Perjalanan takdir siapa yang tahu. Itulah yang tengah di rasakan oleh Alula, seorang remaja polos berusia 18 tahun yang harus mengalami penderitaan karena terjebak di sebuah hotel bersama seorang pria asing yang tengah mabuk dan hamil anak orang tersebut lalu di usir oleh ibu tirinya karena di tuduh membawa aib, belum lagi ia harus putus sekolah karena tidak mau membuat sekolah nya malu akan kelakuan nya yang hamil di luar nikah.
Namun, Siapa sangka sebulan kemudian tiba-tiba ia di bawa paksa oleh beberapa orang berpakaian hitam dan terbangun sebuah kamar mewah bernuansa hitam dan mendapatkan keberadaan seseorang yang telah merenggut harta berharga yang ia jaga selama ini dan berkata akan membahagiakan dirinya dan anak yang ia kandung. Seseorang tersebut bernama ' Nathan darendra Alexander' .
Gimana kelanjutannya? jangan lupa baca, like komen and vote sayang
⚠️ cerita ini asli dari pemikiran sendiri ⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wdy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps 12
Alula meremas kedua tangannya gugup. Setelah mendapatkan hukuman kecil dari Nathan. saat ini Alula tengah duduk dengan Nathan yang berdiri di hadapan dengan tatapan intimidasi.
" Jadi bisakah kau jelaskan dengan kata-kata mu yang tidak akan terjadi apa-apa dengan mu. " Ucap Nathan datar seraya bersidekap dada.
Alula masih menunduk. Ia tidak berani menatap Nathan saat ini karena ia sadar akan kesalahannya.
Nathan menghela napas panjang karena tidak mendengarkan jawaban dari Alula. " Sepertinya aku harus menghukum Danis karena ia lalai dalam bekerja. " Ucap nya
" Jangan!. " Ucap Alula spontan. Ia langsung menegakkan tubuhnya ketika mendengar ucapan Nathan. Disini dia yang bersalah bukan Danis, Jadi harus ia yang menanggung nya.
Nathan menaikkan sebelah alisnya lalu tersenyum miring. " Kau membela Danis?. " Tanyanya dengan nada penuh keterkejutan.
Alula menghembuskan nafasnya lalu menunduk menatap kaki nya. " Bukan begitu. A-aku yang salah.... Hiks. " Alula terisak. Bahu bergetar hebat " Maaf. " Ucap nya lagi.
Nathan menghela nafas nya. Perlahan ia mendekat ke arah Alula dan merengkuh tubuh nya. " Ssttt saya khawatir pada mu dan anak kita. Jangan pernah terlepas dari pengawasan lagi oke. " Ucap nya menenangkan seraya mengecup lembut kening Alula.
Alula hanya mengangguk dan sesekali menarik ingusnya. Nathan terkekeh pelan. Ia merenggangkan pelukannya lalu menatap Alula dengan intens. " Apa saja yang di lakukan dirinya hmm?. "
Alula menggeleng. Karena memang Aulia tidak melukai fisiknya tapi hati nya... entahlah.
Nathan kembali merengkuh tubuh Alula. " Yasudah kalau begitu. Ayo kita makan. Anak saya butuh nutrisi. "
Setelah itu mereka berdua berjalan menuju meja makan yang sudah tersedia banyak makanan disana. Alula duduk di samping Nathan yang sudah menatap binar makanan tersebut.
Alula terkekeh pelan melihat hal tersebut. Dengan telaten ia menyiapkan makanan untuk suami nya mulai dari nasi dan lauk-pauknya. " Kamu mau lauk apa?. " Tanya Alula menatap Nathan yang matanya tidak berpaling dari makanan di atas meja.
" Semuanya. "
Alula menggeleng kan kepala nya pelan. Selama beberapa hari ini menjadi istri Nathan, Nathan akan bertingkah seperti ini jika bertemu makanan. Kata Bagas sih itu karena bayi yang ia kandung.
Alula mengambil lauk-pauk yang cukup banyak hingga membuat piring tersebut hampir penuh lalu menyerahkan nya kepada Nathan. Tanpa banyak bicara, Nathan langsung menyantap makanan tersebut dengan penuh semangat. Alula juga ikut menyantap makanan nya. Keadaan menjadi hening hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar.
" Setelah ini kita harus cek kandungan. " Ucap Nathan di sela-sela mengunyahnya.
Alula hanya mengangguk dan kembali fokus dengan makanan nya.
...****...
" Bayi nya sehat dan tumbuh dengan baik. Lihat dia berkembang dengan baik. " Dokter tersebut menunjuk pada monitor kecil yang menunjukkan gumpalan kecil berwarna hitam dan putih.
Nathan menatap intens monitor yang menunjukkan perkembangan anak nya di dalam rahim sang istri. Melihat itu ada perasaan bahagia di dalam hati nya.
