Satu minggu yang lalu Rolan hanyalah seorang kurir biasa. Kemudian dia mendapatkan sepasang mata sakti dari langit yang membuatnya memiliki kemampuan yang luar biasa.
Penglihatannya mampu menembus pandang, punya kemampuan medis yang luar biasa, dan kekuatan ahli beladiri.
Bangkit dan merubah takdir dengan mata sakti miliknya. Rolan kini juga menjadi sosok besar dan berpengaruh.
Banyak wanita jatuh hati dan tergila-gila kepadanya, sehingga membuatnya bingung harus memilih yang mana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 29 MENYATAKAN PERASAAN
Dua jam kemudian, Rolan dan Melodi sedang berada di kamar. Mereka berbaring di satu ranjang yang sama dengan menggunakan guling sebagai pembatas saja.
Kedua orang tua melodi sudah setuju dengan hubungan mereka. Bahkan Lestari ibu Melodi sudah mendesak mereka untuk segera menikah.
Kedua orang tua Melodi sudah tidak sabar untuk segera memiliki cucu. Alhasil Rolan di paksa untuk menginap dan tidur di kamar Melodi.
Mereka berdua juga akan segera menikah, dengan begini tidak lama lagi cucu mereka akan segera lahir, itu yang ada di pikiran Januar dan Lestari.
"Rolan, aku tidak menyangka semuanya malah jadi seperti ini," ujar Melodi.
"Mau bagaimana lagi, jika aku menolaknya, pasti mereka akan curiga dengan hubungan kita," balas Rolan.
Sementara itu, di luar kamar mereka, rupanya ada Januar dan Lestari yang sedang menguping di sana.
"Bagaimana, apa yang kamu dengar?" tanya Lestari dengan pelan.
"Tidak ada suara apapun," jawab Januar.
"Aku tidak percaya sepasang pria dan wanita, di satu kamar yang sama tidak melakukan apapun," ujar Lestari.
"Teman-teman ku suda pada memiliki cucu, kalau begini kapan giliran ku," sambung Lestari.
Lestari juga menempelkan telinganya di pintu kamar untuk mendengar apa yang ada di dalam kamar.
Mata sakti Rolan juga mulai mengirimkan suatu sinyal di benaknya bahwa ada orang yang sedang mengawasinya.
Rolan juga mengeluarkan kemampuan tembus pandangnya. Betapa terkejutnya Rolan mendapati Januar dan Lestari yang sedang berada di balik pintu.
"Kedua orang ini benar-benar..." pikir Rolan.
Rolan juga menyampaikan hal ini kepada Melodi dengan suara yang pelan bahwa kedua orang tuanya saat ini sedang menguping mereka di balik pintu.
"Apa..." tentu saja Melodi terkejut.
Melodi melihat ke celah yang ada di bawah pintu dan mendapati bayangan yang bergerak. Melodi juga tahu bahwa itu adalah bayangan dari orang tuanya. Seketika Melodi juga langsung malu dengan tindakan kedua orang tuanya ini.
"Rolan, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Melodi dengan suara pelan.
"Menurutku mereka tidak akan pergi sebelum mendapatkan apa yang mereka inginkan," balas Rolan.
"Maksudnya?" tanya Melodi lagi.
Rolan juga mulai membisikkan sesuatu ke telinga Melodi. Wajah Melodi juga mulai memerah mendengarnya.
"Kita hanya bisa melakukan itu," ujar Rolan.
"Baiklah," balas Melodi tidak punya pilihan.
Kemudian Rolan meminta Melodi untuk berbaring, sementara Rolan juga langsung menimpanya. Rolan juga menghentakkan ranjang tempat tidurnya dengan lututnya, sehingga menimbulkan suara. Begitu juga Melodi yang ikut menghentakkan tubuhnya ke ranjang untuk menghasilkan suara.
"Melodi, kamu harus mengeluarkan suara juga, agar terdengar nyata oleh mereka!" ujar Rolan.
"Baiklah," balas Melodi.
Melodi juga mulai mengeluarkan suara mendesah yang terdengar begitu nyata sekali. Melodi seolah begitu menghayati adegan pura-pura ini.
Alhasil Rolan tampak tertegun memandang melodi yang ada di bawahnya. Ekspresi wajah Melodi ketika mendesah begitu sangat menggoda sekali. Rolan sebagai seorang pria normal juga menjadi gusar dan menelan ludahnya sendiri.
Sedangkan Lestari dan Januar yang menguping dari luar juga sangat puas sekali mendengar suara tersebut. Setelah itu, mereka berdua juga mulai pergi dari sana dengan tenang.
"Tampaknya mereka sudah pergi," ujar Melodi.
"Melakukan hal seperti ini ternyata cukup melelahkan juga," sambung Melodi menyeka keringat yang keluar di keningnya.
Melodi kemudian mendapati Rolan sedang menatapnya. Seketika Melodi juga mulai tersipu dan hatinya berdebar-debar.
"Melodi aku tidak menyangka kamu cantik sekali," ucap Rolan dengan sendirinya.
Rolan melihat keringat yang mengalir melewati leher Melodi membuatnya menelan ludahnya sendiri. Kemudian secara tiba-tiba saja Rolan langsung mencium bibir Melodi, sehingga membuat Melodi terkejut.
Rolan mencium dan mengecup bibir Melodi dengan begitu intens sekali. Jantung Melodi juga berdetak tidak karuan seperti genderang perang saja.
