Bagaimana jadinya jika seorang dokter cantik yang selalu ceria dan petakilan bertemu dengan seorang tentara yang memiliki sifat dingin dan juga galak? akankah mereka bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 4 Sebuah Tugas
"Sayang, kamu mau ke mana buru-buru seperti itu?" tanya Mami Dewi.
"Cinta mau ke rumah sakit," sahut Cinta.
Alan melihat jam tangan yang melingkar di tangannya. "Ini masih pagi sayang, memangnya kamu lagi ada pasien darurat?" tanya Papi Alan.
"Tidak, ada sesuatu yang harus Cinta urus. Kalau begitu Cinta berangkat dulu ya," ucap Cinta.
"Ada apa dengan tuh anak?" gumam Mami Dewi.
"Entahlah," sahut Papi Alan santai.
Cinta pun segera mengendarai mobilnya menuju rumah sakit. "Kurang ajar, bisa-bisanya dia nulis status kaya gitu? awas kamu ya," geram Cinta.
Tidak membutuhkan waktu lama, Cinta pun sampai di rumah sakit. Dia melihat jika mobil Patricia belum ada, itu tandanya Patricia belum datang ke rumah sakit. Cinta memutuskan menunggu di depan pintu masuk.
"Astaga, Dr.Cinta tumben pagi-pagi sudah datang? apa ada pasien gawat?" tanya Suster Ana yang baru datang.
"Tidak, aku sedang menunggu Dr.Patricia," ketus Cinta.
"Oh, dia memang menyebalkan dok, bisa-bisanya dia buat status kaya gitu tapi untungnya kebanyakan para netizen tidak percaya sama ucapan dokter judes itu," sahut Suster Ana.
Cukup lama Cinta menunggu, hingga akhirnya Patricia masuk bersama Roy. Cinta langsung menghadang langkah kedua dokter itu. Patricia langsung tersenyum sinis, dia tahu apa yang akan dilakukan oleh Cinta.
"Maksud kamu apa membuat status kaya gitu? kamu mau mempermalukan aku dan membuat nama baikku hancur, begitu?" bentak Cinta.
"Kenapa? kamu marah 'kan aku buat status kaya gitu? itu juga yang aku rasakan kemarin? makanya jangan macam-macam sama aku," sinis Patricia.
Patricia hendak melangkah namun Cinta menahan lengan Patricia. "Kamu yang seharusnya jangan macam-macam sama aku, satu rumah sakit bahkan satu Indonesia sudah tahu siapa kamu sebenarnya? sekarang kamu sudah tahu 'kan jika Dr.Roy itu sudah menikah tapi kamu tetap mendekatinya karena Dr.Roy sangat kaya raya makanya kamu rela menjadi pelakor," bisik Cinta.
Seketika Patricia membelalakkan matanya dan menatap Cinta dengan tajam. "Dari mana kamu tahu?" tanya Patricia kaget.
"Apa yang tidak aku ketahui, jadi hapus dan buat klarifikasi jika pernyataan kamu itu bohong, atau aku akan bongkar perselingkuhan kamu dengan Dr.Roy kepada istri dan keluarganya," bisik Cinta kembali dengan senyumannya.
"Jangan coba-coba kamu melakukan itu!" geram Patricia.
"Klarifikasi atau aku bongkar semuanya," ucap Cinta dengan senyumannya.
Patricia mengepalkan tangannya, lalu pergi begitu saja disusul oleh Roy. Tidak ada yang tahu jika Roy sudah menikah, karena dia sengaja nikah diam-diam soalnya istrinya sudah hamil duluan. Sebenarnya Roy tidak mencintai istrinya karena Roy menikahi istrinya karena terpaksa.
"Mas, kenapa Cinta tahu jika kamu sudah menikah?" tanya Patricia pada saat sampai di ruangannya.
"Hah, Dr.Cinta tahu? kok bisa?" Roy malah balik bertanya.
"Kok Mas malah balik nanya sih," kesal Patricia.
"Namanya juga putri pemilik rumah sakit, sudah jelas Dr.Cinta mencari tahu mengenai kehidupan aku," sahut Dr.Roy.
"Sial, akhirnya aku gak bisa balas dendam sama dia 'kan," geram Patricia.
"Ya, sudah menurutku mending kamu jangan cari masalah sama Dr.Cinta karena bagaimana pun dia anak pemilik rumah sakit ini dan pewaris tunggal dari kekayaan orang tuanya jadi kalau kamu macam-macam, takutnya kamu malah dipecat dari rumah sakit ini," ucap Dr.Roy dengan lembut.
"Kamu membela dia, Mas?" bentak Patricia.
"Bukannya membela, kita harus cari aman saja jangan cari gara-gara dengan orang yang berkuasa," sahut Dr.Roy membujuk Patricia.
