengan kalian berdua'' ucap Alea sambil memeluk manja ayahnya. Alan juga ikut duduk disamping ayahnya.

''Kapan kematian tiba kita tidak akan pernah tahu. Semua rahasia dari Allah. Setiap kita sudah ditetapkan kapan akan meninggal. Dan kita tidak bisa menolak kalau waktunya sudah tiba. Ayah sendiri juga ingin hidup lebih lama bersama kalian. Melihat kamu menikah, melihat Alan sukses. Semoga saja Allah memberi ayah umur yang panjang'' ucap Eri sambil mengusap lembut kepala Alea.

''Aamiin'' jawab Alan dan Alea serentak. Mereka tertawa.

''Untuk sementara sertifikat tanah Alea simpan diapotek aja sampai tante kembali kekota. Kalau mendengar ancamannya Alea yakin tante akan kembali lagi kesini'' ucap Alea.

''Kamu mau simpan dimana?'' tanya Eri.

''Dikamar tempat Alea tidur ketika lembur. Kamar itu hanya Alea sendiri yang mengunakannya. Satu lagi ayah harus hati-hati. Alea takut tante dan om akan bertindak nekat ketika kami tidak dirumah'' jawab Alea.

''Benar kata kakak. Lebih baik ayah gak usah bukakan pintu kalau mereka datang lagi'' sambung Alan.

''Iya, kalian jangan cemas. Begini-begini ayah masih kuat menghadapi mereka'' jawab Eri.

Mereka melanjutkan mengobrol sambil bercanda. Jarang-jarang mereka bisa berkumpul seperti ini. Apalagi Alea sering lembur diapotik.

Disisi lain Haikal masih sibuk dengan pasiennya. Ketika pasienya yang terakhir sudah keluar Haikal tidak sengaja melihat sebuah pena dibawa mejanya. Pena itu bukan miliknya. Haikal mengambil pena tinta yang terlihat sudah tua. Disana terdapat sebuah inisial bertulis HF.

''Pena siapa ini? HF itu siapa ya? Rasanya sangat familiar'' gumam Haikal. Dia masih memperhatikan pena ketika salah satu perawat masuk.

''Semua pasien hari ini sudah habis dok'' ucap perawat.

''Ok, kamu boleh pulang'' jawab Haikal.

Perawat kemudian pamit keluar. Dia perawat yang juga bekerja bersama Haikal dirumah sakit.

Karena pasiennya sudah habis Haikal berniat untuk naik kelantai tiga. Tidak lupa dia membawa pena itu.

Sampai dikamarnya Haikal membersihkan diri dikamar mandi dan mengganti pakaiannya dengan pakaian santai untuk tidur. Haikal masih penasaran dengan pena yang didapatnya.

''Siapa ya HF? Hmm penanya juga sudah lama. Pasti besok yang punya akan datang mencari kesini. Mungkin ini punya salah satu pasienku'' ucap Haikal. Dia meletakan pena diatas meja dekat buku-bukunya.

Haikal merasa capek. Sejak dia sampai disini tidak pernah sekalipun mamanya menelpon. Haikal yang sudah terbiasa dengan sikap cuek mamanya tidak ambil pusing.

1
Sri Darmayanti
dih .... teman kok
Sri Darmayanti
nyesek
Sari Puji
bagus banget jalan ceritanya
Septina Zlf
Tahun 2025 q masih baca, sudah q baca berulang kali ketika baca cerita ini serasa q ikut melihat didalamnya terharunya sampai sini🥺
Ika Rosmawati
Luar biasa
Indah Rinawati
bagus
altanum
seneng banget sama cerita gadis kuat yang hepi ending.
Mamay Maimunah
ceritanya seru... perjuangan seorang wanita sederhana dengan berbagai cobaan hidup yang ia dan juga keluarganya alami.. 👍🏻
vi
aq baca marathon hari ini... aq suka.... karyamu bagus
Wardani Lestari
Luar biasa
lily
nyesek nya sampai sini sih,,,, tpi mau tidak mau Haikal harus ngasih tau paling tidak alea bisa berkunjung k makam hainal stlah menata hatinya
lily
uang bisa mengubah mood dalam sekejap wkekwk
lily
siapa itu HF
lily
dri sini sift doktr Haikal jadi ambigu
lily
amazing gak tuh gercep banget order in bsok dteng ,,, sat set sat set sifat alea in bagus gak panikan ,coba kalo aku 😫😫amsyong
lily
dmna pun knpa mesti ada spesies yg kaya Tristan di tmpt kerja
lily
pusing banget sih ini ,, brang harus ada besok aplgi ditmbh besok pagi etdah hiks menangis aku
lily
la ini , harusnya apotkernya tnya ke doktrnya biasanya pake obat apa aja biar cepet diorderkan sblum doktrnya praktek tpi ya bngung jga sih gak mungkin hari ini pesan bsok barangnya sudah tiba2 Dateng sedngkn tuhh dokter Haikal prakteknya kan cpet haduh pusing
lily
alea Mash setngh sadar krna sanking capenya
lily
ini yg dimaksud pemesanan obat dri apotek k pbf atau mana Thor? karna setauku kalo psen obat dri apotek k pbf itu apoteker yg mesen
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!