NovelToon NovelToon
Dia Bukan Gadis Biasa

Dia Bukan Gadis Biasa

Status: tamat
Genre:Romantis / Petualangan / Cintamanis / Contest / Balas Dendam / Chicklit / Tamat
Popularitas:605.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lintang Lia Taufik

Tania Wijaya adalah seorang putri kaya raya yang terbuang karena persaingan bisnis sang ayah, harus bangkit belajar beladiri dan melakukan penyamaran menjadi seorang model.


Pertemuan tak sengaja dengan seorang pria keras kepala. Segala cara Tania lakukan demi menghindari pria itu. Namun, takdir berkata lain saat Tania terjebak dalam jeratan cinta yang di rencanakan Milan, kakak dari pria yang dicintainya.


Bagaimana perjalanan hubungan Tania setelah tahu Milan memiliki tunangan? Ikuti terus keseruan kisahnya.



***

Noted: Novel ini mengandung unsur beladiri/ Action yang tidak cocok untuk di bawah umur. Harap bijak memilih bacaan. Novel ini juga hanya tulisan fiksi pengarang. So harap berkomentar sopan ya reader yang budiman.


Novel ini sedang tahap revisi. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lintang Lia Taufik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jatuh Cinta

🌟 VOTE, LOVE, RATE, DAN LIKE 🌟

Bogor, Indonesia

Pukul 07.00 malam hari.

Tania memantapkan diri untuk melangkahkan kakinya di mansion kediaman keluarga Mahardika. Seketika hujan turun, Tania setengah berlari menutupi wajahnya dengan clutch bag miliknya.

Edo seketika berlari menghampiri diikuti beberapa bodyguard yang membawakan payung berwarna hitam. Dengan cekatan, Edo meraih salah satu payung dan mengibaskan tangan agar para bodyguard menjauh.

Kini keduanya bernaung di payung yang sama, keduanya berdiri saling berhadapan. Tatapan mata Edo menatap dalam penuh harap pada wajah Tania yang terlihat begitu cantik malam itu.

Sedetikpun Edo tidak berkedip, tidak pula melepaskan pandangannya. Kedua mata mereka bertemu pandang. Edo juga nampak begitu menawan dengan balutan slim fit jas formal double button berwarna hitam miliknya.

"Kamu terlihat berbeda," desis Tania di telinga Edo, dengan suara lirihnya.

Edo tidak bergeming, kecuali dua bola matanya bergerak-gerak terus menatap gadis cantik di depannya.

"Aku menikmati senyumnya, seperti embun yang menetes di pagi buta. Sejuk kurasakan angin ketenangan, yang setidaknya sedikit buatku lupa akan kenangan. Aku kini bisa tersenyum, kenangan pedih yang aku rasakan mulai memudar," batin Edo Mahardika berkaca-kaca.

"Edo, ajak masuk! Sampai kapan kalian berdiri di bawah guyuran hujan!" teriak seorang wanita, terlihat begitu anggun dan elegan dengan gaun terlihat berkelas.

Keduanya terperanjat, lalu berjalan beriringan memasuki mansion. Buku jemari Edo meraih jemari lentik Tania. Seketika, kehangatan menenangkan dirasakan oleh Tania. Ia melirik ke arah Edo dan menampakkan senyuman tipis. Edo pun membalas senyuman itu, sambil terus melangkah masuk.

Kedua orang tua Edo berdiri menyambut, keduanya tertegun menatap sosok Tania. Ia tidak menyangka putra bungsunya yang baru saja mengalami luka pada hatinya, akan membawa perempuan yang jauh lebih cantik dari mantannya.

"Hay Tante, Om ... nama saya Tania," sapa Tania, gadis tersebut mencium punggung tangan kedua orang tua Edo bergantian.