Alula tersenyum lembut melihat Nathan yang menatap intens pada monitor lalu matanya beralih ke arah dokter. Dokter tersebut tersenyum setelah tau arti tatapan Alula.
" usia kandungan nya memasuki 9 minggu. Selama trimester pertama kehamilan ibu nya tidak boleh kelelahan dan stres. Makan juga harus teratur. Perbanyak makan buah dan sayuran agar anak nya juga terpenuhi nutrisi nya. " Ujar dokter tersebut menjelaskan.
Seakan ingat sesuatu. Nathan langsung mengalihkan atensi nya terhadap dokter tersebut. " Bagaimana tentang usia Alula dok?. " Tanya Nathan. selama ini itu yang ia takutkan. Usia Alula sangat muda untuk mengandung dan resikonya sangat besar ketika akan melahirkan. Sudah banyak kasus ibu muda yang tidak selamat karena tidak sanggup.
Dokter wanita tersebut tersenyum. " Itu tidak jadi masalah jika sang ibu mampu menjaga pola makan dan tidak terlalu kelelahan Apalagi kebanyakan pikiran. itu akan berpengaruh terhadap bayi nya. Memang hamil di usia dini itu resiko nya cukup tinggi tapi jika ayah dan ibu nya selalu menghadapi bersama-sama, Percayalah pasti itu tidak akan sulit. "
Mendengar ucapan dokter tersebut dengan spontan, Nathan menggenggam erat tangan Alula. Alula memberikan senyuman lembut ketika Nathan melihat ke arah nya. Ia percaya semua akan baik-baik saja jika di jalani bersama-sama.
...****...
Setelah selesai memeriksa kandungan Alula, Mereka tidak langsung pulang melainkan mengunjungi taman. Alula bilang ia ingin jalan-jalan berkeliling taman dan Nathan langsung mengabulkan nya, mungkin ini adalah ngidam pertama Alula karena setelah mereka menikah, Nathan tidak pernah lagi merasakan ngidam ataupun mual.
" Aku pengen cilok deh. " Celetuk Alula yang sekarang sedang duduk di gazebo taman bersama Nathan di samping nya.
Nathan menoleh. " Biar saya belikan. " Nathan beranjak dari sana menuju ke tempat penjual cilok yang ada di ujung taman. Apa ia bilang, Alula pasti sedang ngidam.
Alula mengayunkan kedua kaki nya seraya bersenandung kecil. Mata nya melihat sekeliling. Hari ini taman cukup ramai karena hari ini adalah hari weekend. Tanpa sengaja mata nya berhenti di satu objek yang terdapat tiga orang tengah melakukan piknik.
Mata nya memanas melihat keakraban tiga orang tersebut. " Ayah. " Hanya kata itu yang bisa ia ucapkan. Dada nya sesak melihat keharmonisan keluarga kecil tersebut tanpa dirinya. yah, yang di lihat oleh Alula ada Dimas beserta istri dan anak nya, Aulia.
sedari dulu ia selalu ingin keharmonisan tersebut, namun sejak dulu ia tidak pernah ikut kemanapun keluarga nya pergi. setiap ia ingin ikut pasti ia akan di marahi atau di pukul mengenakan sapu oleh mama tirinya. Dalam benaknya ia berpikir. Apakah ayah nya tidak merindukan dirinya? Atau mengingat nya mungkin. Karena di lihat dari sini ayah nya seperti tidak merasakan kehilangan apapun. Tawa nya lepas begitu saja seperti tidak memiliki beban. Tapi ia bersyukur ayah nya baik-baik saja sekarang.
Nathan yang baru kembali membeli cilok, menatap bingung ke arah Alula yang melamun dan meneteskan air mata. seingatnya Alula tadi baik-baik saja. kenapa sekarang menangis?.
Nathan mengikuti arah pandang Alula. seketika ia tahu jawabannya. Ternyata keluarga tersebut yang membuat istri nya menangis. Mengingat ucapan dokter tadi yang tidak memperbolehkan Alula stres. Nathan langsung menghampiri Alula dan memeluknya erat.
" Tidak usah memikirkan tentang mereka. Yakinlah kamu pasti akan bahagia. " Ucap nya menenangkan.
Bahu Alula bergetar. Ia membalas pelukan sang suami dengan erat seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang Nathan.
" Sstt sudah. ingat kata dokter kamu tidak boleh banyak pikiran. " Nathan membelai rambut Alula dengan lembut.
Alula mengangguk dan melepaskan pelukannya. Nathan tersenyum tipis dengan perlahan ia menghapus air mata Alula dengan lembut. Lihatlah wajah nya sangat lucu dengan hidung merah dan mata sembab nya.
" Ayo kita pulang. " Alula kembali mengangguk dan meninggalkan taman tersebut.
Bersambung....
JANGAN LUPA LIKE KOMEN AND VOTE READERS.....