Patricia semakin kesal dengan tanggapan Roy. Akhirnya dengan terpaksa, dia pun menghapus fitnahan yang sudah dia buat sendiri dengan klarifikasi permintaan maaf. Cinta tersenyum puas melihat unggahan story Patricia.
"Makanya jangan macam-macam sama aku," gumam Cinta dengan senyumannya.
"Cinta!" Lucy masuk ke dalam ruangan Cinta dengan terburu-buru.
"Ada apa?" tanya Cinta.
"Pak Alan barusan datang ke rumah sakit dan meminta semua dokter berkumpul di ruangan rapat," sahut Lucy.
“Ada apa ya, kok tiba-tiba pimpinan mengadakan rapat dadakan?” seru Hugo.
“Entahlah, aku juga tidak tahu,” sahut Cinta.
“Lah, kamu ‘kan tinggal satu atap sama pimpinan, masa pimpinan tidak ngomong ada apa gitu?” ucap Hugo.
“Aku jarang ngobrol sama Papi, kalian tahu sendiri kalau aku selalu pulang telat dari rumah sakit jadi sampai di rumah aku langsung tidur. Mami dan Papi tahu aku capek, jadi mereka tidak pernah ganggu aku,” sahut Cinta.
“Kamu beruntung tahu punya orang tua yang pengertian, sedangkan kedua orang tua aku jangankan perhatian sama aku, nanya keadaan aku saja mereka tidak pernah,” keluh Lucy dengan wajah sedihnya.
Cinta dan Hugo seketika saling pandang satu sama lain, Cinta menghampiri Lucy dan merangkul sahabatnya itu. “Sudah jangan sedih, kamu masih punya aku dan Hugo. Sudah ah, ayo kita ke ruang rapat sepertinya sebentar lagi Papi datang,” ajak Cinta.
Ketiganya pun akhirnya keluar dan pergi menuju ruang rapat. Dr.Alan Claire adalah merupakan dokter bedah yang sangat hebat dan sekaligus pemilik rumah sakit itu. Dr.Alan merupakan Papi dari Cinta dan Dr.Dewi adalah Dokter kandungan, beliau merupakan Mami dari Cinta.
Kehidupan Cinta memang bisa dibilang sangat sempurna. Cinta tumbuh di keluarga yang semuanya berprofesi sebagai dokter. Cinta pun menjadi dokter atas kemauan sendiri tanpa ada paksaan dari siapa pun karena kedua orang Cinta tidak pernah memaksa Cinta untuk mengikuti jejak mereka.
“Waduh, ternyata Dr.Alan sudah datang,” bisik Lucy kala mereka masuk ke dalam ruangan rapat.
Ketiga dokter muda itu pun duduk di kursi yang sudah disediakan. Tidak membutuhkan waktu lama, satu persatu dokter mulai memasuki ruangan hingga Dr.Alan pun bersiap untuk membuka rapat pada hari itu. Cinta mengerutkan keningnya kala melihat wajah Papinya begitu sangat serius.
"Ada apa, sepertinya ini ada hal yang sangat serius?" batin Cinta.
Alan bangkit dari duduknya kala melihat seluruh dokter sudah hadir di ruangan rapat. "Selamat pagi semuanya!” sapa Dr.Alan.
“Selamat pagi, Dok!” sahut peserta rapat.
“Sebelumnya saya minta maaf karena sudah mengganggu waktu kalian semua. Saya meminta rapat dadakan karena saya juga secara mengejutkan dihubungi oleh orang pemerintahan untuk dimintai bantuan. Seperti yang kita semua tahu, kalau pada saat ini di kota A sedang terjadi konflik. Banyak tentara kita yang dikirim ke sana untuk misi perdamaian, namun ternyata sekarang konflik di sana semakin memanas ratusan warga di sana banyak yang menjadi korban, saking banyaknya korban yang berjatuhan setiap hari membuat kota A membutuhkan banyak tenaga medis untuk menolong mereka. Tenaga medis yang dikirim perintahkan kita sebagian banyak yang dipulangkan karena kelelahan menangani pasien yang membludak, jadi pemerintah meminta rumah sakit ini mengirimkan dokter untuk membantu para korban di sana,” jelas Dr.Alan.
Semua dokter yang hadir di sana saling pandang satu sama lain, bahkan mereka mulai berbisik-bisik. Kebanyakan dari mereka merasa takut, walaupun mereka sudah disumpah tapi dokter juga seorang manusia yang mempunyai rasa takut apalagi dikirim ke daerah konflik. Tapi kalau demi tugas dan terpaksa harus berangkat, mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.
*
*
*
Bantu like dan komennya ya, guys🙏🙏