Keduanya memaku menatap Tania, bukan tanpa alasan. Gadis yang terlihat dengan penampilan modern dan berkelas masih mengutamakan sopan santun kepada orang tua. Biasanya gadis modern kebanyakan hanya mencium pipi kanan dan kiri tetapi Tania masih berpegang teguh pada tradisi. Tania terlihat berbeda, membuat keluarga Edo kagum melihatnya.

"R-raya, mamanya Edo." Raya bicara hingga tergagap. Tidak biasanya ia merasa kurang percaya diri seperti ini.

"Aku Gerry, papanya Edo," ucap pria tampan yang kira-kira berusia paruh baya keturunan Belanda, dengan rambut bergelombang dengan warna cokelat blonde.

Tania membalas dengan anggukan kepala sembari tersenyum.

"Aku seperti pernah bertemu sebelumnya, tetapi di mana ya?" Ah ... aku semakin gila.

Raya terus mengamati Tania, matanya bahkan terus menjelajah dari bagian atas tubuh hingga ke ujung kaki.

Edo terlihat bahagia, Raya dan Gery terasa senang melihat kebahagiaan kembali hadir di hidup putra bungsunya. Terlihat jelas Edo menyukai Tania dari raut wajah yang ia tampakkan.

"Ma, aku mau ngobrol sebentar sama Tania," ucap Edo berpamitan.

"Ya, kamu pelit Edo ... mama masih pengen banyak berbincang. Oke deh, jangan lama-lama sebentar lagi waktu makan malam. Kita tunggu di meja makan," jawab Raya kemudian.

Edo melenggang pergi, sambil menggenggam tangan Tania menuju ruang tengah. Ruangan yang begitu luas, dengan furniture bergaya Eropa. Terlihat begitu mewah dan elegan, corak putih yang didominasi oleh warna cokelat dan gold menciptakan suasana ruangan nyaman. Terasa takjub ketika memandang.

"Tania, aku ingin mengatakan sesuatu ... ini alasan aku kenalin kamu sama keluarga aku," ucap Edo. Kedua tangannya menggenggam kedua telapak tangan Tania.

Tania mengerutkan keningnya, ia mendengarkan dengan serius. Ucapan Raffa sebelumnya kembali berdengung di telinganya.

"Bagaimana jika semua yang aku pikirkan benar?" batin Tania, ia semakin gelisah dan bertanya-tanya.

"Katakan saja, aku sudah tak sabar menunggu," jawab Tania.

"Mungkin ini tidak mudah, tetapi ini yang aku rasakan. Aku sebelumnya pernah memiliki kekasih, tetapi saat aku hampir melamarnya, dia memilih kakak ku dan bertunangan dengan dirinya. Hatiku hancur, aku hanya ingin membuktikan bahwa aku bisa mendapatkan ganti yang lebih baik." Edo menjelaskan dengan hati-hati.

"Dan ...." Tania penasaran kelanjutan kata-kata Edo.

"Menikahlah denganku," ucap Edo, ia menatap dalam dan penuh harap.

Seketika dada Tania serasa sesak, pemuda di depannya itu memang susah ditebak. Baru saja bersikap sebagai seorang teman, kini malah meminta menikah. Sekejap pula ia mengurungkan niatnya. Tania yakin kalau Edo takut mengalami penolakan.

"Aku mencintaimu kamu Tania, mungkin kamu hanya menganggap semuanya candaan. Akan tetapi, tidak bagiku. Aku merasa kamu berbeda, jika tidak ingin buru-buru menikah mari kita mulai dengan menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih," jelas Edo.

Wajah Tania berubah pucat pasi. Ia terlihat berpikir sejenak, setelah itu ia menghembuskan napasnya yang terasa berat dan mulai terasa sesak. Namun, ia juga tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan.

"Kita jalani sebagai sepasang kekasih saja dulu, Edo ... maafkan aku. Sungguh, aku tidak berniat menyakiti hati kamu sedikit pun. Hanya saja aku butuh waktu," jawab Tania.