Rolan adalah pria yang dia sukai dan kini sedang mencium bibirnya. Melodi juga merangkul Rolan dan melayani kecupan dari Rolan.
Begitu melodi meladeni ciumannya, Rolan juga langsung tersadar. Rolan segera melepaskan ciumannya dan kembali ke posisinya.
"Melodi maaf, aku terbawa suasana," ujar Rolan berusaha tetap tenang.
Bisa-bisanya dirinya kehilangan kendali dan melakukan hal memalukan seperti itu, pikir Rolan.
Rolan berusaha untuk mengendalikan hasrat dalam dirinya. Hampir saja dirinya lebih kehilangan kendali dan berbuat kurang ajar terhadap Melodi.
Melodi sulit percaya dengan tindakan Rolan ini. Bagaimana bisa seorang pria berhenti di tengah jalan seperti ini, padahal dirinya sudah menyiapkan dirinya. Jika sampai terjadi hubungan, bukankah Rolan sudah tidak punya alasan lagi dan harus bertanggungjawab terhadapnya, pikirnya.
"Tapi tadi adalah ciuman pertamaku," balas Melodi mengeluh.
"Ya, aku benar-benar minta maaf," ujar Rolan merasa bersalah.
Melodi adalah sahabatnya sendiri, bagaimana mungkin dirinya melakukan hal seperti ini. Padahal dirinya sudah ada wanita yang dia sukai yaitu Amanda.
Pada dasarnya sebagian besar laki-laki tidak akan merasa puas hanya dengan satu wanita saja. Hal ini juga yang kelak akan membuat Rolan kesusahan dalam menentukan siapa wanita yang akan dia pilih.
Mereka berdua kini juga sudan kembali ke posisi tidurnya masing-masing. Mereka mencoba memejamkan matanya untuk tidur.
Esok harinya, Rolan juga telah kembali dari rumah Melodi, sedangkan Melodi sendiri di minta tetap tinggal di sana untuk beberapa hari oleh kedua orang tuanya. Orang tua Melodi masih merasa kangen terhadap Melodi karena sudah lama tidak pulang.
Malam hari, Rolan kini sedang makan malam di sebuah restoran bersama dengan wanita pujaannya yaitu Amanda.
Amanda malam ini terlihat begitu cantik sekali dengan menggunakan pakaian lengan panjang berwarna coklat.
"Rolan, kamu mengajakku makan malam bersama, apa ada yang ingin di katakan?" tanya Amanda.
"Itu..." Rolan sedikit kesulitan untuk mengatakannya.
Tampak keragu-raguan terlihat begitu jelas di wajah Rolan. Rolan kemudian menghela nafasnya dan memberanikan diri.
Kemudian Rolan mulai memegang telapak tangan Amanda dan menatapnya dengan serius.
"Amanda, aku sudah suka denganmu sejak lama, apa kamu juga suka terhadapku?" tanya Rolan dengan nada cepat dan serius.
"Kamu orangnya baik dan juga perhatian, aku juga suka," jawab Amanda.
"Kalau begitu mau tidak kamu jadi pacarku?" tanya Rolan dengan penuh harap.
Amanda terdiam sejenak, Rolan lumayan tampan dan baik juga. Sejujurnya banyak pria yang mencoba mendekatinya, namun hanya Rolan yang membuatnya merasa nyaman.
"Ehem, soal itu aku punya syarat untuk mu," ujar Amanda.
"Syarat apa?" tanya Rolan.
"Jika ingin jadi pacarku, kamu harus mendapatkan izin dahulu dari ayah dan juga abang ku," jawab Amanda.
"Kalau ayahku si orangnya gampang, lagi pula dia juga suka kamu, tapi abang ku orangnya agak susah dan sulit dekat dengan orang," sambung Amanda.
Amanda melanjutkan bahwa abang nya sangat menyayangi dirinya dan tentu saja ingin yang terbaik buat adiknya. Suatu hubungan bisa berjalan dengan baik apabila mendapat restu.
Amanda juga mengatakan bahwa abang nya merupakan seorang petugas di kota ini. Abang nya terkenal sebagai petugas dengan banyak prestasi dan di takuti oleh para penjahat.
"Jika aku sudah mendapatkan izin dari ayah dan abang mu, berarti kamu bersedia untuk menjadi pacarku?" tanya Rolan.
Amanda menganggukkan kepalanya dan kemudian meminum jus jeruk di gelasnya.
"Baik, aku yakin pasti bisa mendapatkan izin dari mereka," ujar Rolan bertekad.
"Kalau begitu semangat!" Amanda tersenyum.
Esok harinya, waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Rolan sedang berjalan kaki karena motornya mogok dan di tinggal di bengkel.
"Sial sekali hari ini," ucap Rolan mengeluh.
Rolan sebenarnya ingin membeli mobil, namun uang dari hasil batu giok sebelumnya justru di curi oleh orang. Kini Rolan juga hanya memiliki uang beberapa juta saja.
Kemudian Rolan melihat sebuah tempat dengan banyak hiasan lampu berwarna-warni. Tempat itu adalah sebuah casino perjudian yang ada di kota ini.
Seketika muncul di benak Rolan pikiran untuk menghasilkan uang dengan cepat. Dirinya memiliki mata sakti yang mempunyai kemampuan tembus pandang, seharusnya bisa menghasilkan uang dengan mudah di sana, pikir Rolan.
yg panjang ceritanya thor, , hancurkan dominic...💪💪🔥🔥🌹