Aiu Himmler harus menanggung semua atas apa yang dia lakukan di masa lampau. Tak punya belas kasih dan sombong waktu duduk di bangku sekolah berimbas pada kehidupannya setelah dia mulai bekerja.
Dulu ada seorang murid laki laki pindahan dari korea, penampilannya bisa di bilang di bawah rata rata. Gemuk sipit dan semua yang berbau bau aneh melekat pada dirinya. Kang Joong Woo, dia laki laki yang tak pernah mengenal rasa benci kepada sesama, penuh dengan belas kasih dan kebaikan.
Namun semua itu berubah karena perlakuan Aiu terhadapnya.
Dia di buly habis habisan setelah berani menyatakan perasaannya kepada Aiu.
Di situlah Joong Woo yang selalu menebar senyum, seketika tak pernah terlihat sama sekali.
Beberapa tahun kemudian Aiu di pertemukan kembali dengan Joong Woo yang sudah berubah.
Tetapi Aiu di tuntut untuk merubah penampilannya di depan Joong Woo.
"Kau pasti akan menyesal ketika tahu siapa perempuan ini sebenarnya"
Apa yang sebenarnya terjadi?
Baca kisah mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AMaeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perhatian
Bruugh!!
Mereka berdua teridam tangan Aiu masih bertahan di tempat semula, bola matanya begerak melihat sepasang mata tajam yang menatapnya dengan lekat.
Ekspresi wajah Joong Woo terlihat datar sementara Aiu terkejut panik hingga membulatkan matanya. Wajah mereka sangat berdekatan sampai hidung mereka saling bersentuhan dan nafas saling bersahutan.
Aiu yang masih terkejut tak sadar bahwa tubuhnya menindih tubuh Joong Woo yang ada dibawahnya. Jeong woo yang merasa tertekan karena berat tubuh Aiu berdehem sengaja membuat Aiu sadar.
"Oh maaf Presdir" Aiu kemudian segera beranjak menjauh dari Joong woo, tapi tentu saja ketika lututnya harus ditekuk dan menahan tubuhnya, Aiu kembali merasakan sakit di sana.
"Aduh!" Aiu duduk di lantai sembari meluruskan kakinya yang sakit.
Sementara Joong Woo duduk sembari merapihkan jasnya yang terlihat berantakan.
Kini pendangannya tertuju ke arah wajah Aiu dia melihat seolah perempuan itu benar-benar menahan rasa sakit.
"Naiklah ke kursimu" perintahnya dengan nada tenang.
"Ya?? Kenapa presdir?" Aiu kebingungan, sesekali dia terlihat membenarkan kacamatanya yang hampir merosot ke tengah hidung.
Beruntung hidungnya mancung jadi kacamatanya tak merosot sampai ke bawah.
Tak ingin mengulangi perkataannya lagi maka Joong Woo kemudian meraih tubuh Aiu dengan kedua tangan yang dia letakkan di sisi kanan dan kiri pinggang perempuan itu.
"Eh Presdir" Aiu kalang kabut saat Joong Woo mengangkat tubuhnya dan sengaja memaksa dirinya duduk kembali di kursi.
Ayu dibuat berdebar dadanya untuk yang kesekian kalinya jantungnya terasa berdesir saat dengan mudahnya Joong Woo mengangkat tubuhnya seolah tak ada beban.
Dan saat Aiu duduk di kursinya Joong Woo kembali berlutut dihadapan perempuan itu dia meraih kaki Aiu yang terluka.
"Presdir" Aiu membungkuk meraih tangan Joong Woo mencoba menghentikan laki laki itu.
Joong Woo terdiam dia sempat melihat ke tangan Aiu yang mencengkeram lembut pergelangan tangannya.
Aiu sadar kemana arah pandangan Joong Woo, dia pun kemudian perlahan melepaskan tangannya.
"E, mmm... maaf Presdir."
Joong Woo mengangkat kepalanya dan terpaku saat menyadari wajah Aiu tepat berada di depan matanya, jarak yang sungguh terlalu dekat terlihat posisi seperti seseorang yang ingin berciuman.
Aiu membulatkan matanya lebar dia segera menarik tubuhnya kebelakang.
"Itu Presdir, Anda akan menyentuh kaki saya" ucapnya gugup, hal itu membuat Aiu tersanjung seorang pimpinan perusahaan besar mau menyentuh kaki bawahannya.
Aiu benar-benar dibuat terharu.
"Kau diam saja!" Joong Woo berucap dengan nada dingin.
Laki-laki itu membuka obat yang sebelumnya telah dibeli di minimarket.
Ayu sempat berpikir dari mana juga Joong Woo mendapatkan obat itu akan tetapi ketika dia teringat bahwa Joong Woo sempat meminta Min Joon untuk menghentikan mobilnya di tepi jalan waktu itu dan Joong Woo masuk ke dalam minimarket ternyata dia saat itu sedang membeli obat oles untuk luka di lututnya.
"Bagaimana bisa laki-laki ini sejak dari dulu tidak berubah sedikit pun kebaikannya?" gumam Aiu dalam hati.
"Bahkan sampai detik ini dia masih memperlakukan orang lain dengan sangat baik dan penuh perhatian, tapi jika dia tahu aku adalah Aiu, orang yang pernah membulinya dulu apakah Joong Woo masih akan tetap berlaku baik padaku seperti ini?" tambahnya dalam hati.
Joong Woo sadar Aiu sedang menatap kearahnya tetapi dia diam dan berpura pura tak mengetahuinya.
"Maaf" ucap Joong Woo ketika dia menaikkan sedikit rok yang Aiu menutupi lututnya.
Aiu terlihat sangat malu dia tak nyaman duduk di kursi sementara Joong Woo berlutut dihadapannya.