"Tidak apa-apa, aku mengerti. Ayo ke meja makan, keluargaku pasti telah menunggu." Edo menuntun Tania menuju ke ruang makan, yang lebih pantas disebut restoran bintang lima.

Tania terpukau dengan semua ornamen yang disuguhkan. Semua barang-barang terlihat berkelas

Edo memperlakukan Tania dengan sangat baik dan spesial, ia menyeret kursi yang akan diduduki oleh Tania.

Seketika Tania duduk, seorang maid mendekat untuk mengambil clutch bag yang dipegangnya.

"Permisi, Nona! Kami simpan barang anda selagi menyantap hidangan makan malam. Tenang saja, kami akan menjaganya dan aman," tukas maid tersebut.

Tania menyodorkan clutch bag miliknya, ada rasa takut tasnya digeledah. Sebab ia belum sempat menghapus percakapan bersama Raffa sebelumnya.

"Kita tunggu, satu anggota keluarga dulu," ucap Gerry.

Bibir Edo melengkung sempurna seketika. Ada rasa bangga, atau bahkan rasa ingin balas dendam yang sengaja ingin ia tampakkan pada sang kakak.

Suara langkah kaki berdentum menyentuh lantai berjalan mendekat, membuat Tania menoleh ke arah sumber suara. Betapa terkejutnya Tania, saat mengetahui pria yang disebut Edo sebagai seorang kakak tidak lain adalah Milan Mahardika.

Mata Tania membulat sempurna, entah kenapa ia seakan menyesali telah menerima tawaran Edo sebagai seorang kekasih. Hatinya kini terasa nyeri dan berontak.

Tanpa disadari Tania refleks berdiri, Milan pun terkejut mendapati Tania berada di sana. Gadis yang sebelumnya selalu membuat hatinya selalu berdebar, dan satu-satunya gadis yang mampu membuatnya tidak bisa tidur nyenyak di malam-malam setelah perjumpaan ternyata justru ada di depannya.

Bersambung ...

🌟 Terimakasih banyak sudah berkenan mampir membaca karyaku. Semoga kalian juga sudi memberi jempol dan meramaikan kolom komentar ya, biasanya sebelum menulis saya suka baca komentar-komentar lucu dari kalian. Semoga banyak inspirasi. Salam hangat Lintang untuk kalian.

Salam cintaku.

Lintang (Lia Taufik).

1
Nina_Melo
Semangat Kak, jangan berhenti menulis. Tulisanmu bagus
ros
X nk lanjutkan k thor
mahdalena pulungan
ya habis akhirnya/Silent//Silent//Silent/
mahdalena pulungan
terbawa emosi lanjuuuut/Facepalm//Facepalm/
mahdalena pulungan
keren😁😁😁😁🥰🥰🥰🥰
Mhercye DG
thor mana lanjutanx
Mhercye DG
Raffa jangan mati dulu dong thor😢
Rina Yulianti
sayang banget....cerita sebagus ini minim like
Wida Yanti
ceritanya menarik,penuh teka-teki
Lintang Lia Taufik: Terimakasih Kak, silahkan mampir juga di "Bunga Desa Terdampar di Kota & Cinta Tabu" jika berkenan.
total 1 replies
Samantha
Selalu suka karyanya
Teddy
Genre yang beda, tapi tetep seru
Magic Lightning
crazy up
Black Blink
amazing
Eli Supriatna
mau di bawa kemana ini,,,
Yu Fi
rafa ini kyknya kakak kandung edo deh lah tania alat buat ngehancurin milan
Rusie Abdullah Ibu Kidorin
mampir ah ada beladirinya..
Erlinda
Tania kamu kok ceroboh sekali seharus nya dlm kondisi mu yg seperti ini kamu harus bersikap tenang ga perlu sesumbar kamu kan ga tau siapa kawan dan siapa lawan jgn gegabah dong
Ami
up pokoknya up, ga bisa tidur nanti
Ami
up thor
Ami
cemunguth
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!