Kita berdua saling menyayangi, tapi cinta kita hadir di waktu yang salah, kamu masih terikat dengan pertunanganmu.
Ingin aku membuka ikatanmu itu agar kamu bebas, tapi logikaku menolak, karena akan ada hati yang tersakiti.
Biar saja ku simpan cinta ini di dalam hatiku. Aku akan berpura-pura seakan-akan cinta itu tidak pernah ada
-Keizaa-
Alson ingin berpegang teguh pada janji yang telah Alson ucapkan kepada kedua orang tuanya. Untuk tidak mencintai wanita lain selain calon istrinya, Clarissa.
Yang tidak pernah terbayangkan oleh Alson sebelumnya adalah, cinta itu bisa datang kapan saja. Dan hati tidak bisa memilih pada siapa ia akan menjatuhkan pilihannya.
Alson tidak ingin bersikap egois dan merusak jalinan yang sudah ada sejak ia berumur enam tahun. Terlebih lagi ada hati yang akan tersakiti jika ia berpaling pada cintanya.
Biar saja ku habiskan waktu bersama Clarissa, sampai rasa cintaku pada Keizaa memudar dengan sendirinya, walaupun itu terlihat mustahil.
-Alson-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nicegirl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kalung
Sebelum masuk ke bab baru... Perkenalkan dulu sebelumnya visual baru kita... Sahabatnya Keizaa, gadis blasteran Indo-Rusia.... Enaknya dijodohin sama Kenzou atau Kenzie yaa? Yang jelas bukan Alson... Apalagi Keanu...😁
Tiara Karimova (Elina Karimova)
Bagaimana? Cantik yaa?😁
Keizaa dan Tiara, mirip yaa?
Alson tidak ikut Kenzou, Kenzie, Aliana dan Tiara, melainkan mengawasi Keizaa diam-diam dari belakang.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, disaat yang lain mencari-cari kado untuk Keizaa, Alson memilih mengawasinya dari belakang. Dari situlah ia tahu apa yang di sukai Keizaa.
Kalau Keizaa tidak jadi membelinya, maka Alson yang akan beli untuk kado ulang tahunnya nanti. Bukan berarti Keizaa tidak mampu membelinya, hanya saja gadis itu tahu mana yang lebih prioritas, dan tidak menghambur-hamburkan uang begitu saja.
Itu salah satu sifat Keizaa yang Alson suka. Disaat anak-anak sultan lainnya menghambur-hamburkan uang orang tuanya untuk pesta dan foya-foya, Keizaa memilih menyisihkannya untuk Panti Asuhan. Lebih dari sekali Alson mengantar Keizaa ke salah satu Panti Asuhan di luar kota selepas pulang sekolah.
"Aku sudah meminta Papi untuk mendirikan sekolah untuk anak-anak yang tidak mampu tapi berbakat. Dengan fasilitas kekinian, banyak bakat terpendam dalam diri anak-anak itu. Hanya saja tidak bisa tersalurkan karena mereka tidak memiliki dana." kata Keizaa saat itu, yang membuat hati Alson ikut tergugah.
Saat itu mereka sedang melihat anak-anak panti yang sedang berlarian di padang rumput, bermain sepak bola. Sedang anak-anak perempuan ada yang bermain lompat tali, engklek dan ular tangga.
Keizaa menghela nafas panjang, "Mereka jiwa bebas yang aku inginkan, terkadang melihat mereka bersenang-senang seperti itu saja sudah membuat aku ikut senang. Dan ikut merasakan kebebasan mereka." lanjut Keiza, rambut panjangnya bergerak bebas karena hembusan angin yang lumayan kencang.
"Kamu tidak bisa menyalahkan orang tuamu karena terlalu mengkhawatirkanmu Snow. Apa kamu lupa kalau kamu pernah hampir di culik." ujar Alson sambil membuka jaket kulit hitamnya, dan melampirkannya ke pundak Keizaa.
Alson mengeluarkan rambut panjang dan halus Keizaa yang masuk ke dalam jaketnya, lalu memainkannya sebentar sebelum akhirnya menjauhkan tangannya.
"Iyaa aku tahu, Oppa. Itu makanya aku tidak marah pada Mommy dan Papi, karena semua juga demi kebaikanku. Lagipula aku sudah mendapatkan kebebasan itu di sini, aku benar-benar merasa damai di sini. Terkadang kalau aku sedang suntuk aku selalu ke sini." sahut Keizaa.
Ia mendongakkan wajahnya sambil memejamkan kedua matanya, menikmati semilir angin yang mengenai wajah putihnya, dan membiarkan angin yang berhembus itu merusak tatanan rambut indahnya.
"Jangan beritahukan siapapun tentang tempat ini, hanya kamu dan Upin Ipin saja yang tahu. Aku sudah mengancam Upin Ipin juga untuk tidak memberitahu pada siapapun." tegas Keizaa sambil masih tetap memejamkan matanya.
Tepukan Ipin di bahu Alson membuyarkan lamunannya, dan Alson langsung mencari-cari sosok Keizaa yang sudah hilang dari pandangannya.
"Dimana Nona Zaa?" tanya Alson panik.
"Di toilet tuan muda, bersama Upin." jawab Ipin, dan Alson langsung menghela nafas lega.
"Nona muda mengincar sebuah kalung di toko itu, tapi entah kenapa dia tidak jadi membelinya. Dan ini saya sudah memotretnya tuan muda." seru Ipin sambil memperlihatkan foto kalung yang ia maksud.