"Astaga bagaimana ini bisa berubah menjadi kebiruan seperti ini?" ucap Aiu dengan lirih ketika dia melihat lututnya berubah menjadi berwarna biru kehitaman.
"Kalau kau tidak mengobatinya mungkin besok luka ini akan membengkak!" Joong Woo berucap sembari mengoles obat ke lututnyanya.
"Terima kasih Presdir" ucap Aiu dengan penuh rasa terharu. Seumur umur ini pertama kali Aiu mengucapkan terima kasih secara tulu.
"Jangan berpikir lebih! aku hanya ingin lututmu cepat sembuh karena kalau tidak kau tidak akan bisa bekerja dengan baik karena kedepannya banyak pekerjaan yang harus kau lakukan!"
Seketika hati Aiu yang sempat luluh dibuat jengkel oleh ucapan Joong Woo.
"Ternyata ada yang berubah dengan laki laki ini, kenapa dia menjadi orang yang sangat menjengkelkan sekarang!" gumamnya.
"Kau mengatakan sesuatu?" ucap Joong Woo seketika.
"E... tidak Presdir, saya tidak mengatakan apa pun."
Laki-laki itu kemudian beranjak berdiri setelah mengoles obat di lukanya.
"Pakai ini sampai lukamu membaik!" Joong Woo meletakkan obat olesnya di atas meja.
Laki-laki itu kemudian berjalan dan kembali ke ruang kerjanya akan tetapi dia sempat memaku tubuhnya menoleh ke arah Aiu dan berucap.
"Cepat selesaikan pekerjaanmu, besok pagi aku harus melihat laporan itu di meja!" Joong Woo kemudian melangkah kembali masuk kedalam ruangannya.
Aiu manghela nafas panjang dia mendorong tubuhnya ke belakang bersandar di sandaran kursi.
"Hampir saja aku terhanyut dengan kebaikannya tapi ternyata semua itu karena pekerjaan??" Aiu bergidik menyadarkan diri sendiri karena sesaat dia hampir terbuai dengan kebaikan laki-laki itu.
***
Tempat itu sudah sangat sepi para pegawai semuanya sudah kembali karena jam kantor sudah habis namun di sana masih tertinggal Aiu yang sedang menyelesaikan laporan serta Joong Woo yang ada di dalam ruang kerjanya.
Joong Woo menutup map terakhirnya dan dia meletakkan map itu di atas tumpukan map lainnya, dia beranjak berdiri dari kursi berjalan ke sisi lain untuk mengambil jas lalu memakainya. Di saat itu pandangan matanya tertuju ke arah Aiu yang masih terlihat sibuk menyelesaikan laporan.
Joong Woo menghela nafas panjang sementara tangannya sibuk mengancingkan jasnya. Laki-laki itu melangkah menuju pintu dengan pandangan yang tak pernah lepas dari Aiu.
Joong Woo membukanya kemudian melangkah keluar dan dihadapkan langsung dengan Aiu yang berada di meja kerjanya.
Aiu terkejut dia langsung berdiri menundukkan kepala memberi hormat kepada jamu.
"Presdir, Anda sudah mau kembali? mohon hati-hati di jalan" ucap Aiu dengan tenang, padahal saat itu dadanya terus berdebar kencang.
Pandangan mata Joong Woo tak pernah lepas dari Aiu dia hanya menganggukkan kepala kemudian pergi meninggalkannya. Aiu menghela nafas panjang menjatuhkan tubuhnya kembali ke tempat duduk, dia pun segera menyelesaikan pekerjaannya karena waktu juga sudah larut malam.
***
Di parkiran Joong Woo tengah bersiap-siap pulang dia sudah memakai sabuk pengaman dan menyalakan mesin mobilnya. Namun ketika ingin menginjak pedal gas mobil dia melirik ke arah spion yang menghadap ke arah pintu lobby.
Joonh Woo mengalihkan pandangan ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangannya dan waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.
Joong Woo juga sudah sangat lelah tapi dia merasa tak tega ketika mengingat bahwa masih ada Aiu di dalam sementara jalanan sudah mulai sepi dan tak ada bus atau taxi yang lewat. Akhirnya Joong Woo memutuskan untuk menunggu.
Dia pun mematikan kembali mesin mobilnya.
Tak lama ketika dia sedang sibuk memainkan ponsel ujung matanya melihat bayangan Aiu keluar dari pintu dari cermin spion sebelah kiri. Joong Woo menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku jas lalu menyalakan mesin mobil dan menghampiri Aiu.
Aiu saat itu sedang berjalan keluar dari lobi.
Tin!
Aiu terperanjat kaget dia dikejutkan dengan suara klakson mobil milik Joong woo yang berasal dari arah belakang.
Aiu memutar tubuhnya, matanya silau karena pancaran lampu mobil milik Joong Woo sehingga dia tak bisa memastikan siapa orang yang ada di dalam mobil.
Joong Woo menghentikan mobilnya tepat di depan Aiu sehingga perempuan itu bisa memastikan siapa laki-laki yang berada di dalam mobil.
Aiu membungkuk melihat ke arah dalam ketika Joong Woo menurunkan kaca jendelanya.
"Presdir?" Ucap Aiu tak percaya melihat Joong Woo masih ada di tempat itu.
Padahal Aiu merasa Joong woo sudah berpamitan pulang sejak satu jam yang lalu.
"Masuklah aku akan mengantarmu pulang" Joong Woo berucap dengan nada dingin, laki laki itu tak pernah memperlihatkan raut wajah lain selain ekspresi datar di depan Aiu.
Semangat dan sehat sllu..
dia berkorban lagi untuk Joong woo
ayo Joong woo kejar Aiu ke jakarta...