"Kirim via chat ke nomorku." pinta Alson dan Ipin mengangguk, lalu Alson melihat Keizaa yang baru keluar dari lorong toilet, "Itu nona Zaa sudah keluar, cepat sana jaga dia lagi."
Setelah mengangguk, Ipin langsung lari menghampiri Keizaa dan rekannya, Upin.
Setelah mereka jauh dari toko perhiasan yang di maksud Ipin, Alson langsung masuk ke toko itu, dan mencari kalung yang di foto Ipin tadi.
Kalung ini memiliki liontin yang menyatu dengan kalungnya, berbentuk sayap dengan taburan berlian di atasnya. Bagian tengah liontin dihiasi dengan batu kristal yang memberikan kesan romantis dan glamour.
"Kalung ini cocok untuk pasangan anda Tuan, karena terdapat tekhnologi proyeksi pada bagian tengah kristal ini." jelas pramuniaga toko itu dengan nada sopan.
"Proyeksi?" ulang Alson.
"Mari saya tunjukan cara melihat tulisan di dalam batu kristal ini." seru pramuniaga itu sambil mengeluarkan kalung tadi dari raknya.
Pramuniaga itu mematikan sebagian lampu toko, sebelum mengarahkan flash handphonenya ke lensa kalung yang memiliki permukaan datar, dan mengarahkannya ke dinding seperti projektor.
Lalu Alson tercengang dengan penampakan tulisan di dinding toko itu. Tulisan I Love You dalam seratus bahasa.
"Atau anda juga bisa melihatnya dengan cara ini." lanjut pramuniaga itu sambil mengarahkan kamera handphonenya ke lensa kalung yang memiliki permukaan cembung.
Dan terlihat di layar monitor handphone pramuniaga itu, tulisan yang sama dengan yang ada di dinding tadi.
"Apa wanita yang tadi ke sini sudah mengetahui kelebihan dari kalung ini?" tanya Alson sambil mengamati kalung itu dengan teliti.
"Wanita cantik dengan seragam SMA tadi yaa? Tidak, dia belum mengetahuinya. Awalnya wanita tadi tertarik dengan kalung ini, dan cukup lama memegangnya dengan mata berbinar, tapi saya belum sempat menjelaskan karena wanita itu terburu-buru pergi mau ke toilet katanya. Tapi sampai sekarang belum kembali." jawab pramuniaga itu.
Aku ingin membelikannya untuk Keizaa, tapi kata-kata i love you itu tidak cocok untuk hubungan kami. Aku dan Keizaa kan tidak saling mencintai. Dan dia bukan pasanganku.
Alson meletakkan kembali kalung itu ke atas rak kaca, lalu balik badan. Tapi ia kembali ragu-ragu.
Aku harus cari kado apa lagi selain yang satu ini. Jelas-jelas Keizaa tertarik dengan kalung ini. Ia pasti akan senang kalau aku memberinya kado ini. Bukannya tadi Keizaa minta kado istimewa dariku?
Tapi kata-kata itu, Keizaa bisa salah paham nantinya. Dikira aku menyukainya lagi, k**alau begitu cari yang lain saja.
Setelah membulatkan tekad, Alson beranjak ke arah pintu keluar toko, tapi sekali lagi langkahnya terhenti, kembali terjadi perang batin di dalam dirinya.
Keizaa menginginkan kalung itu, bagaimana aku bisa menolaknya? Walaupun dia tidak minta padaku, tapi sekarang aku sudah tahu kalau Keizaa menginginkannya.
Ahh persetan dengan kata-kata itu, toh Keizaa tidak tahu kan kalau ada tulisan di dalam batu kristal itu.
"Tidak jadi ambil Tuan? Kami hanya produksi satu saja untung kalung jenis ini, hanya untuk pasangan yang beruntung." seru pramuniaga itu lagi, masih mencoba membujuk Alson.
Alson kembali balik badan, "Baiklah, saya ambil yang satu ini, benar tidak ada kalung yang sama dengan yang ini?"
Pramuniaga itu mengangguk dengan penuh keyakinan, "Tuan bisa menuntut toko kami kalau ternyata itu tidak benar."
"Saya titip di sini dulu yaa, nanti saya ambil." kata Alson setelah menyelesaikan pembayaran.
"Baik Tuan, terima kasih sudah berbelanja di toko kami." ujar Kasir toko itu.
Untung saja Keizaa sedang sibuk menatap handphonenya saat Alson keluar dari toko perhiasan itu, dan mendapati Keizaa sedang melangkah ke arahnya.
Alson langsung bergegas mendekatinya, "Sudah menemukan yang kamu cari?" tanya Alson, Keizaa mendongak dari handphonenya.
"Oppa, ini aku sedang menuju toko itu. Aku ingin membelinya sebelum kita pulang." jawab Keizaa sambil menunjuk toko perhiasan tadi, dan langsung memasukinya.
"Mba, aku mau kalung yang tadi dong." seru Keizaa pada pramuniaga yang melayani Alson tadi.
Pramuniaga itu menatap Alson, dan Alson menggeleng pelan ke pramuniaga itu, mengisyaratkan pramuniaga itu untuk tidak memberitahu Keizaa kalau Alson lah yang sudah membelinya.
"Maaf Nona, tapi kalungnya sudah terjual. Tidak lama setelah Nona keluar dari toko ini." sahut pramuniaga itu yang untungnya mengerti isyarat Alson tadi.
Alson mendengar desahan nafas kecewa Keizaa, dan langsung tersenyum tipis.
Belum waktunya kamu mendapatkan kalung itu, Snow. ujar Alson dalam hati.